Legenda Futian

Kehancuran



Kehancuran

2Di atas langit, tubuh para kultivator meledak dan hancur menjadi debu, sehingga dalam sekejap, Palung Utara telah kehilangan banyak anggotanya. Matriks pertempuran milik mereka telah dihancurkan seutuhnya.     

Bagaimana mungkin Ye Futian melewatkan peluang seperti itu? Gabungan dari tiga matriks pertempuran utama itu memiliki kekuatan yang besar, dan sekarang muncul sebuah peluang untuk bisa menembus salah satu di antaranya. Kecepatannya benar-benar luar biasa, dia melintas di udara dan kini mengincar Kun dari Palung Utara.     

Kun dari Palung Utara telah diserang oleh kekuatan telekinesis, dan di dalam pikirannya muncul seekor Kunpeng yang bertindak sebagai penjaganya. Tetapi bayangan dari dewi itu muncul di dalam pikirannya secara langsung seolah-olah bencana dari Hukum Petir telah menyerangnya, terus menerus membombardirnya. Kepalanya terasa berat dan pusing. Dia merasa sulit untuk berkonsentrasi dan bisa mendeteksi datangnya bahaya yang mengerikan dari dunia luar. Kemudian dia bergegas mundur, murni hanya mengandalkan instingnya.     

Roh Kehidupan Kunpeng membentangkan sayapnya lebar-lebar, dan dalam sekejap sosoknya telah menghilang. Tetapi pada saat yang sama, dia merasa seolah-olah ruang dan waktu di area tersebut telah membeku. Tubuhnya seperti terjebak di dalam lumpur, sama sekali tidak bisa bergerak. Kemudian cahaya yang menyilaukan melesat ke udara, dan ketika dia melihat bahwa Tombak Ruang dan Waktu muncul di depan matanya, dia tahu bahwa dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari area tempatnya berada, yang benar-benar telah membeku. Tanpa adanya matriks pertempuran untuk meningkatkan kekuatannya, meskipun Kun dari Palung Utara berada di Peringkat Sage, dengan adanya efek dari kekuatan hukum ini, masih sulit baginya untuk bergerak. Kunpeng miliknya berusaha menutup sayapnya dengan susah payah untuk melindungi tubuh yang berada di dalamnya.     

Ye Futian melesat ke bawah dengan kecepatan yang luar biasa, dan diikuti dengan suara ledakan yang keras, sayap Kunpeng itu tercabik-cabik. Pusaran yang mengerikan itu bisa menghancurkan segalanya. Sayap dari Kunpeng itu terkoyak, kemudian Tombak Ruang dan Waktu menembus saya tersebut, bergesekan dengan tombak kegelapan dan menusuk ke arah kepala lawannya, tidak memberikan kesempatan pada Kun dari Palung Utara untuk menyerang balik.     

"Matilah!" Kun dari Palung Utara berteriak, dan tombak kegelapan miliknya diarahkan menuju jantung Ye Futian. Namun, Ye Futian sama sekali tidak menghindar, dan serangan itu dikeluarkan dengan sangat cepat.     

Terdengar suara letupan, dan Tombak Ruang dan Waktu langsung menembus kepala Kun dari Palung Utara. Kepalanya meledak dan dia tewas seketika. Tombak kegelapan milik Kun menggores tubuh Ye Futian dan menghasilkan suara benda tajam. Namun, karena tombak itu tidak dapat menembus tubuhnya, serangan itu hanya meninggalkan jejak darah, yang menunjukkan betapa kuatnya tubuh Ye Futian saat ini.     

Saint Jiang juga melihat ke arah medan perang. Putaran ketiga dalam proses pengujian obat belum dia selesaikan, dan Ye Futian sendiri masih seorang Sage tingkat bawah, namun kekuatan tubuhnya sudah mencapai tingkat ini. Jika Ye Futian mencapai Sage Plane tingkat atas dan menyelesaikan proses pengujian obat secara keseluruhan, maka meskipun dia bukan seorang Saint, namun kekuatannya sudah seperti seorang Saint. Bencana Divine tidak akan berpengaruh apa-apa bagi Ye Futian, dan inilah ambisi yang ingin dicapainya. Mereka yang memiliki bakat mumpuni untuk mencapai Saint Plane tidak akan dihancurkan oleh Bencana Divine.     

*Krak* Saint North Deep mengepalkan tangannya, hawa dingin terpancar dari tubuhnya. Kultivator terkuat dari Palung Utara di antara para kultivator yang berada di bawah Saint Plane, yaitu Kun dari Palung Utara, baru saja tewas terbunuh dalam pertempuran. Matriks pertempuran miliknya telah dihancurkan dan peralatan ritualnya dijarah, ditambah lagi banyak kultivator lainnya juga tewas di tangan Huang Jiuge. Pasukan dari Palung Utara sama saja seperti tersingkir lebih awal. Sebelumnya, Xu Chehan juga telah membunuh banyak kultivator dari Palung Utara. Di antara tiga tempat suci di Laut Endless, Palung Utara menderita kerugian paling besar.     

"Bunuh mereka," ujar Hua Jieyu dengan nada dingin. Jari-jarinya yang ramping menekan ke bawah, dan sosok dewi yang berada di belakangnya sepertinya juga mengikuti gerakannya. Tatapan matanya tidak bisa dibaca, seperti sebuah jurang yang dalam, dan saat jari-jarinya ini menekan ke bawah, rasanya seolah-olah sebuah bencana akan datang. Para kultivator dari Palung Utara yang masih hidup benar-benar bisa merasakan bahwa ada sambaran petir berwarna ungu-keemasan yang indah menjalar di kekuatan aura spiritual mereka, menusuk dan menghancurkannya dengan brutal dan tanpa ampun.     

"Kekuatan macam apa yang dimiliki oleh gadis ini?" Saint Li memandang ke arah Hua Jieyu. Terdapat dua bayangan di belakang tubuhnya. Salah satunya adalah bayangan seorang Saint, yang tinggal di dalam tubuh Hua Jieyu, tetapi satu bayangan lainnya tampaknya telah dipanggil secara khusus dan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Hanya dengan melihat sekilas pada bayangan itu saja sudah cukup untuk membuat orang-orang merasakan kekuatan suci, selain memancarkan keinginan membunuh yang kuat, auranya juga memaksa orang-orang di sekitarnya untuk menyembahnya.     

Saint Xia juga menatap ke arah Hua Jieyu. Dia bisa merasakan dengan samar bahwa kekuatan yang digunakan oleh Hua Jieyu bukan kekuatan miliknya sendiri, tetapi kemampuan dari sosok yang dipanggilnya. Namun, tidak peduli sebanyak apa-pun aura spiritual yang dia gunakan, Saint Xia masih tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok yang telah dipanggil oleh Hua Jieyu. Tetapi aura dan energi yang terpancar darinya sudah cukup untuk membuat Saint Xia mengetahui bahwa sosok itu benar-benar sosok yang tidak terduga.     

Perasaan ini... Saint Xia pernah merasakannya pada seseorang, dan orang itu adalah pemimpin dari Dunia Atas dan Dunia Bawah—Kaisar Xia. Mungkinkah gadis ini memiliki semacam berkat sejak lahir?     

Hua Jieyu juga pergi menjalani tes bersama sang Puteri Kecil, Xia Qingyuan, tetapi dia tidak mendengar berita apa-pun dari Klan Xia tentang apa yang terjadi pada Hua Jieyu di sana.     

*Brak* Sebuah suara yang keras menyadarkan Saint Xia dan Saint Li dari lamunannya. Ye Futian dan dua orang lainnya telah menggabungkan kekuatan mereka untuk membunuh Kun dari Palung Utara. Para kultivator dari Tebing Surgawi dan Istana Samudra tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa. Dua matriks pertempuran itu melancarkan serangan secara bersamaan. Trisula perak milik Ao Feng kini berubah menjadi seekor naga dan menerjang ke depan sementara pagoda suci itu menghantam targetnya dan menghancurkan segalanya. Setelah Ye Futian membunuh Kun, dia bergerak cepat untuk menangkis serangan-serangan itu tetapi tubuhnya terhempas ke belakang. Dia memuntahkan darah dan napasnya semakin melemah.     

"Bagaimana bisa perlawanannya menjadi sekuat ini?" Semua Saint sedang menatap ke arah medan pertempuran ini. Ekspresi Saint Ji dan yang lainnya tampak buruk. Serangan seperti itu sangatlah kuat. Cahaya dari pagoda itu melesat ke bawah dengan membawa kekuatan yang mengerikan. Cahaya itu tidak hanya menyerang tubuh fisik, tetapi juga aura spiritual dari targetnya. Tapi Ye Futian hanya memuntahkan darah. Bahkan seorang kultivator yang berada di puncak Sage Plane tidak memiliki kekuatan pertahanan seperti itu. Tampaknya Ye Futian tidak hanya mengandalkan kekuatan dari Tombak Ruang dan Waktu.     

Pagoda itu melayang di udara seperti sebuah gunung emas. Berlapis-lapis cahaya terus menekan ke bawah, seperti rentetan gelombang berwarna emas. Ye Futian melihat sebuah ilusi yang menunjukkan bahwa kekuatan aura spiritualnya sedang diserang tanpa henti, dan pertahanan spiritualnya tampaknya telah terkikis sedikit demi sedikit. Pada saat yang sama, sebuah kekuatan yang terasa seperti sebuah gunung raksasa yang mengerikan, menekan area dimana dia berada sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak.     

Di sisi lain, tampaknya sebuah badai yang tak terlihat muncul di sekitar Hua Jieyu, itu adalah sebuah badai aura spiritual yang menggerakkan elemen-elemen di antara langit dan bumi. Dia berjalan di udara, bergerak menuju para kultivator dari Tebing Surgawi. Tatapan mata Yang Qi menunjukkan kewaspadaannya. Meskipun dia berada di dalam matriks pertempuran, Hua Jieyu telah menembus matriks pertempuran milik Kun dan menyerang kekuatan aura spiritual lawan-lawannya dengan kekuatan telekinesis. Dia merasa sangat gelisah.     

Ye Futian tentu mengetahui apa yang harus dia lakukan saat ini. Terdapat sebuah kekuatan suci di dalam pikirannya yang menjaga aura spiritualnya. Sementara itu, terdengar suara gemerisik di dalam Istana Kehidupan miliknya, pohon dunia berayun-ayun, dan sebuah kekuatan misterius terpancar keluar dan menyebar ke seluruh area tersebut, yang langsung mengelilingi mereka seolah-olah segala sesuatu yang ada di dunia ini sudah berada di bawah kendalinya.     

Sebuah bayangan raksasa telah muncul, dan tubuh raksasa dari Kera Suci tampaknya telah berubah menjadi seorang dewa iblis, yang dikelilingi oleh kekuatan bintang yang tak terbatas. Kera Suci ini langsung menerjang dari belakang Ye Futian.     

"Space-freezing." Sihir hukum yang mengerikan itu telah diaktifkan, dan tiba-tiba, area dimana Ye Futian berada kini telah berhenti total. Kecepatan putaran dari pagoda emas raksasa itu semakin melambat, dan disertai dengan suara raungan yang keras, banyak orang tampak terkejut saat menyadari bahwa sosok seperti dewa iblis itu telah naik ke atas langit, dengan kedua lengannya yang terbuka lebar, dan langsung meraih pagoda emas raksasa tersebut.     

Semua kultivator tampak terkejut. Pagoda itu berputar tanpa henti, sambil memancarkan sinar-sinar cahaya, perlahan-lahan menghancurkan kekuatan hukum yang membekukan ruang dan waktu sedikit demi sedikit. Pada saat yang sama, Kera Suci yang terlihat seperti iblis itu bergerak ke bawah, dan kedua tangannya mencengkeram Pagoda Suci milik Yang Qi, dalam sekejap Hukum Bintang terpancar, menyegel pagoda itu dengan kekuatannya.     

*Brak, Brak, Brak* Kekuatan Hukum Bintang terus menyerang tanpa henti, tetapi Kera Suci raksasa itu masih mencengkeram Pagoda Suci dalam genggamannya. Di arah lainnya, Ao Feng dari Istana Samudra mengerahkan trisulanya ke bawah, yang juga diikuti oleh naga perak raksasa. Serangan itu membawa kekuatan yang meledak-ledak, diarahkan tepat menuju Ye Futian untuk membunuhnya, area itu terus menerus dibombardir oleh berbagai macam serangan.     

"Maju!" Ye Futian berteriak, kemudian seekor naga petir terbang ke atas dan langsung bergerak menuju naga perak milik Ao Feng, dengan membawa kekuatan Hukum Petir dan Hukum Space-tearing yang tersembunyi di dalamnya, berusaha menghancurkan segalanya. Naga itu bertabrakan dengan serangan yang dilancarkan oleh Ao Feng. Naga petir dan naga perak itu bertabrakan satu sama lain, dan kedua naga itu bertarung dengan ganas.     

Ye Futian sendiri telah berubah menjadi seekor Roc, dan langsung menerjang ke arah Yang Qi serta kultivator lainnya dari Tebing Surgawi. Roc emas itu membentangkan sayapnya seperti sambaran kilat yang menyilaukan, pergerakannya sulit untuk dilihat dengan mata telanjang.     

"Kembali!" Yang Qi berteriak, berniat untuk menarik kembali Pagoda Suci miliknya. Semua aura spiritual mereka telah dikerahkan ke dalam Pagoda Suci tersebut, dan di dalamnya adalah bagian pusat dari matriks pertempuran. Tetapi pada saat ini, Pagoda Suci telah terjebak di udara, sementara badai telekinesis milik Hua Jieyu menyelimuti tubuh mereka. Ditambah lagi, Ye Futian kini menyerang ke arahnya, dan pada saat ini, Yang Qi bisa merasakan datangnya bahaya yang sangat kuat.     

Cahaya yang menyilaukan terpancar dari Pagoda Suci itu dan menghancurkan segalanya, kemudian Kera Suci raksasa itu meraung dengan keras. Tubuh raksasanya dipenuhi dengan kekuatan yang tak tertandingi, tetapi pada saat ini, perlahan-lahan tubuhnya mulai hancur berkeping-keping.     

Naga petir yang meraung itu juga sedang menerima serangan yang mengerikan, tetapi pada saat yang sama, tampaknya terdapat kekuatan telekinesis suci yang muncul dari atas langit. Yang Qi dan kultivator lainnya bisa merasakan sebuah bencana telah tiba, yang mengguncangkan pikiran mereka, dan matriks pertempuran itu bergetar hebat.     

Di bagian depan, dengan membawa Tombak Ruang dan Waktu di tangannya, Ye Futian menerjang ke depan, dan sekujur tubuhnya diselimuti oleh cahaya yang menyilaukan. Roc suci ini terbang melintasi langit dan membantai segalanya.     

*Boom* Terdengar suara ledakan yang keras saat Tombak Ruang dan Waktu mendaratkan serangan secara langsung pada matriks pertempuran tersebut. "Hancurkan!" Yang Qi berteriak. Pagoda miliknya berputar dan kembali ke posisinya semula, dan tubuh sang Kera Suci meledak. Tetapi Roc emas itu berubah menjadi seberkas cahaya yang mampu menghancurkan segalanya, dan langsung melewatinya, bergegas menerobos masuk ke dalam matriks pertempuran, dan sebuah jalur emas telah terbuka, Hukum Space-tearing dikeluarkan dan menghancurkan semua hambatan yang ada di depan.     

Pada saat ini, hujan darah turun dari atas langit, dan ada begitu banyak tubuh kultivator yang tercabik-cabik, tanpa diberi kesempatan untuk menjerit. Bahkan kultivator terkuat di antara mereka semua, Yang Qi, juga telah ditusuk oleh tombak itu dan tewas seketika.     

Di medan pertempuran, banyak orang menyaksikan cahaya yang menyilaukan itu melakukan pembantaian mulai dari bagian depan matriks pertempuran hingga ke bagian belakangnya, menghancurkan matriks pertempuran tersebut dengan cara yang sangat brutal. Bahkan beberapa kultivator yang tersisa telah ditembak di bagian kepala oleh rentetan anak panah yang datang dari bawah dan tubuh mereka hancur hingga tak bersisa. Kali ini, para kultivator yang berada di dalam matriks pertempuran Tebing Surgawi telah tewas terbunuh dengan cara yang lebih sederhana daripada para kultivator dari Palung Utara.     

"Ini benar-benar gila." Hati banyak orang berdebar kencang. Ye Futian telah mengorbankan Roh Kehidupannya dan menggunakan cara paling brutal untuk menghancurkan matriks pertempuran milik pasukan Tebing Surgawi.     

Tetapi karena dia berani menggunakan cara ini, bukankah sudah bisa dipastikan bahwa dia akan mati? Bisakah dia menanggung konsekuensi dari hancurnya Roh Kehidupannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.