Memasang Perangkap
Memasang Perangkap
Sebilah pedang muncul di tangan Saint Glass. Pedang itu memancarkan hawa dingin, seperti bulan di musim dingin, tampaknya pedang itu mampu membekukan roh siapa-pun. Pada saat ini, semua kelembutan dan kebaikan telah hilang dari kedua mata Saint Glass. Hanya ada hawa dingin yang tersisa, memperingatkan orang-orang untuk tidak mendekatinya.
Seolah-olah ini adalah kepribadian lain dari Saint Glass.
Banyak Saint di Sembilan Negara hanya mengetahui bahwa Saint Glass mengkultivasi kekuatan elemen es tetapi mereka tidak tahu bahwa dia juga mahir dalam ilmu pedang.
"Love Destroyer." Raja Suci Zhou Agung memandang ke arah pedang di tangan Saint Glass. Dengan pedang suci inilah Saint Glass memenggal kepala dari mantan tunangannya. Nama pedang itu adalah 'Love Destroyer'. Pedang itu bisa menghancurkan semua jenis emosi. Ditambah lagi, pedang itu juga bisa memotong hukum.
Dia tidak melihat ke arah Raja Suci Zhou Agung maupun Saint Xihua tetapi dia terus bergerak ke depan, dengan memegang pedang di tangannya, tanpa rasa takut, dia menghadapi dua orang Saint yang memiliki posisi lebih tinggi darinya.
Di sekitar tubuh Raja Suci Zhou Agung, muncul bayangan dari seekor Phoenix Emas. Seolah-olah bayangan itu telah menyatu dengan tubuhnya, dia juga dikelilingi oleh cahaya suci saat sinar emas yang menyilaukan mengalir, membuat tubuh dari Phoenix Emas ini membesar hingga menutupi langit, dan berubah menjadi seekor Phoenix Suci Jiutian. Meskipun kekuatan mereka dibatasi oleh Mausoleum Kekaisaran, namun para Saint dilahirkan dari hukum Jalur Agung dan tubuh mereka sendiri adalah sebuah hukum.
Sambil mengangkat tangannya, Raja Suci Zhou Agung menyerang ke arah Saint Glass, dan Phoenix Suci Jiutian memekik saat burung suci itu terbang untuk menyerang Saint Glass. Seberkas cahaya bersinar di antara langit dan bumi, diarahkan pada tubuh Saint Glass yang tampak rapuh.
Di tangan Saint Glass, Love Destroyer diayunkan untuk memotong untaian cinta dan emosi serta untuk memotong Jalur Agung. Terdapat seberkas cahaya berwarna putih keperakan yang sangat dingin muncul di udara dan memotong bayangan dari Phoenix Suci Jiutian. Cahaya itu mengalir menuju tubuh yang kokoh dan mengintimidasi dari Raja Suci Zhou Agung.
Raja Suci Zhou Agung kembali mengerahkan serangan telapak tangan ke depan dan menangkis pedang cahaya tersebut, tetapi samar-samar dia bisa merasakan bahwa pedang suci itu telah menerobos masuk ke dalam pikirannya, memotong aura spiritualnya dan menghancurkan jalur kultivasinya. Kala itu, dia bisa saja memasuki Saint Plane beberapa dekade lebih awal, tetapi dia dihalangi oleh Glass Saint, yang telah mengacaukan jalur kultivasinya, berniat untuk mencegahnya mencapai Saint Plane.
Setelah melewati banyak hal dalam hidupnya, Saint Glass tidak lagi selembut biasanya dan tekadnya menjadi tak tergoyahkan. Semua yang dia lakukan bertujuan untuk menghabisi nyawa Raja Suci suatu hari nanti.
Keduanya terlibat dalam sebuah pertempuran besar, dan untuk beberapa saat, pertempuran antara keduanya telah membentuk sebuah badai yang mengerikan di atas langit. Banyak kultivator bergegas mundur. Meskipun keduanya berusaha menekan kekuatan mereka yang sesungguhnya, namun gelombang kejut yang dihasilkan dari pertempuran itu tetap mengerikan. Namun, mereka yang berada di dalam Mausoleum Kekaisaran juga bukan orang-orang biasa.
Kecepatan dari kelompok itu sama sekali tidak berkurang saat mereka terus bergerak ke depan, dan pergerakan mereka sangat cepat. Bahkan di tengah-tengah pertempuran, Raja Suci Zhou Agung dan Saint Glass bertarung dan bergerak secara bersamaan.
Di depan Mausoleum Kekaisaran, berdiri sebuah kuil kuno setinggi tiga lantai. Di depan kuil kuno itu, terdapat dua boneka seperti patung yang berjaga di setiap sisi. Di atas kuil kuno tersebut, ada juga sebuah lonceng emas raksasa yang sangat menyilaukan. Lonceng itu terus berputar, sambil memancarkan sinar-sinar yang menyilaukan seperti Lonceng Renhuang.
Di bawah kuil kuno itu, terdapat boneka penjaga yang tak terhitung jumlahnya, layaknya pasukan yang menjaga tempat tersebut. Di hadapan mereka, terdapat sebuah area luas yang ditempati oleh pola Delapan Trigram, seperti sebuah matriks, dan pola ini adalah satu-satunya pintu gerbang menuju kuil kuno tersebut.
Xia Qingyuan, Li Yao dan kultivator lainnya terus berjalan ke depan dan mengikuti formasi dari matriks tersebut, mereka berniat untuk masuk ke dalam kuil kuno dari Mausoleum Kekaisaran tersebut. Namun, kedua boneka itu berdiri di sana menjaga sisi kuil sebelah kiri dan kanan, seperti dewa-dewa dari langit. Pria paruh baya yang berada di sebelah Li Yao memegang pedang yang mampu membelah langit dan bumi. Dia menerjang ke arah boneka yang telah bergerak ke bagian tengah untuk menghalangi jalan mereka.
Pedang itu semakin mendekati targetnya, namun pedang yang mampu memotong langit itu tidak mampu membelah boneka tersebut. Kedua boneka itu diselimuti oleh sebuah aura mengerikan yang secara perlahan-lahan berubah menjadi baju zirah. Kedua boneka itu mengangkat tangan mereka dan mengerahkannya pada pria paruh baya tersebut. Dari atas langit, beberapa jejak telapak tangan raksasa bergerak ke bawah, dan pria paruh baya itu bisa merasakan ancaman yang luar biasa, kemudian dia bergegas mundur. Tapi jejak telapak tangan itu sepertinya mampu mengikutinya seperti bayangannya sendiri dan menutupi langit. Dia berteriak kencang, kemudian tubuhnya berputar dan langsung mengeluarkan tiga ribu pedang cahaya. Seolah-olah hanya pedang inilah yang ada di dunia yang luas ini.
*Brak* Tiba-tiba terdengar suara yang keras di suatu tempat, dan lengan dari kedua boneka itu dikerahkan ke bawah dengan mengeluarkan cahaya pedang penghancur. Pria paruh baya itu merasa ada sesuatu yang aneh dan merubah tubuhnya menjadi sebilah pedang, kemudian bergegas mundur.
Suara keras lainnya kembali terdengar, dan tubuh dari pria paruh baya itu terkena serangan. Diiringi dengan suara teriakan yang melengking, dia jatuh ke permukaan tanah. Kakinya telah ditusuk oleh aura mengerikan itu dan terkikis sedikit demi sedikit hingga tak bersisa. Itu adalah sebuah pemandangan yang sangat menyedihkan.
Kemudian, kedua boneka itu berpisah, satu boneka berada di setiap sisi, masih menjaga pusaka yang ada di dalam Mausoleum Kekaisaran.
Saint Glass dan Raja Suci Zhou Agung masih bertarung, keduanya memiliki tingkat kekuatan yang sama, membuat pertempuran antara keduanya menjadi semakin sengit. Pada saat itu, sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuh Saint Xihua.
"Hati-hati," Ye Futian berteriak untuk memperingatkan rekan-rekannya, dan begitu dia selesai berbicara, Saint Xihua mulai bergerak. Pergerakannya sangat cepat. Tepat saat dia bergerak, dia berubah menjadi beberapa bayangan, dan tubuhnya yang bercahaya muncul di belakang Saint Glass. Mausoleum Kekaisaran telah membatasi kekuatan mereka dari Jalur Agung, sehingga serangan jarak dekat adalah strategi yang paling sesuai dalam situasi seperti ini.
Sebuah tekanan yang mengerikan menyebar, dan pada saat ini, Saint Glass hanya bisa merasakan jantungnya berdegup kencang, dan dia sulit untuk bernapas. Bahkan sosok Saint Xihua telah muncul di dalam aura spiritualnya.
Saint Glass mengulurkan tangan kirinya dan menyerang bagian belakang dari tubuhnya. Langit dan bumi seolah-olah membeku, dan segalanya telah berubah menjadi es. Tetapi Saint Xihua masih terus mengerahkan telapak tangannya tanpa ragu-ragu. Ribuan jejak telapak tangan menerjang dan menghancurkan kekuatan es tersebut. Pada saat ini, Saint Glass merasa bagian dalam tubuhnya terluka parah, dan diiringi dengan suara erangan, dia memuntahkan darah. Saat pedangnya diayunkan ke bawah, Raja Suci Zhou Agung terdorong ke belakang dan kembali ke posisinya semula, memanfaatkan gelombang kejut yang terbentuk dari serangan Saint Xihua.
Terdapat noda darah di sudut mulutnya, dan rambut panjangnya yang berwarna hitam tampak sedikit berantakan. Dengan menggunakan kekuatan es miliknya saat ini, Saint Glass memancarkan kecantikan yang eksotis.
Banyak orang yang berada di sekitar mereka berpikir bahwa Saint Xihua benar-benar kejam. Terlepas dari reputasi yang dia miliki, dia telah bekerja sama dengan Raja Suci Zhou Agung dalam pertempuran ini dan telah memanfaatkan kesempatan untuk melancarkan serangan.
"Saint Glass, Raja Suci Zhou Agung telah mencintaimu selama bertahun-tahun. Jika kau setuju untuk menikah dengannya dan menjadi seorang Ratu Suci, maka itu akan menjadi akhir yang indah bagimu." Saint Xihua menatap ke arah Saint Glass sementara Saint Glass sendiri tampak sangat tenang. Tangannya yang ramping diulurkan ke depan dengan membawa pedangnya, tetapi tubuhnya yang mungil berdiri tegak di tempatnya. Beberapa helai rambut di dahinya berkibar, dan tatapan matanya menunjukkan tekadnya yang luar biasa.
"Puteri, lonceng raksasa di kuil kuno itu sepertinya mencurigakan, mengapa anda tidak mencoba untuk membunyikannya?" ujar Ye Futian pada Xia Qingyuan, yang menoleh untuk melihat ke arah Ye Futian, lalu dia menatap ke arah lonceng kuno yang berputar tanpa henti itu.
"Saudari Saint Glass, ketika lonceng kuno itu berbunyi, semua orang akan diserang. Anda dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang balik." Ye Futian diam-diam mengirimkan suaranya pada Saint Glass secara telepati. Sebuah gambaran dari Mausoleum Kekaisaran muncul di dalam pikirannya. Seharusnya tempat ini adalah tempat persembunyian dari 'buku itu' di Mausoleum Kekaisaran, dan tempat ini sudah dekat dengan bagian pusat dari Mausoleum Kekaisaran, dan lonceng kuno ini dapat mengaktifkan matriks dari tempat ini.
Xia Qingyuan memberi perintah pada orang-orang yang berada di sampingnya, dan tiba-tiba, seorang kultivator di tingkat Saint Plane melayang ke udara dan memukul lonceng kuno raksasa tersebut.
*Dong* Bersamaan dengan lonceng yang berdering, seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari lonceng kuno tersebut. Dalam sekejap, sebuah tekanan dari Jalur Agung muncul dari atas langit. Para Saint dan Sage merasa seolah-olah tubuh mereka disetrum oleh sengatan listrik, suara Lonceng Renhuang bergema di dalam pikiran mereka dengan ganas.
Suara lonceng itu, yang seperti suara dari Jalur Agung, telah menembus rentang waktu selama bertahun-tahun, dan sepertinya datang dari satu abad yang lalu. Mereka yang sudah berkultivasi selama bertahun-tahun merasakan dampak yang lebih besar dari kultivator lainnya.
Banyak kultivator dari Saint Plane yang berada di sana mengerang kesakitan, dan kepala mereka tiba-tiba terasa sakit. Saint yang memukul lonceng kuno itu merasa sangat terkejut, kepalanya seperti berdengung. Hanya suara lonceng dari Jalur Agung yang terus bergema di dalam pikirannya.
Hal yang sama juga terjadi pada Raja Suci Zhou Agung. Bayangan Phoenix Emas yang menyelimuti tubuhnya telah hancur, dan untuk sesaat, hanya ada kekosongan di dalam pikirannya. Tetapi pada saat ini, Saint Glass bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat. Dia mengangkat kepalanya secara tiba-tiba untuk melihat ke atas dan menyadari bahwa tubuhnya dilapisi oleh es sedikit demi sedikit, hawa dingin yang menusuk tulang mengelilinginya, dan roh miliknya seperti telah ditutupi oleh es. Sementara itu pedangnya melesat ke arah Raja Suci Zhou Agung, muncul secara langsung di dalam pikirannya, membuat dia tidak bisa berpikir. Love Destroyer adalah pedang yang mampu menghancurkan hukum.
Pada saat ini, cahaya yang menyilaukan melesat hingga mencapai langit kesembilan, dan sosok Phoenix Emas yang mengerikan itu melayang di udara. Darah di dalam tubuhnya terbakar dan berubah menjadi darah suci berwarna emas, yang menstimulasi kekuatan di dalam tubuhnya, sama sekali tidak terpengaruh oleh kekuatan dari pihak lawan. Burung suci itu, yaitu seekor phoenix emas, terbang ke atas langit dan hendak meraih pedang tersebut, tetapi dimana pedang itu mendarat, segala sesuatunya akan dihancurkan oleh kekuatan dari Jalur Agung.
Sosok Phoenix Emas itu terkoyak, dan diikuti dengan suara yang pelan, pedang itu menembus tubuh Raja Suci Zhou Agung. Kekuatan penghancur dari Jalur Agung yang mampu membunuh segalanya terpancar tanpa henti. Bagian dalam dari tubuh Raja Suci Zhou Agung terbakar. Dia membelalakkan matanya, dan telapak tangannya dikerahkan ke depan. Phoenix Emas itu menembus kekuatan tersebut.
Diikuti dengan suara benturan yang keras, Saint Glass terkena serangan dan tubuhnya terhempas ke belakang, pedang di tangannya meneteskan darah berwarna emas. Peristiwa yang terjadi begitu cepat ini mengejutkan banyak orang dan mereka tidak punya waktu untuk merespon. Mereka melihat ke arah dua orang yang sedang bertempur itu dan menyadari bahwa napas Raja Suci Zhou Agung semakin melemah. Luka-lukanya terus menerus disembuhkan, tetapi mereka bisa melihat dari wajahnya yang pucat bahwa dia telah terluka parah oleh serangan tersebut.
Para kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung bergegas menghampirinya, dan Jiang Yuechan menangkap tubuh Saint Glass. Saat ini, kondisi Saint Glass juga tidak jauh berbeda dari Raja Suci. Pakaiannya berlumuran darah dan itu adalah sebuah pemandangan yang mengejutkan untuk dilihat, tetapi luka-lukanya jelas lebih sedikit daripada Raja Suci Zhou Agung.
Raja Suci Zhou Agung memandang ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Mengapa Saint Glass bisa menyerang pada saat yang tepat? Sudah jelas, Ye Futian mengetahui sesuatu. Dia dan Saint Xihua mengetahui bahwa Mausoleum Kekaisaran ini mungkin telah ditinggalkan oleh leluhur dari salah satu kultivator di Istana Holy Zhi. Tampaknya Ye Futian memang mengetahui rahasia yang ada di dalam Mausoleum Kekaisaran.
Bukan hanya dia saja, tapi Saint Xihua juga melirik ke arah Ye Futian. Saint Ji, yang berada di udara, juga melakukan hal yang sama. Tampaknya Saint Xihua dan Raja Suci Zhou Agung tidak menipunya.
"Ikuti dia." Saint Ji mengirimkan suaranya pada Ji Ya secara telepati. Ji Ya mengangguk pelan, mengetahui apa yang harus dia lakukan. Sebagai sosok yang menempati posisi kedua dalam Peringkat Sage Saint, dan dengan melihat situasi saat ini dimana semua kultivator dari Istana Holy Zhi sedang disibukkan oleh Kong Yao dalam pertempuran, akan mudah baginya untuk membunuh Ye Futian. Dia mengetahui rahasia dari perjanjian antara Saint Ji dan Saint Xihua. Karena Saint Xihua tidak menipu gurunya, maka dia akan memenuhi tugasnya dalam perjanjian tersebut dan tidak akan membiarkan Ye Futian pergi meninggalkan Mausoleum Kekaisaran.
Ini juga alasan mengapa Raja Suci Zhou Agung dan Saint Xihua sudah menganggap Ye Futian seperti orang mati. Mereka sudah memasang sebuah perangkap untuk memastikan kematiannya!