Legenda Futian

Menemui Jalan Buntu



Menemui Jalan Buntu

1Di area medan perang yang luas dari Istana Holy Zhi, para kultivator yang tak terhitung jumlahnya kembali bergerak menuju medan pertempuran dimana Ye Futian berada. Setiap tebasan pedang yang dilakukan oleh Sword Saint langsung mengakibatkan hujan darah dan pertumpahan darah dimana-mana. Sementara Yu Sheng sedang berusaha mati-matian untuk menerobos kepungan kultivator di sekitarnya, berniat untuk kembali ke sisi Ye Futian. Sembilan kultivator yang berada di atas sana membuat mereka merasa bahwa sembilan kultivator itu benar-benar memiliki kekuatan yang mumpuni untuk membunuh Ye Futian.     

"Tangkap dia." Sebuah suara bernada dingin terdengar dari udara. Para kultivator dari tiga tempat suci di Laut Endless telah mengepung tempat dimana Ye Futian berada dengan pertahanan yang berlapis-lapis, membuat medan pertempuran itu dipenuhi oleh kultivator. Mereka menyegel tempat itu baik dari jalur udara maupun jalur darat, melarang siapa-pun untuk mendekat.     

Sementara para Saint tidak mengetahui identitas dari sembilan orang yang datang bersama Saint Zhi itu, para kultivator dari matriks pertempuran yang berasal dari Laut Endless semuanya telah dibunuh oleh Ye Futian dan Hua Jieyu. Konsekuensinya akan mengerikan jika mereka membiarkan Ye Futian dan pasukannya berhasil lolos dari pertempuran ini. Dengan munculnya orang-orang yang mampu membunuh Ye Futian, tentu saja tidak ada satu-pun dari mereka yang merasa keberatan. Bagi orang-orang dari tempat suci lainnya, mereka bertekad untuk membunuh Ye Futian meskipun warisan Renhuang tidak akan bisa mereka miliki. Keberadaan Ye Futian akan menjadi ancaman besar dan mematikan bagi semua tempat suci itu.     

Saat ini, tubuh Huang Jiuge dijerat oleh untaian benang emas yang tak ada habisnya. Kemampuannya tidak cukup kuat dan dia tidak mungkin bisa berubah dalam waktu singkat, karena dia belum menguasai warisan Renhuang yang baru saja diperolehnya. Bahkan Ye Futian dan Hua Jieyu tidak mampu menangani sembilan kultivator itu, yang menunjukkan bahwa dia tidak akan memiliki peluang untuk menang.     

Ye Futian berubah menjadi seekor Roc dan menyelimuti tubuh Hua Jieyu dengan sayapnya, melindunginya dari serangan yang diarahkan pada mereka. Untaian benang emas yang tak terhitung jumlahnya terus menyayat tubuh Roc tersebut, berniat untuk menghabisi nyawa Ye Futian dan Hua Jieyu di medan perang, sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan pada mereka berdua.     

Tiba-tiba, aura pedang yang menakjubkan melesat di udara dari kejauhan, semakin mendekati area medan perang. Banyak Saint mengalihkan pandangan mereka ke arah tersebut para Saint itu mengerutkan kening mereka. Mereka melihat dua sosok sedang mengendarai sebilah pedang suci dan bergabung dalam pertempuran. Salah satunya adalah seorang Saint dari Istana Holy Zhi—sang Kepala Desa dari Desa Makam.     

Sementara satu sosok lainnya adalah seorang gadis yang berusia sekitar 18 tahun. Dia mengikat rambutnya dengan gaya kuncir ekor kuda dan tidak mengenakan alas kaki, dia masih terlihat muda dan kekanakan. Namun, kedua matanya tampak seperti bilah-bilah pedang paling tajam yang pernah ada di dunia, seolah-olah mampu menusuk siapa-pun hanya dengan satu pandangan mata. Rupanya gadis itu adalah Yaya, yang telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk berlatih di dalam Kuburan Pedang Nether di Desa Makam. Dia mengamati area medan perang dengan seksama dan menerjang ke dalam pertempuran dengan mengendarai pedang suci.     

Para kultivator yang berada di area luar dapat merasakan sebuah aura pedang yang kuat dan berbalik ke arah sumber aura tersebut, tetapi mereka hanya bisa melihat pedang suci itu melesat seperti kilat di udara dan dalam sekejap, suara percikan terdengar di medan perang. Kepala dari puluhan kultivator ditebas dan dihancurkan. Para Saint yang berada di udara kini mengalihkan pandangan mereka ke arah Yaya. Raja Suci dan Saint Xihua mengerutkan kening mereka. Gadis itu, yang dicurigai sebagai roh pedang oleh Desa Makam, tiba-tiba muncul kembali di hadapan semua orang. Dia telah menghilang selama beberapa tahun terakhir dan ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa selama ini dia mengurung diri di Istana Holy Zhi untuk berkultivasi, begitu pula rumor yang mengatakan bahwa dia telah berubah menjadi sebuah roh pedang. Namun, pada saat ini, dia muncul sebagai seorang kultivator yang berada di puncak Sage Plane. Perkembangannya sangat cepat, bahkan lebih cepat dari Ye Futian. Namun, Raja Suci dan yang lainnya tahu bahwa itu bukanlah kecepatan perkembangan latihan seorang kultivator, tetapi tingkat pertumbuhan dari sebuah roh pedang.     

"Tangkap dia," ujar Raja Suci dengan nada dingin. Perlu diingat bahwa Yaya adalah penyebab utama mengapa dia dan Ye Futian berubah dari membenci satu sama lain hingga akhirnya menjadi musuh bebuyutan. Dia ingin mengambil Matriks Pedang Nether dan pergi ke Desa Makam secara pribadi, dimana dia memerintahkan anak buahnya untuk membunuh orang tua Yaya. Namun setelah itu, Ye Futian membunuh para kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung sebagai pembalasan. Tidak lama kemudian, Perang Suci terjadi antara kedua tempat suci tersebut. Kala itu, Raja Suci mengira akan menjadi suatu hal yang mudah bagi Dinasti Suci Zhou Agung untuk menghancurkan Istana Holy Zhi, dan dia tidak menyangka bahwa situasinya akan menjadi seperti saat ini.     

Para kultivator satu per satu menerjang ke arah Yaya, berusaha untuk menghadangnya. Pedang suci itu terus melesat ke depan dan tidak ada yang bisa menghentikannya, langsung menuju ke tempat dimana Ye Futian berada. Banyak kultivator langsung menghindari pedang suci itu dan tiba di hadapan Yaya sendiri. Beberapa kultivator dari Dinasti Suci Zhou Agung berubah menjadi kawanan phoenix emas, melesat ke arah Yaya dengan mengerahkan cakar emas mereka yang berapi-api.     

Yaya terus bergerak ke depan. Kedua matanya yang dalam menatap ke arah para kultivator yang mendatanginya. Dalam sekejap, mereka merasa seolah-olah telah didorong ke dalam jurang, sebuah jurang berwarna merah darah yang dipenuhi dengan bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya. Pedang semerah darah itu menggantung tinggi di udara. Aura pedang yang tak berbatas terpancar dari pedang tersebut, mencabik-cabik aura spiritual mereka. Wajah mereka menjadi pucat dan mereka bisa merasakan aura spiritual mereka dihancurkan dalam sekejap.     

Gadis yang tidak mengenakan alas kaki itu mengambil satu langkah ke depan dan melesat melewati kerumunan kultivator di depannya. Dimana-pun dia melintas, para kultivator satu per satu berjatuhan ke permukaan tanah seperti lalat, tewas seketika tanpa mengetahui bagaimana mereka bisa mati. Karena itulah, suasana medan perang saat ini berubah menjadi sangat mengerikan. Pedang suci itu terbang di hadapan gadis yang tidak mengenakan alas kaki itu saat dia berjalan ke depan, membukakan sebuah jalan berdarah di medan perang yang sangat mengerikan dan kacau tersebut. Ditambah lagi, pergerakan pedang itu sangat cepat. Kultivator yang tak terhitung jumlahnya telah tewas terbunuh dimana-pun Yaya berada.     

"Tangkap dia," ujar Saint Ji dan Saint Xihua. Mereka merasa bahwa kemunculan gadis yang tidak mengenakan alas kaki itu dapat menjadi ancaman bagi sembilan kultivator yang mengepung Ye Futian. Jika gadis itu mampu mencapai medan pertempuran tersebut, Ye Futian mungkin bisa menemukan celah yang bisa dia manfaatkan. Sedikit lagi mereka bisa membunuh Ye Futian. Mereka tidak bisa membiarkan situasi yang tidak terduga mengacaukan semuanya.     

Gadis itu harus dihentikan, tidak peduli bagaimanapun caranya.     

Suara gemuruh yang keras terdengar dari atas langit. Rentetan gunung raksasa satu per satu muncul di atas medan perang, dikerahkan menuju pedang suci tersebut. Namun pedang itu langsung menembus gunung-gunung tersebut. Kemudian ribuan aura pedang menyebar seperti jaring laba-laba. Gunung-gunung itu dihancurkan dalam sekejap saat pedang suci itu terus melesat ke depan. Pedang itu berdentang dengan keras bersama dengan gadis muda yang tidak mengenakan alas kaki itu masih berada di atasnya, dan siapa-pun yang berani menghalangi jalannya langsung dilemparkan ke dalam jurang semerah darah itu tanpa ada jalan keluar bagi mereka. Pertempuran yang tampaknya telah berlangsung lama itu sebenarnya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Tidak lama kemudian, gadis yang tidak mengenakan alas kaki itu tiba di dekat medan pertempuran tempat Ye Futian berada. Dia hanya membutuhkan waktu singkat untuk tiba di medan pertempuran tersebut.     

Ekspresi Saint Ji, Saint Xihua, dan Raja Suci, serta para Saint dari Laut Endless berubah menjadi masam. Pada saat ini, situasi di medan perang masih bisa berubah?     

Saint Zhi mengalihkan pandangannya ke arah Yaya dan berteriak dengan ekspresi penuh amarah, "Kong Yao!" Kong Yao bergegas pergi menuju pedang suci itu tepat setelah Saint Zhi selesai berbicara. Hanya ada beberapa kultivator di seluruh area medan perang itu yang mampu menghadang langkah Yaya, karena semua orang sedang menjalani pertempuran mereka masing-masing. Mereka telah berjuang mati-matian untuk menghadang para kultivator dari Istana Holy Zhi yang berusaha pergi untuk membantu Ye Futian, yang menunjukkan bahwa tidak ada satu-pun dari mereka yang memiliki waktu maupun kekuatan untuk menghadang langkah Yaya.     

Kong Yao, yang berada di posisi kesembilan dalam Peringkat Sage, sudah tidak perlu diragukan lagi adalah salah satu sosok terkemuka yang tersisa di medan pertempuran tersebut. Beberapa ekor Gajah Suci muncul saat dia berjalan ke depan. Gajah-gajah raksasa memancarkan tekanan di area sekitarnya saat Kong Yao sendiri tampak mengenakan baju zirah yang merupakan peralatan ritual Saint. Ketika pedang suci itu bergerak ke arahnya, dia mengerahkan kepalan tinjunya ke depan. Gajah-gajah itu mulai bergerak dan menerjang ke depan untuk menghadang pedang suci tersebut.     

*Boom* Terdengar suara gemuruh yang keras dan seluruh area itu ikut berguncang. Gajah-gajah itu tercabik-cabik satu per satu, seolah-olah tidak ada yang bisa menghentikan pedang tersebut. Kini pedang itu terus melesat ke arah Kong Yao.     

*Boom* Kong Yao mengambil satu langkah ke depan dengan ekspresi serius di wajahnya. Langkah itu tampaknya memancarkan kekuatan yang tak terbatas, kemudian kekuatan dari kawanan gajah suci itu terpancar dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat. Sementara itu, meskipun laju pedang suci itu tidak terhalang oleh apa-pun, namun kecepatannya kini mulai melambat.     

Kong Yao kembali mengerahkan kepalan tinjunya ke depan. Dalam sekejap, cahaya suci bersinar dan seekor gajah suci yang berukuran sangat besar berjalan di atas medan pertempuran, berbenturan dengan pedang suci yang diarahkan menuju Kong Yao. Pergerakan pedang itu akhirnya terhenti, kemudian memancarkan aura pedang yang tak berbatas dan mengoyak tubuh gajah suci itu sedikit demi sedikit, berusaha untuk menghancurkannya hingga tak bersisa. Kemudian Yaya muncul dari belakang dan menatap ke arah Kong Yao dengan ekspresi dingin di wajahnya. Satu tatapan mata darinya mampu membuat Kong Yao merasa sangat terancam.     

"Segera kalahkan mereka!" Saint Zhi mengerutkan keningnya dan memandang ke arah Yaya sebelum memberi perintah pada sembilan kultivator kuat yang berada di bawah. Cahaya yang dipancarkan dari peralatan ritual Saint di tangan sembilan kultivator itu menjadi semakin terang. Untaian benang emas yang menyilaukan itu mengoyak udara dan mencabik-cabik tubuh Roc itu sedikit demi sedikit. Kedua sayapnya telah dihancurkan dan serangan itu tidak lama lagi akan mendarat di tubuh Ye Futian dan Hua Jieyu, yang tampaknya sudah semakin dekat dengan ajalnya.     

Banyak orang menahan napas mereka. Tidak ada satu-pun di antara mereka yang sedang bertarung ingin melanjutkan pertarungan setelah merasakan apa yang sedang terjadi di sana. Kedua belah pihak sebenarnya sudah mengetahui bahwa kunci dari Perang Suci ini bergantung pada nasib Ye Futian.     

Jika dia selamat, maka ketujuh tempat suci yang telah membentuk aliansi untuk melawan Istana Holy Zhi akan berada dalam bahaya besar. Jika dia tewas, maka Istana Holy Zhi akan lenyap. Sosok legendaris dalam rentang waktu yang singkat itu akan menjadi bagian dari sejarah yang patut untuk disesali nasibnya.     

Sebuah aura yang kuat mengalir di sekitar tubuh Ye Futian. Lengannya tampak memeluk tubuh Hua Jieyu. Untaian benang emas penghancur itu telah menyayat tubuhnya, menodai jubah putihnya dengan warna merah darah. Hua Jieyu bisa merasakan kehangatan di dalam dekapan Ye Futian. Terdapat air mata di sudut matanya. Dia menundukkan kepalanya dan air mata sejernih kristal itu jatuh ke jubah Ye Futian yang berlumuran darah seperti butiran mutiara.     

Saat ini, dia bisa merasakan kekuatan yang bergejolak di dalam tubuh Ye Futian; dia tahu apa yang hendak dilakukan oleh Ye Futian. Tampaknya tidak ada pilihan lain yang lebih baik. Jika dia terus menahan diri, maka apa yang menanti mereka hanyalah kematian, dimana tidak ada masa depan bagi mereka. Namun, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Ye Futian jika dia melakukan apa yang dia rencanakan, atau apakah dia bisa menanggung konsekuensi dari rencananya tersebut.     

Dia tidak memikirkan semua kemungkinan itu, karena tidak ada gunanya memikirkan semua itu pada situasi seperti ini. Mereka telah berjuang mati-matian dan bukan hanya mereka saja, semua kultivator dari Istana Holy Zhi juga telah berjuang mati-matian. Mereka semua memiliki keyakinan yang sama untuk melindungi tempat suci dari Negeri Barren itu. Bahkan Klan Yue, Wilayah Vajra, Kuil Suci Lapis Lazuli, dan pasukan lainnya dengan sukarela berpartisipasi dalam Perang Suci ini untuk membantu mereka.     

Mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk menahan serangan dari ketujuh tempat suci. Mereka mampu mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dan situasi menjadi semakin membaik sedikit demi sedikit hingga akhirnya mereka mampu menerobos kepungan pasukan yang dibentuk oleh tujuh tempat suci, dan mengalahkan pasukan terkuat dari tiga tempat suci. Hasil akhir dari Perang Suci tampaknya sudah berada dalam genggaman mereka. Namun, sembilan sosok misterius itu muncul secara tiba-tiba dan memburu mereka. Sudah jelas bahwa sembilan kultivator itu bukan berasal dari tujuh tempat suci yang menyerang mereka hari ini, tetapi mereka bersembilan adalah orang asing yang datang kemari untuk mengincar warisan Renhuang yang kini dimiliki oleh Huang Jiuge.     

Mereka telah mengeluarkan kemampuan terbaik mereka dan pasukan lawan membalas dengan kekuatan yang sama mengerikannya. Lawan-lawan mereka telah melakukan segala cara agar Ye Futian tewas hari ini.     

Kalau begitu, kalian semua akan mati di sini, sekarang juga!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.