Legenda Futian

Mempertaruhkan Takdir Seseorang



Mempertaruhkan Takdir Seseorang

2Pemandangan di sekitar Menara Bulan sangat indah. Ye Futian dan Hua Jieyu menunggu disana dan terdapat beberapa pelayan yang melayani mereka. Namun, saat ini Ye Futian merasa kesal. Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya, bahkan ketika dia menghadapi masalah antara Kakak Keempat dan You Xi kala itu. Dia berpikir mungkin hal ini disebabkan karena kakak kedua dan ketiga lebih berarti baginya. Bahkan ketika dia pertama kali menginjakkan kaki ke Pondok, kakak-kakak seniornya mengatakan kepadanya bahwa Kakak Kedua adalah milik Kakak Ketiga. Kata-kata itu adalah sesuatu yang telah tertanam dalam pikirannya sejak saat itu.     

"Nona Mingyue telah kembali," terdengar sebuah suara dari luar Menara Bulan. Ye Futian dan Hua Jieyu memalingkan pandangan mereka keluar, disana mereka melihat dua sosok cantik masuk ke dalam Menara Bulan. Zhuge Mingyue terlihat anggun seperti biasanya. Senyumannya yang berseri-seri menenangkan hati siapa-pun yang memandangnya, sama sekali tidak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang aneh darinya. Beitang Xing'er, yang mengikuti Zhuge Mingyue tepat di belakangnya, justru tampak sangat tertekan dan sedang dalam suasana hati yang buruk.     

"Rupanya kalian sudah sampai disini," ujar Zhuge Mingyue sambil tersenyum. Dia nyaris tidak terkejut sama sekali ketika melihat sosok Ye Futian dan Hua Jieyu.     

"Kakak kedua." Ye Futian, Hua Jieyu, dan Yi Xiaoshi menghampirinya.     

"Apa?" Zhuge Mingyue menghentikan langkahnya begitu dia melihat reaksi mereka, lalu ia melirik mereka sebelum berkata, "Aku baru saja pergi meninggalkan kalian selama beberapa bulan. Apakah kalian semua sudah sangat merindukanku?"     

"Kakak Kedua, kau mengetahui mengapa kami datang kemari, bukan?" Ye Futian merasa terkejut ketika melihat sikap Kakak Kedua yang begitu acuh tak acuh.     

Zhuge Mingyue berjalan ke depan. Ye Futian dan anggota kelompok lainnya memberi jalan untuknya. Zhuge Mingyue duduk di sebuah kursi dan berbicara sambil tersenyum, "Jadi, kalian sudah tahu?"     

"Ya." Ye Futian dan kelompoknya mengangguk. "Bagaimana menurut kakak?"     

Zhuge Mingye tersenyum pada Ye Futian dan berkata, "Aku menyetujuinya."     

Nada bicaranya terdengar begitu tenang seperti angin sepoi-sepoi, menunjukkan sebuah ketenangan yang luar biasa. Sebaliknya, Ye Futian dan yang lainnya berteriak ketika mendengar jawaban dari Zhuge Mingyue dan ekspresi di wajah mereka berubah. Beitang Xing'er menundukkan kepalanya. Dia baru saja kembali bersama Kakak Kedua dari istana pemimpin keluarga, dan sudah pasti dia tahu apa yang telah terjadi disana.     

"Kakak Kedua, selama Istana Holy Zhi masih mempersiapkan pernikahan ini, status dari Istana Holy Zhi di Negeri Barren dan hubungan mereka dengan keluarga Zhuge menunjukkan bahwa jika Keluarga Zhuge merasa keberatan dengan pernikahan ini, maka Istana Holy Zhi tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah Keluarga Zhuge memaksa kakak untuk menyetujuinya?" Ye Futian menambahkan, "Tetapi jika kakak bersikeras menolak tentang masalah ini, apa yang bisa dilakukan oleh Keluarga Zhuge mengenai keputusan kakak?"     

Kakak Kedua meninggalkan keluarganya pada usia muda karena masalah yang dihadapinya saat itu. Cukup mengejutkan ketika mengetahui bahwa dia tidak melakukan hal yang sama sekarang. Ye Futian tahu betul seperti apa pribadi dari Kakak Kedua.     

"Tapi kenapa aku harus melakukan hal itu?" Zhuge Mingyue terus tersenyum. "Bai Luli menempati posisi kesepuluh dalam Peringkat Law, dia adalah seseorang yang dianggap sebagai sosok paling luar biasa yang pernah muncul di generasi ini di seluruh penjuru Negeri Barren, dan dia juga memiliki potensi untuk menjadi seorang Saint. Mengapa aku harus menolak menikah dengan seseorang seperti itu?"     

"Tapi, Kakak Ketiga..." Ye Futian merasa bingung.     

"Dia sendiri tidak merasa khawatir tentang hal ini, mengapa kau malah memikirkan dia?" ujar Zhuge Mingyue sambil terkekeh.     

"Bagaimana mungkin dia tidak merasa khawatir tentang hal ini?"     

"Jika dia benar-benar merasa kesal tentang pernikahan ini, kenapa dia tidak pernah muncul sekitar lima sampai enam tahun terakhir? Dimana dia sekarang?" Zhuge Mingyue bertanya.     

Ye Futian benar-benar tertegun. Kakak kedua, itu...     

"Kakak Kedua, Kakak Ketiga pasti telah mengalami sesuatu," ujar Hua Jieyu sambil menempati tempat duduk di samping Zhuge Mingyue, memegang lengannya ketika ia berbicara.     

"Itu benar." Ye Futian mengangguk. "Kakak Ketiga telah bertarung dengan Bai Luli saat itu untukmu, tetapi dia kalah. Kakak Ketiga pasti pergi menjelajah untuk mengasah kemampuannya. Dia tahu bahwa tidak mudah baginya untuk mengalahkan Bai Luli. Dia mungkin terjebak dalam suatu hal atau dia bepergian terlalu jauh."     

"Apakah aku menyuruhnya untuk mengalahkan Bai Luli?" Zhuge Mingyue bertanya pada Ye Futian sambil tersenyum.     

"..." Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Ketika melihat mata Zhuge Mingyue yang cerah dan indah, dia menyadari bahwa mungkin Kakak Ketiga telah salah mengambil keputusan.     

"Dia tidak pernah muncul selama lima atau enam tahun terakhir. Dia menghilang tepat setelah menjalani pertempuran itu. Dia tidak tahu apa-apa." Zhuge Mingyue melanjutkan, "Aku telah mengatakan 'ya' kepada ayahku. Keluarga Zhuge akan segera mengumumkan pertunanganku, dan aku ingin melihat apakah dia akan berani muncul."     

Ye Futian menatap ke arah Kakak Kedua, lalu berbalik untuk melihat Hua Jieyu. Tubuhnya merinding ketika ia menyadari sesuatu. Dia menyadari bahwa mungkin selama ini dia telah salah. Dia tahu betul seperti apa kepribadian dari Kakak Kedua. Dia memiliki kepribadian yang unik dan tahu apa yang dia sukai dan apa yang dia benci. Dia telah menunjukkan sikap keras kepalanya dengan melarikan diri dari keluarganya bertahun-tahun yang lalu. Dia menyukai Kakak Ketiga, dan dia tidak peduli jika Kakak Ketiga pada akhirnya berhasil mengalahkan Bai Luli. Dia tidak akan peduli sama sekali, selama Kakak Ketiga muncul di Keluarga Zhuge.     

Namun, Kakak Ketiga juga memiliki sikap yang sombong dan keras kepala, dia juga seseorang yang perlu melihat alasan dalam segala hal yang akan dilakukannya. Kakak Ketiga ingin melindungi Kakak Kedua, dan memang sudah seharusnya dia tidak ingin Zhuge Mingyue diperlakukan tidak adil. Karena itu, dia menantang Bai Luli untuk bertarung. Dia ingin mengalahkan Bai Luli bukan karena dia ingin membuktikan kekuatannya, tetapi untuk menunjukkan kepada Keluarga Zhuge dan dunia bahwa dia mampu melindungi Kakak Kedua; dia tidak ingin Kakak Kedua memikul beban dari keluarganya seorang diri. Karena itu, Kakak Ketiga pergi selama bertahun-tahun lamanya tanpa menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Dua individu dengan kepribadian yang benar-benar berbeda dan berpendirian kuat ini saling menyukai satu sama lain.     

"Tapi..." Ye Futian ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat.     

"Tapi apa?" Zhuge Mingyue tersenyum dan menambahkan, "Si idiot itu tidak tahu apa-apa. Dan karena itulah, aku akan menunjukkan pernikahan ini padanya. Aku sudah menyatakan setuju pada keluargaku. Aku akan menikah dengan Bai Luli dalam kurun waktu sebulan, dan sebuah perjamuan akan diadakan untuk para tamu dari seluruh penjuru Negeri Barren."     

"Kakak kedua, bagaimana kalau Kakak Ketiga benar-benar ditahan oleh sesuatu?" Ye Futian bertanya karena merasa frustrasi.     

"Sesuatu yang membuatnya menghilang selama lima atau enam tahun? Apakah dia benar-benar berpikir untuk tidak akan muncul jika dia tidak bisa mengalahkan Bai Luli?" ujar Zhuge Mingyue. Dia telah menunggu selama lima hingga enam tahun. Dia tidak terlalu berharap padanya. Dia hanya ingin pria itu muncul di Keluarga Zhuge. Namun, si idiot itu tidak pernah bisa memahami hal-hal sederhana seperti itu.     

Ye Futian tidak bisa berkata apa-apa. Lima hingga enam tahun memang waktu yang lama untuk menunggu. Dimana sebenarnya Kakak Ketiga berada sekarang?     

"Kakak Kedua. Bagaimana jika Kakak Ketiga tidak pernah muncul nantinya?" Ye Futian dapat merasakan suaranya bergetar saat dia bertanya. Jika Kakak Ketiga tidak muncul, apakah Kakak Kedua benar-benar akan bertunangan dengan Bai Luli?     

"Jika situasinya menjadi seperti itu, maka kakak keduamu ini harus bermurah hati dan mengorbankan dirinya agar seorang Saint muncul di Negeri Barren."     

Ye Futian mengerutkan keningnya ketika mendengar kata-kata dari Zhuge Mingyue barusan dan ia merasa kesal. Hal yang membuatnya merasa kesal bukanlah Kakak Kedua, tetapi pada satu kalimat yang baru saja diucapkannya: mengorbankan dirinya agar seorang Saint muncul di Negeri Barren.     

Istana Holy Zhi, Keluarga Zhuge, Kota Awan Putih, dan banyak pasukan lainnya di Negeri Barren memiliki harapan besar untuk hal seperti itu bisa terjadi. Meskipun Kakak Kedua tampak acuh tak acuh tentang hal tersebut, ketika menghadapi situasi dimana Istana Holy Zhi dan Kota Awan Putih datang mengunjungi keluarganya untuk melamar, dan dengan alasan dari keluarganya sendiri, sudah jelas bahwa Kakak Kedua berada di bawah tekanan yang luar biasa.     

Entah bisa membuat seorang Saint muncul di Negeri Barren atau tidak, apa hubungannya hal itu dengan Kakak Kedua? pikir Ye Futian dalam hati.     

"Aku tetap tidak setuju dengan pernikahan ini," ujar Ye Futian sambil menatap ke arah Kakak Kedua.     

Zhuge Mingyue tersenyum padanya, sambil berpikir bahwa adik juniornya ini memang sudah tumbuh dewasa. Dia berdiri dari tempat duduknya dan menatap ke arah Ye Futian, sebelum akhirnya ia mengusap dan menepuk-nepuk kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Sepertinya adik junior kita ini semakin tegas. Tapi serahkan saja masalah antara kakak keduamu ini dan si idiot itu pada kami berdua, oke?"     

"Tapi Kakak Kedua..." Hua Jieyu juga berjalan menghampirinya.     

Zhuge Mingyue memegang tangannya dan meletakkannya di tangan Ye Futian sebelum akhirnya berkata dengan lembut, "Kadang-kadang, aku benar-benar mengagumi kalian berdua. Paling tidak, adik junior kita bukan orang yang lamban seperti idiot di luar sana. Dia mungkin tak tahu malu, tapi dia benar-benar menarik."     

"..." Ye Futian menggenggam tangan Hua Jieyu dan berkata kepada Kakak Kedua, "Kalau begitu, kami akan tinggal disini saja."     

"Baiklah, kalian bisa tinggal disini selama mungkin. Lagipula aku sudah lama tidak mengobrol dengan kalian. Seseorang menjadi rindu akan masa lalu ketika usianya semakin tua, dan aku benar-benar mulai merindukan Pondok," ujar Zhuge Mingyue sambil tersenyum.     

"Kakak Kedua masih terlihat seperti seorang peri. Apa yang kau maksud dengan 'semakin tua' barusan?" Ye Futian bertanya, sambil menatap ke arah Zhuge Mingyue. Dia tidak berusaha melebih-lebihkan pujiannya. Penampilan dan temperamen Zhuge Mingyue selalu terlihat luar biasa. Ditambah lagi, para kultivator memiliki rentang hidup yang sangat panjang, terutama mereka yang berhasil mencapai tingkat Sage Plane. Karena itulah, hampir tidak ada tanda-tanda penuaan pada penampilan Zhuge Mingyue, dan dia benar-benar terlihat semakin mempesona jika dibandingkan dengan sosoknya ketika berada di Pondok kala itu.     

"Seandainya saja si idiot itu pandai merayu sepertimu, adik junior," ujar Zhuge Mingyue sambil tersenyum lebar. Dia berbalik dan berkata, "Xing'er, perintahkan seseorang untuk menyiapkan makanan dan minuman. Kita sudah lama tidak berkumpul dan mengobrol bersama."     

"Baiklah." Beitang Xing'er mengangguk.     

"Yah, sayang sekali Adik Kelima tidak ada disini." Zhuge Mingyue memikirkan Luo Fan, dan dia merindukan hidangan yang dimasak oleh adiknya itu, meskipun dia selalu merepotkannya sepanjang waktu.     

Menara Bulan memancarkan keindahan yang menenangkan di bawah langit malam yang diterangi oleh cahaya bulan. Mereka duduk bersama dan menikmati hidangan yang tersedia. Namun, masing-masing dari mereka tampaknya dibuat gelisah oleh sesuatu. Meskipun mereka memang saling berbincang-bincang satu sama lain, seringkali mereka melamun sendiri.     

"Kakak Kedua, makanlah yang banyak." Ye Futian menambahkan makanan ke dalam mangkuk Zhuge Mingyue.     

Zhuge Mingyue meresponnya dengan berkata, "Sebaiknya kau lebih memperhatikan Jieyu."     

"Tidak apa-apa. Selama ini aku mendengar Futian berbicara tentang hal-hal yang biasa terjadi di Pondok, dan dia selalu menyinggung tentang Kakak Ketiga yang menambahkan makanan di mangkukmu meskipun kakak tidak pernah menatapnya. Kalau dipikir-pikir, hal itu sungguh menarik," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.     

Zhuge Mingyue tersenyum pada sepasang kekasih yang sepertinya sedang menyelesaikan kalimat masing-masing secara bergantian. Dia meletakkan sumpitnya dan berkata, "Aku sudah selesai makan dan aku ingin berjalan-jalan. Makanlah yang banyak." Dia berdiri dari tempatnya dan pergi.     

Hua Jieyu tampak sedih ketika melihat Zhuge Mingyue pergi. Dia berbalik dan bertanya pada Ye Futian, "Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah?"     

"Kurasa tidak." ujar Ye Futian sambil tersenyum, "Sepertinya Kakak Kedua merindukan Kakak Ketiga. Biarkan saja dia sendirian untuk saat ini."     

"Baiklah." Hua Jieyu mengangguk.     

"Kakak Xing'er, apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Ye Futian bertanya pada Beitang Xing'er.     

"Kakak Kedua mungkin tidak mengatakan apa-apa, tapi dia memang sangat merindukan Kakak Ketiga. Tapi kembali lagi, kalian tahu sendiri seperti apa Kakak Ketiga. Berapa lama waktu yang dia butuhkan jika dia bersikeras untuk mengalahkan Bai Luli?" Beitang Xing'er melanjutkan, "Bai Luli adalah sosok yang terpilih di Istana Holy Zhi. Aku yakin kalian lebih mengetahui seperti apa bakat yang dimilikinya daripada aku. Seperti yang dikatakan oleh Kakak Kedua, apakah Kakak Ketiga benar-benar tidak akan muncul sampai hari dimana dia mampu mengalahkan Bai Luli tiba?"     

"Kakak Kedua memang merasa tertekan dengan masalah ini. Para Tetua dari Istana Holy Zhi dan Kota Awan Putih telah datang kemari, dan semua orang berharap agar Bai Luli menikah dengan Kakak Kedua. Bahkan semua pasukan di Kota Xuanwu memiliki pemikiran yang sama. Tampaknya semua orang berpikir bahwa akan sempurna apabila Kota Awan Putih dan Keluarga Zhuge bersekutu melalui sebuah pernikahan. Istana Holy Zhi juga berperan dibalik semua ini, mereka mencoba untuk menciptakan seorang Saint dari aliansi dua pasukan ini." Beitang Xing'er kemudian menambahkan, "Tapi sebenarnya, apa hubungan semua ini dengan Kakak Kedua? Kenapa mereka perlu melimpahkan semua beban itu padanya? Apa yang sedang dilakukan oleh Kakak Kedua bukan hanya untuk memaksa Kakak Ketiga muncul, tapi dia juga memaksakan dirinya dengan mempertaruhkan takdirnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.