Legenda Futian

Pertumpahan Darah



Pertumpahan Darah

1Tatapan mata Saint Ji berubah menjadi sangat tajam saat dia melihat ke arah Saint Moon, lalu dia berkata, "Apa maksud dari tindakanmu ini?"     

"Kalian semua adalah sosok-sosok yang berdiri di puncak kekuatan Sembilan Negara, dan aku merasa bahwa kalian semua tidak pantas untuk menindas seorang kultivator muda seperti ini. Karena warisan Renhuang telah diambil oleh Istana Holy Zhi dan sang puteri mengakui bahwa warisan itu telah menjadi milik mereka. Maka dari itu aku menyarankan kalian mengajukan tantangan secara resmi dan memperebutkannya dengan cara yang terhormat." Kemudian Saint Moon mengamati kerumunan kultivator di udara dan berkata, "Apa-apaan ini? Nama kalian semua tertera dalam Peringkat Sage, tapi apa yang sedang kalian lakukan sekarang? Mengeroyok mereka?"     

Saint Ji terus menatap ke arah Saint Moon dengan ekspresi dingin di wajahnya. Semua orang ingin mendapatkan warisan Renhuang, dan mereka merasa tidak ada yang salah dengan mengeroyok orang-orang dari Istana Holy Zhi seperti itu.     

Dia bertanya-tanya apakah Saint Moon berniat untuk merebut semuanya untuk dirinya sendiri dengan cara menarik perhatian orang-orang seperti itu, atau mungkin Saint Moon telah melihat potensi dalam diri Ye Futian.     

Satu tusukan tombak yang ditunjukkan oleh Ye Futian sebelumnya memang bisa menjadi alasan yang cukup menarik bagi tempat-tempat suci untuk berpihak pada Ye Futian.     

"Jika orang-orang dari Klan Yue sangat ingin mati, maka kami akan menuruti keinginan kalian," ujar Saint Ji dengan nada dingin. Pedang milik Ji Ya melesat ke depan begitu Saint Ji selesai berbicara. Pedang cahaya berukuran raksasa itu melesat ke bawah seperti sebuah gunung yang dijatuhkan dari atas langit, langsung membelah udara menjadi dua bagian dan menghantam tirai cahaya itu, menghancurkannya hingga tak bersisa.     

Kong Yao dan kultivator lainnya bertempur dengan kemampuan terbaik mereka. Karena pertempuran sudah mencapai titik ini, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk menahan diri. Jika Klan Yue bersikeras menghalangi langkah mereka, maka Klan Yue harus diatasi.     

*Boom* Cahaya yang menyilaukan bersinar dan rentetan anak panah terlihat melesat di udara, langsung diarahkan menuju Ye Futian dengan kecepatan yang luar biasa.     

Udara di area tersebut seolah-olah telah terkoyak saat semua anak panah itu melintas, mengunci target mereka pada Ye Futian.     

Para kultivator dari Klan Yi juga melancarkan serangan. Panah-panah yang mereka tembakkan bertujuan untuk membunuh Ye Futian tepat di tempat dimana dia berdiri.     

Pada saat yang hampir bersamaan, Huang Jiuge juga menembakkan anak panah. Anak panah yang ditembakkan dari Busur Renhuang itu melesat di udara dan diarahkan pada anak panah milik pasukan lawan yang semakin mendekat. Anak panah milik Huang Jiuge terbukti lebih cepat dan melesat melewati Ye Futian hingga akhirnya bertabrakan dengan anak panah yang diarahkan pada Ye Futian, kedua serangan itu hancur secara bersamaan.     

Ye Futian seperti tidak menyadari semua itu. Bahkan ketika panah Huang Jiuge melesat melewati sisi tubuhnya, ekspresinya sama sekali tidak berubah.     

Dia bergerak ke depan dan mengerahkan auranya pada Zhong Kui dan Li Daoqiu yang berada di bawah. Para kultivator dari Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung menjadi orang-orang yang berada di posisi teratas dalam daftar orang yang harus dia bunuh. Bagaimanapun juga, kedua tempat suci itu telah bersekutu dengan Tebing Zhisheng dan memulai perang suci melawan Istana Holy Zhi.     

Roc emas itu melesat melintasi langit dan menerjang ke depan. Kong Yao melangkah ke depan dan mengeluarkan seekor gajah suci raksasa yang menginjak-injak permukaan tanah, tubuhnya menutupi langit dan gajah itu hendak menginjak-injak tubuh Ye Futian.     

Deretan tirai cahaya bintang yang menakjubkan muncul di sekitar Ye Futian, seolah-olah sebuah bintang terbungkus di dalamnya. Gajah suci itu menghancurkan tirai-tirai bintang tersebut disertai dengan suara ledakan yang keras dan terus bergerak ke arah Ye Futian yang berada di bawah, menghantam tubuh Roc yang berukuran besar itu.     

Kecepatan Ye Futian tampaknya telah melambat dan dia terjatuh cukup jauh di bawah, tetapi dia terus melesat ke depan, membiarkan kekuatan Kong Yao menimpa tubuhnya.     

Ekspresi Zhong Kui dan Li Daoqiu telah berubah. Lonceng kuno milik Zhong Kui berbunyi dengan tujuan untuk memberikan tekanan pada semua lawan yang berada di sekitarnya. Dalam sekejap, rentetan gelombang suara menyebar di udara dan menghantam tubuh Roc tersebut. Sementara Li Daoqiu melancarkan serangan yang tidak kalah mengerikan dari serangan Zhong Kui, seolah-olah sebuah gunung kuno telah dikerahkan menuju tubuh Ye Futian.     

Roc itu tampaknya telah menjadi sosok bertarung milik Ye Futian saat dia terus menerjang ke depan. Suara gemuruh terus terdengar di sekitarnya. Sosok roc itu telah hancur dan sosok bertarungnya lenyap, namun Ye Futian berhasil mengoyak gunung yang dikerahkan padanya, dia menyerang dengan menggunakan tombak di tangannya ke arah badai batu yang berdatangan. Cahaya dari partikel yang tak terhitung jumlah bersinar dan melesat di udara seperti sambaran-sambaran petir, dengan membawa kekuatan pengoyak di dalamnya.     

*Dong*     

Lonceng itu kembali berbunyi dengan memancarkan kekuatan yang mampu untuk mencabik-cabik roh orang-orang yang mendengar suara lonceng tersebut, namun justru Zhong Kui sendiri juga mengalami serangan balik. Saat melihat sosok berpakaian putih yang menerjang ke arahnya dengan membawa Tombak Ruang dan Waktu di tangannya seperti seorang dewa perang, area di sekitarnya benar-benar tampak membeku, akhirnya dia memahami bagaimana perasaan Zhou Huang sesaat sebelum sang pangeran meninggal dunia.     

Teknik penyegelan itu tidak bisa dipatahkan dan tak tertandingi. Area di sekitarnya seolah-olah telah berhenti total. Area yang diselimuti oleh cahaya suci dari Tombak Ruang dan Waktu kini berada di bawah kendali penuh dari tombak tersebut. Tombak Ruang dan Waktu adalah peralatan ritual Saint yang berada di posisi ketiga dalam Peringkat Peralatan Ritual Saint, dan Ye Futian sendiri mahir dalam menggunakan kekuatan Hukum Space-freezing.     

Saat Ye Futian berada di dekat lawannya, bahkan kultivator-kultivator dari Peringkat Sage akan terjebak dalam pengaruh Hukum Space-freezing dan untuk sementara waktu mereka tidak akan bisa bergerak.     

Selama mereka tidak bisa bergerak, rentang waktu itu sudah lebih dari cukup untuk menentukan nasib mereka.     

Nothingness—Tombak Ruang dan Waktu, diberi nama seperti itu karena kemampuannya untuk menghancurkan segalanya hingga tak bersisa ketika tombak itu mengenai targetnya. Beberapa badai yang dahsyat bergejolak dan Zhong Kui, seorang kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua yang namanya tertera dalam Peringkat Sage, meledak hingga hancur berkeping-keping. Sama seperti Zhou Huang, dia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk melawan balik. Pembunuhan itu dilakukan dengan rapi dan diselesaikan dalam satu serangan.     

Serangan Ye Futian tidak berhenti sampai disitu saja. Setelah membunuh Zhong Kui, dia langsung bergerak menuju Li Daoqiu yang sedang melarikan diri.     

Tombak itu berubah menjadi sambaran petir berwarna emas, yang menembus udara di depannya, tidak akan ada yang bisa menghentikan laju tombak tersebut     

Tidak lama kemudian, kultivator ketiga dari Peringkat Sage tewas terbunuh diiringi dengan suara percikan yang pelan, Li Daoqiu tewas di tempat.     

Ye Futian menghentikan serangannya dan mengamati para Sage terkemuka dari Gunung Suci Xihua. Semua orang mundur secara bersamaan. Satu tatapan mata dari Ye Futian sudah cukup untuk menakuti mereka semua.     

Pedang Cahaya Suci yang sangat menyilaukan melesat ke arahnya, namun Qin Zhuang dan kultivator lainnya muncul tepat di belakang Ye Futian, mereka membentuk diagram pedang yang muncul di depan Ye Futian. Ratusan ribu bilah pedang melesat keluar secara bersamaan, yang langsung berbenturan dengan pedang cahaya yang bergerak ke arah Ye Futian. Badai yang terbentuk dari aura pedang terbentuk di udara tepat di hadapannya.     

Ye Futian tidak berniat untuk mundur. Sementara itu darah terlihat di sudut mulutnya. Dia kemudian terus melesat ke depan tanpa mempedulikan serangan-serangan yang dilancarkan oleh Kong Yao dan kultivator lainnya. Tidak peduli sekuat apa-pun pertahanannya dan betapa kokohnya tubuh fisiknya, namun dia tidak mungkin bisa keluar dari tempat ini tanpa terluka sedikit-pun. Dia sudah tidak lagi membentuk pertahanan dan langsung menerjang ke depan, sambil melancarkan serangan bertubi-tubi dan membunuh dua kultivator dari Gunung Suci Xihua yang namanya tertera dalam Peringkat Sage.     

Tidak ada seorang-pun yang bisa menebak seperti apa pendapat Saint Xihua mengenai apa yang sedang terjadi saat ini.     

Ye Futian terus menatap ke depan. Liu Zong adalah salah satu kultivator terkuat di Gunung Suci Xihua. Dia mengarahkan Tombak Ruang dan Waktu ke depan dan berkata, "Siapa yang berani melawanku dan membunuhku?"     

Para Saint tampak berdiskusi. Orang yang mampu membunuh Ye Futian akan berhak mendapatkan Huang Jiuge.     

Pada saat ini, mereka bertanya-tanya siapa yang mampu membunuh Ye Futian.     

Dua serangan dari Ye Futian berakhir dengan kematian dari tiga orang Sage yang namanya tertera dalam Peringkat Sage. Selain Ji Ya dan Kong Yao, dimana keduanya berada di posisi sepuluh besar dalam Peringkat Sage, yang mungkin memiliki peluang melawannya, saat ini tidak ada seorang-pun yang berani bertarung melawan Ye Futian.     

"Ayo kita pergi."     

Ye Futian terus melesat di udara. Meskipun dia mungkin tak tertandingi dalam pertempuran, namun tetap saja kekuatannya terbatas, yang menunjukkan bahwa dia tidak mungkin bisa mengalahkan semua orang yang menghalangi jalannya hanya dengan mengandalkan kekuatannya semata. Ditambah lagi, ada banyak kultivator dari Istana Holy Zhi yang hadir di sini bersamanya.     

Banyak tempat suci saat ini masih belum menunjukkan sikap mereka. Tindakan yang dilakukan oleh Ye Futian dengan membunuh tiga orang Sage dari Peringkat Sage bertujuan untuk mengejutkan orang-orang dari tempat suci lainnya sehingga mereka menjadi ragu-ragu dalam mengambil tindakan.     

Permasalahan ini akan terselesaikan setelah mereka kembali ke Istana Holy Zhi.     

"Pikirkan konsekuensinya jika kalian semua membiarkan monster ini kembali ke Istana Holy Zhi," ujar Kong Yao dengan nada dingin. Hanya dia yang tersisa dari Tebing Zhisheng dan dia sudah tidak punya apa-apa. Tebing Zhisheng nyaris dimusnahkan oleh Ye Futian, dan dia ingin melihat berapa banyak tempat suci yang telah melawan Ye Futian berani membiarkan Pemimpin Istana ini pergi begitu saja.     

Kong Yao melangkah menuju Ye Futian, sambil mengerahkan gajah suci yang tak terhitung jumlahnya ke arah Ye Futian. Setiap langkah yang diambil oleh Kong Yao tampaknya mampu meruntuhkan langit. Sosok yang berada di posisi kesembilan dalam Peringkat Sage bukan orang yang bisa dianggap enteng. Kong Yao terlatih dalam beberapa kekuatan hukum, namun dia benar-benar menguasai hukum yang dipahaminya.     

Bayangan seekor gajah suci raksasa muncul saat dia mengeluarkan Roh Kehidupannya, kemudian gajah suci itu melangkah ke depan dan berniat untuk menginjak Ye Futian. Pemimpin Istana satu ini telah memimpin pasukannya untuk melakukan pembantaian di Tebing Zhisheng, dan dia berniat untuk membalas dendam dengan membunuh Ye Futian.     

Tiba-tiba terdengar suara raungan yang mampu mengguncang bumi dan seekor kera suci muncul di belakang Ye Futian, menggantikan sosok Roc sebelumnya. Ye Futian bergabung dengan kera suci miliknya dan memancarkan kekuatan yang mengerikan. Kemudian dia melangkah ke depan dan mengguncang udara di sekitarnya. Dia mulai melancarkan serangan dan beberapa badai yang dahsyat terbentuk, menusuk tubuh gajah raksasa itu, menghancurkannya hingga berkeping-keping.     

Ye Futian, yang kini dipenuhi dengan kekuatan tak berbatas, langsung menerjang ke arah Kong Yao.     

Kong Yao melangkah ke depan dengan mengambil langkah-langkah yang mengerikan, seolah-olah terdapat gajah suci yang ikut menginjak udara di sekitarnya. Setiap langkah yang diambil oleh Kong Yao menginjak-injak pikiran Ye Futian, namun dia mengabaikan semua itu dengan mudah. Kera Suci itu meraung saat berusaha melawan kekuatan yang dipancarkan padanya dengan setiap langkah yang diambil oleh Kong Yao. Darah terlihat di sudut mulut Ye Futian, namun dia terus bergerak ke depan. Selama dia bisa mendekati tubuh Kong Yao, maka dia dapat membunuh Kong Yao dengan mudah, tanpa mempedulikan fakta bahwa lawannya itu berada di posisi kesembilan dalam Peringkat Sage.     

Tombak Ruang dan Waktu mengoyak segala macam kekuatan yang menghalangi jalannya. Roh Kehidupan gajah suci yang berada di belakang Kong Yao menghentakkan kakinya, namun Ye Futian terus bergerak ke depan. Kemudian Ye Futian mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu ke depan, yang menyebabkan area di sekitarnya membeku dalam sekejap. Pada saat itu, Kong Yao merasa sangat sulit bagi gajah suci miliknya untuk mengangkat kakinya, seolah-olah pergerakannya akan berhenti total. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang aneh dan memancarkan kekuatan hukum dengan ganas, menghancurkan kekuatan yang membelenggu tubuhnya itu dengan kekuatan murni dari tubuhnya saat dia mengerahkan kaki dari gajah suci ke bawah.     

*Boom* Bayangan dari gajah suci itu dihancurkan dengan disertai oleh suara gemuruh. Tombak Ruang dan Waktu mengeluarkan sebuah badai penghancur tepat ke arah Kong Yao. Kong Yao berteriak dan mengerahkan tangannya untuk melawan balik. Ribuan gajah tampaknya saling bersahutan satu sama lain saat mereka menginjak-injak udara.     

Ye Futian tidak berniat untuk mundur. Tombaknya memancarkan cahaya yang menjulang tinggi ke atas langit, berniat untuk meruntuhkan langit. Kawanan gajah itu satu per satu dihancurkan. Lengan Kong Yao kini berada di depan tubuh Ye Futian, peralatan ritual Saint miliknya yang berupa sarung tangan telah menangkis serangan dari tombak tersebut. Namun, lengannya bergetar hebat. Tubuhnya seperti akan tercabik-cabik saat dia terlempar ke atas langit.     

Pada saat itu, phoenix emas milik Zhou Mian mengepakkan sayapnya, tubuhnya menutupi langit saat bergerak menuju Ye Futian. Pedang cahaya milik Ji Mu juga diayunkan ke arah Ye Futian.     

Area di sekitar Ye Futian tampaknya telah berubah menjadi wilayah absolut, karena ruang dan waktu di area tersebut terasa seperti akan berhenti total. Hukum Pengoyak milik phoenix emas itu dan pedang cahaya milik Ji Mu menembus kekuatan Hukum Space-freezing dan menghantam tubuh Ye Futian dengan keras.     

Ye Futian dihempaskan ke udara dengan diikuti oleh suara gemuruh. Namun, dua serangan yang sangat mengerikan itu tidak memberikan dampak besar pada Ye Futian.     

Baik itu sayap yang sangat tajam dari phoenix emas tersebut atau pedang cahaya milik Ji Mu, keduanya tidak mampu menembus tubuh Ye Futian.     

Seolah-olah Ye Futian tidak hanya memiliki pertahanan yang luar biasa. Tubuh fisiknya juga sangat kuat.     

Namun, tidak peduli sekuat apa-pun tubuh fisiknya, organ-organ di dalam tubuhnya tetap menerima dampak dari dua serangan yang begitu mengerikan tersebut. Sepertinya dia nyaris memuntahkan darah, namun dia hanya menyeringai dengan sinis.     

Kalian ingin membunuhku?     

Maka kalian harus membayar tindakan kalian dengan nyawa.     

Dia melangkah ke depan dan kali ini, dia langsung bergerak ke arah para kultivator dari Aula Cahaya Suci berada, tepatnya pada Ji Mu yang sedang mengayunkan pedang cahaya ke arahnya.     

Saat ini Ji Ya sedang disibukkan oleh Qin Zhuang dan delapan pendekar lainnya. Sementara para kultivator dari Klan Yi sedang bertempur melawan kultivator-kultivator dar Klan Yue dan Huang Jiuge. Mereka yang mampu melakukan serangan tercepat dan terkuat saat ini tidak bisa menghentikan Ye Futian.     

Pada saat itu, Ji Mu dari Aula Cahaya Suci, yang namanya tertera dalam Peringkat Sage, melihat Ye Futian menyeringai ke arahnya. Dia benar-benar bisa merasakan sedikit rasa takut saat melihat sosok Ye Futian. Pemuda berpakaian putih ini memiliki aura yang luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.