Legenda Futian

Langit Tidak Mengasihaninya



Langit Tidak Mengasihaninya

1Suasana di medan perang telah berubah. Setelah dia membunuh salah satu dari mereka, Ye Futian menatap ke arah delapan kultivator lainnya. Pada saat yang sama, Yaya dan Yu Sheng tiba di medan pertempuran tempat Ye Futian berada dan menatap ke arah delapan kultivator itu dengan dingin. Sebuah tekanan yang dahsyat menimpa delapan kultivator itu, membuat mereka merasakan sedikit hawa dingin di area sekitar mereka.     

Mereka semua melirik ke arah Ye Futian dan Hua Jieyu. Apakah mereka masih bisa membunuh dua orang ini? Mereka semua saling memandang satu sama lain dan tampaknya memiliki pemikiran yang sama. Mereka semua bergerak secara bersamaan, melesat ke arah Ye Futian sambil mengayunkan pedang mereka ke arahnya. Cahaya pembunuh yang tak ada habisnya melesat ke arah Ye Futian, berusaha untuk mengoyak area di sekitarnya.     

Hua Jieyu masih berada di belakang Ye Futian. Energi spiritual mereka telah beresonansi satu sama lain dan berubah menjadi sambaran petir berwarna emas, yang menerobos masuk ke dalam pikiran delapan kultivator itu seperti bencana divine. Sementara seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari Tombak Ruang dan Waktu, membekukan area di sekitar mereka. Delapan kultivator itu terjebak di dalamnya dan merasa bahwa tubuh mereka kini sulit untuk digerakkan.     

Ye Futian mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu sambil membentuk sebuah lengkungan di udara, dan dalam sekejap kekuatan Hukum Space-tearing melesat ke arah para kultivator tersebut. Partikel-partikel yang tak berbatas menembus untaian-untaian benang emas milik lawannya. Dia memilih melancarkan serangan untuk menghadapi serangan yang diarahkan padanya. Partikel-partikel itu meledak di hadapan lawan-lawannya, dan masing-masing partikel telah berubah menjadi kekuatan pembunuh yang mengerikan. Delapan kultivator itu mengayunkan pedang mereka, menangkis partikel yang semakin mendekat saat mereka bergegas mundur.     

Pada saat itu, muncul sebuah aura yang mengerikan menyebar di medan pertempuran tersebut. Suara ayunan pedang menembus udara. Salah satu dari mereka berbalik dan melihat sebilah pedang suci melesat ke arah mereka. Dia segera menebas dengan pedangnya, mengubahnya menjadi untaian benang emas yang dapat memotong segalanya, tetapi pedang suci yang berukuran sangat besar itu terus melesat ke depan, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Tidak lama kemudian, terdengar suara yang keras saat tubuhnya tertusuk oleh pedang suci itu dan dia tewas seketika.     

Meskipun sembilan kultivator ini sangat kuat, bahkan lebih kuat dari para Sage, mereka hanya mahir dalam menyerang. Entah mereka mengincar tubuh fisik atau pikiran targetnya, mereka adalah sosok-sosok yang tangguh, terutama ketika mereka telah membentuk matriks. Pada saat itu, sangat sulit untuk menghentikan mereka. Tetapi sekarang matriks mereka telah hancur dan mereka menerima serangan spiritual hingga akhirnya dipukul mundur oleh Ye Futian. Bagaimana caranya mereka bisa menangkis serangan yang dikeluarkan oleh Yaya? Akibatnya, salah satu dari mereka kini telah tewas terbunuh.     

Yu Sheng juga telah tiba di sana dengan tubuh iblisnya. Dia muncul di hadapan salah satu kultivator yang berada di udara, membiarkan aura pedang milik lawannya itu mengoyak tubuhnya. Bahkan dia seperti tidak merasakan apa-apa. Kemudian, Yu Sheng mengayunkan Kapak Perang Penghukum miliknya, membelah lawannya menjadi dua bagian.     

Di dalam Mausoleum Kekaisaran, Yu Sheng telah menggunakan demonisasi Magi tingkat atas miliknya untuk menahan pergerakan Ji Ya, sosok yang menempati posisi kedua dalam Peringkat Sage. Sekarang dia sudah menjadi seorang Archmage dan telah mengalami demonisasi. Seperti apa kekuatannya yang sebenarnya? Bagaimana mungkin seorang kultivator mampu menahan serangan dari kapaknya?     

Tiga kultivator telah tewas dalam sekejap.     

Ye Futian, Hua Jieyu, Yaya, dan Yu Sheng mengepung enam kultivator yang tersisa. Tampaknya situasi telah berbalik. Wajah keenam kultivator itu menjadi pucat. Apakah mereka benar-benar akan dikalahkan?     

Ye Futian melangkah ke depan dengan membawa Tombak Ruang dan Waktu di tangannya. Dia memiringkan tombaknya dan dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan terpancar. Tubuhnya memancarkan keinginan membunuh yang luar biasa. Selain itu tatapan matanya terlihat aneh, dan sambaran petir berwarna emas melesat di udara, menjebak salah satu kultivator di dalamnya.     

*Whoosh* Hembusan angin bertiup kencang, dan Ye Futian kembali melangkah ke depan. Sepertinya jarak di antara mereka tidak berarti apa-apa baginya saat dia muncul tepat di hadapan lawannya dalam sekejap. Dia mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu tanpa ragu-ragu, menusuk leher lawannya. Satu kultivator lainnya tewas di tangan Ye Futian.     

Suara pedang yang berdentangan memenuhi langit saat Yaya melangkah ke depan. Pedang berdarah miliknya menembus aura lawannya, dan pedang suci melesat dari atas langit. Ini adalah kultivator kelima yang tewas terbunuh.     

*Boom* Yu Sheng melangkah ke depan dengan tubuh iblisnya yang tampak mengintimidasi dan mengayunkan Kapak Perang Penghukum ke bawah, membelah langit serta tubuh kultivator keenam menjadi dua bagian. Darah terpancar dari atas langit.     

Semua pertempuran tampaknya telah berhenti saat pandangan semua orang beralih pada medan pertempuran ini. Jantung semua orang berdegup kencang. Masing-masing kultivator itu dibunuh dengan satu serangan. Enam dari sembilan kultivator kuat itu telah tewas terbunuh dengan cara yang kejam dan begitu cepat. Sembilan kultivator yang sempat tak tertandingi sekarang benar-benar menjadi tidak berdaya.     

"Apakah kita sudah bisa mengetahui siapa yang akan memenangkan pertempuran ini?" Saint Xia berbisik. Pertempuran ini berlangsung sangat sengit. Tepat ketika Ye Futian berada di ambang kematian, gadis yang tidak mengenakan alas kaki itu muncul secara tiba-tiba, Yu Sheng berhasil menerobos kultivator yang mengepungnya dan Hua Jieyu telah menggunakan kekuatan rahasianya yang menakjubkan. Ye Futian dan orang-orang yang berada di sekitarnya benar-benar menunjukkan bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa menandingi mereka. Pakaian mereka yang berwarna putih kini berlumuran darah. Siapa yang bisa menghalangi jalan mereka? Ditambah lagi, setelah kematian dari sembilan kultivator kuat itu, kepercayaan diri yang dimiliki oleh tujuh tempat suci utama akan hancur karena tidak ada satu-pun di antara mereka yang bisa membunuh Ye Futian.     

Saint Ji, Saint Xihua, dan Raja Suci Zhou Agung tampak sangat marah. Mereka telah melancarkan berbagai macam serangan dan mereka masih belum bisa membunuh Ye Futian. Akankah Ye Futian benar-benar selamat dari serangan tujuh tempat suci yang bersekutu?     

Di sisi lain, para kultivator dari Istana Holy Zhi benar-benar terlihat tenang. Yaya dan Yu Sheng telah tiba di medan pertempuran tersebut. Dengan adanya bantuan dari mereka, tidak ada yang bisa membunuh Ye Futian.     

Mereka akan memenangkan pertempuran ini. Mereka merasa sangat percaya diri. Tujuh tempat suci utama tidak akan bisa menghancurkan Istana Holy Zhi hari ini. Oleh karena itu, mereka akan menggunakan kekuatan yang telah mereka perlihatkan hari agar tidak ada seorang-pun di bawah tingkat Saint Plane yang tersisa di tujuh tempat suci utama yang telah menyerang mereka hari ini.     

*Boom* Ye Futian kembali melangkah ke depan. Dia sama sekali tidak merasa bersemangat dengan pertempuran ini, dia hanya bisa merasakan hawa dingin yang tak terbatas. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Jieyu selama pertempuran ini belum berakhir. Saat ini hanya ada tiga dari sembilan kultivator yang tersisa. Bahkan dia sama sekali tidak berpikiran untuk membiarkan mereka tetap hidup. Tidak peduli seperti apa identitas mereka, mereka akan mati karena berani datang ke tempat ini.     

Salah satu dari mereka melihat Ye Futian bergerak ke arahnya dan dia bisa merasakan kekuatan penghancur dari Tombak Ruang dan Waktu. Wajahnya menjadi pucat dan dia berteriak, "Kau masih duduk diam dan tidak melakukan apa-apa?"     

Semua orang terdiam saat mereka mendengar hal ini. Apakah ada kultivator lainnya selain mereka bersembilan? Dalam situasi seperti ini, tidak ada yang bisa membunuh Ye Futian, lebih tepatnya tidak ada seorang-pun di tujuh tempat suci yang bisa melakukannya.     

Memangnya siapa yang akan bergabung dalam pertempuran?     

Saint Xia mengerutkan keningnya dan mendongak seolah dia memikirkan sesuatu. Tiba-tiba ekspresinya berubah. Dia melihat ke arah langit di atas Ye Futian dan melihat Saint Zhi terbang ke bawah.     

"Jangan bertindak sembrono, Saint Zhi!" Saint Xia berteriak. Sebuah kekuatan suci yang dahsyat menyebar di udara, menutupi area dimana Ye Futian berdiri. Kemarahannya dapat terlihat dengan jelas di wajahnya. Sebuah pemikiran muncul di benak Saint Xia—Apakah Saint Zhi benar-benar berani melakukannya?     

Dia adalah seorang Saint, apakah dia benar-benar akan mengorbankan nyawanya untuk membunuh Ye Futian?     

Suara Saint Xia bergema hingga menembus awan, membuat hati semua orang di medan perang berdebar kencang. Ekspresi aneh juga muncul di wajah Saint Ji. Dia segera bereaksi dan berubah menjadi seberkas cahaya yang melesat ke arah Saint Xia.     

"Apakah kau juga berencana untuk terlibat dalam Perang Suci ini, Saint Xia?" ujar Saint Ji. Dia sengaja menghadang Saint Xia. Tetapi ketika dia berbicara, Ye Futian bisa merasakan sebuah kekuatan suci yang benar-benar mengerikan di atas tubuhnya. Bukan hanya dia saja, tetapi semua orang yang berada di medan pertempuran itu juga merasakan hal yang sama. Mereka semua mendongak dan melihat Saint Zhi melesat ke bawah.     

Seorang Saint telah terlibat dalam pertempuran ini.     

Wajah semua orang menjadi pucat saat mereka melihat Saint Zhi menerjang ke arah Ye Futian. Orang-orang dari Istana Holy Zhi menyaksikan pemandangan itu dengan putus asa.     

Mengapa seorang Saint berani terlibat dalam pertempuran ini? Apabila dia melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Kaisar Xia, maka Saint Zhi sama seperti berada di ambang kehancuran. Mereka tidak bisa memahami tindakannya itu, begitu pula Ye Futian. Meskipun Saint Zhi ingin membalas dendam atas serangan yang dilancarkan Istana Holy Zhi terhadap Tebing Zhisheng, apakah dia benar-benar rela mengorbankan nyawanya untuk membunuh Ye Futian?     

Ye Futian, Hua Jieyu, Yu Sheng, dan Yaya mendongak dan melihat sosok Saint Zhi yang bergerak ke bawah. Mereka merasa seolah-olah darah mereka telah berhenti mengalir dan mereka tidak bisa bernapas. Mereka benar-benar merasa putus asa.     

Saint Moon, Saint Jiang, bahkan Saint Glass melangkah ke arah itu secara bersamaan. Sebuah kekuatan suci yang sangat dahsyat dikerahkan, tetapi sepertinya mereka akan terlambat.     

Waktu sepertinya telah berhenti.     

Tubuh mereka membeku dengan ekspresi putus asa di wajah mereka.     

Saint Zhi sudah semakin dekat, dan tangannya yang berukuran besar dikerahkan ke bawah dengan membawa semua kekuatan dari Jalur Agung. Udara ikut berguncang saat tangannya menutupi langit. Serangan itu akan menghancurkan segalanya.     

Anehnya, tatapan mata Saint Zhi justru terlihat sangat tenang, dipenuhi dengan tekad yang tak tergoyahkan. Sebagai seorang Saint, dia memiliki pola pikir yang sangat kuat. Begitu dia memutuskan sesuatu, dia tidak akan menarik kembali keputusannya tersebut. Ketika Pangeran dari Dunia Kaisar Li menemuinya, takdirnya telah ditentukan. Mungkin hari ini, Saint Xia dan yang lainnya tidak akan berani membuat keputusan tanpa izin, tetapi ketika Kaisar Xia mengirim bawahannya untuk menyelidiki masalah ini, maka dia tidak akan bisa melarikan diri. Terkadang sebagai seorang Saint, kau benar-benar tidak mempunyai pilihan.     

Takdirnya sudah tidak bisa dirubah, tetapi sebelum dia meninggal dunia, dia akan membawa Ye Futian bersamanya. Sepertinya hal itu terdengar ironis baginya. Seorang Saint yang kuat seperti dirinya rela mengorbankan nyawanya demi seorang Sage rendahan seperti Ye Futian. Benar-benar tragis.     

Seberkas sinar yang menyilaukan melesat ke bawah. Saint Zhi bukan satu-satunya orang yang telah bersiap untuk bergerak, Kepala Desa juga berada di sana. Ketika dia melihat Saint Zhi bertindak, dia langsung melesat di udara dan berubah menjadi sebilah pedang yang melesat ke arah Saint Zhi.     

Ekspresi Saint Zhi terlihat datar, dan tatapan matanya sama sekali tidak berubah. Bahkan ketika pedang itu menembus tangannya, pedang itu terus melesat ke bawah. Darah menodai telapak tangannya, tetapi Saint Zhi seperti tidak merasakan apa-apa saat dia terus bergerak ke arah sang Kepala Desa. Meskipun pedang itu telah menusuk tubuhnya, dia tidak menghentikan serangannya. Telapak tangannya yang berlumuran darah menutupi langit. Tidak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang keras. Segala sesuatu yang berada di bawah telapak tangannya dihancurkan hingga menjadi debu.     

"Matilah!" Saint Zhi berteriak. Langit dan bumi berguncang, sementara aura spiritual Ye Futian bergetar. Saat melihat kedua mata Saint Zhi yang dipenuhi oleh keinginan membunuh, dia benar-benar merasa putus asa. Mereka telah memenangkan segalanya, bahkan mengalahkan sembilan sosok tak tertandingi. Tetapi bisakah seseorang yang baru saja memasuki Archmage Plane benar-benar bisa dibandingkan dengan pemimpin dari Tebing Zhisheng?     

"Mundur!" Ye Futian berteriak. Tetapi dia tidak tahu apakah mereka bisa melakukannya atau tidak. Selain itu, Yu Sheng dan Yaya tidak bergerak dari tempatnya. Pada saat ini mereka tampaknya bertindak berdasarkan insting masing-masing. Mereka tidak hanya menolak untuk mundur, tetapi mereka malah bergerak ke depan.     

Yu Sheng mengangkat kapaknya dan mengayunkannya ke arah langit. Sementara Yaya mengangkat pedangnya untuk menghadapi serangan yang datang dari atas langit. Kedua mata Hua Jieyu dipenuhi dengan keputusasaan. Mereka sudah mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, membunuh setiap lawan kuat yang menghalangi jalan mereka. Tetapi pada akhirnya, mereka kehilangan segalanya karena seorang Saint yang terlibat dalam pertempuran ini secara pribadi. Saat ini, sosoknya berubah menjadi sebuah badai telekinesis dan menerjang ke arah langit. Sama seperti Yaya dan Yu Sheng, dia menolak untuk mundur dan memilih untuk menghadapi serangan tersebut.     

Tampaknya mereka memiliki satu pemikiran yang sama—mencegah serangan ini menghantam Ye Futian. Mengenai apakah mereka bisa menghentikannya atau tidak, mereka tidak memikirkannya. Mereka juga tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika mereka berhasil menghentikan serangan ini. Mereka hanya berharap agar Ye Futian bisa selamat.     

Cahaya Kaisar yang tak berbatas bersinar terang, tanpa ada yang menyamarkan kehadirannya. Ye Futian melihat tindakan yang dilakukan oleh teman-temannya. Bagaimana mungkin dia bisa mundur dalam situasi seperti ini? Dia mengangkat Tombak Ruang dan Waktu di tangannya lalu melesat ke atas langit untuk menghadapi serangan penghancur milik Saint Zhi.     

Ini adalah arti penting dari kehidupan. Apa lagi yang bisa diminta olehnya?     

Jika langit tidak mengasihaninya, maka dia akan mati.     

Dia telah berusaha semaksimal mungkin!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.