Legenda Futian

Bajingan Tak Tahu Malu



Bajingan Tak Tahu Malu

0Ye Futian memusatkan pandangannya pada wanita yang sekarang terlihat suci seperti seorang dewa itu. Saat ini Xia Qingyuan berdiri di atas teratai emas. Enam kelopak bunga teratai terus terbuka, membuat pemandangan itu tampak seolah-olah terdapat bayangan teratai yang tak ada habisnya di sekelilingnya. Teratai menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk Jalur Agung.     

Ye Futian pernah membaca catatan-catatan kuno di perpustakaan Perguruan Tinggi Sembilan Negara yang mengatakan bahwa begitu seseorang telah berkultivasi hingga tingkat tertinggi, maka dia bisa memahami Jalur Agung. Jalur Agung mampu membentuk roh, dan Roh Kehidupan seseorang akan berkembang bersama jalur tersebut. Oleh karena itu, dalam pasukan-pasukan besar sejati, mereka yang memiliki Roh Kehidupan dengan kekuatan Jalur Agung di dalamnya, adalah mereka yang telah memiliki pemahaman luas tentang dunia dan dengan demikian pemahaman itu akan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.     

Pohon Dunia milik Ye Futian sangat luar biasa dan roh itu merupakan semacam Jalur tertinggi, tetapi tingkat Plane miliknya relatif rendah. Dia belum bisa mencapai tingkat itu maupun memahami misterinya. Dia hanya bisa melihat Roh Kehidupan lahir dari Pohon Dunia, dan melihat betapa luar biasanya roh tersebut.     

Huang Jiuge telah mewarisi tiga Roh Kehidupan, dimana ketiganya sangat luar biasa. Sekarang dia benar-benar menjadi keturunan Renhuang, tetapi karena tingkat Plane miliknya tidak cukup tinggi, dia belum bisa memahami tiga Roh Kehidupan itu secara keseluruhan. Tetapi sekarang setelah dia memiliki warisan Renhuang, tiga Roh Kehidupan itu mungkin bisa berkembang bersamanya.     

Jalur kultivasi memang lambat, tetapi beberapa orang mampu menjadi sosok yang luar biasa. Roh Kehidupan mereka bisa menjadi semakin kuat bersama dengan hal-hal yang telah mereka kultivasi, terutama aspek yang menjadi spesialisasi mereka. Sementara kultivator lainnya masih mengandalkan pemahaman mereka sendiri, dimana mereka secara terus-menerus mengembangkan Roh Kehidupan mereka dengan kekuatan mereka sendiri, dari yang semula lemah hingga akhirnya menjadi kuat, menyebabkan Roh Kehidupan mereka terus berkembang. Apa-pun itu, Roh Kehidupan akan mengikuti proses dari sang kultivator untuk menjadi semakin kuat.     

Leluhur Xia Qingyuan adalah Renhuang, dan ayahnya selalu mendampinginya berkultivasi. Roh Kehidupan miliknya sangat luar biasa dan bisa dikatakan memiliki kemampuan yang istimewa. Saat ini, Roh Kehidupan teratai miliknya telah dikeluarkan, dan auranya menjadi semakin kuat, dan pemahamannya terkait kekuatan hukum juga menjadi semakin dalam. Dia memang layak memiliki reputasi yang luar biasa—yaitu sebagai kultivator paling berbakat di Dunia Kaisar Xia.     

Di dalam Istana Kehidupan milik Ye Futian, Pohon Dunia berayun-ayun dengan mengeluarkan suara gemerisik. Dia menarik napas dan sebuah badai yang mengerikan muncul dari dalam dirinya. Roh kehidupan Kera Suci miliknya kembali muncul, serta membentuk tubuh Buddha. Ye Futian tampaknya telah menyatu di dalamnya saat kekuatannya semakin meningkat pesat.     

Tombaknya telah menghilang saat kekuatan hukum miliknya membentuk sebuah tongkat di tangan Kera Suci. Kekuatan hukum yang berbeda dari sebelumnya telah menyebar di sekujur tubuhnya. Sebuah tirai partikel bintang terbentuk di sekitar tongkat tersebut, dan sebuah aura yang menakjubkan terpancar darinya. Ye Futian berdiri di tempatnya seperti seorang dewa perang sejati, sambil memancarkan tekanan yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya sulit untuk bernapas.     

Kultivasi adalah sebuah proses yang teratur dan bertahap. Ketika seseorang tumbuh semakin kuat, maka Roh Kehidupannya akan terus berubah. Pemahaman seseorang tentang seni bela diri dan sihir hukum adalah sama. Ketika Ye Futian mulai berkultivasi, dia telah mempelajari Nine Heavenly Attacks, tetapi sebenarnya berapa banyak yang telah dia pelajari?     

Kekuatan dari Nine Heavenly Attacks hanya bisa meningkat apabila kekuatan kultivasi dari Ye Futian meningkat. Sekarang, teknik itu tidak lagi terdiri dari serangan-serangan sederhana seperti ketika dia mulai mengkultivasinya kala itu. Saat ini Nine Heavenly Attacks telah digabungkan dengan pemahamannya tentang kekuatan hukum. Dua orang yang mengkultivasi teknik yang sama akan memiliki hasil yang sangat berbeda.     

Ye Futian telah mengembangkan Hukum Partikel, Hukum Gaya, Hukum Bintang, dan Hukum Space-tearing. Dia telah menggabungkan semua kekuatan hukum ini ke dalam Nine Heavenly Attacks, membuat teknik itu menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Jika dia benar-benar mencapai tingkat Plane yang sama dengan Kaisar Kera Salju, maka kekuatannya tidak akan lebih lemah darinya.     

Xia Qingyuan masih berdiri dengan tenang di atas teratai emas, sambil memegang sebuah mudra pedang. Semakin banyak bunga teratai yang bermekaran di sekitarnya. Tiba-tiba, tubuhnya diselimuti oleh cahaya. Dia tampak seperti satu sosok dewa abadi. Tapi Ye Futian tidak ingin mengagumi kecantikannya. Dia hanya bisa merasakan auranya yang berbahaya.     

Kera Suci naik ke atas langit, dan udara ikut berguncang. Sebuah kekuatan yang mengerikan menyebar di udara. Ye Futian menggenggam tongkat di tangannya. Kekuatan hukum yang tak terbatas tampaknya muncul dari tubuh Xia Qingyuan, dan sepertinya Ye Futian berusaha menghantam Jalur Agung dari langit dan bumi itu sendiri. Xia Qingyuan memiliki semua kekuatan hukum itu, sementara dia hanya memiliki sebuah tongkat.     

Cahaya yang menyilaukan bersinar dari bunga-bunga teratai yang bermekaran, dan sebilah pedang bencana muncul dari masing-masing bunga teratai. Teratai-teratai itu menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk Jalur Agung. Aura pedang yang tak berbatas mengelilingi setiap pedang bencana, dimana semua pedang bencana itu diarahkan menuju Ye Futian.     

"Tebas dia," ujar Xia Qingyuan. Bilah-bilah pedang di setiap bunga teratai itu melesat dan menembus udara. 3.000 pedang dikerahkan ke bawah sekaligus, dan seberkas sambaran petir yang jauh lebih kuat dari bilah-bilah pedang itu menembus udara di area tersebut.     

Ye Futian mengangkat tangannya dan mengayunkan tongkatnya ke bawah, menyebabkan sebuah ledakan partikel melesat keluar. Rasanya seolah-olah ribuan bintang sedang mencabik-cabik udara. Ribuan bintang itu menabrak semua pedang bencana yang dikerahkan dari bunga-bunga teratai, dan dalam sekejap muncul sebuah aliran udara penghancur. Bahkan jika ada seorang Sage tingkat atas di sana, mereka dia pasti akan merasa takjub dengan pemandangan ini dan dibuat terkejut oleh kekuatan dari mereka berdua.     

Pada saat Ye Futian mengayunkan tongkatnya ke bawah, pedang bencana kedua muncul dari sebuah bunga teratai. Pedang itu melesat ke arahnya, bahkan pedang ini lebih kuat dari pedang sebelumnya. Namun kekuatan tongkat Ye Futian tidak berkurang; tongkat itu terus menyerang dan menghancurkan banyak hal, tetapi lengan yang memegang tongkat itu bisa merasakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Partikel-partikel bintang mulai retak. Dia bisa melihat betapa kuatnya pedang milik lawannya ini.     

Setelah itu muncul pedang ketiga, pedang keempat... pedang kesebelas.     

Pedang-pedang itu tidak ada habis-habisnya, dan aura pedang itu terpancar terus menerus. Saat ini Ye Futian dikelilingi oleh Qi Pedang, dan bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya terbang di sekelilingnya. Jika dia lengah sedikit saja, dia tidak akan bisa diselamatkan dengan cara apa-pun.     

Tapi sepertinya dia sama sekali tidak merasa terancam. Dia berjalan ke depan, setiap langkah yang diambilnya mengguncang permukaan tanah. Kera Suci miliknya meraung, dan sebuah badai muncul di sekelilingnya, yang tampaknya cukup kuat untuk meruntuhkan langit.     

Ye Futian telah berkultivasi selama lebih dari sepuluh tahun dan dia telah menjalani banyak pertempuran. Selain ketika dia berhadapan dengan lawan yang tingkat Plane-nya tidak bisa dia atasi, dia belum pernah mengalami situasi seperti hari ini, dimana dia masih berada dalam bahaya meskipun dia telah menggunakan Nine Heavenly Attacks.     

Dia tahu bahwa Roh Kehidupan milik Xia Qingyuan dipenuhi oleh kekuatan dan Xia Qingyuan telah menggunakan bunga-bunga teratai miliknya untuk mengeluarkan kekuatan hukum miliknya. Wanita itu telah menggabungkan Kepalan Tinju Huangting miliknya ke dalam bilah-bilah pedang bencana, yang membuat masing-masing pedang itu lebih kuat dari pedang yang muncul sebelumnya. Ini adalah dua kekuatan hukum yang berbeda, tetapi dia telah menguasai keduanya dan menggabungkannya menjadi satu serangan. Bunga-bunga teratai itu telah menciptakan bilah-bilah pedang yang mampu menembus segalanya.     

Tapi teknik tongkat milik Ye Futian benar-benar berbeda, dan kekuatannya yang telah terkumpul memiliki daya serang yang lebih mengerikan dari teknik pedang musuhnya. Pada saat ini, tongkatnya telah beresonansi dengan langit dan bumi. Hal ini menunjukkan bahwa jika dua orang bertempur di luar Mausoleum Kekaisaran dan berusaha merebut kekuatan langit dan bumi untuk diri mereka sendiri, mereka akan membentuk sebuah badai yang mengerikan.     

Xia Qingyuan menatapnya saat dia berdiri tegak di tempatnya. Sembilan bunga teratai terbang di sekelilingnya dan setiap teratai memancarkan cahaya suci. Bilah-bilah pedang bencana yang kuat bersembunyi di setiap teratai tersebut. Sembilan teratai itu saling berhubungan satu sama lain. Ketika bilah-bilah pedang itu dikeluarkan, maka segala sesuatunya akan layu.     

Dia menunjuk ke depan dan sembilan bilah pedang dikerahkan secara bersamaan. Ye Futian telah menyerang sebanyak enam kali, dan pada saat itu sebuah badai yang mengerikan muncul di sekelilingnya. Dia kembali melangkah ke depan, tetapi dia tidak melancarkan serangannya yang ketujuh.     

Sembilan pedang itu tiba di hadapannya.     

Suara gemuruh terdengar saat udara terkoyak dan bintang-bintang dihancurkan. Pedang-pedang itu dikerahkan padanya satu per satu, menyerang ke bagian dadanya dan menghancurkan auranya. Tapi Ye Futian seperti tidak melihat semua pedang tersebut. Dia terus bergerak ke depan. Badai pedang yang mengerikan tampaknya akan menelannya, tetapi auranya kini menjadi semakin kuat. Seolah-olah dia adalah satu-satunya orang yang ada di dunia pada saat itu.     

Tubuh Kera Suci menerima serangan-serangan dari semua pedang itu, dan tampaknya tubuhnya kini dipenuhi oleh lubang. Namun, pada saat itu, tubuhnya mulai membesar seolah-olah Kera Suci yang sesungguhnya akhirnya telah tiba. Kera itu mengeluarkan suara raungan keras yang mampu mengguncang langit. Ye Futian mengangkat lengannya dan menyerang ke depan bersama dengan Kera Suci.     

*Brak..Brak..Brak..* Rentetan suara yang keras terdengar saat bilah-bilah pedang itu bertabrakan dengan tongkat milik Ye Futian. Suara-suara itu terdengar seperti guntur, dan langit pun ikut berguncang. Semua pedang dari Jalur Agung itu sepertinya telah dihancurkan. Satu-satunya yang tersisa hanyalah tongkat milik Ye Futian. Tongkat itu telah menghancurkan semua pedang dan kini diayunkan menuju Xia Qingyuan.     

Bunga-bunga teratai bermekaran dengan indah, membentuk sebuah penghalang di sekitar tubuh Xia Qingyuan. Dia menyaksikan apa yang sedang terjadi dengan tenang. Terdengar sebuah suara yang keras saat bunga-bunga teratai itu diserang dan kelopaknya bertebaran di udara. Xia Qingyuan juga dihempaskan ke udara. Terdengar suara benturan yang keras saat dia menghantam dinding tebing, dan darah mengalir dari mulutnya, menodai pakaiannya yang berwarna putih. Sosok yang terlihat seperti dewa itu kini mengeluarkan darah, benar-benar sebuah pemandangan yang mencengangkan.     

Badai penghancur itu masih bergejolak, tetapi tidak lama kemudian menghilang secara perlahan-lahan. Ye Futian berdiri di tempatnya dengan tenang seperti seorang dewa. Kera Suci dan Roh Kehidupannya telah menghilang, dan tongkatnya juga telah dihancurkan oleh pedang milik Xia Qingyuan. Tetapi tatapan matanya tetap terlihat tegas saat dia menatap ke arah Xia Qingyuan. Dia adalah Puteri dari Dunia Kaisar Xia, kultivator paling berbakat di Dunia Atas. Dia memiliki tiga ribu pedang, dan bunga-bunga teratai yang mampu menciptakan segalanya, sementara yang dimiliki oleh Ye Futian hanyalah sebuah tongkat.     

Mausoleum Kekaisaran berguncang semakin keras. Tubuh Xia Qingyuan gemetar saat dia melangkah ke depan. Dia berdiri di hadapan Ye Futian, menatap satu-satunya orang dari generasi yang sama dengannya yang pernah mengalahkannya.     

Saint Glass dan Raja Suci Zhou Agung ikut menyaksikan pertempuran ini dan keduanya merinding. Ye Futian telah mengalahkan keturunan Renhuang, Xia Qingyuan, sang putri kebanggaan langit.     

Xia Qingyuan menyeka darah dari mulutnya. Dia menatap ke arah Ye Futian, dan tampaknya masih ada kesombongan di dalam matanya yang indah. "Jika kita melanjutkan pertempuran ini, aku masih memiliki senjata rahasia yang belum kugunakan," ujarnya. "Kau akan kalah. Tapi karena kau berhasil menghempaskanku ke belakang, aku tidak akan memperebutkan warisan itu lagi."     

Dia mengatakan bahwa jika Ye Futian bisa mendapatkan warisan itu, maka dia berhak memilikinya. Tentu saja, Ye Futian tidak mengambilnya sendiri tetapi dia telah memberikannya pada Huang Jiuge dan sekarang dia berdiri menghalangi jalan Xia Qingyuan. Tapi situasinya tidak berubah. Namun, Xia Qingyuan merasa percaya diri bahwa jika dia menggunakan senjata rahasianya, Ye Futian tidak akan bisa mengalahkannya. Tetapi dia tidak berniat untuk melakukannya.     

"Terima kasih banyak, Puteri." Ye Futian tersenyum pada Xia Qingyuan dan berkata, "Selama saya berkultivasi, saya belum pernah bertemu seseorang pada tingkat Plane yang sama dengan saya yang bisa bertarung melawan saya hingga sejauh ini. Anda memang sangat kuat, tetapi jika kita membahas tentang 'senjata rahasia', anda bukan satu-satunya orang yang memilikinya, Puteri."     

Xia Qingyuan menyipitkan matanya saat dia menatapnya. Pria ini benar-benar sombong. Apakah pria ini mengatakan bahwa dia seharusnya merasa bangga telah dikalahkan olehnya? Selain itu, dia mengatakan bahwa dia juga memiliki senjata rahasia. Apakah maksud dari ucapannya itu adalah jika mereka melanjutkan pertempuran, dia tetap akan mengalahkannya?     

"Saya tidak sengaja melukai anda dalam pertempuran. Saya berharap anda tidak menyimpan dendam pada saya." Ye Futian memohon padanya. Xia Qingyuan memandangnya dengan ekspresi dingin di wajahnya. Memangnya baj*ngan ini pikir dia siapa? Apakah pria ini berpikiran bahwa hanya karena dia telah menghempaskannya ke belakang, maka dirinya akan mengirimkan seseorang untuk membunuhnya? Kenapa dia harus melakukan hal seperti itu?     

"Pada awalnya aku berniat untuk menahan diri, tetapi setelah mendengarmu berbicara, rasanya aku ingin menebasmu sekarang," ujar Xia Qingyuan dengan nada dingin.     

"Jika anda bisa mendaratkan serangan pada tubuh saya dengan pedang anda, maka saya bersedia mati tanpa mengajukan protes," jawabnya sambil tersenyum.     

"Baj*ngan tak tahu malu ini..." Saat mendengar percakapan antara mereka berdua, Saint Glass juga berharap agar dia bisa menikam Ye Futian. Belum lama ini, dia telah menggodanya, dan sekarang dia bahkan berani melakukan hal yang sama dengan sang Puteri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.