Pokok Pembicaraan
Pokok Pembicaraan
Ye Futian memandang ke arah Saint Glass. Meskipun dia telah berkultivasi selama bertahun-tahun, penampilannya terlihat seperti belum genap berusia 30 tahun. Dia masih muda, cantik, dan memiliki sikap anggun yang membuat orang-orang berperilaku baik saat berada di hadapannya. Tetapi senyuman dan rasa penasarannya saat ini sepertinya telah membuatnya lupa bahwa Saint Glass berada di tingkat Saint Plane. Tentu saja, temperamennya masih terlihat seperti biasanya. Bahkan jika temperamennya itu tidak terungkap di dalam senyumannya, namun senyumannya itu masih terlihat menakjubkan.
Ye Futian mengusap dahinya dan berkata, "Tidak ada yang istimewa. Saya hanya berhasil memasuki Lapisan Langit Kesembilan di Kuil Jiutian dan menolak undangan dari Xia Qingyuan. Anda pasti tidak tertarik dengan cerita saya."
Saint Glass tertegun. Tentu saja dia pernah mendengar informasi tentang Kuil Jiutian sebelumnya. Ekspresi aneh muncul di dalam matanya yang indah, dan dia tersenyum pada Ye Futian.
"Tidak heran Saint Xia datang kemari secara pribadi." Dia mengalihkan pandangannya. Dia sudah mengetahui apa yang telah terjadi, jadi dia tidak perlu bertanya lagi pada Ye Futian.
Dewi Qingni menyaksikan ekspresi aneh di wajah gurunya. Dia baru saja melihat Saint Glass tersenyum pada Ye Futian, dan terlebih lagi, itu bukanlah senyuman untuk menunjukkan rasa sopan seperti yang pernah dia lihat sebelumnya.
Ada apa dengan gurunya? Apakah dia baru saja menggoda Ye Futian?
Karena Dewi Qingni telah menyadari hal tersebut, sudah jelas Hua Jieyu juga menyadarinya. Dia bersandar di bahu Ye Futian dan berkata sambil tersenyum, "Kau pasti sedang membuat persiapan untuk menjalankan rencanamu dalam mencari seorang selir, ya?"
Ye Futian merinding dan meraih tangannya. "Apa yang sedang kau bicarakan? Aku hanya berbicara dengan Saint Glass."
"Jangan khawatir. Aku akan selalu mendukung keputusan suamiku," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum penuh arti.
Nada bicara Ye Futian tidak berubah. "Sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita, Jieyu."
"Aku sudah menyetujuinya dan kau masih belum berani melakukannya. Kau memiliki hati seorang pencuri tetapi tidak memiliki keberaniannya," ujar Hua Jieyu dengan nada mengejek.
"Tapi..." Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Dia tidak tahan dengan hal ini. "Jangan menyesali keputusanmu ini." Dia mulai marah.
"Hmph," Hua Jieyu mendengus. Jika para Saint yang hadir mengetahui apa yang sedang dibicarakan oleh sepasang kekasih itu, siapa yang tahu apa yang akan mereka pikirkan? Mereka berdua sedang membicarakan tentang Saint Glass, sosok yang didambakan oleh Raja Suci Zhou Agung, wanita tercantik di Negeri Timur, serta pemimpin dari Kuil Suci Lapis Lazuli, yang akan dijadikan sebagai seorang selir untuk Ye Futian...
Pada saat itu muncul seberkas cahaya yang menyilaukan di atas langit dan terdengar suara raungan seekor naga bisa, diikuti dengan pekikan seekor burung phoenix pada saat yang hampir bersamaan dan gunung suci itu berguncang. Semua orang yang berada di sana mendongak dan melihat seekor naga emas yang menakjubkan meluncur menembus deretan awan. Naga itu berputar-putar di atas langit dengan membentuk sebuah lengkungan yang indah. Di sisi lainnya, seekor phoenix emas turun dari atas langit. Langit kini bersinar terang. Setelah naga dan phoenix itu tiba, ratusan burung yang indah bermunculan.
Bahkan hati orang-orang dari Gunung Suci Xihua terguncang saat mereka menyaksikan pemandangan yang indah ini. Pemandangan ini benar-benar sesuai untuk pernikahan antara Liu Zong dari Gunung Suci Xihua dan Zhou Ziyi, puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung.
Naga dan phoenix itu terbang ke bawah, dan sosok Liu Zong muncul di atas kepala sang naga, sosoknya tampak luar biasa. Sementara itu Zhou Ziyi berada di atas kepala sang phoenix emas. Dia mengenakan sebuah mahkota phoenix dan jubah pola yang berumbai-rumbai. Dia telah berpakaian lebih mencolok dari biasanya dan penampilannya terlihat agung dan polos, tiga kali lipat lebih cantik dari biasanya.
Tatapan mata Zhou Ziyi dipenuhi dengan senyuman di dalamnya, membuatnya terlihat semakin cantik. Selama ini dia selalu mengagumi Liu Zong, dan sekarang akhirnya dia menyadari keinginan hatinya untuk menikah dengan seseorang yang dia sukai. Ditambah lagi, Liu Zong adalah murid dari tiga orang Saint, termasuk dalam Orang-Orang Pilihan Langit, dan seorang jenius yang sangat berbakat. Tentu saja dia merasa cukup senang bisa mendapatkan pengantin pria idaman seperti Liu Zong.
Mulai hari ini, dia akan menjadi istri dari Liu Zong.
Banyak tokoh penting dari Sembilan Negara telah datang kemari secara pribadi. Akan sangat sulit bagi pernikahan lainnya di Sembilan Negara untuk menyaingi pernikahan ini. Zhou Ziyi adalah orang yang merasa paling puas dengan adanya pernikahan ini.
Saat Ye Futian menyaksikan pemandangan ini dan melihat wajah bahagia Zhou Ziyi, dia tidak tahu apakah dia harus merasakan hal yang sama dengannya. Sebagai seorang Puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung, Zhou Ziyi adalah sosok yang sombong dan kasar. Bagaimana mungkin Liu Zong menyukainya? Dia hanya memanfaatkannya. Zhou Ziyi pasti berpikir bahwa dia telah menemukan jodohnya, tetapi dia tidak tahu sosok seperti apa pria yang berbagi ranjang dengannya itu.
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa Liu Zong telah memanfaatkan para kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung, Gunung Suci Xihua, dan Vila Saint Chess dalam matriks pengorbanan untuk membebaskan Saint Chess, dapat dikatakan bahwa Liu Zong tidak akan pernah menyerah untuk bisa mencapai tujuannya. Tetapi bagaimanapun juga, ini akan menjadi momen paling indah dalam hidup Zhou Ziyi.
"Jieyu, pernikahan kita tidak bisa dibandingkan dengan pernikahan ini. Jika kita memiliki kesempatan di masa depan, kita harus melakukannya sekali lagi." Ye Futian menggenggam tangannya dan mengusapnya dengan pelan. Semenjak wanita cantik dari Akademi Qingzhou ini menggenggam tangannya pada usia 15 tahun, mereka telah melewati banyak cobaan bersama-sama. Sekarang, saat menyaksikan bahwa pernikahan Liu Zong dan Zhou Ziyi lebih mewah daripada pernikahan mereka, Ye Futian merasa sedikit malu di hadapan Jieyu.
Hua Jieyu bisa merasakan hangatnya tangan Ye Futian, dan hatinya juga terasa hangat. Dia tersenyum lebar dan berkata, "Pada saat itu, kau masih berada di tingkat Noble Plane, dan tokoh-tokoh penting dari Negeri Barren menyempatkan diri untuk datang dan menyaksikan pernikahan kita. Kau menyebut pernikahan kita tidak bisa dibandingkan dengan pernikahan ini? Itu adalah momen yang paling indah dalam hidupku."
"Tapi kau pantas mendapatkan lebih dari itu. Setidaknya melebihi mereka berdua." Ye Futian masih tersenyum.
"Tapi Zhou Ziyi adalah seorang Puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung." Hua Jieyu memandang ke arah Ye Futian. Dia juga pantas mendapatkan hal yang lebih baik dari mereka.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Ye Futian mengusap tangannya.
"Aku sedang berpikir bahwa ketika kau memilih seorang selir, dia tidak boleh lebih buruk dari Zhou Ziyi. Dengan begitu aku masih bisa menjaga reputasiku." ujarnya sambil tersenyum. Ye Futian menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa berkata-kata.
Naga dan phoenix itu muncul di atas panggung upacara. Liu Zong dan Zhou Ziyi berdiri saling berhadapan lalu keduanya berjalan menuju satu sama lain. Kepala dari naga dan phoenix itu bersentuhan, dan sepasang kekasih itu saling berpegangan tangan. Zhou Ziyi menatap ke arah Liu Zong, matanya tampak berbinar.
"Istriku," ujar Liu Zong sambil tersenyum.
Zhou Ziyi tersipu malu saat mendengar suara Liu Zong. Dia mengangguk pelan dan berbisik, "Suamiku."
Saat mereka berdua berbicara, naga dan phoenix itu naik ke atas langit. Sepasang kekasih itu turun dan berjalan ke bagian depan panggung lalu keduanya membungkuk hormat ke arah para tamu.
"Kuucapkan selamat atas pernikahan kalian berdua," ujar Saint Xia sambil menyeringai. Tiba-tiba semua orang dari tempat suci mulai memberi selamat pada mereka.
Saint Xihua dan Raja Suci Zhou Agung muncul di atas panggung upacara. Mereka berjalan menghampiri pasangan tersebut. Saint Xihua memandang ke arah kerumunan dan berkata, "Merupakan suatu kehormatan bagi saya bahwa semua Saint dan anggota dari tempat-tempat suci telah datang kemari untuk menyaksikan pernikahan ini."
"Sopan sekali! Di hari yang penuh kegembiraan ini seharusnya kita hanya membicarakan tentang anggur!" ujar seseorang sambil tertawa.
"Kalau begitu tidak ada satu-pun dari kalian yang boleh pergi sampai kalian benar-benar mabuk," ujar Saint Xihua sambil tersenyum.
"Tentu saja."
"Saya juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan sebuah pengumuman. Liu Zong memiliki bakat yang luar biasa. Selama ini saya telah membimbingnya bersama dengan dua orang Saint lainnya dari Gunung Suci Xihua. Sekarang, dia sudah berada di tingkat Sage Plane. Sang puteri telah memilihnya sebagai Orang-Orang Pilihan Langit, dan kami dari Gunung Suci Xihua telah memutuskan untuk menjadikannya sebagai Putra Xihua. Mulai sekarang dia berhak untuk mewarisi posisi saya," ujar Saint Xihua.
Semua orang tampak takjub saat mendengarkan pidato ini. Meskipun selama ini Liu Zong dikenal sebagai murid paling hebat dari Gunung Suci Xihua, dan dia selalu dianggap sebagai pemimpin masa depan, namun banyak faktor lain yang berperan dalam masalah ini. Hal ini menyebabkan sosok-sosok terkemuka dari Gunung Suci Xihua mempertimbangkan posisi mereka sendiri. Dan sekarang, Saint Xihua telah mengumumkan pada semua orang bahwa Liu Zong telah terpilih sebagai pewarisnya. Tampaknya Saint Xihua menaruh harapan besar pada bakatnya.
"Kami ucapkan selamat," para tamu kembali memberi ucapan selamat. Tatapan mata mereka tertuju pada Liu Zong, termasuk mereka yang ikut pergi menjalani tes bersamanya. Penampilannya selama menjalani tes memang luar biasa, dan dia sangat beruntung. Gunung Suci Xihua tidak akan menemukan orang lain di generasi ini yang bisa bersaing dengannya.
*Krak* Di belakang Ye Futian, Yang Xiao mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menatap ke arah panggung upacara, dan terpancar keinginan membunuh dari matanya. Tapi dia mampu mengendalikan emosinya dan tidak membiarkan emosi menguasai dirinya. Tetapi kesabaran ini sangat sulit untuk ditahan.
Pria yang telah mengubur istrinya dan beberapa rekan-rekannya hidup-hidup kini dipandang oleh semua orang sebagai sang pewaris dari Gunung Suci Xihua. Ditambah lagi, Liu Zong telah mencapai tingkat Sage Plane. Mengingat bakat yang dimiliki oleh Liu Zong, seiring berjalannya waktu, akan semakin sulit untuk membunuhnya.
Ye Futian mendengar suara gemeretak itu dan menatap ke arah Yang Xiao. "Senior Yang, alasan mengapa kita datang kemari hari ini adalah untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung dan mengamati perkembangan situasi. Saya bisa memahami keinginan anda untuk membalas dendam, tetapi kita tidak boleh bertindak gegabah di sini."
"Aku mengerti," jawab Yang Xiao. Tentu saja dia mengetahui apa arti dari kesabaran. Jika dia mengambil tindakan sekarang, siapa yang bisa menebak siapa yang akan mati? Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung telah mengundang Negeri Barren untuk hadir, sehingga mereka tidak akan bertindak gegabah untuk menjaga citra mereka. Jika mereka bertindak lebih dulu, mereka akan memberi alasan bagi lawan mereka untuk membuat masalah.
"Selain itu, saya akan menyampaikan satu hal lagi," ujar Saint Xihua. Dia melihat ke arah Ye Futian dan tersenyum. "Pemimpin Istana Ye juga datang hari ini."
"Karena anda telah mengundang saya, tentu saja saya harus datang." Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Dia bersikap sangat sopan, seolah-olah mereka adalah teman lama.
"Aku merasa sangat senang kau bisa datang hari ini. Selain itu ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu," ujar Saint Xihua sambil tersenyum.
"Apa itu?" tanya Ye Futian. Akhirnya dia sampai pada pokok pembicaraan.
Tatapan mata semua orang kini juga beralih pada Saint Xihua, menunggunya untuk mulai berbicara.
"Sebuah perang suci telah terjadi antara Dinasti Suci Zhou Agung dan Istana Holy Zhi, yang menyebabkan banyak nyawa telah melayang. Sekarang setelah Liu Zong dari Gunung Suci Xihua telah menikah dengan seorang Puteri dari Dinasti Suci Zhou Agung, saat ini dia sudah seperti putra sendiri bagi mereka. Untuk menghindari terjadinya konflik, Gunung Suci Xihua akan bertindak sebagai penengah antara kedua belah pihak," ujarnya pada Ye Futian.
Semua orang menunjukkan ekspresi aneh di wajah mereka. Menjadi penengah? Mungkinkah Saint Xihua akan menengahi konflik di antara kedua belah pihak?
Mereka tidak akan mempercayainya. Begitu pula dengan Ye Futian.
"Apa yang anda tawarkan?" tanya Ye Futian.
"Karena Raja Suci Zhou Agung adalah pihak yang lebih senior, bukankah kau sebaiknya mengalah dan menyerahkan Matriks Pedang Nether padanya, kemudian meminta maaf atas kesalahanmu di hadapan publik? Menurutku dengan cara itu Raja Suci Zhou Agung akan berhenti membahas masalah ini. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini, Pemimpin Istana Ye?" tanya Saint Xihua sambil tersenyum!