Kapan Kau Bertarung?
Kapan Kau Bertarung?
Semua orang tampak begitu tertarik pada apa yang sedang terjadi di atas panggung pertempuran.
"Benar-benar kekuatan yang luar biasa." Banyak orang tampak tercengang. Karena pertempuran telah mencapai tahap ini, hampir seluruh pertempuran yang terjadi merupakan pertemuan antara para kultivator tingkat atas. Para kultivator yang tersisa sangatlah kuat.
Hanya ada satu orang yang tampak naik ke udara di atas panggung pertempuran, dimana telapak tangannya diperkuat dengan kekuatan dari Jalur Agung, rentetan suara gemuruh terdengar di udara dan dia mengerahkan telapak tangannya menuju lawannya. Sosok yang menerima serangan itu tidak mampu bertahan lebih lama lagi dan tubuhnya terhempas dalam sekejap.
"18 kemenangan berturut-turut."
Banyak orang tampak kagum saat menyaksikan pemandangan yang terjadi di hadapan mereka.
Satu sosok bertubuh ramping yang mengenakan jubah berwarna emas berada di atas panggung pertempuran. Tatapan matanya tampak mengintimidasi saat dia berdiri tegak di udara.
18 kemenangan beruntun. Pemuda itu telah bertarung tanpa henti, tanpa mempedulikan siapa yang akan menjadi lawannya. Kepercayaan dirinya sungguh luar biasa.
Ditambah lagi, sudah ada pasukan-pasukan besar dari Dunia Atas yang mengajukan undangan mereka padanya.
Pria itu berasal dari Negeri Shangqin, namanya adalah Qin Cang.
Qin Cang kini berbalik dan melesat di udara kembali ke barisan kursi Negeri Shangqin. Banyak orang menghela napas lega. Ada banyak kultivator yang merasa bahwa mereka benar-benar tidak mampu menunjukkan kemampuan mereka jika Qin Cang berada di atas panggung pertempuran, karena mereka mungkin pada akhirnya akan dikalahkan olehnya.
Tidak mengherankan apabila Qin Cang adalah salah satu kultivator terkuat di bawah Saint Plane di Dinasti Dali.
"Luar biasa." Bahkan saat ini Raja Li memuji penampilannya. Banyak orang mengangguk setuju. Qin Cang memang sangat kuat dan dia sudah menyentuh Jalan Agung. Teknik Voidwalk dan Mudra of the Void miliknya juga sangat tangguh dan nyaris tidak ada seorang-pun yang mampu bertarung melawannya.
18 kemenangan beruntun yang diraihnya membuat para penonton yang berada di sekitar panggung pertempuran di Istana Raja Li menjadi tidak bisa berkata-kata.
"Bagaimana menurutmu?" Pada saat itu, Saint Fierce Wind, yang sudah cukup lama tidak berbicara, bertanya pada Ye Futian.
Dia mengetahui bahwa Ye Futian mampu menyentuh Jalur Agung. 'Apakah kau akhirnya menemukan seseorang yang layak untuk bertarung denganmu?'
"Dia lumayan kuat," ujar Ye Futian dengan nada datar. Dia juga telah menyaksikan bagaimana cara Qin Cang bertarung. Qin Cang adalah kultivator pertama yang telah menyentuh Jalur Agung di antara para kultivator yang telah bertarung.
Hanya ada segelintir kultivator seperti itu bahkan jika seseorang memeriksa seluruh penjuru Dunia Bawah dari Dinasti Dali.
Bagaimanapun juga, itu adalah kekuatan dari kultivator yang berada di puncak di bawah Saint Plane.
Mampu menyentuh Jalur Agung tanpa bantuan eksternal menunjukkan bahwa sebagian dari diri mereka telah menerobos ke tingkat Saint Plane.
Saint Fierce Wind tersenyum, dia merasa tertarik saat mengetahui bahwa seseorang sekuat Qin Cang hanya mampu membuat pendekar pedang muda itu berkata 'dia lumayan kuat'."
Sebenarnya seperti apa kategori kultivator 'kuat' baginya?
Namun pada saat ini, satu sosok lainnya muncul di atas panggung pertempuran. Banyak orang tampak terkejut, karena sudah jelas ada banyak orang yang mengenali identitas dari sosok yang baru saja muncul.
"Zuo Zhengdao dari Negeri Dongyang," gumam banyak orang. Dia memang Zuo Zhengdao dari Negeri Dongyang, dan dia sangat terkenal di negara asalnya.
"Apakah dia benar-benar seterkenal itu?" Beberapa orang bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Wajar saja jika tidak semua orang dari Sembilan Negara di Dinasti Dali mengetahui tentang Zuo Zhengdao.
"Dia dikenal sebagai orang nomor satu di bawah Saint Plane di Negeri Dongyang." Beberapa orang menunjukkan ekspresi serius di wajah mereka. Zuo Zhengdao naik ke atas panggung setelah Qin Cang pergi. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia bermaksud untuk bertarung melawan Qin Cang di babak-babak berikutnya.
Kedua kultivator itu mungkin akan bertarung setidaknya satu kali.
Banyak kultivator kini menjadi ragu-ragu saat mereka mengetahui bahwa Zuo Zhengdao adalah sosok yang terkenal. Namun, seorang kultivator dari Negeri Nanyue telah muncul di atas panggung pertempuran. Kedua matanya dipenuhi dengan energi saat dia menatap ke arah lawannya. Justru karena lawannya begitu kuat dan terkenal, dia menganggap bahwa nantinya dia akan mendapatkan reputasi yang lebih besar ketika dia berhasil mengalahkan lawannya itu.
*Boom* Kultivator dari Negeri Nanyue itu bergerak dan udara tampak berguncang. Tekanan yang tak berbatas terpancar dari tubuhnya, yang langsung menyelimuti area di sekitar Zuo Zhengdao. Namun, Zuo Zhengdao hanya berdiri dengan tenang di tempatnya berada, sambil memusatkan pandangannya pada lawannya.
Kultivator dari Negeri Nanyue itu terus berjalan ke depan. Setiap langkah yang diambilnya seolah-olah menginjak pikiran para penonton, dimana langkah itu diperkuat oleh tekanan hukum yang dahsyat.
"Pria ini benar-benar tangguh." Banyak orang bergumam dalam hati. Pria yang berasal dari Negeri Nanyue itu jelas bukan sosok yang lemah.
Orang-orang dari Negeri Nanyue mengenal identitasnya—satu sosok yang sangat terkenal.
Kultivator dari Negeri Nanyue itu berjalan selangkah demi selangkah di atas Zuo Zhengdao, dimana dia terlihat seperti semacam dewa surgawi dan tampak sangat mengintimidasi. Kemudian dia mengangkat tangannya dan mengerahkan sebuah serangan telapak tangan ke bawah, dengan membawa kekuatan yang mampu menghancurkan pegunungan dan sungai di dalamnya.
Pada saat itu, Zuo Zhengdao tiba-tiba memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Kobaran api suci berwarna emas terpancar dari tubuhnya dan menyelimutinya seperti semacam dewa perang. Dia hanya mengangkat tangannya setelah melihat lawannya melancarkan serangan padanya. Dia menunjuk udara dengan satu jarinya dan mengoyak serangan lawannya dalam sekejap.
Serangan telapak tangan itu hancur dalam sekejap dan kekuatan hukum yang menyelimutinya telah menghilang. Kekuatan dari satu jari tersebut memancarkan cahaya yang menyilaukan dan terus melesat ke atas menuju tubuh lawannya. Sosok yang berada di atas langit itu mengerahkan rentetan serangan telapak tangan, namun dia melihat Zuo Zhengdao telah bergerak. Kini jarinya kembali menunjuk ke depan. Saat ini area di sekitar mereka dipenuhi oleh kekuatan milik Zuo Zhengdao. Dalam sekejap, lawannya diselimuti dengan cahaya suci dan tampak ketakutan.
"Aku menyerah." Dia berteriak, merasa seolah-olah tubuhnya akan dihancurkan pada saat berikutnya.
Kemudian tubuh dari lawan Zuo Zhengdao terlempar disertai dengan suara ledakan. Pakaiannya terkoyak dan darah terlihat di sudut mulutnya, sementara tangannya masih gemetar.
"Kekuatan dari Jalur Agung."
Banyak Saint menyaksikan pemandangan itu dan berpikir bahwa kekuatan Zuo Zhengdao tampaknya mampu membuatnya bertarung melawan Qin Cang.
Para kultivator dari Sembilan Negara bisa merasakan tekanan di pundak mereka.
Zuo Zhengdao terus meraih kemenangan beruntun dalam pertempuran-pertempuran berikutnya. Tidak ada seorang-pun yang mampu melawannya. Pada akhirnya dia meraih 18 kemenangan berturut-turut, sama seperti Qin Cang, sebelum dia berjalan menuruni panggung pertempuran.
"Siapa dari Negeri Yan yang mampu bertarung melawan mereka?" Tanya Raja Negeri Yan. Baik Qin Cang maupun Zuo Zhengdao adalah sosok yang sangat tangguh, dan sebagai Raja dari Negeri Yan, tentu saja dia berharap bahwa akan ada satu sosok tangguh yang muncul dari Negeri Yan.
Satu sosok berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju panggung pertempuran. Sosok itu tidak lain adalah Li Hanxing dari Klan Pedang Ziwei.
Banyak kultivator dari tempat-tempat suci di Negeri Yan tampak terkejut. Kemudian Raja Negeri Yan bertanya, "Jadi Li Hanxing telah mampu menyentuh Jalur Agung?"
"Anda akan segera mengetahuinya, Yang Mulia," jawab Saint Ziwei. Ekspresi para Saint lainnya tampak tertegun. Jika Saint Ziwei mengatakan hal seperti itu, maka sangat mungkin bahwa Li Hanxing memang mampu menyentuh Jalur Agung.
Pertempuran berikutnya berjalan seperti dugaan mereka. Li Hanxing memancarkan aura pedang yang mengerikan dan tidak ada satu-pun lawannya yang mampu menahan serangan-serangan pedangnya.
Tiga kultivator yang sangat tangguh muncul satu per satu dalam pertempuran, dan kemunculan mereka telah membuat acara itu menjadi semakin meriah.
"Bagaimana pendapatmu sekarang?" Huanxue meminta pendapat dari Ye Futian, sesuatu yang semestinya tidak akan dia lakukan. Bagaimanapun juga, Ye Futian tidak terlalu terkesan terhadap para pendekar pedang dari Negeri Yan.
Namun, situasi saat ini membuktikan bahwa Li Hanxing memang mampu menyentuh Jalur Agung, namun selama ini dia bersikap biasa-biasa saja dan tampak tidak terlalu menonjol. Sementara Ye Futian adalah kebalikannya, bahkan dia dianggap sebagai orang gila.
Aku ingin tahu apakah dia merasa malu pada dirinya sendiri sekarang.
"Tidak ada komentar untuknya," jawab Ye Futian. Huanxue memandang ke arahnya. Tampaknya tidak ada harapan baginya untuk membuat Ye Futian mengakui sesuatu.
Namun, dia ingin melihat bagaimana jika dia berpartisipasi dalam pertempuran.
Li Hanxing kembali ke barisan kursi Klan Pedang Ziwei dan Raja Negeri Yan berkata sambil tersenyum, "Sepertinya Li Hanxing benar-benar orang nomor satu di bawah Saint Plane di antara pendekar pedang dari Negeri Yan."
Banyak orang mengangguk setuju. Li Hanxing telah mampu menyentuh Jalur Agung dan dia juga memiliki teknik pedang yang tangguh untuk mendukung kemampuannya, sehingga dia mampu mendapatkan pengakuan dari Raja Negeri Yan. Hal itu menunjukkan bahwa Raja Li menganggap sang puteri kembar berada di bawah Li Hanxing dalam aspek kemampuan bertarung.
Setiap pertempuran yang terjadi berikutnya berlangsung sangat spektakuler. Meskipun tidak ada lagi sosok-sosok terkemuka yang telah menyentuh Jalur Agung yang muncul, namun setiap kultivator yang bertarung memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa. Setiap pertempuran pasti mempertemukan para kultivator tingkat atas.
Ketika pertempuran terus berlangsung, banyak orang menyadari dimana tingkat kekuatan mereka berada. Mereka yang memiliki kekuatan biasa-biasa saja bahkan tidak berani melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran. Bahkan hal yang sama juga berlaku untuk mereka yang berasal dari tempat-tempat suci.
Nie Yun dari Klan Pedang Badai juga telah melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran, namun dia dikalahkan oleh satu sosok terkemuka dari Negeri Xichu dalam pertempuran.
Setelah itu, tidak ada penantang baru dari semua tempat suci yang naik ke atas panggung pertempuran. Mereka yang tidak pernah kalah dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya mulai bertarung melawan para kultivator kuat lainnya. Selain untuk memperjuangkan kesempatan untuk berlatih di Dunia Atas, mereka juga bertarung untuk mengasah aura seni bela diri mereka sendiri.
Chi Xiao dan Chi Yao dari Klan Pedang Phoenix Merah kalah secara bergiliran.
Tidak lama kemudian, Kai Huang dari Klan Pedang Juque juga menderita kekalahan.
Saat pertempuran terus berlanjut, Li Hanxing menjadi satu-satunya pendekar pedang dari Negeri Yan yang belum pernah kalah dalam pertempuran.
Bahkan sang puteri kembar telah dikalahkan oleh sosok-sosok terkuat dari Negeri Changhe. Namun, Li Hanxing bergegas naik ke atas panggung pertempuran untuk membalaskan dendam para puteri dan mengalahkan orang-orang yang menang atas para puteri. Tindakan itu membuat para pendekar pedang dari Negeri Yan merasa kagum padanya.
Saat ini Li Hanxing menjadi satu-satunya harapan bagi para pendekar pedang dari Negeri Yan.
"Luar biasa." Raja Li memberikan pujian. Saat ini nyaris tidak ada seorang-pun yang berani melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran. Zuo Zhengdao sedang berdiri tegak di atas panggung dan sepertinya tidak ada seorang-pun yang berani menantangnya.
Li Hanxing akhirnya berdiri dari tempat duduknya di barisan kursi Negeri Yan. Dia bergerak dengan membawa pedangnya dan melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran, berdiri di seberang Zuo Zhengdao.
Sorak-sorai bergemuruh di dalam Istana Raja Li.
Apakah pertempuran antara sosok-sosok terkuat akan segera dimulai?
Bahkan Lu Chuan dan sosok-sosok terkemuka lainnya dari Dunia Atas kini memusatkan perhatian mereka pada panggung pertempuran, menantikan pertempuran yang akan datang.
"Menurut anda siapa yang akan memenangkan pertempuran ini, tuan?" Puteri Li You bertanya pada Lu Chuan, yang berada di sisinya, sambil tersenyum.
"Zuo Zhengdao tampaknya memiliki peluang lebih tinggi untuk menang. Tetapi kembali lagi, Li Hanxing juga memiliki peluang yang sama," jawab Lu Chuan.
"Li Hanxing memiliki bakat yang luar biasa dan jika dia berlatih di Gunung Pedang Dali, maka ilmu pedangnya pasti akan berkembang pesat." Senyuman di wajah Li You terlihat lembut dan indah.
Pertarungan di atas panggung pertempuran telah dimulai.
Tubuh Zuo Zhengdao diselimuti oleh cahaya suci seperti sebuah tungku suci berwarna emas, yang tampaknya tidak bisa dihancurkan dan tak terkalahkan, selain itu jari-jarinya juga terlihat seperti bilah-bilah pedang.
Aura Pedang Ziwei milik Li Hanxing tampak seperti bintang-bintang dan setiap aura pedang miliknya dipenuhi dengan kekuatan yang dahsyat. Kedua sosok itu bertarung di atas panggung pertempuran. Aura-aura yang mengerikan menyebar di area tersebut dan suasana di dalam Istana Raja Li secara mengejutkan menjadi sunyi senyap. Semua orang sedang menyaksikan pertempuran antara kultivator tingkat atas yang berlangsung di udara.
Kedua pria itu saling melancarkan serangan dengan menggunakan kekuatan murni dan telah berulang kali bertabrakan di udara. Pedang milik Li Hanxing akhirnya dihancurkan diikuti dengan suara ledakan. Tubuhnya terlempar ke belakang dan darah mengalir dari mulutnya.
Pakaian Zuo Zhengdao juga terkoyak.
Namun, sudah jelas bahwa Li Hanxing kalah dalam pertempuran ini.
Orang-orang dari Negeri Yan memusatkan perhatian mereka pada pertempuran itu dan mereka semua tampak tercengang. Teknik pedang Li Hanxing begitu luar biasa, namun dia terbukti tidak mampu mengalahkan Zuo Zhengdao. Kemudian Li Hanxing berjalan menuruni panggung pertempuran dengan sedih.
Setelah itu Qin Cang maju ke depan dan bertanya pada Zuo Zhengdao apakah dia perlu istirahat. Zuo Zhengdao menjawab bahwa dia ingin melanjutkan pertempuran.
Suasana di dalam istana kerajaan yang sangat luas itu kini menjadi sunyi senyap saat pertempuran terus berlanjut. Semua orang memusatkan pandangan mereka pada dua sosok yang mengerikan itu, seolah-olah para penonton telah berhenti bernapas.
"Ini benar-benar pertempuran antara kultivator yang berada di puncak di bawah Saint Plane." Raja Negeri Yan memberikan pujian.
Para kultivator dari seluruh penjuru Sembilan Negara telah berkumpul di Istana Raja Li atas perintah dari Raja Li, ditambah dengan para kultivator dari Dunia Atas yang turut hadir untuk menyaksikan pertempuran. Pertarungan yang sedang berlangsung di hadapan mereka ini memang merupakan pertarungan antar kultivator tingkat atas.
Pada akhirnya Qin Cang menang melawan Zuo Zhengdao. Tampaknya itu adalah sebuah pertempuran untuk membuktikan bahwa dia memang sosok yang tak tertandingi di bawah Saint Plane.
Tatapan mata semua orang tertuju pada kedua kultivator itu dengan penuh hormat. Meskipun dia kalah dalam pertarungan, Zuo Zhengdao tetap berdiri dengan bangga.
Qin Cang masih berdiri di tempatnya setelah Zuo Zhengdao berjalan menuruni panggung pertempuran. Setelah itu tidak ada kultivator lainnya yang naik ke atas panggung pertempuran.
Kemudian Raja Li bertanya, "Apakah ada kultivator dari Sembilan Negara yang ingin bertarung?"
Tidak ada seorang-pun yang merespon. Tidak ada seorang-pun yang berani melawannya, setelah menyaksikan seperti apa kemampuannya.
"Apakah kau tetap akan membiarkan pedangmu berada di dalam sarungnya?" Saint Fierce Wind bertanya pada Ye Futian dengan suara pelan. Banyak orang dari Negeri Yan menoleh untuk memandang ke arah Ye Futian dengan acuh tak acuh. Pria itu sangat sombong, tetapi setelah menyaksikan pertarungan antar kultivator tingkat atas itu, mereka menganggapnya sebagai seorang pengecut yang tidak berani bertarung.
Ye Futian memandang ke arah Qin Cang. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan pelan, sebelum dia minum dari cangkirnya.
"Tidak ada orang lain yang akan menantang Qin Cang setelah pertempuran ini berakhir. Kau tidak akan memiliki kesempatan lainnya jika kau tetap akan membiarkan pedangmu berada di dalam sarungnya. Tidak peduli apakah kau akan menang atau kalah, setidaknya orang-orang dari Dunia Atas bisa melihat seperti apa kemampuanmu," ujar Saint Fierce Wind. Bahkan orang-orang dari tempat-tempat suci di Negeri Yan menoleh untuk memandang ke arah Saint Fierce Wind dengan terkejut.
Sepertinya dia sangat percaya diri dengan kemampuan Pendekar Ketujuh.
Ye Futian meletakkan cangkirnya dan memandang ke arah panggung pertempuran dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Tidak ada seorang-pun dari Sembilan Negara di Dinasti Dali yang mampu membuatku menghunus pedang. Saya sangat yakin akan hal tersebut."