Berdatangan
Berdatangan
Di atas langit Kota Zhongzhou, terdapat seekor elang hitam terbang di udara, sayapnya terbentang lebar seolah-olah elang itu sedang berpatroli.
Kelompok-kelompok kultivator yang sedang bepergian melalui jalur udara telah memasuki wilayah Kota Zhongzhou.
Mereka ini adalah para kultivator yang telah melakukan perjalanan dari seluruh penjuru Sembilan Negara.
Lima atau enam tahun yang lalu orang-orang di Sembilan Negara telah melupakan Negeri Barren. Tidak ada seorang-pun yang peduli dengan tempat suci di Negeri Barren, bahkan mereka dikeluarkan dari Pertemuan Sembilan Negara.
Tetapi hari ini, kota yang terletak di pusat Negeri Barren ini telah menjadi titik pusat dari badai yang melanda Sembilan Negara. Banyak sekali sosok-sosok terkemuka jauh-jauh datang kemari dalam beberapa bulan terakhir hanya untuk menyaksikan pertempuran yang akan terjadi di Kota Zhongzhou.
Pertempuran sebesar ini sudah tidak pernah terjadi di Sembilan Negara selama seratus tahun, jadi bagaimana mungkin perang ini tidak menarik perhatian semua orang?
Terdapat rumor yang mengatakan bahwa Aula Cahaya Suci, Gunung Suci Xihua, dan Dinasti Suci Zhou Agung telah mengumpulkan satu pasukan yang sangat besar, tetapi mereka tidak langsung berangkat menuju Istana Holy Zhi. Menurut informasi dari beberapa orang, Aula Cahaya Suci telah mengirim beberapa Saint ke tiga tempat suci di Laut Endless dan mendesak mereka untuk mengirim pasukan sebagai bala bantuan dan mereka telah menyepakati kapan mereka akan melancarkan serangan.
Seolah-olah mereka telah mencapai semacam kesepakatan, ketiga tempat suci dari Negeri Samudra itu juga mulai mengumpulkan pasukan dari pulau-pulau yang berada di wilayah mereka, bersiap untuk berperang melawan Negeri Barren.
Karena beberapa tempat suci telah setuju untuk mengirimkan pasukan, maka pada saat yang sama, hal itu juga menyebabkan penundaan untuk beberapa saat. Karena bagaimanapun juga, kekuatan dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren, ditambah dengan bantuan dari Klan Yue dan Kuil Suci Lapis Lazuli, membuat pasukan sekuat Aula Cahaya Suci tidak berani menantang mereka seorang diri. Jika hanya satu pasukan yang datang, maka sangat mungkin bahwa Istana Holy Zhi akan menyambut pertempuran itu secara langsung, dan hasil akhirnya sudah bisa ditebak.
Akhirnya, pada hari pertama di tahun 10017 dari Kalender Prefektur Ilahi, pasukan gabungan dari enam tempat suci, yaitu Aula Cahaya Suci, Gunung Suci Xihua, Dinasti Suci Zhou Agung, Palung Utara, Istana Samudra, dan Tebing Surgawi, berangkat hampir bersamaan, sudah jelas mereka melancarkan serangan gabungan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Badai akan segera menghantam Sembilan Negara.
Adapun tempat-tempat suci lainnya, tampaknya saat ini Kota Zhongzhou telah dipenuhi dengan orang-orang yang berasal dari semua tempat suci di Sembilan Negara, hanya saja mereka tidak menunjukkan identitas mereka.
Selain pasukan gabungan dari enam tempat suci utama, Saint Zhi dan Kong Yao dari Tebing Zhisheng selama ini telah tinggal di Kota Zhongzhou.
Pada saat ini, di dalam sebuah gudang anggur di Kota Zhongzhou, ada beberapa orang yang sedang duduk dengan tenang, sambil meminum anggur. Di antara mereka, terdapat seorang Tetua dengan aura luar biasa yang tampak berusia sekitar lima puluh tahun, penuh dengan semangat dan antusiasme. Tatapan matanya terlihat tegas dan waspada, tetapi dipenuhi dengan senyuman lembut yang membuat orang-orang merasa nyaman berada di dekatnya.
"Guru, apakah pertempuran antar tempat suci akan segera terjadi?" seorang pemuda bertanya pada lelaki tua yang berada di depannya, yang merupakan salah satu Saint dari Negeri Yu: Saint Stone.
Saint Stone jarang sekali membuat keributan, dapat dikatakan bahwa dia tidak pernah tertarik pada apa yang terjadi di dunia luar. Di Negeri Yu, Tebing Zhisheng selalu dikenal sebagai tempat suci pertama mereka. Meskipun Saint Stone juga seorang kultivator dari tingkat Saint Plane, namanya tidak terkenal. Banyak orang mengatakan bahwa Saint Stone tidak peduli dengan urusan duniawi, dia hanya memfokuskan diri pada kultivasi.
"Para Saint dari Istana Holy Zhi selama ini telah menghindari konflik yang sedang terjadi, jika tidak, Raja Suci Zhou Agung pasti sudah mengambil tindakan terhadap mereka. Sementara mengenai Perang Suci ini, jika Klan Yue dan Kuil Suci Lapis Lazuli ikut terlibat di dalamnya, dan Saint Moon serta Saint Glass juga muncul di medan perang, ada kemungkinan akan terjadi pertempuran antar Saint nantinya." ujar Saint Stone dengan tenang. Jika Perang Suci benar-benar terjadi, tidak hanya satu atau dua orang yang akan tewas, tetapi yang terjadi adalah pembantaian para kultivator dalam jumlah besar. Dalam situasi seperti itu, bahkan para kultivator dari tingkat Saint Plane tidak akan mampu menahan diri untuk tidak ikut campur di dalamnya.
"Apakah Guru tidak memiliki pendapat tentang hal ini?" pemuda itu bertanya lagi.
"Para kultivator tingkat atas akan bertarung, apa lagi yang harus dipikirkan? Ikut berpartisipasi dalam perang sebagai martir?" Saint Stone menatap tajam ke arah muridnya, dan tiba-tiba pemuda itu tersenyum pasrah. Memang, dalam pertarungan sebesar ini, jika mereka ikut berpartisipasi di dalamnya, tidak peduli pihak mana-pun yang mereka bela, mereka semua hanya akan menjadi martir dalam pertempuran.
Saint Stone meminum anggur di gelasnya, lalu dia memandang ke kejauhan. Kemudian dia berkata: "Seharusnya orang-orang dari tempat suci di Sembilan Negara sudah tiba. Mereka juga menginginkan warisan Renhuang, tetapi hal itu merupakan topik yang sensitif untuk dibahas, dan tidak akan mudah untuk didapatkan. Ayo kita pergi."
Setelah selesai berbicara, dia berdiri dari tempatnya dan berjalan keluar.
"Guru hendak pergi kemana?" Orang-orang yang berada di sekitar meja tersebut juga berdiri dari tempat duduk masing-masing dan berusaha menyusulnya.
"Tentu saja ke Istana Holy Zhi," suara Saint Stone terdengar dari kejauhan. Tidak hanya mereka, namun orang-orang yang tak terhitung jumlahnya di Kota Zhongzhou juga bergegas menuju Istana Holy Zhi.
Orang-orang di Kota Zhongzhou telah mendengar berita bahwa hari ini tempat-tempat suci utama akan menggabungkan pasukan mereka untuk menyerang Istana Holy Zhi.
Di luar Kota Zhongzhou, terdapat monster-monster iblis yang berpatroli di setiap arah.
Pada saat ini, di sepanjang perbatasan Kota Zhongzhou di arah barat, sebuah pasukan telah tiba di sana. Pasukan yang terdiri dari sepuluh ribu orang ini mengendarai peralatan ritual Saint, dimana para Saint menggunakan kekuatan mereka secara pribadi untuk mengendalikan semua peralatan ritual itu untuk memimpin jalan. Kalau tidak, pasukan ini tidak mungkin tiba di Istana Holy Zhi hanya dalam waktu satu hari.
Sosok yang memimpin mereka adalah Saint Ji.
Saat ini, Saint Ji melihat ke arah langit. Seharusnya tempat-tempat suci lainnya tidak lama lagi akan tiba.
"Tunggu disini." Saint Ji memberi perintah. Enam tempat suci utama telah menyepakati kapan waktu yang tepat untuk bergerak menuju Istana Holy Zhi secara bersamaan. Sekarang setelah mereka memasuki Kota Zhongzhou, mereka tidak perlu merasa khawatir, mereka tinggal menunggu waktu yang ditentukan dan mereka bisa langsung bergerak menuju Istana Holy Zhi.
Setelah beberapa saat, seberkas sinar cahaya melesat dari kejauhan dengan kecepatan yang luar biasa, dan sinar itu tiba di hadapan mereka dalam sekejap. Itu adalah seorang kultivator di tingkat Saint Plane.
"Ada berita apa? Sampai kau terburu-buru seperti ini." Saint Ji melihat ke arah sosok yang baru saja datang dan mengerutkan keningnya. Saint itu adalah seorang kultivator dari Aula Cahaya Suci.
"Banyak kultivator dari Klan Qi datang ke Kota Cahaya Suci, tepat di area yang berada di bawah Aula Cahaya Suci, tampaknya mereka berniat untuk mengepung kami." jawab utusan tersebut. Setelah mendengar kata-kata ini, tatapan mata Saint Ji menjadi tajam dan memancarkan hawa dingin yang mengerikan.
Klan Qi dari Negeri Qi, berani sekali mereka?
"Apakah ada pembicaraan di antara kalian?" tanya Saint Ji.
"Ya," utusan itu mengangguk, "Tetapi orang-orang dari Klan Qi menyangkal bahwa mereka berniat mengepung kami. Mereka hanya mengatakan bahwa para kultivator dari Klan Qi telah mengagumi kultivator dari Aula Cahaya Suci sejak lama dan mereka datang ke Aula Cahaya Suci untuk mengunjungi para murid dari Aula Cahaya Suci."
Kedua mata Saint Ji memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa. Klan Qi sudah lama mengagumi Aula Cahaya Suci? Mereka datang untuk mengunjungi murid-murid dari Aula Cahaya Suci?
Semua ini adalah omong kosong belaka.
Ini adalah sebuah ancaman terselubung dari Klan Qi.
Mereka tidak mengirimkan pasukan secara langsung untuk berpartisipasi dalam pertempuran, dan mereka juga tidak ingin bermusuhan dengan tempat suci, jadi mereka membuat rencana seperti itu sebagai jalan pintas.
Tindakan itu bertujuan untuk mengalihkan perhatian Aula Cahaya Suci dari pertempuran.
"Aku akan didampingi oleh beberapa orang di sini, sisanya akan kembali ke Aula Cahaya Suci bersamamu," suara Saint Ji terdengar sangat dingin saat dia mengamati pasukannya. Kemudian dia membagi mereka menjadi beberapa kelompok dan menyimpan sekelompok kultivator tingkat atas dari Aula Cahaya Suci serta kurang dari setengah pasukan yang berasal dari area di sekitar Aula Cahaya Suci untuk mendampinginya.
Mereka yang kembali ke Aula Cahaya Suci setidaknya akan cukup untuk menghadapi para kultivator dari Klan Qi yang telah berkumpul di Aula Cahaya Suci secara tiba-tiba.
Saint Ji percaya bahwa Klan Qi hanya mampu mengancam mereka dan tidak akan menyerang Aula Cahaya Suci, kalau tidak, hal itu pasti sudah terjadi sejak lama.
Dia bisa memahami apa sedang yang dipikirkan oleh lelaki tua itu—Saint Qi—yaitu membunuh dengan sebilah pedang pinjaman.
Selama Ye Futian masih hidup, dia akan menjadi ancaman besar bagi Aula Cahaya Suci. Selain itu, Klan Qi tidak perlu menyinggung pasukan-pasukan dari tempat suci lainnya, bahkan mereka tidak perlu terlibat secara langsung di medan perang. Dia seekor rubah tua yang licik.
Di wilayah selatan dari Kota Zhongzhou, ada begitu banyak burung phoenix emas raksasa yang mendarat dari atas langit. Setiap phoenix itu membawa sekelompok kultivator di atas punggungnya. Tidak jauh berbeda dari Saint Ji, Raja Suci Zhou Agung juga tidak membawa semua pasukannya, tetapi dia membawa pasukan terkuatnya, yaitu Pasukan Phoenix Emas.
Di wilayah tenggara, tiga tempat suci utama dari Laut Endless telah tiba bersama-sama.
Monster-monster iblis yang berada di luar Kota Zhongzhou terus melayang di udara dan terbang ke atas langit. Ketika enam tempat suci itu telah tiba, mereka menginjakkan kaki di ibukota dari Negeri Barren ini dan bergerak ke arah yang sama.
Para kultivator dari Aula Cahaya Suci terus bergerak ke depan. Mereka melewati Gunung Buddha di Kota Zhongzhou, dan di puncak gunung itu terdapat sebuah kuil yang terkenal. Ketika mereka melewati gunung tersebut, seberkas cahaya berwarna emas bersinar di puncak gunung, dan cahaya Buddha terpancar ke berbagai arah. Banyak orang memandang ke arah itu dan melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan: ada seratus delapan biksu yang berubah menjadi satu sosok Buddha raksasa, sambil memancarkan cahaya Buddha yang berapi-api seperti sebuah patung Buddha raksasa.
Saint Ji memandang ke arah Gunung Buddha. Di dalam wilayah Negeri Barren, tidak pernah ada kehadiran para biksu sekuat itu.
Sudah jelas, mereka adalah orang-orang dari Wilayah Vajra.
Mereka hanya berjumlah 108 orang. Bahkan jika mereka adalah 108 biksu dari Wilayah Vajra, memangnya apa yang bisa mereka lakukan? Bagaimana bisa mereka bermimpi untuk membalikkan situasi ini?
Ketika para kultivator dari Aula Cahaya Suci melintas, seberkas cahaya Buddha yang lebih menyilaukan dari sebelumnya bersinar, kemudian sosok Buddha itu naik ke udara seperti seorang Buddha raksasa yang sedang berjalan di atas Kota Zhongzhou, setiap langkah yang diambilnya mampu melintasi jarak yang sangat jauh, mengikuti para kultivator dari Aula Cahaya Suci.
Hal ini membuat banyak kultivator dari Aula Cahaya Suci merasa sangat kesal. Apa maksud dari tindakan yang dilakukan oleh para kultivator dari Wilayah Vajra ini? Para biksu ini mengikuti setiap pergerakan mereka.
Dari arah yang berbeda, enam pasukan besar kini mulai bergerak menuju Istana Holy Zhi, yang membuat orang-orang di Kota Zhongzhou menjadi gempar, dimana mereka berkumpul dan ikut bergerak menuju Istana Holy Zhi dalam rombongan yang tampak sangat mengerikan.
Di antara rombongan yang tampak mengerikan ini, satu sosok berwajah tampan yang berpakaian putih ikut bergerak bersama mereka.
Dia pernah menjadi sebuah simbol di Negeri Barren, calon Pemimpin Istana yang dipilih oleh Istana Holy Zhi. Tapi sekarang dia tergabung dalam kerumunan orang seperti orang awam dari Negeri Barren, yang hendak pergi menuju Istana Holy Zhi.
Kepulangannya hari ini hanya untuk mendamaikan pikirannya.
Pada saat dia pergi, dua Pemimpin Istana telah meninggal dunia, jadi dia pergi meninggalkan Istana Holy Zhi dan Negeri Barren untuk berpisah dari Sembilan Negara. Pada akhirnya dia pergi ke Istana Suci Jixia untuk berkultivasi, kemudian dia pergi ke Dunia Atas bersama Xia Qingyuan untuk menjalani tes, dan berhasil mendapatkan peluang yang luar biasa, dia terpilih untuk berkultivasi di Dunia Atas.
Tetapi tidak peduli seperti apa-pun penderitaannya kala itu, dia masih berhutang budi pada Istana Holy Zhi yang telah mengajarinya banyak hal, dan dia tidak akan pernah melupakan ajaran dari gurunya.
Hari ini, ketika Istana Holy Zhi berada dalam krisis, dia tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa.
Tidak peduli seperti apa hasil dari pertempuran ini nantinya, dia akan membalas hutang budinya pada Istana Holy Zhi.
Negeri Barren, Istana Holy Zhi.
Ye Futian melihat ke kejauhan, dan di sampingnya, semua kultivator yang berada di atas Sage Plane telah berkumpul, mereka sedang menunggu sesuatu.
Mereka sudah tahu bahwa enam pasukan besar telah tiba di Kota Zhongzhou, dan keenam pasukan itu sedang dalam perjalanan menuju Istana Holy Zhi. Tidak lama bagi mereka akan tiba di wilayah udara dari Istana Holy Zhi.
Ye Futian perlahan-lahan melayang di udara, dia menoleh untuk melihat semua orang dari Istana Holy Zhi, terdapat banyak teman lama dan banyak wajah baru yang dilihatnya. Kemudian dia berkata, "Pertempuran hari ini mungkin lebih berbahaya daripada pertempuran yang terjadi saat Dinasti Zhou Agung menyerang kala itu. Tetapi ucapanku tetap tidak berubah: Aku adalah Pemimpin dari Istana Holy Zhi. Jika aku selamat, maka Istana Holy Zhi juga akan selamat. Jika Istana Holy Zhi dihancurkan, maka aku juga akan mati bersamanya."
Tatapan mata orang-orang terpaku pada Ye Futian, mata mereka menunjukkan tekad yang teguh dan semangat bertarung yang luar biasa.
"Selain itu ada satu hal lagi: jika kita berhasil memenangkan pertempuran ini, maka sejak saat itulah tidak akan ada yang berani menindas Istana Holy Zhi, ataupun murid-murid kita di Sembilan Negara ini." Suara Ye Futian tidak keras, tetapi semua orang bisa mendengarnya dengan jelas.