Kematian Jiuying
Kematian Jiuying
Semua orang bisa melihat cahaya mengalir di tirai tersebut. Cahaya itu berubah menjadi untaian aura, dan satu sosok ilusi muncul di tepi tirai cahaya tersebut. Itu adalah sosok dari Raja Samudra. Tampaknya sebagian dari auranya telah ditinggalkan di tirai cahaya ini sebelum dia meninggal dunia. Hanya dengan tampil seperti ini dia bisa mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu.
Di belakang tirai cahaya itu, patung Raja Samudra juga ikut menyala, seolah-olah Raja Samudra sedang dibangkitkan dari kematian. Patung itu berkilauan dengan cahaya warna-warni, kemudian Tombak Ruang dan Waktu dan yang berada di tangannya menghisap semua cahaya tersebut. Kini tombak itu telah beresonansi dengan tombak yang dikerahkan Ye Futian ke depan. Keduanya tampak seperti telah dipisahkan oleh zaman saat mereka saling memandang satu sama lain.
Raja Samudra telah bertanya siapa sosok yang tidak tertandingi di Sembilan Negara.
Dan dia telah menjawab bahwa hanya dia yang tidak tertandingi di Sembilan Negara.
Seluruh bagian aula itu tampak sangat terang saat sinar-sinar cahaya yang menyilaukan berkumpul di satu tempat. Kekuatan di kedua sisi tirai cahaya itu saling beresonansi satu sama lain, kemudian tirai cahaya yang sangat menyilaukan itu menghilang hingga tak bersisa. Tirai itu telah dihancurkan dan menghilang.
Semua ini terjadi dalam sekejap. Belum ada seorang-pun yang pulih dari keterkejutan setelah menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka semua merasa terkejut.
Para kultivator dari tiga tempat suci tidak mampu menghancurkan tirai cahaya itu. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang bisa melakukan hal ini. Tapi hari ini, seseorang yang tidak mereka kenal telah berhasil melakukannya. Di tengah-tengah keputusasaan mereka, dia mampu memecahkan rahasia dibalik tembok batu itu, dan hanya dalam waktu sehari, dia telah berhasil melewati ujian terakhir yang ditinggalkan oleh Raja Samudra.
Pada saat itu, mereka bisa merasakan sebuah kekuatan suci dari bagian dalam dimana tirai cahaya itu berada. Mereka menganggap bahwa tanpa memahami rahasia dibalik dinding batu itu, bahkan seorang kultivator Saint Plane tidak akan bisa menembus tirai cahaya tersebut.
Tetapi dia telah melakukannya.
Siapa identitas dari pria itu sebenarnya?
Liu Yu menatap pria itu dan jantungnya berdegup kencang. Tiba-tiba dia teringat bahwa kala itu di rumahnya, dia berkata pada Ye Futian bahwa di Istana Holy Zhi ada seorang Pemimpin Istana yang tak tertandingi di dunia ini. Dia ingin menemuinya dan melihat orang seperti apa dirinya sehingga bisa disebut sebagai sosok yang tak tertandingi. Saat itu Ye Futian tertawa dan berkata bahwa mungkin pria bernama Ye Futian ini mirip seperti dirinya.
Waktu itu dia mengira bahwa itu hanya sebuah lelucon, tetapi sekarang dia benar-benar melihat apa yang disebut sebagai kekuatan yang tak tertandingi. Kemudian tiba-tiba dia teringat kembali percakapan kala itu.
Kini dia menyadari siapa identitasnya, dan kedua matanya yang indah menjadi berkaca-kaca.
Ye Huang.
Ye Futian dari Negeri Barren [1][1].
Rupanya, pria yang tak tertandingi ini benar-benar berada di sisinya selama beberapa hari terakhir. Ketika dia ingat bahwa dia ingin merebut hati Futian. dia langsung tersipu malu. Jantungnya berdegup kencang. Dia merasa sangat malu.
Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan pria seperti Ye Futian? Dia ditakdirkan hanya menjadi orang yang pernah dia temui dalam hidupnya.
Liu Zixuan dan Liu Han juga menyaksikan pemandangan ini dengan ekspresi terkejut di wajah mereka, jantung mereka berdegup kencang. Bagaimana caranya dia bisa sekuat itu? Sebenarnya siapa identitas dari pria yang mengikuti Klan Liu ini?
Senyuman sinis di mata Jiuying telah menghilang. Saat ini dia sedikit mengerutkan keningnya, seolah-olah dia mulai merasa terancam. Mungkin dia telah membuat sebuah kesalahan.
Tentu saja Ye Futian tidak peduli dengan pemikiran orang lain. Saat ini dia telah tiba di hadapan patung Raja Samudra, yang terlihat seperti hidup. Cahaya yang menyilaukan menyelimuti tubuh Ye Futian dan mengalir di seluruh bagian dari aula tersebut. Diagram-diagram yang ada di dinding batu itu juga menyala, begitu pula dengan semua diagram di luar yang telah padam sebelumnya.
Ye Futian mengulurkan tangannya dan meraih tombak suci berwarna emas di depannya, yaitu Tombak Ruang dan Waktu. Nothingness.
"Anda bisa pergi sekarang." Ye Futian melihat ke arah ilusi yang muncul pada patung Raja Samudra. Tidak lama kemudian, patung itu hancur, dan ilusi itu perlahan-lahan menghilang. Tampaknya patung itu melambangkan kejayaan dari Raja Samudra—yang kini telah menghilang ke masa lalu. Reruntuhan Hilang telah hancur. Raja Samudra kini tinggal sejarah, dan pada akhirnya akan dilupakan.
Ye Futian mencengkeram Tombak Ruang dan Waktu kemudian berbalik untuk melihat semua orang. Tubuhnya masih diselimuti oleh cahaya suci. Pada saat ini dia terlihat seperti seorang dewa. Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya seseorang berhasil mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu. Peralatan ritual Saint yang menempati posisi ketiga dalam Peringkat Peralatan Ritual Saint akan muncul kembali di dunia ini.
Tetapi siapa yang akan menjadi pemiliknya?
"Selamat," tiba-tiba terdengar suara yang tulus. Semua orang berbalik dan melihat Jiuying berdiri di tempatnya, sambil menatap ke arah Ye Futian. Dia tersenyum dan berkata, "Berikan Tombak Ruang dan Waktu padaku dan aku akan mematuhi peraturan dari permainan ini. Kau bisa pergi dengan dua orang lainnya. Dua wanita cantik itu tampaknya layak untuk diselamatkan. Jika aku berada di posisimu, aku akan memilih mereka."
Ekspresi semua orang menjadi suram saat mereka tiba-tiba mengingat kembali peraturan dari permainan ini. Liu Shi berkata, "Anda datang kemari bersama dengan Klan Liu. Jika anda berjanji untuk mengeluarkan saya dari sini, saya akan memenuhi persyaratan apa-pun yang anda miliki."
"Nama saya Lin Yu dari Istana Samudra, saya menempati posisi sepuluh besar dalam Pertemuan Sembilan Negara sekaligus murid dari seorang Saint di Istana Samudra. Jika anda mengeluarkan saya dari sini, saya akan merekomendasikan anda kepada Guru saya," ujar Lin Yu.
Tiba-tiba semua orang mulai berbicara, mereka memohon pada Ye Futian untuk mengeluarkan mereka dari sana.
Ye Futian mengalihkan pandangannya pada semua orang, lalu dia memandang ke arah Jiuying. Dia melihat Jiuying mengulurkan tangan ke arahnya dan tersenyum, sambil berkata, "Berikan padaku." Suaranya dipenuhi dengan ambisi, tetapi Ye Futian hanya berdiri di tempatnya, sambil memandangnya dengan tenang dan berkata, "Jika aku berada di posisimu, aku pasti sedang memohon-mohon sekarang."
Kata-katanya mengejutkan semua orang. Apakah pria ini sudah gila?
Senyuman Jiuying menghilang, dan ekspresinya menjadi sedingin es saat menatap ke arah Ye Futian.
"Aku akan memaafkan sikapmu barusan," ujarnya pada Ye Futian.
"Bahkan jika kau memohon-mohon padaku, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja." Ye Futian bertindak seperti tidak mendengar kata-katanya dan dia melanjutkan, "Pada tingkat Plane yang kau miliki, seharusnya kau bisa merasakannya, dan semestinya kau mengerti mengapa kau hanya bisa menjadi tunggangan bagi Raja Samudra, mengapa kamu diperbudak olehnya."
Ekspresi Jiuying berubah menjadi kesal, dipenuhi dengan amarah dan kebencian. Sebuah aura iblis terpancar dari tubuhnya.
"Kau pikir kau mengerti jalan pikiran tuanmu. Kau berpikir bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa menerobos masuk ke dalam reruntuhan ini dan kau akan disegel di sini selamanya. Tapi meskipun Raja Samudra sangat sombong, dia selalu mengikuti peraturan. Dia tidak pernah berencana untuk melepaskanmu. Bahkan jika seseorang berhasil menerobos masuk ke dalam reruntuhan ini dan mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu, kau tetap tidak bisa pergi kemana-mana." Nada bicara Ye Futian menjadi semakin dingin. Ketika dia berbicara, aula itu dipenuhi dengan sebuah tekanan yang mengerikan. Untaian aura yang tak terhitung jumlahnya mengalir dan segel yang telah rusak kini kembali menyala. Semua kekuatan yang ada di dalam aula itu berkumpul di Tombak Ruang dan Waktu, dimana sosok Raja Samudra dapat dengan samar terlihat di sana.
"Kehancuran patung yang berada di luar hanya sebuah kebetulan belaka. Ketika Tombak Ruang dan Waktu dibawa keluar, matriks pembunuh lainnya yang ditargetkan padamu akan diaktifkan. Tidak peduli siapa-pun yang mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu, sebaiknya kau tidak berpikiran untuk menghancurkan segel itu. Membunuh orang yang memiliki Tombak Ruang dan Waktu juga tidak akan menjadikanmu sebagai pemiliknya. Raja Samudra telah merencanakan semua ini. Bagaimana mungkin dia membiarkan seekor monster yang kejam, tunggangan pribadinya, bisa mendapatkan peralatan ritual Saint miliknya?" Suara Ye Futian membuat jantung semua orang berdegup semakin kencang. Ketika mereka melihat ekspresi Jiuying yang semakin memburuk, mereka bisa memahami maksud dari kata-kata Ye Futian.
Semua yang dikatakan oleh Ye Futian memang benar adanya. Sejak awal takdir Jiuying telah ditentukan. Entah dia akan disegel selama-lamanya atau akan mati.
Raja Samudra tidak pernah memberikan kesempatan padanya.
Suatu saat akan ada seseorang yang lebih kuat dari Raja Samudra menghancurkan patung yang berada di luar secara paksa, dan dengan demikian dia jelas lebih kuat dari Jiuying, untungnya, saat ini ada seseorang di antara mereka yang telah menghancurkan patung itu dan dengan demikian menyelamatkan Jiuying dari situasi yang bisa saja terjadi di masa depan. Karena itulah, da bisa pergi, atau dia bisa membunuh Ye Futian dan semua orang yang berada di sana.
Tapi dia telah membuat sebuah pertaruhan dengan Ye Futian.
Dan pertaruhan itulah yang menyebabkan semua ini terjadi.
"Kau sudah mengetahui tentang hal ini sebelumnya?" Jiuying menatap ke arah Ye Futian dengan kedua matanya yang berwarna hitam pekat saat dia menanyakan hal ini dengan nada dingin.
"Kamu tidak memahami matriks. Tapi aku berbeda," ujar Ye Futian pada Jiuying. "Tentu saja, sebelumnya aku hanya sekedar menebak-nebak. Baru setelah aku memahami diagram ini aku menyadarinya. Segala sesuatu yang ada di sini saling terhubung satu sama lain, selain itu patung serta Tombak Ruang dan Waktu yang berada di dalam adalah salah satu bagian dari matriks."
"Jadi, kau menyaksikan semua orang itu mati hingga tiba waktu yang tepat untuk menyampaikan pemikiranmu?" Tatapan mata Jiuying terpaku pada Ye Futian. Rahasianya benar-benar telah diketahui oleh manusia yang lemah ini. Selain itu, dia tidak menyangka bahwa seseorang dapat memecahkan misteri dari Raja Samudra dalam waktu satu hari.
Itu merupakan tugas yang benar-benar mustahil untuk diselesaikan, tetapi seseorang telah melakukannya. Seolah-olah hal ini telah ditakdirkan untuk terjadi.
Dia benar-benar membenci pria ini.
Dia telah dibodohi oleh Raja Samudra, dan sekarang dia telah dibodohi oleh kultivator muda ini.
Ekspresinya terlihat semakin buruk, dan keinginan membunuhnya semakin terlihat dengan jelas.
"Aku melakukan hal ini agar kau tidak melampiaskan kebencian di dalam hatimu. Jika aku menyinggung hal ini sejak awal, hal itu akan menyebabkan kita semua menghadapi jalan buntu. Tentu saja, meskipun kau setuju untuk memberiku satu hari, kau telah kalah dalam pertaruhan ini." Ye Futian mengangkat Tombak Ruang dan Waktu di tangannya, dan cahaya yang menyilaukan itu bersinar semakin terang. Aula itu bergetar saat semua diagram yang ada di istana ini menyala. Seluruh bagian dari aula itu tampaknya membentuk sebuah matriks yang sempurna.
"Terima kasih telah memberiku waktu untuk mengaktifkan matriks." Tiba-tiba, Ye Futian tersenyum lebar dibalik topengnya.
Jiuying tertegun, kemudian amarahnya semakin memuncak.
*Roar* Suara raungannya yang keras terdengar saat sosok monsternya muncul dan kekuatannya yang mengerikan dikerahkan menuju Ye Futian. Tapi pada saat yang sama, Tombak Ruang dan Waktu melesat ke depan. Matriks itu telah menyatu dengan Tombak Ruang dan Waktu, kemudian ruang hampa tampaknya telah terdistorsi. Sebuah pusaran yang sangat mengerikan muncul dan menyerang tubuh Jiuying yang berukuran sangat besar.
Istana Raja Samudra mulai runtuh karena semua kekuatan penghancurnya telah berkumpul di tombak tersebut. Istana itu adalah sebuah matriks raksasa. Dinding-dinding istana runtuh dan dihancurkan. Kerumunan orang yang berada di depan Ye Futian menyaksikan semua dinding itu menghilang, begitu pula dengan bagian istana lainnya, hingga akhirnya pusaran itu menghisap segalanya. Sembilan kepala Jiuying terhisap dan tercabik-cabik di dalamnya. Monster itu mencoba melarikan diri, tetapi badai ruang dan waktu itu menghisap segalanya dan memusnahkan Jiuying hingga tak bersisa.
Tubuh raksasa dari monster itu perlahan-lahan berubah menjadi ilusi. Sosoknya terlihat semakin samar hingga akhirnya benar-benar menghilang. Dari tempat itu terdengar teriakan yang menyedihkan, "Aku membencimu!"
Tentu saja dia membencinya. Dia telah ditipu oleh tuannya, Raja Samudra. Dan sekarang, tepat ketika dia mendapatkan kesempatan untuk bebas, sehingga dia bisa melihat matahari dan langit lagi, seorang kultivator yang lemah telah menguburnya hidup-hidup. Teriakan itu bergema di seluruh penjuru laut, dipenuhi dengan kebencian yang luar biasa dan membuat laut bagian dalam bergejolak.
Seekor monster legendaris telah dimusnahkan secara langsung.
[1] Dalam bahasa Cina, "Huang" memiliki arti "Barren."