Bisakah Kau Bertarung Lebih Serius?
Bisakah Kau Bertarung Lebih Serius?
Pada saat itu, Huang Jiuge telah menerima warisan Renhuang, dan cahaya menyilaukan bersinar di sekelilingnya. Makam Renhuang berguncang saat cahaya yang menyilaukan itu menyinari dua orang yang sedang bertarung, membuat pemandangan itu menjadi terlihat lebih menakjubkan. Di luar Makam Renhuang, semua orang bisa merasakan tebing itu bergetar. Mereka semua merasa bahwa warisan Renhuang telah muncul kembali di dunia ini.
Tapi siapa yang berhasil mendapatkannya?
Situasi ini terjadi tidak lama setelah sang Puteri masuk ke dalam makam, jadi kemungkinan besar dia adalah orang yang mendapatkan warisan tersebut. Namun, hal itu tidak mengejutkan. Meskipun terdapat dua kultivator tingkat Saint Plane di dalam sana, bagaimana mungkin mereka berani berhadapan dengan Xia Qingyuan? Adapun Ye Futian dan Huang Jiuge, bahkan jika mereka ingin bertarung, apakah mereka bisa bertarung melawan kultivator lainnya?
Sembilan Negara berada di bawah kekuasaan Kaisar Xia. Meskipun Mausoleum Kekaisaran telah ditinggalkan oleh leluhur dari Klan Huang, namun tempat itu masih menjadi milik Kaisar Xia. Jika Xia Qingyuan menginginkannya, maka sudah bisa dipastikan bahwa warisan itu akan menjadi miliknya.
Mereka semua memikirkan sosok Ye Futian yang sangat sombong. Dengan kepribadian yang dimilikinya, sebelumnya dia berani menipu sang Puteri. Mungkin dia benar-benar akan bertarung melawan Xia Qingyuan. Mereka tidak tahu apakah dia bisa pergi meninggalkan Makam Renhuang dengan selamat.
Sama seperti yang mereka duga, Ye Futian memang bertarung melawan Xia Qingyuan. Tapi dia tidak bertempur untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Huang Xi dan Huang Jiuge. Jika Xia Qingyuan memanfaatkan Kaisar Xia untuk menekannya, maka dia akan menyerah. Jika Huang Jiuge berhasil mendapatkan warisan Renhuang lalu meninggal dunia, Xia Qingyuan tidak akan menyesali janji yang dibuatnya kala itu di depan semua orang. Karena itulah, dia tidak perlu merasa khawatir.
Seperti apa ortodoksi yang didirikan oleh Kaisar Xia di Sembilan Negara?
Mengapa Xia Qingyuan mencari Orang-Orang Pilihan Langit?
Sembilan Negara adalah wilayah kekuasaan Kaisar Xia, termasuk Istana Holy Zhi di dalamnya. Jadi, ketika dia menantang Xia Qingyuan untuk bertarung, maka dia dapat menyebut dirinya sendiri sebagai pengikut dari Kaisar Xia. Dia tidak mengatakan hal ini secara terang-terangan. Dia hanya mengingatkan Xia Qingyuan bahwa dia adalah bawahan dari ayahnya.
Kaisar Xia tentu berharap bahwa akan ada sosok-sosok berbakat di antara bawahannya yang dapat membantunya di masa depan. Meskipun Dunia Kaisar Xia berada di Dunia Atas, itu hanyalah salah satu dunia dari Prefektur Ilahi. Hua Jieyu mengatakan padanya bahwa Xia Qingyuan telah membawa mereka ke banyak tempat di Dunia Atas. Karena itulah, dia bisa bertarung dengan mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam pertempuran ini. Dengan status yang dimiliki oleh Kaisar Xia, dia tidak perlu merasa takut bahwa Kaisar Xia akan datang kemari untuk turun tangan secara langsung.
Dengan memegang tombak di tangannya, cahaya yang menyilaukan mengalir di sekitar Ye Futian. Dia mengarahkan tombaknya pada Xia Qingyuan, dan dalam sekejap auranya terpancar keluar. Seolah-olah selama dia berada di sana, Xia Qingyuan tidak akan bisa melewatinya.
Sebuah aura pedang yang lebih kuat dari sebelumnya mengalir dari tubuh Xia Qingyuan, benar-benar berbeda dari aura pedang yang pernah dilihat oleh Ye Futian sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan kekuatan dari Ilmu Pedang Bencana. Pedang itu mampu menciptakan bencana dan memiliki kekuatan penghancur yang mengerikan. Dia bisa merasakan aura pedang tersebut, dan rasanya seolah-olah aura spiritualnya akan dihancurkan. Jika dia dihantam oleh aura pedang itu, dia tidak bisa membayangkan seperti apa luka-luka yang akan diderita olehnya.
Aura pedang itu menjadi semakin kuat dan suara dentangan pedang yang memekakkan telinga bergema di udara. Bahkan jika semua kekuatan yang ada di dalam Mausoleum Kekaisaran digabungkan menjadi satu, aura yang dipancarkan oleh Xia Qingyuan masih lebih kuat dari gabungan kekuatan tersebut. Aura pedang itu mengalir menuju seluruh penjuru langit. Tampaknya aura itu berada dimana-mana, dan terdapat sebilah pedang yang tak terlihat di dalamnya.
Xia Qingyuan melangkah ke depan, dan sepertinya sebilah pedang bencana yang mengerikan hendak menusuk aura spiritual Ye Futian. Serangan itu seperti sebuah bencana dari Jalur Agung yang berusaha untuk memotong aura spiritualnya. Tentu saja Ye Futian telah melakukan tindakan pencegahan terhadap serangan semacam ini, jadi dia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Pada saat yang sama, sebilah pedang melesat dari atas langit seperti sambaran petir.
*Boom* Terdengar suara keras saat sebuah tirai bintang muncul di sekitar Ye Futian. Meskipun dia tidak bisa beresonansi dengan kekuatan dari Mausoleum Kekaisaran, dia masih bisa membentuk sebuah medan kekuatan yang dahsyat di sekitarnya. Rasanya waktu seperti telah berhenti di area tersebut. Segala sesuatunya kini telah melambat, kecuali pedang mengerikan itu, yang mampu memotong medan kekuatan hukumnya dan menembus salah satu tirai bintang, menyebabkan banyak retakan muncul di permukaannya.
Xia Qingyuan terus melangkah ke depan. Jika ada orang yang berdiri di sekitarnya, mereka pasti akan mati lemas. Aura pedangnya terlalu kuat. Dia mencengkeram pedangnya dan kembali mengayunkannya ke bawah, secepat dan sekuat mungkin. Tidak lama kemudian terdengar suara keras lainnya saat semakin banyak retakan yang muncul di permukaan tirai bintang tersebut, perlahan-lahan menghancurkan pertahanan Ye Futian.
Semakin banyak bilah pedang yang melesat ke bawah dengan ganas, semua pedang itu turun satu per satu. Setiap pedang yang dikerahkan sangat kuat. Tirai bintang itu telah dipenuhi oleh retakan, tetapi Roh Kehidupan milik Ye Futian muncul dan Kera Suci miliknya meraung saat Ye Futian berubah menjadi tubuh Buddha dan menyatu ke dalamnya.
*Brak* Tirai bintang itu telah hancur. Pedang milik Xia Qingyuan tiba dan Kera Suci tersebut meraung. Ye Futian mengerahkah tinjunya ke depan dan menghancurkan pedang yang menerjang ke arahnya. Gelombang kejut yang dihasilkan mampu mengguncang bumi. Namun, Xia Qingyuan seperti tidak melihatnya. Ekspresinya sama sekali tidak berubah.
Semakin banyak pedang yang bermunculan, dan area tempat dimana Ye Futian berada seolah akan runtuh. Terdapat 3.000 pedang berada di area tersebut. Tanpa menggunakan peralatan ritual Saint, bagaimana mungkin kultivator yang berada di bawah Saint Plane di Sembilan Negara mampu menahan serangan ini?
Kera Suci itu menyerang dengan ganas sambil meraung ke arah langit. Setiap serangan yang dilancarkan membuat udara berguncang. Langit dan bumi seolah-olah akan hancur akibat rentetan serangan dari Kera Suci tersebut, tetapi semua serangan itu tidak bisa menghancurkan cahaya dari pedang bencana. Banyak bilah pedang yang menusuk tubuh Kera Suci itu sehingga membuat tubuhnya gemetar.
Bahkan Saint Glass, yang duduk tidak jauh dari medan pertempuran, bisa merasakan hatinya berdebar kencang saat dia menyaksikan pertempuran ini. Wanita ini adalah putri kesayangan Kaisar Xia. Xia Qingyuan masih berada di Sage Plane tingkat bawah, tetapi dengan kemampuan bertarung yang dia tampilkan, bahkan seseorang dari Peringkat Sage tidak akan berani mengatakan bahwa mereka bisa mengalahkan Xia Qingyuan. Adapun Ye Futian, yang berada di tingkat Plane yang sama dengan sang Puteri, masih bertarung dengannya.
Tampaknya tubuh Kera Suci tidak bisa menahan serangan-serangan itu lebih lama lagi, sehingga Ye Futian mengangkat lengannya dan sebuah tombak muncul di tangannya. Pancaran partikel cahaya muncul dari tombak itu dan bergabung menjadi satu.
*Gluduk..gluduk* Cahaya berwarna emas yang menyilaukan bersinar saat bayangan seekor roc emas muncul di atas langit. Hukum Angin menyelimuti tubuhnya. Pada saat ini Ye Futian terlihat seperti seorang dewa perang. Hembusan angin kencang bertiup, dan sosok Ye Futian langsung menghilang dari tempatnya berada saat dia bergerak menuju Xia Qingyuan. Xia Qingyuan menunjuk ke depan tanpa ragu-ragu. Sebilah pedang melesat ke depan dan menghancurkan segalanya saat diarahkan menuju Ye Futian.
*Brak* Ye Futian mengerahkan tombaknya ke arah pedang bencana yang mendekat, menyebabkan banyak retakan muncul di bilah pedangnya. Dengan menggunakan sayapnya yang menakjubkan, dia melesat di udara dan terus mendekat menuju lawannya. Kekuatannya perlahan-lahan semakin meningkat.
Setelah mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu di Reruntuhan Hilang, dia telah menghabiskan waktu untuk berkultivasi di Laut Endless. Dia berlatih menggunakan tombak itu setiap hari di setiap bagian dari Laut Endless. Deburan ombak membantunya untuk memahami cara menggunakan tombak tersebut. Sekarang serangannya menjadi semakin ganas, seperti deretan ombak laut. Namun saat ini semakin banyak pedang bencana yang diarahkan padanya. Bilah-bilah pedang itu seperti tidak ada habisnya.
Cahaya menyilaukan terpancar dari tubuh Ye Futian, dan sayap emasnya melesat di udara. Dia kembali mengerahkan tombaknya ke depan, dan saat dia melakukannya, banyak tombak cahaya muncul di sekitar tombaknya. Semua tombak itu menghantam pedang bencana dengan ganas. Tubuh Ye Futian tampaknya telah terkubur di dalam badai penghancur yang terbentuk akibat benturan kedua serangan tersebut.
Tubuh Xia Qingyuan sama sekali tidak bergerak seperti sebuah gunung. Tiga ribu pedang bencana mengelilingi seperti badai. Ekspresinya setajam bilah pedangnya. Dia terus berjalan mendekati Ye Futian seolah-olah tidak ada yang perlu ditakutkan olehnya. Tidak peduli sekuat apa-pun dia, pikirannya tidak akan terpengaruh.
Badai yang terbentuk dari pedang bencana itu bersinar seperti cahaya dari bencana Jalur Agung dan bergerak ke arah Ye Futian. Dia tidak bisa menghindarinya. Jika dia tidak cukup kuat untuk menahannya, maka dia akan langsung tewas terbunuh. Serangan yang kuat ini mampu membunuh musuh mana-pun. Saat ini pedang-pedang milik Xia Qingyuan menutupi langit.
Ye Futian tidak berniat untuk menghindar. Kera Suci miliknya meraung, dan dia membuka titik akupuntur Tujuh Bintang. Sinar-sinar cahaya berwarna emas terpancar dari tubuhnya, dan roc emas itu melesat ke depan dengan kecepatan tinggi ke arah pedang yang diarahkan padanya seolah-olah roc emas itu akan masuk ke dalam badai tak berujung tersebut.
Tubuhnya gemetar. Tiba-tiba, sekelompok bayangan muncul di sekitarnya. Masing-masing bayangan tampaknya membawa sebuah tombak hingga akhirnya semua bayangan itu bergabung menjadi satu. Mereka menghadap ke depan dalam satu baris lurus. Sebuah pusaran penghancur muncul di sekitar tombak itu yang sepertinya akan benar-benar mengoyak udara di sekitarnya.
3.000 pedang bencana diarahkan padanya, tetapi sebuah lubang muncul di tengah-tengan semua pedang bencana tersebut. Sebuah tombak menembus udara dan dikerahkan menuju Xia Qingyuan yang berada di bagian tengan dari kumpulan pedang tersebut. Pada saat itu, Ye Futian menyerang dengan ganas. Tubuh Xia Qingyuan kembali dihempaskan ke udara.
Badai penghancur itu masih bergejolak. Tubuh Buddha milik Ye Futian telah dihancurkan, dan Roh Kehidupannya terluka. Dia bisa merasakan rasa manis di tenggorokannya seolah-olah dia hendak memuntahkan darah, tetapi dia menelannya kembali.
Kondisi Xia Qingyuan juga tidak begitu baik. Pakaiannya berantakan dan rambutnya yang diikat ke belakang kini tampak longgar. Saat hembusan angin bertiup, dia terlihat sedikit lebih feminin. Saat melihat penampilannya sekarang, dia bahkan tampak lebih luar biasa dari biasanya. Dia seperti perwujudan seorang dewa di dunia manusia, tidak bisa dinodai oleh debu dari dunia fana.
Xia Qingyuan tampaknya tidak menyangka bahwa Ye Futian akan membuatnya berada dalam situasi sesulit ini. Dia bahkan sudah tidak begitu peduli lagi dengan warisan Renhuang. Perhatiannya hanya tertuju pada Ye Futian.
Xia Qingyuan tidak hanya disebut-sebut sebagai sosok yang tak tertandingi di Dunia Kaisar Xia. Ketika dia masih muda, ayahnya telah membawanya ke salah satu dunia Renhuang lainnya untuk membiarkannya melihat dunia secara langsung dan memahami Jalur Agung. Meskipun kala itu dia masih sangat muda, dia sudah mengunjungi banyak tempat dan bertemu banyak tokoh-tokoh hebat. Bahkan di dalam dunia Renhuang lainnya ini, dia belum pernah bertemu seseorang yang bisa menjadi lawan sepadan baginya yang berasal dari generasi yang sama dengannya. Sekarang, di Sembilan Negara dari Dunia Bawah, sepertinya dia telah menemukan lawan yang sepadan baginya.
"Bisakah kau bertarung lebih serius?" tanya Xia Qingyuan secara tiba-tiba.
Ye Futian tertegun, lalu dia berkata, "Saya juga menanyakan hal yang sama pada anda."
Di samping mereka, Saint Glass tidak bisa berkata-kata. Mereka masih bisa bertempur lebih dari ini? Sejauh apa kedua Sage tingkat bawah ini akan bertarung?
Raja Suci Zhou Agung kini juga telah membuka matanya untuk menyaksikan pertempuran tersebut. Saat dia menyaksikan keduanya bertarung, keinginannya untuk membunuh Ye Futian menjadi semakin kuat. Dia tidak bisa tinggal diam sampai Ye Futian mati.
"Kalau begitu mari kita lihat," ujar Xia Qingyuan secara perlahan. Roh Kehidupannya muncul di belakangnya, dan dalam sekejap, seberkas cahaya suci menyinari seluruh area tersebut. Sebuah teratai emas yang sangat indah bermekaran. Rumor mengatakan bahwa ada seorang Buddha wanita yang berada di bawah teratai emas tersebut.
Xia Qingyuan naik ke atas teratai emas itu dan tubuhnya langsung diselimuti dalam cahaya suci. Dia benar-benar terlihat seperti seorang dewa.
Guncangan yang menimpa Mausoleum Kekaisaran menjadi semakin kuat, tetapi Xia Qingyuan tidak peduli. Pada saat ini, Ye Futian jauh lebih menarik daripada warisan Renhuang!