Legenda Futian

Menembus Matriks



Menembus Matriks

1"Hentikan mereka," Saint Ji dan Saint Xihua memberi perintah, dan tiba-tiba pasukan besar yang memiliki jumlah lebih banyak daripada pasukan Istana Holy Zhi itu berbalik dari aktif menyerang kini mulai membentuk pertahanan, hal itu dilakukan untuk menghadang para kultivator yang bergerak ke arah Ye Futian. Akhirnya, Ye Futian berhasil dipisahkan dari para penjaganya, yaitu Qin Zhuang, Yun Shang, dan Sword Saint. Saat ini hanya ada tiga orang yang tersisa di sana, dikelilingi oleh pasukan besar. Bagaimana mereka bisa membiarkan Ye Futian untuk melarikan diri? Kali ini dia akan mati.     

Begitu Ye Futian tewas terbunuh, maka Perang Suci ini akan berakhir. Aliansi pasukan juga akan segera runtuh. Tidak ada seorang-pun dari Istana Holy Zhi yang dapat mempertahankan keyakinan mereka.     

Pada saat ini, Ao Feng melihat bahwa Ye Futian memiliki Tombak Ruang dan Waktu di tangannya. Tanpa berbicara sepatah kata-pun, dari matanya terpancar seberkas cahaya berwarna biru. Kemudian dia mengangkat peralatan ritual Saint miliknya, trisula perak, dan tubuh raksasanya mengeluarkan sebuah kekuatan yang mengejutkan. Kekuatan itu menciptakan deretan ombak yang menerjang dari atas langit, bahkan terdengar suara tsunami dari arah ombak tersebut, seperti sebuah badai yang dipenuhi dengan deburan ombak yang mengejutkan.     

"Es," ujar Ao Feng dengan acuh tak acuh. Dalam sekejap, langit dan bumi telah membeku. Seluruh dunia menjadi penuh dengan salju, dan banyak patung es bermunculan. Tubuh Ye Futian tampaknya juga akan membeku. Ao Feng melesat ke bawah, seperti seorang dewa laut raksasa, sambil mengerahkan trisula di tangannya ke bawah, dan sebuah tornado yang menakjubkan muncul di udara. Trisula itu dikerahkan ke bawah dan patung-patung es itu dihancurkan. Segala sesuatu yang berada di dalamnya tampaknya telah hancur berkeping-keping.     

Kemudian terdengar suara ledakan yang keras. Tirai cahaya pertahanan di sekitar Ye Futian telah dihancurkan, bayangan Roc yang menakjubkan itu melintas di udara dan menyerang ke arah langit. Tombak Ruang dan Waktu secara samar-samar memancarkan Hukum Ruang dan Waktu, berusaha untuk menghentikan ruang dan waktu di area tersebut.     

"Hancurkan!" Ao Feng berteriak dari dalam tsunami yang mengerikan itu, sinar-sinar berwarna perak menembus udara dan melesat ke bawah dengan membawa kekuatan yang dahsyat. Di dalam titik pusat badai, terdapat sebuah trisula yang melesat ke depan untuk menembus kekuatan Hukum Ruang dan Waktu. Di atas trisula tersebut terdapat seekor naga perak yang terbang di atasnya, melesat ke bawah bersama-sama.     

Pada saat ini, Ye Futian, yang berada di bawah, mengalami halusinasi. Dia merasa seolah-olah tubuhnya dihancurkan oleh deretan ombak raksasa yang menghantam tubuhnya. Tombak Ruang dan Waktu di tangannya dikerahkan ke depan dan menghasilkan suara benturan yang keras. Suara itu dapat terdengar dengan jelas di udara, tapi sepertinya dia telah menembus deretan ombak raksasa di atas langit, dimana terdapat sebuah kekuatan tak terbatas yang menghantam Tombak Ruang dan Waktu, yang mengejutkan lengannya. Namun kekuatan yang dahsyat itu tidak membuat lengannya goyah. Dia menembus deretan ombak itu satu per satu, sekaligus membentuk sebuah tornado yang bergerak ke atas langit.     

Tombak Ruang dan Waktu serta Trisula itu akhirnya bertabrakan satu sama lain. Sebuah gelombang raksasa dari badai-badai yang mengerikan menyebar di area sekitarnya. Seekor naga perak dan Roc melesat secara bersamaan dan berbalik menghadap satu sama lain. Orang-orang yang menyaksikan pertempuran tampak terkejut saat melihat pemandangan tersebut.     

*Boom* Kemudian terdengar suara ledakan yang keras dan keduanya terpisah. Ye Futian terdorong ke belakang. Begitu pula dengan Ao Feng. Tubuh raksasanya terus terdorong ke belakang, lengannya sedikit gemetar, dan dia bisa merasakan kekuatan pengoyak yang nyaris menghancurkan lengannya. Dengan kekuatan satu orang, Ye Futian mampu menghadapi sebuah pasukan kecil yang dipimpin oleh Ao Feng.     

Banyak kultivator tampak terkejut dan berpikir pada diri mereka sendiri bahwa tidak heran dia dianggap sebagai sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara. Ao Feng sendiri berada di posisi 17 dalam Peringkat Sage dan Saint. Ao Feng menatap ke bawah, dia merasa sangat terkejut, tetapi dia segera menenangkan diri. Tidak peduli sekuat apa-pun Ye Futian, dia tidak akan bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup hari ini.     

Pada saat yang sama, Kun dari Palung Utara juga mengumpulkan kekuatan dari matriks pertempuran. Dia memegang tombak kegelapan, yang memancarkan kekuatan penghancur yang mengerikan. Matriks pertempuran itu juga berubah bentuk menjadi seekor Kunpeng, yang membentangkan sayapnya, seolah-olah ingin melahap pegunungan dan sungai. Yang Qi, yang berasal dari Tebing Surgawi, mengeluarkan sebuah Pagoda Suci berwarna emas di belakangnya yang memancarkan cahaya menyilaukan dan membuat orang-orang kesulitan untuk melihat.     

Dari tiga arah yang berbeda, tiga orang musuh di tingkat Sage Plane semuanya mengendalikan matriks pertempuran, siap untuk menyerang Ye Futian secara bersamaan. Sebuah tekanan yang sangat kuat telah menyebar dari atas langit seolah-olah tidak ada kekuatan yang mampu menghentikannya.     

Pada saat ini, terdapat aliran cahaya yang mengalir dari kejauhan ke arah Ye Futian, Hua Jieyu, dan Huang Jiuge, seperti cahaya dari sang Buddha. Sebuah lentera teratai memancarkan cahaya yang menyinari alis mereka. Setelah aura mereka bertiga kini telah beresonansi menjadi satu kesatuan, kekuatan spiritual mereka kembali meningkat dan berkembang. Ye Futian tahu bahwa ini adalah kekuatan milik Hua Qingqing, yang mencoba untuk memberikan lebih banyak kekuatan pada mereka bertiga. Para kultivator lainnya di medan perang telah menarik kembali sebagian dari kekuatan mereka.     

Dia mencengkeram Tombak Ruang dan Waktu di tangannya dengan erat. Ye Futian menatap ke arah para kultivator yang berada di udara. Darah di dalam tubuhnya bergejolak dan dia berteriak kencang. Seolah-olah ikut terpengaruh oleh pikirannya, sementara Hua Jieyu mengirimkan suaranya pada Ye Futian, "Jangan lakukan hal itu." Dia mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Ye Futian, tetapi hingga tiba saatnya Ye Futian benar-benar membutuhkannya, dia tidak ingin Ye Futian menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya. Terutama pada saat ini, ketika perhatian semua orang dari Sembilan Negara tertuju padanya, dan mungkin Kaisar Xia telah mengirimkan bawahannya untuk mengamati pertempuran ini. Jika Ye Futian mengungkapkan rahasianya, maka Dunia Atas dan Dunia Bawah akan mengetahuinya dan dia tidak tahu seperti apa konsekuensi yang harus diterima oleh Ye Futian, tetapi kemungkinan besar itu akan menjadi sebuah bencana baginya.     

Ye Futian juga mengerti bahwa hidupnya tidak lagi hanya menjadi miliknya sendiri, tetapi milik seluruh orang di Istana Holy Zhi. Jika sesuatu terjadi padanya, maka Istana Holy Zhi juga akan musnah. Jadi, kecuali jika dia benar-benar membutuhkannya, dia tidak akan mengeluarkan kekuatan sejatinya. Tetapi sekarang tiga tempat suci dari Laut Endless sudah bertekad untuk membunuhnya. Tiga matriks pertempuran yang kuat ini tidak bisa ditembus, kecuali dengan membakar aura kaisar.     

"Kita pasti memiliki kesempatan," Hua Jieyu berbisik pelan. Dari tubuhnya terpancar kekuatan telekinetik yang sangat mengerikan, dan Roh Kehidupan mahkota miliknya telah muncul. Untaian kekuatan telekinetik tersebar di antara langit dan bumi. Dia memejamkan matanya seolah-olah dia hendak melepaskan kendali atas dirinya sendiri seutuhnya. Seberkas cahaya terpancar dari atas langit, yang menyinari tubuh Hua Jieyu. Pikirannya seperti bisa merasakan sebuah dunia yang tidak dikenal dimana ada satu sosok tak tertandingi sedang duduk di atas langit, seperti sang Dewi Jiutian.     

Di belakang Hua Jieyu, bayangan dari Dewi Jiutian muncul secara perlahan-lahan, dan bayangan itu memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Terdapat sebuah badai telekinesis yang dahsyat telah muncul di dunia ini, disertai dengan hembusan angin yang bertiup kencang. Semua orang bisa merasakan kekuatan tersebut.     

"Jieyu." Ye Futian memandang ke arah Hua Jieyu. Kemampuan seperti apa ini? Dia belum pernah mendengar Jieyu menceritakan kemampuan ini sebelumnya.     

"Serang!" Yang Qi berteriak. Dari kekuatan telekinetik itu, dia benar-benar bisa merasakan bahaya yang mengancam. Pagoda Suci berwarna emas di tangannya dikerahkan ke bawah, dan dalam sekejap, Pagoda Suci itu membesar dalam waktu singkat dan berubah menjadi sebuah gunung emas. Banyak tirai cahaya yang bersinar terang menggantung di sekitarnya dan menghancurkan segalanya. Pada saat yang sama, kekuatan spiritual para kultivator dari Tebing Surgawi bergabung menjadi satu kesatuan, dan semua kekuatan itu mengalir ke dalam Pagoda Suci milik Yang Qi. Cahaya yang tak berbatas bersinar ke bawah, menekan dan hendak menghancurkan segala sesuatu yang berada di bawah.     

Ye Futian melihat bahwa Pagoda Suci diarahkan menuju Hua Jieyu, dan dalam sekejap, dia menembus ruang hampa dan muncul di atas Hua Jieyu. Di dalam area yang luas itu, muncul kekuatan Hukum Space-freezing yang mengerikan, mempengaruhi kecepatan dari Pagoda Suci tersebut. Namun cahaya emas yang mampu menghancurkan segalanya itu berhasil menembus Hukum Space-freezing dan kini mengincar Ye Futian. Rentetan suara ledakan yang keras bergemuruh, dan cahaya bintang yang melindunginya juga telah dihancurkan.     

*Rawr* Tiba-tiba terdengar suara raungan yang bergemuruh dan seekor Kera Suci muncul di belakang Ye Futian, dimana tubuhnya terbang ke belakang. Tombak Ruang dan Waktu di tangannya kini berubah menjadi sebuah tongkat panjang, dan sebuah bintang berwarna emas muncul di sekitarnya yang diarahkan secara langsung pada Pagoda Suci yang semakin mendekat. Suara berdentang yang keras terdengar saat Pagoda Suci itu melesat ke arah langit, tetapi Ao Feng dan Kun dari Palung Utara juga melancarkan serangan mereka masing-masing dan tidak akan memberi Ye Futian kesempatan lainnya.     

Terdapat gelombang kejut yang menyebar di udara, dan trisula milik Ao Feng membentuk sebuah badai yang mengerikan. Di tempat Kun dari Palung Utara berada, seekor Kunpeng terbang sambil membentangkan sayapnya. Kun dari Palung Utara berdiri di depan Kunpeng itu, dengan membawa Tombak Kegelapan di tangannya, kemudian mengerahkan tombaknya ke bawah. Sebuah lubang hitam penghancur yang mampu menghisap segalanya telah muncul. Semua badai penghancur kini bergerak ke arah Ye Futian, berusaha menempatkannya dalam keputusasaan tanpa memberinya kesempatan untuk melawan balik.     

*Boom* Pada saat ini, bayangan seorang Saint muncul di belakang Hua Jieyu. Rambutnya yang panjang tertiup oleh angin, aura spiritual miliknya dikerahkan hingga tingkat maksimal. Kedua matanya yang indah dan bercahaya terbuka dan menatap ke atas langit, dan matanya yang tampak dalam itu menyiratkan sebuah kecantikan yang mempesona, seolah-olah setiap untaian aura di antara langit dan bumi kini muncul di dalam pikirannya.     

Pada saat ini, para kultivator dari ketiga tempat suci, yang menyerang ke arah Ye Futian bisa merasakan kekuatan telekinesis yang tak terlihat menyelimuti tubuh mereka. Seolah-olah kekuatan itu berada dimana-mana, mengancam aura spiritual mereka. Ditambah lagi, kekuatan telekinesis itu perlahan-lahan telah berubah menjadi sebuah badai spiritual yang mengerikan.     

"Telekinesis of Thunder." Kedua mata Hua Jieyu memancarkan sambaran petir berwarna ungu. Dalam sekejap, sebuah badai penghancur yang tak terlihat muncul di antara langit dan bumi, dan langsung menyerang semua kultivator dari tiga tempat suci yang berada di area tersebut seperti bencana dari Jalur Divine. Pikiran para kultivator itu dihantam oleh sebuah gelombang kejut yang dahsyat, dan aura spiritual mereka menjadi tidak stabil.     

Huang Jiuge juga bisa merasakan kekuatan ini. Tampaknya tubuhnya juga mulai terbakar. Dia melesat ke udara dan mengarahkan Busur Renhuang pada kultivator-kultivator tersebut, dengan niat untuk membunuh mereka. Sementara telapak tangan Ye Futian diarahkan ke udara, kemudian dia mengeluarkan kekuatan spiritualnya, dan berteriak, "Starry Prison." Sebuah bintang langsung muncul dari udara, seolah-olah mengurung semua kultivator di dalamnya, dan dia berubah menjadi sambaran petir lalu langsung melesat ke arah Starry Prison.     

*Boom* Bintang-bintang itu meledak dalam sekejap dan trisula serta tombak kegelapan muncul secara bersamaan. Namun, Ye Futian telah menerjang ke dalamnya. Serangan ini bukan untuk menangkis serangan lawan tetapi untuk mengacaukan pikiran mereka.     

Kekuatan Hukum Space-freezing telah muncul, seolah-olah area tersebut telah berhenti total. Kecepatan dari Tombak Kegelapan itu semakin melambat, dan Ye Futian bergegas melewati tombak tersebut. Kemudian pusaran lubang hitam yang mengerikan itu ditusuk oleh Tombak Ruang dan Waktu, hingga akhirnya terkoyak dan hancur tak bersisa, tetapi serangan itu juga membuat Ye Futian terluka parah.     

Kun dari Palung Utara melihat Ye Futian menerjang ke arahnya dan dia bergegas mundur. Cakar-cakar tajam milik Kunpeng menarik tubuhnya kembali sementara Ye Futian terus menerjang ke depan. Namun, dia tidak menyerangnya. Sebaliknya, dia menyerang perut Kunpeng yang terbentuk dari matriks pertempuran itu dengan Tombak Ruang dan Waktu.     

*Boom* Kekuatan penghancur yang mampu menghancurkan segalanya menyebar di udara, dan tubuh Kunpeng itu telah dihancurkan serta matriks pertempuran itu juga telah runtuh. Tentu saja, Hua Jieyu tidak akan membiarkan kesempatan seperti itu terbuang sia-sia. Kedua matanya yang indah mengamati area tersebut, dan pada saat ini, di dalam matriks pertempuran Kunpeng yang telah runtuh, para kultivator itu bisa merasakan bahwa roh mereka tidak memiliki pertahanan dan saat ini mereka berada di tengah-tengah sebuah badai. Di atas mereka, tampaknya ada seorang dewi yang sedang menatap ke arah mereka. Sambaran petir yang menakjubkan menyerang pikiran mereka. Tubuh para kultivator itu bergetar hebat. Setelah itu, rentetan anak panah melintas di atas langit, dan diiringi dengan suara dari benda tajam, semua anak panah itu menembus kepala para kultivator tersebut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.