Legenda Futian

Aliansi antara Gu dan Bai



Aliansi antara Gu dan Bai

0Cabang-cabang pohon willow yang berisi Hukum Pengoyak itu benar-benar tak terkalahkan, dan suara gemerisik terdengar di antara langit dan bumi. Tetapi pada saat ini, tampaknya semua cabang pohon itu terjerat oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat. Sungai pedang mengikuti cabang-cabang pohon itu dari belakang, menghancurkan segalanya dan menangkis semua cabang pohon willow yang terus bergerak ke bawah. Saat melihat hal ini, Yang Xiao tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tombak di tangannya langsung memanjang, sambaran petir yang mampu memusnahkan segalanya muncul dan menghancurkan cabang-cabang pohon willow itu hingga tak bersisa.     

Di kedua sisi Yang Xiao, muncul dua sosok kultivator. Keduanya berwajah tampan dan gagah, dengan temperamen yang luar biasa. Sosok yang berada di sebelah kiri memiliki tubuh sedikit lebih kekar, sedangkan sosok yang berada di sebelah kanan tampak lebih serius. Keduanya memandang satu sama lain di seberang Yang Xiao, kemudian memalingkan muka seolah-olah memahami niat masing-masing dan kini pandangan mereka terpaku pada Liu Zong yang berada di depan mereka.     

"Bai Luli, Gu Dongliu." Liu Zong memandang keduanya. Mereka juga ikut pergi menjalani tes bersama Xia Qingyuan. Bai Luli adalah kultivator dari Istana Suci Jixia, dan Gu Dongliu adalah kakak senior ketiga dari Ye Futian. Mereka berdua adalah sosok yang sangat luar biasa. Bai Luli memenuhi syarat untuk menjadi Orang-Orang Pilihan Langit, dan jika Gu Dongliu tidak mengundurkan diri, dia pasti juga bisa meraih gelar tersebut.     

Dia tidak tahu bahwa Bai Luli dan Gu Dongliu ternyata adalah teman lama. Ketika Gu Dongliu memasuki Negeri Barren dari Wilayah Barren Timur, hal pertama yang dia lakukan adalah menantang Bai Luli, tokoh paling terkenal dari Negeri Barren kala itu sekaligus sosok yang berada di posisi sepuluh besar dalam Peringkat Barren Sky di usia yang masih sangat muda. Meskipun dia telah dikalahkan, nama Gu Dongliu menjadi dikenal untuk pertama kalinya oleh orang-orang di Negeri Barren.     

Mereka bertarung untuk kedua kalinya di Gunung Crouching Dragon milik Keluarga Zhuge, tepatnya pada saat perjamuan pertunangan antara Bai Luli dan Zhuge Mingyue berlangsung. Gu Dongliu telah kembali dari perjalanannya dan menginjakkan kaki di Gunung Crouching Dragon, tanpa mempedulikan nyawanya sendiri. Dalam pertempuran kala itu, Gu Dongliu mengalahkan Bai Luli dalam waktu singkat dan meraih reputasi yang luar biasa di Negeri Barren.     

Menariknya, saat ini dua musuh bebuyutan ini muncul secara bersamaan. Tentu saja, kehadiran keduanya ini tidak disengaja. Bai Luli telah melihat bagaimana Liu Zong telah memburu dan membunuh orang-orang dari Negeri Barren, jadi dia mengikutinya kemari. Sementara Gu Dongliu melihat bahwa Yang Xiao dalam bahaya, jadi dia juga mengikutinya. Sehingga kedua pria itu saling menatap satu sama lain dengan Yang Xiao berada di antara mereka berdua, kemudian keduanya kembali memalingkan muka seolah mereka memahami niat masing-masing.     

"Senior Yang, apakah kami boleh masuk ke dalam matriks?" Gu Dongliu bertanya. Sekarang dia telah memasuki Sage Plane. Sementara Bai Luli telah mendapatkan terobosan setelah tiga hari berkultivasi dan sekarang dia telah menjadi seorang Sage tingkat menengah, dan mereka berdua memiliki peralatan ritual Saint sehingga mereka dapat dikatakan cukup tangguh. Namun, masih terlalu cepat untuk berpikiran bahwa Liu Zong, yang sekarang mendapatkan bantuan dari matriks pertempuran, dapat dikalahkan oleh mereka. Mereka juga sudah melihat sebelumnya bahwa Liu Zong memanfaatkan kekuatan dari orang-orang yang berada di dalam Matriks Pertempuran Pohon Kuno sehingga dia bahkan bisa membuat orang lain mati sebagai penggantinya.     

"Baiklah." Yang Xiao mengangguk, dan tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang mengalir di sekitar mereka. Gu Dongliu dan Bai Luli membuka kekuatan spiritual mereka untuk digabungkan bersama aura spiritual Yang Xiao. Tidak lama kemudian, mereka bisa merasakan bahwa mereka telah menyatu ke dalam dunia petir tak berbatas seolah-olah mereka adalah bagian dari dunia itu sendiri.     

"Jika kalian berdua ingin menyerang, beritahu aku melalui pikiranmu dan aku akan membantu kalian," ujar Yang Xiao. Bai Luli dan Gu Dongliu mengangguk pelan.     

Liu Zong menatap beberapa orang di depannya, dan sebuah senyuman sinis terlintas di matanya. Baik Bai Luli maupun Gu Dongliu adalah sosok yang luar biasa, dan sayang sekali mereka harus mati di tangannya. Pasti akan sangat menguntungkan jika dia bisa memanfaatkan mereka untuk dirinya sendiri.     

Suara gemerisik kembali terdengar. Di atas pohon kuno yang berada di depan, muncul bayangan Liu Zong yang tak terhitung jumlahnya. Cabang-cabang dan dedaunan dari pohon kuno itu menyebar hingga ke kejauhan, cabang-cabang pohon willow itu menutupi langit, dan kembali menyelimuti matriks pertempuran di dalamnya. Dedaunan dari pohon kuno itu bertebaran di udara dan berubah menjadi bilah-bilah pedang yang sangat tajam, menebas ke arah Yang Xiao dan yang lainnya.     

Bai Luli dan Gu Dongliu mengambil satu langkah ke depan secara bersamaan, dan Yang Xiao menerima instruksi dari pikiran mereka berdua dalam sekejap. Dia tampak terkejut, tetapi dia tidak berkomentar apa-apa. Semua kekuatan dari matriks pertempuran itu sekarang mengalir menuju Bai Luli dan Gu Dongliu secara bersamaan.     

Kedua mata Bai Luli kini berubah warna menjadi hitam pekat, dan seluruh dunia serta langit berubah menjadi warna abu-abu. Di belakangnya muncul sepasang mata yang mengerikan. Aura spiritual miliknya memenuhi langit, dan sepasang mata itu adalah Roh Kehidupannya, Eye of Devastation.     

Dedaunan yang berterbangan di udara itu tampaknya telah dikurung oleh sesuatu saat sebuah badai penghancur bergejolak dan membantai seluruh area tersebut. Pada saat yang sama, sembilan huruf kuno di belakang Gu Dongliu berputar-putar di udara. Terdapat pula sebuah kekuatan mengerikan dari aura spiritual yang menutupi langit, dan sebuah Qi Pedang yang sangat kuat berputar-putar, perlahan-lahan berubah menjadi sebuah sungai pedang yang mengalir dari tubuh Gu Dongliu, memusnahkan segala sesuatu yang berada di udara. Dedaunan yang berterbangan itu dihancurkan hingga tak bersisa, dan cabang-cabang pohon willow yang bergerak ke bawah juga terus-menerus diserang hingga akhirnya dihancurkan.     

"Godly Creation of All Things," gumam Bai Luli, dan aura spiritual yang mengerikan telah berkumpul kini berubah menjadi satu sosok dewa kuno dimana satu tatapan matanya mampu menghancurkan segalanya dengan sambaran petir yang tidak hanya menyerang tubuh fisik tetapi juga menyerang kekuatan dari aura spiritual. Sementara Gu Dongliu telah memanggil sembilan dewa perang, yang dikelilingi oleh sembilan huruf kuno di sekitarnya, semua sosok dewa itu menghadap ke depan untuk melancarkan serangan mereka pada Liu Zong.     

Kala itu, Bai Luli dan Gu Dongliu pernah menggunakan dua teknik ini dalam pertempuran sebagai lawan. Sekarang mereka menggunakannya sebagai rekan untuk mengalahkan Liu Zong. Ditambah lagi, keduanya seperti bisa membaca pikiran satu sama lain untuk melancarkan serangan mereka, tanpa sedikitpun menunjukkan keraguan.     

Saat merasakan aura yang terpancar dari mereka berdua, Liu Zong kembali serius. Pohon kuno raksasa itu berayun-ayun, bergerak ke depan seolah-olah akan berubah menjadi sebuah roh pohon. Sulur-sulur tanaman yang tebal seperti pegunungan merambat keluar. Kekuatannya sangat mengerikan. Rasanya seolah-olah sebuah gunung telah diangkat dan dilemparkan ke arah Bai Luli dan Gu Dongliu. Di permukaan sulur-sulur yang tebal itu, bahkan muncul banyak bilah-bilah pedang berwarna emas yang akan menghancurkan segala sesuatu yang berada di depannya.     

"Bersatu," Gu Dongliu memberi perintah, dan sembilan dewa perang itu berubah menjadi satu kesatuan. Aura dari sembilan huruf kuno itu mengelilingi mereka, selain itu langit dan bumi telah beresonansi. Ketika keduanya beresonansi satu sama lain, sembilan huruf kuno yang tak terbatas muncul di sekitar mereka, dan masing-masing huruf kuno itu berubah menjadi sebuah segel kuno, yang menyertai telapak tangan Gu Dongliu ke depan.     

Dewa kuno yang dibentuk oleh Bai Luli memegang Palu Petir Pengguncang-langit dan mengayunkannya ke bawah, berusaha untuk menghancurkan pohon kuno tersebut. Sulur-sulur tanaman yang setebal gunung itu kini meledak tanpa henti, dihancurkan hingga tak bersisa. Tapi di sisi lain, tubuh dewa kuno itu serta bayangan yang dibentuk oleh Gu Dongliu juga telah dihancurkan. Area ini dipenuhi dengan arus penghancur.     

"Apakah hanya seperti ini kekuatan kalian?" ujar Liu Zong dengan nada sombong. Sulur-sulur tanaman di sekitar di pohon kuno itu telah dihancurkan dan kini telah tumbuh kembali, masih menutupi langit dan melindungi semua orang yang berada di dalam matriks pohon kuno. Kekuatan yang dimiliki oleh Liu Zong tampaknya masih sangat banyak, tetapi di dalam matriksnya, napas semua orang mulai melemah. Rupanya, dia telah menguras kekuatan orang lain untuk melancarkan serangan tersebut.     

"Kita harus menembus matriksnya terlebih dahulu jika ingin membunuhnya," ujar Bai Luli. Dia tidak melihat ke arah Gu Dongliu, tetapi Gu Dongliu tahu dengan siapa Bai Luli berbicara.     

"Titik pusat dari matriks ini adalah Liu Zong, dan dia bisa memanfaatkan para kultivator yang berada di dalamnya untuk menggantikannya jika ada bahaya yang mengancam. Untuk bisa menembus matriks ini, kau harus membunuh kultivator lainnya lebih dulu sambil berusaha menembus matriks ini sehingga tidak ada kultivator yang bisa menggantikan posisi Liu Zong." Gu Dongliu menjawab, "Kau ingin menembusnya secara langsung atau kau ingin memimpin serangan?"     

"Aku akan berusaha menembus matriks dari bagian depan, menghalangi serangan yang dikeluarkan olehnya. Kau bisa berkonsentrasi untuk menyerang," jawab Bai Luli.     

"Baiklah." Gu Dongliu mengangguk.     

Keduanya tampaknya telah mengatur semuanya hanya dalam beberapa kata, dan sekarang sepertinya tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Yang Xiao. Dia menatap ke arah mereka dengan terkejut, dia benar-benar tidak mengetahui hubungan antara keduanya. Tetapi semua ini tidak penting. Selama Liu Zong bisa dibunuh dan Gunung Suci Xihua dapat dihancurkan, dia rela melakukan apa saja.     

Ekspresi Bai Luli terlihat serius, dan di belakangnya, selain Roh Kehidupan Eye of Devastation, muncul Roh Kehidupan lainnya. Itu adalah Roh Kehidupan raksasa berbentuk Gulungan Sihir. Gulungan Sihir ini terbang ke udara dan memancarkan cahaya yang mengerikan. Jari-jari Bai Luli menyentuh permukaan Gulungan Sihir itu, dan tiba-tiba, muncul bercak-bercak darah, yang menyebabkan garis-garis darah juga muncul di Roh Kehidupan tersebut dan membuatnya bersinar semakin terang.     

Roh Kehidupan Gulungan Sihir itu terbang ke depan, dan melayang di udara. Kemudian sebuah gulungan sihir berdarah muncul dari Roh Kehidupan tersebut, dan melesat ke arah Liu Zong.     

"Blood sacrifice: God-killing Scroll," gumam Bai Luli. Pada saat ini, aura spiritualnya tampaknya telah terkuras habis. Gulungan sihir itu memancarkan seberkas cahaya semerah darah yang memenuhi langit, seperti sebuah sihir terlarang, kemudian gulungan sihir berdarah yang tak ada habisnya terbang ke berbagai arah. Ketika gulungan sihir itu bertabrakan dengan dedaunan dan cabang-cabang pohon willow yang bergerak ke bawah, gulungan-gulungan berdarah itu mampu menembus dan menghancurkan semua dedaunan dan cabang pohon tersebut.     

Cahaya yang dipancarkan dari Roh Kehidupan Gulungan Sihir itu diarahkan pada Liu Zong, dan gulungan sihir yang menggantung di atas langit telah membentuk sebuah sihir hukum dari aura spiritual yang mampu menghancurkan segalanya. Ekspresi Liu Zong tiba-tiba berubah. Rapalan sutra terdengar dari mulutnya dan pohon kuno itu mengeluarkan suara gemuruh. Sosok-sosok yang tak ada habisnya muncul secara bersamaan, dan di hadapannya terpancar seberkas cahaya yang sangat indah dari pohon kuno, dan ketika gulungan sihir berdarah itu bergerak ke bawah, terdapat cahaya semerah darah mengalir di antara cabang-cabang pohon kuno raksasa tersebut. Pada saat ini, Liu Zong tidak punya waktu untuk mempedulikan tentang hal lainnya.     

Gu Dongliu mulai bergerak tepat ketika Bai Luli melancarkan serangannya. Sebuah lukisan melayang di belakangnya, dan Roh Kehidupan menyatu ke dalamnya. Itu adalah sebuah lukisan suci. Kala itu di Tebing Zhisheng, karena lukisan inilah Zhan Xiao mengejarnya dan ingin membunuhnya. Tetapi pada kenyataannya, lukisan ini diaktifkan oleh auranya dan hanya mengakui dirinya sebagai pemiliknya. Sebuah aura spiritual yang sangat mengerikan mengalir ke dalam lukisan tersebut. Seberkas kekuatan suci samar-samar terpancar keluar, kemudian terbang ke depan. Sembilan huruf kuno yang tak berbatas memancarkan cahaya yang menyilaukan dan dengan cepat masuk ke dalam lukisan tersebut.     

"Terbentuklah!" Gu Dongliu berteriak dan tiba-tiba satu sosok muncul dari dalam lukisan suci tersebut, yang terlihat seperti sebuah roh magis yang dikelilingi oleh sembilan huruf kuno di sekitarnya, dan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Sosok ini dibentuk berdasarkan sosok Gu Dongliu sendiri, tetapi penampilannya tampak lebih kuat daripada dirinya. Kali ini, dia telah memanggil sosoknya yang lain.     

Di belakang Bai Luli dan Gu Dongliu, wajah Yang Xiao dan kultivator lainnya tampak kelelahan, kekuatan aura spiritual mereka tampaknya telah terkuras habis. Serangan dari kedua pria ini terlalu mengerikan untuk dibayangkan.     

Yang Xiao menatap ke depan. Dia melihat sosok dewa itu berubah menjadi sambaran petir, melesat ke depan dengan membawa aura dari sembilan huruf kuno yang tak berbatas, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Tubuhnya langsung menerjang ke dalam Matriks Pertempuran Pohon Kuno yang dibentuk oleh Liu Zong.     

Suara mendesis terus menerus terdengar, dan cabang-cabang pohon serta dedaunan yang tak terhitung jumlahnya terus menerus dipatahkan dan dihancurkan. Sementara Liu Zong menahan serangan dari Bai Luli, dia juga mengendalikan cabang-cabang pohon dan dedaunan untuk menyerang Gu Dongliu, tetapi dia tidak mampu menangkis serangan yang diarahkan padanya. Sosok seperti dewa itu menghancurkan pohon kuno raksasa tersebut dengan ganas, dan disertai dengan suara pelan lainnya, tubuh seorang kultivator telah dibelah menjadi dua bagian dan darah menyebur kemana-mana.     

*Brak, brak, brak* Suara itu terus menerus terdengar, menandakan kehancuran yang terjadi di sepanjang rute yang dilalui oleh Gu Dongliu. Mereka dihancurkan oleh Gu Dongliu tanpa diberi kesempatan untuk memberikan perlawanan, yang membuat napas Liu Zong menjadi semakin lemah, menyebabkan ekspresinya terlihat buruk. Mungkinkah matriks pertempuran sekuat ini dapat dihancurkan oleh aliansi dari dua orang ini? Meskipun dia tidak punya waktu untuk berpikir, pertahanan Matriks Pertempuran Pohon Kuno itu sendiri sangat kuat, dan tetap saja, pertahanan itu tidak mampu menghentikan serangan Gu Dongliu dan matriks itu terus-menerus dihancurkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.