Hati Mengikuti Cahaya
Hati Mengikuti Cahaya
Ekspresi Yaya dan rekan-rekannya tampak muram. Apakah kultivator tingkat Renhuang ini juga berniat menangkap Ye Futian?
Ye Wuchen kembali berdiri dari permukaan tanah. Dia memegang pedang itu dengan kedua tangannya, dan cahaya semerah darah terpancar dari matanya yang dalam.
Pada saat ini, tampaknya dia telah kehilangan kesadaran, dan aura pedang itu menerjang ke dalam tubuhnya tanpa henti dan melahapnya. Dia sepertinya telah menjadi bagian dari pedang tersebut; tidak hanya itu saja, semua aura mengerikan yang mengalir di sekelilingnya juga masuk ke dalam tubuhnya.
Disertai dengan suara raungan, tubuh Ye Wuchen telah dilahap. Saat ini, tubuhnya diselimuti oleh seorang iblis yang sesungguhnya. Iblis itu menatap sang Renhuang dari Istana Surgawi Violet, dan pedang di tangannya juga mengeluarkan suara keras dan bergetar.
"Kau telah mengorbankan dirimu pada iblis!"
Sang Renhuang dari Istana Surgawi Violet berteriak pada Ye Wuchen dengan nada serius. Bahkan suaranya mengandung aura petir yang mengerikan dan ingin menembus tubuh iblis tersebut, tetapi upayanya itu berakhir sia-sia.
Ye Wuchen masih berdiri di tempatnya. Renhuang dari Istana Surgawi Violet itu tidak punya pilihan selain mengabaikan keinginan Zhan Yuan. Dia harus berurusan dengan monster di depannya ini terlebih dahulu.
"Beri aku waktu sebentar," ujarnya pada Zhan Yuan. Dalam sekejap, kekuatan petir turun dari atas langit, dan tubuhnya kini berubah menjadi Hukum Petir, sama seperti seorang Dewa Petir yang sesungguhnya. Kemudian dia mengambil satu langkah ke depan, melintasi langit dan bergerak menuju tempat Ye Wuchen berada.
*Whoosh* Pada saat yang bersamaan, Sword Saint mengeluarkan pedang iblis miliknya. Kekuatan iblis yang mengerikan itu langsung menerjang ke arah tubuh Zhan Yuan. Yu Sheng, Zhu Zhao, dan Elang Angin Hitam juga melakukan hal yang sama. Karena mereka tidak bisa bertarung melawan Renhuang, mereka akan mengincar Zhan Yuan.
Semua ini terjadi karena dia.
Disertai dengan suara gemuruh, iblis Ye Wuchen melancarkan serangan pada sang Renhuang. Pedang itu langsung menembus tubuhnya, tetapi tubuh Renhuang itu hanyalah adalah aura petir belaka. Di sisi lain, aura petir itu juga menembus tubuh iblis tersebut. Tiba-tiba, iblis raksasa itu bergerak dengan panik. Cahaya petir yang tak berbatas telah menjerat tubuhnya, dan diikuti dengan suara keras, roh-roh iblis di sekitarnya meledak dan hancur hingga tak bersisa.
Sosok Ye Wuchen muncul dari ledakan itu tetapi tubuhnya kembali jatuh tak berdaya.
Namun, kondisi sang Renhuang juga tidak begitu baik. Tubuhnya diselimuti oleh arus kegelapan yang telah melahap sosok petirnya, sehingga membuat petir di sekitarnya meredup secara perlahan-lahan dan berusaha melahap aura petirnya secara keseluruhan.
Dia memandang ke arah Ye Wuchen dengan tatapan dingin.
"Bawa mereka pergi," Yaya yang duduk di permukaan tanah berkata pada sosok cantik di sebelahnya. Sosok itu menatap Yaya dengan sepasang mata yang indah namun tanpa emosi di dalamnya. Dia adalah wanita tercantik di Negeri Timur pada masa itu, Saint Glass.
"Pergilah ke jurang itu," ujar Yaya sambil memandang mata Saint Glass dengan tatapan datar. Saint Glass juga membalas tatapan matanya. Jika dia pergi ke jurang tersebut, apakah dia mampu bertahan hidup?
Apakah Yaya menyuruhnya untuk menjemput ajalnya sendiri?
Pada saat ini, hatinya berdebar kencang, dia tidak lagi terlihat tenang seperti sebelumnya.
"Bukankah kau selalu berusaha mendapatkan jawaban yang kau cari? Jika kau menemukannya, maka kau akan mati," ujar Yaya dengan nada datar, seolah-olah gadis yang tidak pernah tersenyum ini, yang selalu ditepuk-tepuk kepalanya oleh Ye Futian, kini telah berubah menjadi sang Pendekar Nether yang berdarah dingin dan kejam.
Tapi bukankah dia terlalu kejam?
Dia meminta Saint Glass untuk mati.
Saint Glass menundukkan kepalanya, menatap ke arah Ye Futian, namun pada saat ini, Ye Futian juga menatapnya. Saint Glass bertanya-tanya apa jawaban yang dia cari selama ini.
"Baiklah," jawabnya. Ketika kekuatan mengerikan itu tiba, dan sang Renhuang dari Istana Surgawi Violet semakin mendekat, dia meraih tubuh Ye Futian dan Xia Qingyuan dengan kedua tangannya. Melihat Ye Futian ingin bergerak, dia mengeluarkan aura es dan menyegel tubuh Ye Futian dengan hawa dingin, kemudian dia membawa mereka berdua langsung menuju jurang tersebut.
Sang Renhuang mengerutkan keningnya dan terus menerjang ke arah mereka, namun pada saat ini, sebuah matriks pedang yang menyilaukan bersinar melintasi langit, dan dalam sekejap, ribuan sinar dari cahaya pedang dikerahkan menuju sang Renhuang. Dengan kondisi terluka parah, Yaya menyelimuti sang Renhuang dengan cahaya pedang.
"Kau ingin cari masalah rupanya," ujar sang Renhuang dengan nada dingin dan terus bergerak ke depan. Cahaya petir yang dia keluarkan langsung menghancurkan cahaya pedang tersebut.
*Whoosh* Matriks pedang itu berusaha melahapnya hidup-hidup, dan sebilah pedang melesat dari bagian pusat matriks tersebut. Renhuang dari Istana Surgawi Violet itu mengangkat tangannya untuk memanggil Divine Thunder. Kekuatan Renhuang menyebar ke segala arah dan menghancurkan puluhan ribu pedang dalam sekejap, tetapi satu pedang itu terus turun ke bawah dan menusuk tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, arus kegelapan yang melahap tubuhnya menjadi semakin kuat, mengikis tubuhnya sedikit demi sedikit.
Dia berbalik dan mengamati sekelilingnya. Pada saat ini, Zhan Yuan juga telah dikepung. Semua lawannya sepertinya menyerangnya secara habis-habisan. Zhan Yuan telah terluka oleh serangan Ye Wuchen sebelumnya; kalau tidak, orang-orang dengan tingkat kultivasi rendah ini tidak mungkin bisa menjadi ancaman baginya.
*Boom* Kepalan tinju Zhan Yuan bertabrakan dengan Yu Sheng. Pada saat itu, Yu Sheng langsung mengepalkan tinjunya. Kekuatan petir yang dahsyat menjalar di tubuhnya dan melukai Yu Sheng, tetapi telapak tangan Yu Sheng masih dikepalkan dengan erat.
Pedang milik Sword Saint diayunkan ke depan. Sementara Zhan Yuan berteriak dan mengumpulkan Divine Thunder di telapak tangannya.
Elang Angin Hitam terbang menukik ke arah Zhan Yuan. Dia nyaris berubah menjadi sebuah peralatan ritual iblis, dengan sepasang mata yang dipenuhi dengan keinginan membunuh.
Zhan Yuan mengangkat kepalanya, dalam sekejap, cahaya petir yang mengerikan terpancar dari matanya, ditembakkan ke arah Elang Angin Hitam.
Pedang iblis milik Sword Saint membelah langit–darah bercipratan dan sebuah sayatan yang dalam dan berlumuran darah muncul di tubuh Zhan Yuan, tetapi lengannya juga menghempaskan tubuh Yu Sheng.
*Boom* Terdengar suara ledakan keras lainnya. Sebuah tongkat diayunkan ke bawah. Pada saat yang bersamaan, kekuatan petir terpancar dari tubuh Zhan Yuan, namun tubuhnya tetap terhempas ke kejauhan akibat kekuatan tersebut.
Ketika dia berhenti, Zhan Yuan menatap lengan dan tubuhnya. Dia melihat bekas darah yang mengejutkan, seolah-olah dia diserang oleh aura iblis. Saat ini, banyak arus kegelapan menerjang ke arahnya, dan ekspresinya tampak sangat muram.
"Mundurlah terlebih dahulu," ujar sang Renhuang dari Istana Surgawi Violet. Dia mengayunkan lengannya, dan matriks pedang itu dihancurkan dalam sekejap. Tubuh Yaya terguncang, darah bercipratan di atas langit, dan dia jatuh tak berdaya ke permukaan tanah. Sang Renhuang berubah menjadi kilatan petir dan menerjang ke arah Saint Glass dan Ye Futian.
Saat ini Saint Glass sedang berdiri di tepi jurang tersebut. Di dalam jurang yang tak berdasar itu, terdapat arus kegelapan yang tak ada habisnya, seolah-olah ada monster-monster purba yang tinggal di dalam sana, dipenuhi dengan bahaya yang tak ada habisnya. Jika kekuatan di dalam jurang ini terpancar keluar, bahkan sang Renhuang tidak akan berani tinggal lebih lama di sini.
Dia memandang ke arah Ye Futian sebelum dia melangkah ke depan dan melompat ke dalam jurang tak berdasar tersebut.
Dia berharap Ye Futian bisa selamat. Ye Futian tampaknya memiliki kemampuan beradaptasi yang baik di tempat-tempat berbahaya seperti ini, dan dia berharap hal yang sama juga terjadi kali ini.
Sang Renhuang tiba di tepi jurang, dan arus kegelapan yang tak terhitung jumlahnya menghampirinya. Ekspresinya tampak acuh tak acuh, lalu dia berbalik dan berubah menjadi kilatan petir. Wujudnya seperti akan menghilang, dan dia harus membawa Zhan Yuan pergi dari sini.
Pada saat ini, sekujur tubuh Zhan Yuan tampak berlumuran darah, dan keinginan membunuh terpancar dari kedua matanya.
"Ayo kita pergi," tiba-tiba terdengar suara sang Renhuang. Bayangan sang Renhuang muncul di dekatnya dan dia menggunakan sisa kekuatannya untuk melindungi tubuh Zhan Yuan dan melesat ke arah langit, membiarkan arus kegelapan yang mengerikan itu menggerogoti tubuhnya dan terus berusaha pergi meninggalkan tempat ini bersama Zhan Yuan di bawah perlindungannya.
Kultivator lainnya juga bergegas melarikan diri. Kekuatan penghancur dari area ini menjadi semakin kuat, dan tidak lama kemudian, hanya rekan-rekan Ye Futian yang masih berada di sana.
"Sebaiknya kita juga segera pergi dari sini," ujar Zhu Yan saat dia menghampiri Zhu Zhao. Pada saat ini, tidak mudah bagi mereka untuk melarikan diri dari tempat ini.
Zhu Yan meraung dan berubah menjadi wujud aslinya. Monster raksasa itu berdiri di permukaan tanah seperti sebuah gunung.
Zhu Zhao memandang ke arah jurang itu, tetapi Zhu Yan langsung menahannya, lalu dia bertanya pada Sword Saint dan yang lainnya, "Apakah kalian ingin pergi bersama kami?"
"Kalian bisa pergi duluan," ujar Sword Saint. Setelah itu Zhu Yan meraung, membawa pasukannya dan melesat ke atas langit, pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sword Saint mengangkat kakinya dan berjalan menuju jurang tersebut. Sekujur tubuh Sword Saint diselimuti oleh aura iblis; Yaya dan Ye Wuchen terluka parah; Ye Futian dan Xia Qingyuan telah masuk ke dalam jurang tersebut.
Bagaimana kondisi ketiganya?
Sekarang mereka harus pergi kemana?
Sword Saint menghampiri Yaya, mengangkat kepalanya dan bertanya pada Elang Angin Hitam, "Elang Kecil, apa Ye Futian baik-baik saja?"
Elang Angin Hitam berdiri di tepi jurang, sambil menatap ke bawah, dan berkata, "Mereka masih turun ke bawah."
Dia membalas tatapan mata Sword Saint dan berkata, "Saint Glass, sepertinya dia dalam bahaya."
Seberapa dalam jurang ini?
Sword Saint menundukkan kepalanya. Dia menancapkan pedang iblis pada permukaan tanah di sebelah Yaya, sambil memegang pedang iblis itu dengan satu tangan. Tiba-tiba aura iblis yang mengerikan menyebar di udara, mengusir semua roh iblis yang berada di sana. Tubuh Sword Saint diselimuti oleh aura iblis dan tampaknya dia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.
Yaya telah mengirim Saint Glass menuju ajalnya sendiri.
Namun, Yaya bertindak seperti itu untuk mencegah agar Ye Futian tidak dibawa pergi oleh musuh. Ye Futian memiliki terlalu banyak rahasia dan dia tidak boleh dibawa pergi. Jika dia dibawa ke Istana Surgawi Violet, maka dia akan tewas terbunuh.
Karena itulah, Yaya menyuruh Saint Glass untuk membawa Ye Futian ke dalam jurang tersebut, yang sama saja seperti menyuruh Saint Glass menjemput ajalnya sendiri.
Dia tahu bahwa Yaya telah membuat pilihan yang tepat. Ye Futian telah berkali-kali lolos dari situasi antara hidup dan mati, terutama dalam reruntuhan rahasia, kemampuannya bertahan hidup sangat mengagumkan. Jika dia masuk ke dalam jurang tersebut, masih ada kesempatan baginya untuk bertahan hidup, tetapi jika dia dibawa pergi, maka dia akan dibunuh. Dan itu juga menjadi alasan mengapa Yaya mengorbankan nyawanya untuk menahan pergerakan Renhuang itu.
Yu Sheng berjalan menghampiri Ye Wuchen. Pada saat ini, Ye Wuchen diselimuti oleh kegelapan. Dia tidak hanya terluka parah tetapi bahkan sosoknya tidak seperti dirinya sendiri.
Luka-luka yang diderita oleh Yaya dan Ye Wuchen adalah yang paling parah, dan itu bukanlah luka-luka biasa.
Yaya menggunakan sisa kekuatannya untuk menghentikan lawannya membawa Ye Futian pergi, dan Ye Wuchen, sebagai seorang Saint tingkat Proving Holiness, dia telah mencabut pedang itu dari Bukit Pedang dan memicu kekuatan iblis untuk memasuki tubuhnya. Bagaimana mungkin dia bisa menanggung semua rasa sakit itu?
Yu Sheng mendekati Ye Wuchen dan duduk bersila di depannya. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya berwarna emas, dan terdapat rapalan Buddha yang bergema di antara langit dan bumi. Aura emas dari sang Buddha menyelimuti tempat ini dan juga mengelilingi tubuh Ye Wuchen.
Di belakang Yu Sheng, cahaya sang Buddha bersinar terang, dan banyak patung Buddha bermunculan. Puluhan ribu Buddha berdoa secara bersamaan, sambil memancarkan cahaya Buddha yang menyilaukan. Segel Buddha berbentuk "卍" yang tak terhitung jumlahnya bermunculan dan terbang menuju tubuh Ye Wuchen.
Pada saat yang bersamaan, Yu Sheng merapalkan sutra [1][1], yang beresonansi dengan langit dan bumi, kemudian perlahan-lahan berubah menjadi kekuatan karma tertinggi, yang mencoba mempengaruhi Ye Wuchen. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Yu Sheng, dan dia hanya bisa berdoa agar Wuchen mampu melewati musibah ini.
Di sisi lain, Sword Saint sedang menatap ke arah Yu Sheng. Terdapat dua orang yang terluka parah dan mereka perlu dirawat. Dia akan mengurus Yaya, dan Yu Sheng akan mengurus Wuchen.
Dia mengangkat kepalanya dan memandang dunia yang tampak redup ini. Tampaknya tempat ini sekarang benar-benar telah menjadi sebuah gua iblis. Namun, meskipun mereka dikelilingi oleh kegelapan yang tak berbatas, hati mereka masih mengikuti cahaya!
---
[1] Sutra adalah jumlah tindakan seseorang dalam kehidupan di masa kini dan di masa lampau, yang dianggap sebagai faktor untuk menentukan nasib mereka di masa depan.