Maharaja Perang Menguasai Langit

Kembali Pulang



Kembali Pulang

1Setelah mereka makan, gerbang pusat kota Kota Kerajaan dibuka tepat waktu.     

Duan Ling Tian meletakkan perak dan membayar tagihan, lalu ia bersama Mo Yu meninggalkan restoran dan memasuki kota.     

Pusat kota mirip dengan pinggiran kota. Tidak ada perubahan berarti dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.     

Duan Ling Tian menyusuri jalan yang sudah dikenalnya menuju langsung ke rumah besar miliknya, dan jantung Duan Ling Tian tiba-tiba berdegup kencang...     

Saat ini ia bahkan lebih gugup daripada saat menghadapi ahli Tahap Pengenal Ruang.     

Rasa gugup saat pulang!     

Ini persis perasaan Duan Ling Tian saat ini.     

Akhirnya, Duan Ling Tian tiba di luar sebuah rumah besar.     

Rumah besar ini ia beli sendiri tempo hari, dan pemandangan dari masa lalu masih jelas dalam benaknya, seolah-olah ia baru pergi kemarin.     

Duan Ling Tian berdiri di depan pintu rumah itu, lalu mengangkat tangannya, namun tangannya tidak turun setelah beberapa lama...     

Mo Yu dan tikus emas kecil itu bisa merasakan suasananya sedikit tegang. Mereka tetap diam dan tidak mengganggu Duan Ling Tian.     

Akhirnya, Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan tangannya turun untuk mengetuk pintu.     

Tok! Tok!     

Duan Ling Tian menarik tangannya setelah mengetuk dua kali, dan ia bisa mendengar suara langkah kaki mendekat.     

Tidak lama kemudian, pintu dibuka dan sosok yang tidak asing muncul di hadapan Duan Ling Tian...     

"Tuan muda!" Dari balik pintu, wanita muda itu melihat Duan Ling Tian dan tertegun sejenak, sebelum berteriak menyambutnya dengan ekspresi gembira dan terkejut.     

"Jing Ru, lama tidak bertemu." Duan Ling Tian tersenyum ringan dan mengangguk pada wanita muda itu.     

Gadis muda di hadapannya tidak lain adalah Manajer yang dipilih Duan Ling Tian untuk mengurus rumahnya, Jing Ru.     

Jing Ru menenangkan perasaannya setelah beberapa lama, lalu berkata sambil tersenyum ringan, "Tuan Muda, Nyonya pasti akan sangat senang jika dia tahu Anda sudah kembali."     

"Bagaimana kabar ibuku belakangan ini?" Raut wajah Duan Ling Tian tampak bersemangat ketika ia mendengar Jing Ru menyebut ibunya.     

"Jangan khawatir Tuan Muda, Nyonya sangat baik... Puteri Bi Yao dan Nona Xiao Lan mengunjungi Nyonya sesekali, dan itu tidak pernah berubah selama beberapa tahun terakhir ini. Jadi Nyonya tidak pernah kesepian." Jing Ru berbicara perlahan.     

"Aku sudah menyusahkan mereka berdua." Duan Ling Tian mengangguk lalu memperkenalkan Mo Yu dan Jing Ru kepada satu sama lain sebelum memasuki rumahnya.     

"Jing Ru, kami akan tinggal di sini untuk beberapa lama... Siapkan kamar untuk Mo Yu." Duan Ling Tian memberi arahan kepada Jing Ru.     

"Baik." Jing Ru menjawab dengan hormat, lalu menunjukkan jalan bagi Mo Yu.     

"Emas Kecil, sana main sendiri... Jangan pergi terlalu jauh. Aku akan pergi menemui ibuku," Duan Ling Tian berkata pada si tikus emas kecil lalu berjalan menuju halaman belakang setelah tikus emas kecil itu meninggalkan bahunya.     

Halaman belakang itu penuh bunga dan tanaman, berubah sangat drastis.     

Lagi pula, beberapa tahun telah berlalu.     

Duan Ling Tian berjalan ke halaman belakang dan ia melihat sekilas sebuah sosok anggun yang sangat dikenalnya sedang menyirami bunga dan tanaman, menyebabkan hatinya bergetar.     

Akhirnya, Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan menekan kegembiraan yang sulit ditahan di dalam hatinya, dan berkata perlahan, "Bu."     

Ibu.     

Duan Ling Tian baru saja selesai berbicara ketika sosok anggun di kejauhan itu tiba-tiba gemetar.     

Selanjutnya, sosok anggun itu berbalik dan menunjukkan wajah yang cantik menawan...     

"Tian... Tian!" Beberapa tahun telah berlalu dan Li Rou tampaknya tidak banyak berubah, namun sepasang matanya yang indah tampak semakin dewasa. Raut wajahnya terlihat bersemangat ketika ia melihat Duan Ling Tian dan tubuhnya sedikit gemetar.     

"Bu, putramu yang tidak berbakti ini telah kembali!" Duan Ling Tian maju beberapa langkah lalu berlutut di depan Li Rou dan berkata tulus dari dalam hatinya.     

Saat ini, Duan Ling Tian gemetar karena gembira melihat wajah Li Rou. Matanya basah dan ia memaksakan diri untuk sedikit tersenyum.     

Meskipun ia tidak sengaja mengambil alih tubuh Duan Ling Tian bertahun-tahun yang lalu, banyak hal yang telah dilakukan Li Rou untuknya selama bertahun-tahun telah membuatnya menganggap Li Rou sebagai ibunya sendiri sejak lama, dan tidak ada sedikit pun kepalsuan di wajahnya.     

Setelah bertahun-tahun, ketika ia melihat Li Rou lagi, hatinya bergetar seperti anak kecil tersesat yang menemukan cahaya dan membimbingnya untuk terus berjalan.     

"Tian, ​​apa yang kau lakukan? Senang kau kembali, senang sekali kau kembali..." Li Rou buru-buru membantu Duan Ling Tian berdiri, lalu berjinjit untuk melihat wajah Duan Ling Tian dengan seksama sebelum bergumam. "Dewasa, Tian-ku sudah dewasa..."     

"Bu!" Duan Ling Tian merentangkan tangannya dan memeluk Li Rou dengan erat, dan air mata yang sudah terkumpul matanya sulit untuk ditahan dan akhirnya jatuh berderai.     

Seorang lelaki tidak mudah meneteskan air mata, hanya karena ia belum menemukan sesuatu yang menyedihkan.     

Li Rou menepuk ringan punggung Duan Ling Tian, dan senyum haru mengembang di wajahnya yang cantik tiada tara.     

Sepasang ibu dan anak itu baru memisahkan diri setelah beberapa lama.     

"Tian, ​​di mana Ke Er dan Fei?" Li Rou memandang ke belakang Duan Ling Tian dan bertanya ketika ia menyadari bahwa tidak ada seorang pun di sana.     

Duan Ling Tian dapat melihat kerinduan yang memenuhi mata Li Rou, dan ia tersenyum ringan. "Bu, Ke Er dan Fei melakukan perjalanan panjang dengan seorang senior dari sekte beberapa waktu yang lalu... Mereka akan menjenguk Ibu begitu mereka kembali." Saat ia mengatakan ini, hati Duan Ling Tian terasa getir.     

Setelah pemusnahan Sekte Pedang Tujuh Bintang tak terhindarkan lagi, tidak akan lama lagi berita pemusnahan Sekte Pedang Tujuh Bintang ini mungkin akan menyebar ke seluruh Kekaisaran Rimba Biru.     

Saat itu terjadi, Guru Kepala Puncak Alkaid, Qin Xiang pasti akan menerima berita itu dan tidak akan kembali ke Sekte Pedang Tujuh Bintang...     

"Ku harap Ke Er dan Fei Kecil dapat kembali ke Kerajaan Langit Merah sesegera mungkin," kata Duan Ling Tian dalam hati.     

Ia sudah memutuskan akan tinggal di Kerajaan Langit Merah untuk sementara waktu dan menunggu Ke Er dan Fei Kecil kembali...     

Ia yakin bahwa setelah mereka mendengar berita pemusnahan Sekte Pedang Tujuh Bintang, Ke Er dan Li Fei pasti akan kembali.     

Tempat ini juga adalah asal usul mereka.     

"Bagus, bagus." Li Rou tidak meragukan kata-kata Duan Ling Tian, ​​lalu ia meraih tangan Duan Ling Tian dan menariknya ke pergola untuk duduk. "Tian, ​​beri tahu ibu pengalamanmu selama beberapa tahun terakhir ini."     

Jelas, Li Rou dipenuhi rasa ingin tahu terhadap pengalaman Duan Ling Tian selama beberapa tahun terakhir ini.     

Duan Ling Tian tersenyum ringan, dan selain masalah pemusnahan Sekte Pedang Tujuh Bintang, ia tidak menyembunyikan apapun dan menceritakannya satu per satu.     

Li Rou mendengarkan dengan sungguh-sungguh.     

Setiap kali ia mendengar pengalamannya yang berbahaya, Li Rou tidak bisa menahan diri untuk tidak mencemaskan Duan Ling Tian.     

Ia tidak pernah membayangkan bahwa putranya telah mengalami begitu banyak hal dalam waktu sesingkat itu, bahkan sampai melewati gerbang neraka.     

"Tian." Li Rou menggenggam tangan Duan Ling Tian, ​​seolah-olah ia sangat takut Duan Ling Tian akan pergi jika ia melepaskannya.     

Duan Ling Tian dapat merasakan tangan Li Rou sedikit lembab, ia tahu bahwa ibunya mengkhawatirkannya, dan ia langsung berusaha menghiburnya. "Bu, jangan khawatir. Bukankah aku baik-baik saja? Putramu ini beruntung dan pasti bisa mengubah bencana menjadi berkah jika diperlukan."     

Li Rou mengangguk pelan, namun rasa khawatir di matanya yang indah tidak berkurang sedikit pun.     

"Bu, ini adalah Susu Stalaktit 10.000 Tahun yang aku ceritakan sebelumnya." Duan Ling Tian mengeluarkan dua botol Susu Stalaktit 10.000 Tahun dan memberikannya kepada Li Rou. "Bakat alami Ibu akan meningkat hingga batas tertinggi Benua Awan begitu Ibu mengonsumsi Susu Stalaktit 10.000 Tahun ini... Nantinya, kultivasi Ibu akan mendapatkan hasil dua kali lipat dari yang sebelumnya."     

Di saat Duan Ling Tian memberikan Susu Stalaktit 10.000 Tahun kepada Li Rou, ia mengarahkan Kekuatan Spiritualnya pada Li Rou.     

Sesaat kemudian, mata Duan Ling Tian terbelalak.     

"Bu... Ibu... Ibu telah menerobos ke tingkat ketiga Tahap Kelahiran Jiwa Baru?" Duan Ling Tian tampak terkejut begitu ia mengetahui kultivasi Li Rou saat ini.     

Kemajuan kultivasi Li Rou sedikit melebihi perkiraannya.     

"Jika Ibu tidak rajin berkultivasi, maka bukankah nanti kultivasiku akan kalah darimu dan dua gadis kecil itu? Nanti, bagaimana Ibu melindungi kalian semua?" Li Rou berbicara seolah-olah itu hal yang sederhana, tetapi Duan Ling Tian bisa merasakan kesulitan yang tersembunyi di dalam suaranya.     

Ia tahu jelas dalam hatinya bahwa selain membantunya dengan mengajarkan metode kultivasi terbaik, Teknik Agung Kecantikan Iblis, alasan kultivasi ibunya berkembang begitu cepat adalah lebih karena kerja kerasnya.     

Ibunya pasti telah berkultivasi dengan susah payah selama beberapa tahun terakhir ini.     

"Bu, Ibu tidak perlu melakukan itu... Asalkan Ibu menjalani kehidupan yang bahagia dan melewati hari-hari dengan bahagia, aku sudah senang." Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan suaranya sedikit bergetar.     

"Anak bodoh." Li Rou dengan ringan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Lagipula tidak ada yang harus Ibu lakukan, jadi bermeditasi lebih sering bukanlah hal yang buruk... Juga, aku mewariskan Teknik Agung Kecantikan Iblis kepada Yao dan Lan, kau tidak akan keberatan, kan?" Saat ia selesai berbicara, Li Rou memandang Duan Ling Tian dengan ragu.     

"Tentu saja tidak. Karena aku telah menyerahkan metode kultivasi itu kepada Ibu, maka Ibu bisa melakukan sesuka Ibu... Selama Ibu bahagia." Duan Ling Tian menghapus keraguan di mata Li Rou dan berkata sambil tersenyum ringan.     

Ia langsung tahu bahwa Yao dan Lan yang dibicarakan ibunya tidak lain adalah Putri Bi Yao dan Xiao Lan.     

Duan Ling Tian hanya bisa menghela napas ketika ia memikirkan dua wanita yang indah seperti bunga dan memiliki kecantikan yang tidak kalah dari Ke Er dan Fei Kecil itu...     

Kadang-kadang, memiliki pesona yang begitu besar tampaknya bukan hal yang baik.     

Li Rou menggelengkan kepalanya dengan sedikit tak berdaya, karena ia bisa melihat bahwa putranya menghindari pembicaraan tentang itu.     

Li Rou tidak bisa tidak merasa kasihan ketika ia memikirkan kedua wanita cantik yang diam-diam berada di sisinya dan menunggu kepulangan Duan Ling Tian. "Tian, ​​Ibu tahu bahwa hatimu hanya pada Ke Er dan Fei. Tapi, Ibu tidak ingin kau menyakiti Yao dan Lan... Apa kau mengerti?"     

"Bu, aku mengerti. Aku akan berbicara dengan mereka ketika aku punya waktu... Jangan khawatir." Duan Ling Tian mengangguk perlahan.     

Mungkin, beberapa hal sudah saatnya harus diselesaikan. Ia tidak bisa membuat dua wanita cantik yang secantik bunga itu menunggunya seumur hidup mereka.     

"Bagus." Sebuah senyum mengembang di wajah Li Rou, lalu ia bertanya. "Ngomong-ngomong, berapa lama kau akan tinggal kali ini?" Saat ia berbicara, matanya yang cantik tampak penuh harap.     

Dari sudut pandangnya, ia tentu berharap Duan Ling Tian bisa tinggal di rumah lebih lama.     

Ada pepatah umum yang mengatakan, seorang ibu khawatir ketika anaknya bepergian.     

"Aku tidak tahu untuk saat ini... Tapi, aku akan berusaha untuk bisa tinggal dan menemani Ibu lebih lama." Mata Duan Ling Tian menatap penuh kehangatan, dan hatinya benar-benar tenang setelah kembali ke rumah.     

Rasa gelisah yang terus menerus muncul akibat pemusnahan Sekte Pedang Tujuh Bintang oleh Tri-Sekte Rimba Biru telah benar-benar reda saat ini, dan terkubur jauh di lubuk hatinya...     

Senyum di wajah Li Rou semakin lebar ketika ia mendengar Duan Ling Tian. "Tian, ​​karena kau telah kembali, pergilah ke Kediaman Marquis Yang Agung dan beritahu Paman Nie... Selain itu, pergilah ke Klan Duan dan Istana Kerajaan. Keduanya tidak pernah memperlakukan Ibu dengan tidak baik beberapa tahun terakhir ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.