Bantuan?
Bantuan?
Para murid dari Tiga Sekolah Terbesar juga terlihat sangat serius. Mereka tahu bahwa tingkat ini seperti garis pemisah mereka ke tingkat selanjutnya. Mereka yang bisa melewatinya akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Orang-orang di belakang mereka tiba satu per satu disana. Mereka yang bisa mencapai tingkat keenam adalah para kultivator Arcana Plane tingkat atas atau para jenius berbakat dari Tiga Sekolah Terbesar. Tidak lama kemudian, para murid dari Tiga Sekolah Terbesar juga membentuk sebuah pasukan. Mereka semua menatap ke depan dengan ekspresi serius di wajah mereka masing-masing.
Tiba-tiba, seseorang yang berada di bagian depan kerumunan orang yang berasal dari Sekolah Blazing Sun berkata tanpa ekspresi, "Sudah waktunya. Ayo kita mulai." Dalam sekejap, semua orang mengeluarkan aura mereka dan hembusan takdir seni bela diri yang menakjubkan terbentuk, berputar-putar di sekitar mereka. Kemudian, mereka mulai bergerak ke depan.
Terdapat seorang murid dari Sekolah Blazing Sun yang menerjang dari bagian depan kerumunan orang tersebut. Dengan membawa sebilah Pedang Matahari di tangannya, dia melompat di udara. Ketika dia mengangkat pedangnya, takdir seni bela diri berputar-putar di sekitar pedang yang diselimuti oleh api matahari tersebut. Kemudian, dia menghunus pedangnya, memancarkan banyak sinar ke bawah. Diikuti dengan suara mendesis yang terus menerus berbunyi, banyak roh yang terbunuh, takdir seni bela diri mereka bergerak menuju murid tersebut.
Hanya dalam sekejap, pertempuran terjadi di tempat itu. Para murid dari Tiga Sekolah Terbesar menerjang ke depan. Di dalam panggung seni bela diri kali ini, para murid Arcana Plane dari Tiga Sekolah Terbesar hampir semuanya hadir disini, banyak dari mereka adalah para jenius dari sekolah masing-masing. Ada juga banyak murid dari Arcana Plane tingkat atas. Jelas, pasukan yang mereka miliki saat ini sangatlah kuat.
Di belakang seorang murid yang luar biasa dari Sekolah Bright Moon, bulan bersinar dengan terang dan menyinari area di sekitarnya. Banyak roh yang langsung jatuh berlutut, setelah itu mereka membeku dan dihancurkan.
Ye Futian melihat sosok Zhen Rong di atas langit. Dia mengendarai seekor monster iblis yang berada di puncak Arcana Plane dan monster itu sedang menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Namun, Zhen Rong hanya melukai roh di sekitarnya dan tidak membunuh mereka. Dia memiliki sebilah pedang api yang luar biasa di tangannya dan dimana-pun dia melintas, darah mengalir dengan deras seperti hujan. Sebagai seorang kultivator Arcana Plane tingkat keenam, baik kekuatan maupun kemampuan bertarung Zhen Rong sangatlah hebat. Bagaimanapun juga, dia sangat gemar berkultivasi.
Di belakang Long Mu, takdir seni bela diri berubah menjadi seekor naga berdarah murni yang berputar-putar di sekelilingnya. Dia juga berada di Arcana Plane tingkat keenam. Saat dia maju ke depan, naga iblis itu menelan semuanya dan tidak ada yang bisa menghentikannya sama sekali.
"Tujuan kita bukan untuk melewati pasukan ini secepat mungkin. Sebaliknya, kita bertujuan untuk mengumpulkan takdir seni bela diri yang cukup untuk memasuki tingkat ketujuh hingga tingkat kesembilan," ujar Ye Futian. Hanya dengan cara ini, mereka bisa terus naik ke tingkat atas. Dia percaya bahwa dengan kemampuan mereka untuk menantang orang-orang yang berada pada tingkat kultivasi yang jauh lebih tinggi daripada mereka, mereka tidak akan menghadapi banyak kesulitan nantinya. Selama mereka bisa mendapatkan takdir seni bela diri yang cukup, mereka akan bisa bertarung melawan musuh mereka nantinya.
Menurut pendapat Ye Futian, itu bukan sebuah pemikiran yang gila untuk pergi ke tingkat ketujuh di panggung seni bela diri ini, tetapi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan olehnya. Saat ini, dia tidak mencoba untuk menembus pasukan itu dengan cepat dan memasuki tingkat ketujuh, dia malah ingin mengumpulkan takdir seni bela diri sebanyak mungkin di tingkat keenam ini.
"Baik." Semua anggota dari kelompok Ye Futian memahami maksud dari penjelasan Ye Futian dan mereka mengangguk satu per satu. Kemudian, mereka bergerak ke depan dan ikut menerjang ke arah pasukan roh di depan mereka.
Keempatnya telah memperoleh cukup banyak takdir seni bela diri tingkat ketujuh di tingkat sebelumnya. Dengan ini, mereka bisa memiliki kekuatan bertarung dari Arcana Plane tingkat ketujuh yang sudah lebih dari cukup bagi mereka untuk bertarung melawan roh-roh dari tingkat Plane yang sama. Bahkan jika mereka bertemu dengan roh-roh Arcana Plane tingkat kedelapan, mereka masih merasa yakin bahwa mereka akan menang.
Pada saat mereka menerjang ke arah kerumunan roh, mereka langsung dikepung oleh berbagai macam roh sekaligus karena jumlahnya terlalu banyak. Ketika mereka berpencar, Ye Futian menyadari bahwa banyak kultivator Arcana Plane tingkat ketujuh sedang menerjang ke arahnya.
Tangan Ye Futian tiba-tiba diayunkan ke depan seperti sambaran petir dan takdir seni bela diri menyatu dengan tangannya. Dalam sekejap, banyak jejak telapak tangan terbentuk secara bersamaan dan melesat ke arah pasukan roh yang menerjangnya. Petir saling menyambar dan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka. Kemudian, jejak telapak tangan itu diarahkan ke bawah, mengeluarkan suara gemuruh yang keras, setelah itu muncul sinar-sinar dari takdir seni bela diri yang menyatu dengan tubuh Ye Futian.
Tidak lama kemudian, tubuh Ye Futian tenggelam di dalam pasukan roh seni bela diri. Namun dia tidak ingin terburu-buru menerjang keluar dari kerumunan tersebut. Sebagai gantinya, dia malah bertarung dalam kerumunan roh itu dan setiap pukulan yang ia keluarkan sangatlah kuat. Dengan setiap serangan yang dia keluarkan, dia akan menghancurkan satu roh dan mendapatkan takdir seni bela diri. Seolah-olah dia sedang melatih kemampuan tinjunya disini. Panggung seni bela diri telah menjadi tempat baginya untuk melatih kemampuan bertarungnya.
Di atas langit, beberapa orang kini menyadari apa yang telah terjadi pada Ye Futian dan kelompoknya, misalnya, Jiang Nan yang kini terus-menerus memperhatikan Ye Futian. Ketika menyadari bahwa Ye Futian dan teman-temannya sedang terjebak, Jiang Nan mencibir. Meskipun Ye Futian memang berbakat, masih akan sangat sulit baginya untuk keluar dari dalam pasukan roh seni bela diri.
Tubuhnya melesat pergi di udara, mencari target baru. Dia perlu membunuh roh yang lebih kuat untuk menerima takdir seni bela diri yang lebih kuat.
Ye Futian dan teman-temannya terus menerus membunuh roh-roh yang berada di Arcana Plane tingkat ketujuh. Pada saat ini, beberapa roh yang lebih kuat menyadari kehadiran Ye Futian dan berjalan ke arahnya dari atas langit. Mereka semua memiliki tombak di tangan mereka seolah-olah mereka bertugas untuk menghukum para pelanggar aturan. Mereka menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi serius di wajah mereka, setelah itu tombak mereka melesat melintasi langit dan diarahkan pada Ye Futian seperti sambaran petir berwarna perak.
Ye Futian mengangkat kepalanya dan melirik ke arah tombak yang menerjangnya. Kemudian, takdir seni bela diri di sekitar tubuhnya tiba-tiba bergetar dan seberkas cahaya berwarna emas memenuhi langit. Sebuah tirai cahaya muncul di atas Ye Futian, dimana terdapat banyak simbol magis bermunculan di permukaan tirai tersebut. Setiap sinar dari takdir seni bela diri tampaknya telah berubah menjadi sebuah simbol.
Ketika beberapa roh mendekatinya, Ye Futian mengarahkan jarinya ke atas langit. Dalam sekejap, sihir-sihir dari semua simbol tersebut muncul secara bersamaan, memancarkan cahaya yang menyilaukan dan langsung menghancurkan segala sesuatu yang berada di jalur mereka. Ini adalah kemampuan yang dia dapatkan dari takdir seni bela diri.
Diikuti dengan rentetan suara ledakan yang keras, serangan yang sangat kuat itu bertabrakan satu sama lain. Saat itu, Ye Futian menggerakkan tubuhnya dengan bantuan takdir seni bela diri yang berputar-putar di sekelilingnya. Saat dia memindahkan telapak tangannya, ribuan sinar dari takdir seni bela diri berubah menjadi sulur-sulur tanaman yang tak terhitung jumlahnya yang menerjang ke arah musuh-musuh yang semakin mendekat.
Diikuti oleh banyak suara mendesis, semua roh Arcana Plane tingkat kedelapan hancur dan takdir seni bela diri mereka terbang ke arah Ye Futian.
Setelah Ye Futian mendapatkan takdir seni bela diri dari pasukan roh yang baru saja dikalahkannya, dia kini sudah memiliki jumlah takdir seni bela diri yang mengejutkan di tubuhnya. Apalagi. Ye Futian tidak akan berhenti begitu saja. Tentu saja, meskipun pergerakan Ye Futian sangat cepat, masih ada banyak orang yang lebih cepat darinya. Para jenius dari Arcana Plane tingkat atas, baik itu yang mengendarai monster iblis, atau yang memegang peralatan ritual tingkat Sage karena latar belakang mereka yang luar biasa, mereka semua bergerak di bagian depan, membunuh roh yang tak terhitung jumlahnya.
Namun, tiba-tiba, banyak sosok terbang dari kejauhan. Mereka memancarkan cahaya berwarna emas serta mengenakan baju zirah seolah-olah mereka adalah para jenderal suci. Dengan memiliki takdir seni bela diri yang luar biasa, mereka terlihat sangat kuat.
Sosok-sosok yang terlihat seperti jenderal ini langsung menerjang ke arah para kultivator kuat yang berada di udara. Misalnya, salah satu sosok itu muncul di depan Zhen Rong. Sosok seperti jenderal itu mengayunkan telapak tangannya ke depan. Dalam sekejap, sebuah matriks berwarna emas muncul di atas langit. Matriks itu berputar dengan cepat dan mengeluarkan sebuah kekuatan penghancur. Ketika dia mendorong telapak tangannya ke depan, jejak telapak tangan itu berubah menjadi sebuah kekuatan mematikan yang diarahkan menuju Zhen Rong.
Zhen Rong sedang memegang sebuah peralatan ritual tingkat Sage di tangannya. Meskipun dia tidak bisa menggunakan semua kekuatannya, ketika dia mengayunkannya dengan pelan, cahaya berwarna merah tetap memenuhi langit seolah-olah cahaya itu akan membelah langit menjadi dua bagian. Cahaya itu menghancurkan banyak sinar cahaya yang mendekat, tetapi sebuah sihir yang kuat berhasil mengenai tubuhnya, yang menghempaskan Zhen Rong ke belakang.
Ekspresi Zhen Rong sedikit berubah. Memang, dia masih berada di tingkat keenam dan musuh mereka sudah sekuat ini. Sulit membayangkan bagaimana situasi di tingkat ketujuh nantinya.
Sosok-sosok seperti jenderal ini sepertinya terbentuk dari takdir seni bela diri tingkat Noble. Mereka tidak terlihat seperti roh-roh yang berada di puncak Arcana Plane. Sebaliknya, mereka terlihat seperti para Noble dengan tingkat Plane yang telah ditekan.
Selain Zhen Rong, para kultivator yang telah membunuh roh terbanyak juga menemui hambatan yang sama. Hal yang sama juga menimpa Long Mu. Tingkat Plane miliknya juga tidak begitu tinggi. Karena itu, sama seperti Ye Futian, dia telah membunuh roh dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Karena dia memiliki kemampuan untuk melawan musuh dengan tingkat Plane yang lebih tinggi darinya, dia telah memperoleh takdir seni bela diri tingkat kesembilan, dimana saat ini dia bisa memiliki kemampuan bertarung yang setara dengan puncak Arcana Plane. Tentu saja, karena tingkat Plane miliknya sendiri tidak begitu tinggi, kekuatannya tidak akan sama jika dibandingkan ketika dia memasuki puncak Arcana Plane sendiri nantinya.
Di hadapannya, muncul sosok seperti seorang jenderal yang kejam. Naga berdarah murni di sekitarnya meraung penuh amarah ketika sosok yang sangat kuat itu bertarung dengan Long Mu. Banyak gelombang kejut yang kuat ditimbulkan dari pertarungan keduanya.
Bahkan lengan Long Mu tampaknya telah berevolusi. Aura iblis memenuhi langit dan darahnya bergejolak. Akhirnya, lengannya sepertinya telah berubah menjadi lengan seekor naga. Di tubuhnya, terdapat seekor naga terlihat secara samar yang mengandung kekuatan mengerikan.
Para anggota dari Klan Naga Gunung Barat mewarisi garis keturunan sang Naga Leluhur. Mereka memiliki kekuatan dari seekor naga berdarah murni. Ketika darah mereka mulai bergejolak, kekuatan yang tersimpan di tubuh mereka akan benar-benar diaktifkan.
Long Mu berteriak dan suara raungan naga bergema di atas langit. Kemudian, dia mengerahkan tinjunya ke depan, seolah-olah seekor naga berdarah murni sedang berusaha menembus langit. Diikuti dengan suara ledakan yang keras, Long Mu mencabik lawannya hingga berkeping-keping, setelah itu ia memperoleh takdir seni bela diri dari sosok tersebut. Kemudian, dia terus bergerak ke depan dan menghancurkan semua roh yang menghalangi jalannya dengan cara yang sangat meyakinkan.
Long Mu telah melewati banyak rintangan. Akhirnya, dia keluar dari pasukan roh tersebut dan tiba di depan sebuah istana. Terdapat sebuah pintu disana yang memungkinkan orang-orang masuk ke tingkat berikutnya.
Saat ini, sudah ada beberapa orang di tempat ini, dan mereka semua adalah para kultivator paling hebat di Tiga Sekolah Terbesar. Selain mereka, ada satu sosok mencolok yang terlihat seperti seorang dewa. Dia memandang ke arah pemandangan di depannya dengan tatapan mata yang datar, seolah-olah dia sama seperti roh seni bela diri lainnya.
Long Mu berjalan mendekat dan menatapnya dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Selamat. Kau telah memenuhi syarat untuk memasuki tingkat ketujuh." Sosok itu melirik tanpa ekspresi pada Long Mu. Sulit untuk menentukan apakah dia nyata atau hanya sebuah ilusi, seolah-olah dia akan menghilang kapan saja.
Long Mu tidak mengatakan apa-pun. Dia melompat dan berdiri dengan yang lainnya. Setelah berbalik, dia melihat ke arah panggung pertempuran, ia bertanya-tanya berapa banyak orang yang bisa memasuki tingkat ketujuh kali ini. Dia cukup mengantisipasi perjalanannya di tingkat ketujuh. Apa yang dialami oleh ayahnya disana waktu itu?
Pada saat ini, di panggung pertempuran yang luas, Gu Yunxi sedang menghadapi beberapa masalah. Dia telah diserang oleh sosok yang terlihat seperti jenderal suci dan dia tampak kebingungan.
Di bawahnya, Ye Futian telah bertarung dalam waktu yang lama dan ia telah memperoleh banyak takdir seni bela diri, termasuk takdir yang berada di tingkat kesembilan. Sambil mengangkat kepalanya, dia menatap ke arah Gu Yunxi, setelah itu dia berubah menjadi sambaran petir.
*Boom* Sebuah tinju raksasa berwarna emas jatuh dari atas langit dan diarahkan pada Gu Yunxi seperti tinju seorang dewa.
Ekspresi Gu Yunxi sedikit berubah saat dia melangkah mundur. Tiba-tiba, hembusan angin bertiup melewatinya. Kemudian, dia melihat satu sosok yang mempesona berputar di udara. Detik berikutnya, tampaknya muncul sebuah tongkat yang diayunkan dengan membawa kekuatan penghancur.
*Brakk* Diikuti dengan suara ledakan yang keras, sosok yang sangat kuat itu hancur berkeping-keping, sementara itu takdir seni bela diri terbang menuju orang yang baru saja menyerang. Ye Futian berbalik dan bertanya, "Apakah kau baik-baik saja?"
Gu Yunxi tertegun karena merasa takjub. Kemudian, dia tersenyum manis dan menjawab, "Terima kasih, Tuan Ye."
"Tidak masalah. Ayo kita pergi," ujar Ye Futian, sambil membersihkan jalan di depan mereka. Yu Sheng dan yang lainnya naik ke atas langit dan mengikuti Ye Futian dari belakang. Kemudian, satu sosok lainnya datang mendekat, yang ternyata adalah Gu Ming, seorang jenius dari Klan Gu. Dia melirik ke arah Ye Futian dan teman-temannya, setelah itu dia bergabung dengan mereka.
Suasana di panggung pertempuran kini benar-benar kacau sehingga mereka tidak punya waktu untuk berkomentar.
Saat ini, Jiang Nan terhempas ke belakang oleh sebuah serangan. Ketika menyadari bahwa Ye Futian melanjutkan perjalanan bersama Gu Ming, ekspresinya menjadi kesal. Apakah baj*ngan tak tahu malu ini telah menjalin koneksi dengan Klan Gu setelah memasuki panggung pertempuran ini?
Tidak lama kemudian, Ye Futian dan kelompoknya juga tiba di tempat Long Mu berada. Ketika mereka melihat Ye Futian muncul, Long Mu dan Zhen Rong tampak terkejut. Namun, setelah melihat Gu Ming, mereka juga merasa lega.
Long Mu merasa kesal ketika memandang ke arah Ye Futian yang ternyata berhasil datang kemari dengan bantuan dari Gu Ming dan Gu Yunxi.