Masa-Masa yang Menyenangkan
Masa-Masa yang Menyenangkan
Banyak orang yang berada di dalam Kuil Jiutian masih merasa terkejut dan pikiran mereka dipenuhi oleh kegelisahan. Semua panggung pertempuran kecuali yang berada di Lapisan Langit Kedelapan dan Kesembilan telah ditutup, hal itu dilakukan agar semua orang yang hadir di Kuil Jiutian dapat menyaksikan tiga kultivator dari Sembilan Negara itu bisa mencapai Lapisan Langit Kesembilan, lalu menantang Pei Qianying.
Mereka telah menyaksikan apa yang ingin mereka lihat. Namun, alih-alih terjadi sebuah pertempuran sengit antar jenius seperti yang mereka bayangkan, ternyata pertempuran berlangsung tidak seimbang. Ye Futian, Yu-Sheng, dan Gu Dongliu telah mencapai Lapisan Langit Kesembilan dan mengalahkan Pei Qianying serta dua kultivator kuat lainnya. Bahkan mereka juga menghancurkan Roh Kehidupan milik Pei Qianying.
Pei Qianying, sosok yang selama ini dikenal sebagai seorang jenius yang tak tertandingi, yang namanya tertera dalam Peringkat Jiutian, kini telah dikalahkan dengan tragis. Itu adalah sebuah pemandangan yang mengerikan untuk dilihat. Tidak ada yang menyangka bahwa Dunia Bawah memiliki kultivator-kultivator sekuat itu.
Pei Qianying adalah putra kesayangan dari Saint Jueying dan dia mengirimnya ke Istana Pedang Lihen untuk berlatih, dia memiliki harapan besar untuk putranya itu, namun kini harapan tersebut benar-benar telah hancur. Saint Jueying mungkin menyimpan kebencian terkait hasil pertempuran ini, tapi sekali lagi, semua ini disebabkan oleh kesalahan Pei Qianying karena dia telah mengambil Roh Kehidupan milik orang lain, dan Saint Jueying sendiri juga telah mengizinkan dan berusaha untuk mengambil alih aura pedang yang berada di dalam Roh Kehidupan tersebut. Setelah Pei Qianying dikalahkan dalam sebuah pertempuran yang adil, serta dihadiri oleh Puteri Xia Qingyuan sebagai saksi, maka tidak ada yang bisa dia lakukan terkait masalah ini.
Bahkan jika Saint Jueying nekad pergi ke Dunia Bawah dan melakukan pembantaian di sana, tanpa mempedulikan sikap sang putri terkait masalah ini, tetap saja dia akan bertarung melawan tempat-tempat suci dan para Saint, dan pada akhirnya orang-orang dari Dunia Bawah bisa naik ke Dunia Atas dan berperang melawan Istana Jueying.
Adapun Istana Pedang Lihen, yang merupakan tempat latihan terbaik bagi para pendekar pedang di Dunia Kaisar Xia, tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka telah dipermalukan setelah salah satu murid dari Istana Pedang Lihen dikalahkan seperti itu. Tapi sekali lagi, itu adalah sebuah pertempuran yang disebabkan oleh Pei Qianying sendiri dan juga disaksikan secara langsung oleh Puteri Xia Qingyuan. Banyak orang yang berada di Kuil Jiutian juga ikut menyaksikan pertarungan yang adil itu, dimana pada akhirnya Pei Qianying mengalami kekalahan dan tubuhnya menjadi lumpuh. Jika Istana Pedang Lihen ingin membalas dendam dengan mengirimkan para Saint mereka, hal itu akan merusak reputasi mereka sebagai tempat suci terbaik dalam ilmu pedang.
Istana Pedang Lihen tidak mampu menanggung konsekuensi dari kekalahan seperti itu, meskipun mereka membenci hasil akhir ini, namun satu hal yang bisa mereka lakukan saat ini adalah mengirimkan perwakilan mereka sendiri dari generasi yang sama dengan Ye Futian untuk bertarung melawannya sehingga mereka bisa memulihkan reputasi mereka. Jika mereka mampu membuat Ye Futian menjadi lumpuh, maka orang-orang tidak bisa berkomentar apa-apa dan mengakui kekuatan dari Istana Pedang Lihen. Adapun seseorang dengan status yang tinggi seperti Pendekar Lihen, dia tidak akan mempedulikan hal-hal semacam itu, karena itu hanyalah konflik kecil yang tidak penting,
Satu hal yang paling menyedihkan dari peristiwa itu adalah Pei Qianying sendiri. Jika dia tahu bahwa Ye Futian yang berasal dari Sembilan Negara memiliki kemampuan seperti itu, maka dia tidak akan mengadakan pertempuran seperti itu di Kuil Jiutian.
Pertempuran itu menjadi bahan pembicaraan di Dunia Kaisar Xia, tetapi pada akhirnya akan mereda seiring berjalannya waktu, karena Dunia Kaisar Xia sangat luas dan ada terlalu banyak tokoh legendaris di sana. Suatu peristiwa yang besar selalu terjadi setiap hari.
Namun, nama Ye Futian, Yu Sheng, dan Gu Dongliu akan tetap terukir di dalam ingatan banyak orang. Setidaknya, orang-orang yang hadir di Kuil Jiutian pada hari itu akan mengingat sosok mereka.
…
Pada saat ini, Qi pedang tampak memenuhi Istana Holy Zhi di Negeri Barren, melesat seperti sambaran petir di atas tempat suci tersebut. Orang-orang yang berada di bawah menatap ke arah kilatan pedang itu dan melihat banyak orang sedang berdiri di atas sebilah pedang raksasa.
Ye Futian—sang Pemimpin Istana, Hua Jieyu, Kepala Desa, dan kultivator lainnya telah kembali ke Istana Holy Zhi.
Mereka yang pergi berkultivasi di dunia luar juga berada di sana.
Kemana Pemimpin Istana pergi untuk menjemput mereka semua? Banyak orang menebak-nebak, tetapi tidak ada yang menyangka bahwa Ye Futian akan menghabiskan hari-harinya di Dunia Atas, bertempur menghadapi lawan-lawannya hingga dia mencapai Lapisan Langit Kesembilan.
Seberkas kilatan pedang berkilauan di atas Paviliun Holy Sage dan banyak orang turun dari atas langit. Para Tetua dari Istana Holy Zhi datang untuk menyambut mereka. Douzhan, Sword Demon, Huang Xi, Yun Shang, You Chi, Zhuge Qingfeng, dan yang lainnya sudah berada di sana.
"Dongliu, Mingyue, kau sudah kembali rupanya," ujar Zhuge Qingfeng pada putri dan menantunya.
"Ayah." Zhuge Mingyue mengangguk.
"Ayah mertua." Gu Dongliu juga ikut mengangguk.
"Jadi, apakah kalian berdua mengalami kemajuan selama menghabiskan hari-hari kalian di luar sana?" ujar You Chi pada Xue Ye dan Luo Fan. Xue Yue adalah menantunya sementara Luo Fan sudah seperti seorang murid baginya.
"Tentu saja," jawab Xue Ye sambil tersenyum.
"Jiuge."
"Xu Que."
"Shuisheng."
"Huang Xi, Xu Shang, Yun Shang, dan yang lainnya menghampiri rombongan Ye Futian, mereka merasa lega saat melihat putra dan putri mereka kembali dengan selamat. Sebelumnya, banyak kultivator dari tempat-tempat suci lainnya di Sembilan Negara yang menjalani tes di Dunia Atas telah kembali satu per satu, namun hanya perwakilan dari Istana Holy Zhi yang belum kembali. Semua Tetua dari berbagai pasukan di Negeri Barren mengkhawatirkan keselamatan putra-putri mereka. Karena itulah, mereka langsung datang kemari saat mereka melihat Ye Futian membawa mereka semua pulang.
Tampaknya mereka semua baik-baik saja.
Hua Fengliu dan Nandou Wenyin berjalan mendekat dan menarik Hua Jieyu ke samping.
"Ayah, ibu, aku baik-baik saja." Hua Jieyu meraih tangan mereka dan tersenyum.
"Ya." Nandou Wenyin mengangguk.
Pada saat itu, Liu Chenyu datang ke sisi Ye Wuchen dan menggenggam tangannya.
"Aku baik-baik saja." Ye Wuchen tersenyum padanya. Dia telah sadar di tengah-tengah perjalanan. Meskipun dia masih merasa lemas, Lelaki Tua Abadi selalu berada di sekitarnya untuk merawatnya dan kekuatan penyembuhannya sendiri juga akan membantu proses pemulihannya. Sementara itu mengenai apa yang telah dilakukan oleh Ye Futian, Ye Wuchen telah mengetahui semuanya.
"Ya." Liu Chenyu mengangguk pelan dan bersandar di tubuh Ye Wuchen.
"Hei, kau baru saja pulang dan sepertinya itu merupakan ide yang buruk dengan memamerkan kemesraan kalian di hadapan semua orang," goda Ye Futian. Liu Chenyu menatapnya dan berkata, "Jieyu-mu berada di sini. Jadi kau tidak perlu merasa iri pada kami."
"Aku? Iri pada kalian?" ujar Ye Futian dengan nada tak percaya.
"Aku akan membawanya pulang agar dia bisa beristirahat." Liu Chenyu membawa Ye Wuchen pergi dan mengabaikan Ye Futian.
"Ya..ya.. meskipun telah terpisah untuk beberapa saat kalian tetap saja sepasang pengantin baru. Bersenang-senanglah," ujar Ye Futian sambil tersenyum.
"Kalian berdua juga sebaiknya beristirahat. Kalian sudah berpisah lebih dari tiga tahun. Aku yakin kalian berdua memiliki banyak hal yang harus dibicarakan," ujar Zhuge Mingyue sambil tersenyum.
"Benar. Simpan urusan lainnya untuk sementara waktu. Saat ini, mereka perlu beristirahat selama beberapa hari." Akhirnya semua orang pergi ke tempat tinggal mereka masing-masing.
Suasana di Istana Holy Zhi kini menjadi sangat ramai. Di dalam kompleks Paviliun Holy Sage, Ye Futian sedang menikmati makan malam yang sederhana namun berkesan bersama gurunya dan rekan-rekannya yang lain. Mereka tidak membicarakan tentang apa yang telah terjadi di luar sana dan sepertinya tidak ada seorang-pun yang peduli akan hal tersebut. Selain itu tidak ada pula yang menanyakan tentang perkembangan latihan mereka. Momen kebersamaan yang sederhana dan menyenangkan seperti itu sulit untuk didapat pada saat Perang Suci masih berlangsung. Ye Futian hanya berharap agar semua orang terdekatnya selamat dan baik-baik saja.
Ye Futian dan Hua Jieyu telah kembali ke kamar tidur mereka. Mereka pergi menuju balkon, bersandar di pagar dan menyaksikan pemandangan di hadapan mereka. Ye Futian meraih tangan Hua Jieyu dan berkata dengan lembut, "Jieyu, aku jarang sekali berbicara denganmu akhir-akhir ini. Aku berharap kau tidak menyimpan dendam padaku."
Hua Jieyu berbalik dan merapikan rambut di dahi Ye Futian lalu berkata dengan lembut, "Benar, aku benar-benar marah tentang hal itu." Tentu saja dia tahu tanggung jawab seperti apa yang ada di pundak Ye Futian saat ini. Sebagai Pemimpin dari Istana Holy Zhi, wajar saja baginya untuk sulit memberi perhatian padanya saat mereka berada di luar sana. Sebagai istri dari sang Pemimpin Istana, dia memiliki tugas untuk meringankan bebannya, dan sudah jelas dia membutuhkan waktu berdua bersamanya.
"Oh ya? Yah, bagaimana caranya aku bisa menebus kesalahanku padamu?" Ye Futian tersenyum menggoda padanya. Hua Jieyu mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Ye Futian saat dia melihat ekspresi di wajahnya, jadi dia menginjak kaki Ye Futian dengan keras.
"Aduh, pelan-pelan, sayang." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Kau pasti telah melalui banyak kesulitan selama beberapa tahun terakhir."
"Sebenarnya, aku sama sekali tidak merasa kesulitan." Hua Jieyu menggelengkan kepalanya dengan pelan dan mengalihkan pandangannya ke depan. "Tapi dunia di luar sana adalah tempat yang sangat luas. Aku selalu berpikiran bahwa Sembilan Negara sudah cukup luas, tapi Xia Qingyuan membawa kami mengunjungi banyak tempat selama tiga tahun terakhir. Daratan luas yang terletak di luar Sembilan Negara, dan ada lebih banyak dinasti dan klan lainnya di luar sana. Terdapat banyak tempat seperti Dunia Kaisar Xia. Dunia Renhuang berada di Dunia Atas, dan kami bahkan berhasil memasuki Reruntuhan Renhuang. Apakah kau tahu bahwa beberapa tempat seperti Dunia Kaisar Xia dan seluruh bagian dari Dunia Atas pernah menjadi sebuah daratan tandus? Dahulu telah terjadi sebuah perang yang menghancurkan seluruh wilayah tersebut dan hanya menyisakan reruntuhan. Bahkan kami berhasil menemukan para kultivator kuat dari dunia lainnya di sana.
"Kita selalu berpikir bahwa dunia dimana tempat kita tinggal sekarang adalah segalanya, tetapi Prefektur Ilahi sebenarnya jauh lebih luas dari apa yang kita bayangkan. Beberapa orang dilahirkan dengan latar belakang yang berbeda dari yang lain, seperti Xia Qingyuan. Sejak lahir dia memiliki status lebih tinggi dari kita. Meskipun dia memang sombong, tapi dia benar-benar luar biasa," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.
"Kau akan menjadi lebih hebat daripada dia suatu hari nanti." Ye Futian meraih tangannya dan berkata dengan lembut, "Jangan lupa bahwa kau adalah permaisuriku."
Kata-kata Ye Futian mengingatkan Hua Jieyu tentang ramalan yang disebutkan oleh Menteri Zuo kala itu. Dia tersenyum dan menambahkan, "Futian, apakah kau tahu apa yang terlintas di dalam pikiranku ketika aku menyaksikan berbagai macam hal yang ada di dunia luar?"
"Memangnya apa yang kau pikirkan?" Ye Futian menggelengkan kepalanya dan melihat kedua mata Hua Jieyu yang indah menatapnya dengan penuh kasih sayang. Kemudian dia menambahkan, "Aku berpikir bahwa semua yang ada di luar sana adalah duniamu. Kau dilahirkan untuk menjadi seorang kaisar tertinggi, kau telah ditakdirkan untuk menaklukkan Dunia Renhuang di luar sana satu per satu. Suatu hari nanti, kau akan benar-benar berdiri di atas Sembilan Langit dan berada di puncak kekuatan." Kedua mata Hua Jieyu berbinar saat dia mengucapkan kata-kata tersebut. Kecantikannya terlihat semakin mempesona. Dunia yang luas dan tak berbatas di luar sana adalah dunia milik Ye Futian.
Tangan Ye Futian membelai wajah Hua Jieyu. Dia memandang ke arah matanya yang berbinar, lalu berkata, "Kalau begitu, coba tebak apa yang sedang kupikirkan saat ini."
Mereka saling menatap satu sama lain dan Hua Jieyu tersipu malu saat dia melihat senyuman di mata Ye Futian.
Tampaknya dia mengetahui jawabannya.
"Aku akan mandi." Hua Jieyu berusaha melarikan diri dari genggaman Ye Futian.
Ye Futian memandang ke arah sosoknya yang mempesona dan menepuk-nepuk debu di tubuhnya, lalu berkata, "Sepertinya aku juga harus mandi."
Kemudian Ye Futian juga pergi menuju bagian belakang kediaman mereka. Terdapat sebuah ruangan di bagian belakang kamar tidurnya. Di dalamnya ada sebuah kolam pemandian dan satu sosok yang mempesona terlihat hendak berendam di sana. Tidak lama kemudian, terdengar suara percikan air, dan Ye Futian menghampiri bagian tepi kolam pemandian tersebut. Sosok mempesona yang berada di dalam kolam pemandian itu tampak seperti seorang dewi yang sedang mandi di bawah sinar bulan.
"Jangan lihat kemari." Hua Jieyu berbalik dan terlihat malu. Wajahnya tampak memerah.
"Yah, bagaimanapun juga aku sudah pernah melihat pemandangan ini sebelumnya." Suara Ye Futian terdengar acuh tak acuh tapi tatapan matanya berkata lain. Dia melepaskan pakaiannya dan masuk ke dalam kolam pemandian. Sosok dengan lekuk tubuh yang sempurna dan kulit yang begitu lembut di depannya ini terlihat seperti sosok yang berasal dari surga, pesonanya mampu membuat manusia mana-pun menjadi tergila-gila dengannya. Masih menjadi misteri mengapa banyak kultivator tidak bisa mengabaikan wanita cantik meskipun mereka memiliki pola pikir yang tak tergoyahkan.
"Jangan mendekat." Jantung Hua Jieyu berdegup kencang saat dia melihat Ye Futian justru melakukan hal yang sebaliknya. Dia benar-benar menghampirinya kemari. Dia benar-benar tidak tahu malu.
"Sayang, biarkan suamimu ini menggosok punggungmu sebentar." suara Ye Futian terdengar dan dia bisa merasakan sentuhan jemarinya di kulitnya. Hal itu membuat wajahnya menjadi merah padam.
Kemudian, apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak dan itu sangat indah!