Tulang Belulang Siapa?
Tulang Belulang Siapa?
"Cit cit~" Tikus emas kecil itu mengangkat kepalanya dan memandang jauh ke arah kanan.
Mata Duan Ling Tian mengikuti arah pandangan tikus emas kecil itu, ia melihat sebuah area yang diselimuti kabut hitam menggulung-gulung, dan ia sama sekali tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di dalamnya.
"Apa kau melihat sesuatu?" Kekuatan Spiritual Duan Ling Tian berupaya menjangkaunya, tetapi seolah batu yang tenggelam di samudera, ia tidak dapat merasakan apapun.
"Kakak Ling Tian, apa kau tidak merasakannya? Aura yang terpancar dari sana begitu mengerikan..." Suara anak gadis yang belum dewasa yang berasal dari tikus emas kecil itu masuk ke telinga Duan Ling Tian dan ia terdengar sedikit ketakutan.
"Tidak." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya, lalu dengan penasaran ia berjalan menuju tempat itu, dan tubuhnya sepenuhnya hilang ditelan kabut.
Pandangan Duan Ling Tian terhalang tebalnya kabut, ia hanya dapat mengandalkan Kekuatan Spiritualnya untuk memeriksa keadaan di depannya.
Namun, Kekuatan Spiritual bukanlah mata yang bisa melihat. Duan Ling Tian dapat mengetahui bahwa di depannya ada rawa-rawa, tetapi tidak bisa mengetahui secara pasti di mana letaknya.
"Kakak Ling Tian, ke kanan." Untungnya, terdengar suara si tikus emas kecil, dan Duan Ling Tian tidak perlu meraba-raba lagi seperti orang buta.
Dengan panduan dari si tikus emas kecil, Duan Ling Tian sampai di samping sebuah lubang raksasa misterius.
Lubang raksasa ini sangat dalam sampai-sampai tidak terlihat dasarnya, dan di dalamnya bergulung kabut hitam.
"Hey!" Duan Ling Tian berteriak ke dalam lubang raksasa itu, dan gemanya baru terdengar beberapa lama kemudian.
Sangat dalam!
Duan Ling Tian memicingkan matanya.
"Kakak Ling Tian, itu... dari dalam sana." Pesan suara dari tikus emas kecil itu terdengar sedikit bergetar.
"Aura yang membuatmu ketakutan itu datang dari dalam lubang raksasa ini?" Duan Ling Tian menatap tikus emas kecil itu sambil mengernyitkan kening. "Emas Kecil, kau tidak salah?"
Tikus emas kecil itu menggelengkan kepalanya. "Tidak... Benar-benar dari dalam sana. Kakak Ling Tian, kalau kau tidak percaya, aku akan membawamu ke bawah untuk melihat sendiri." Begitu ia selesai berbicara, tikus emas kecil itu telah membesar seukuran bukit kecil.
"Baiklah." Duan Ling Tian mengangguk, karena kata-kata si tikus emas kecil membuatnya penasaran, dan ia benar-benar ingin tahu sebenarnya ada apa di dalam lubang raksasa itu yang dapat menyebabkan tikus emas kecil pemberani itu merasa ketakutan.
Sejauh yang ia ketahui, itu hal yang mustahil.
Lubang raksasa itu amat sangat luas, sehingga ada cukup ruang bagi tikus emas kecil yang telah membesar itu bergerak di dalamnya.
Tikus emas kecil itu membawa Duan Ling Tian di punggungnya dan melayang turun perlahan ke dalam lubang raksasa itu...
"Kita belum sampai?" Setelah 15 menit berlalu, Duan Ling Tian memperhatikan bahwa tikus emas kecil itu masih bergerak turun perlahan dan ia tidak sabar untuk bertanya.
"Hampir," jawab si tikus emas kecil melalui pesan suara.
Akhirnya, tak lama kemudian, kecepatan turun tikus emas kecil itu perlahan melambat. "Kakak Ling Tian, lihat!"
Duan Ling Tian melihat ke bawah ke arah yang ditunjuk oleh tikus emas kecil itu.
Dengan sekali pandang, ia memperhatikan bahwa di sebuah sisi dinding dari lubang raksasa itu terdapat sebuah gua yang bisa dimasuki orang dewasa.
Tepatnya, sebuah lorong gua.
"Eh." Seketika, sejenis bunga yang tumbuh di mulut gua menarik minat Duan Ling Tian.
Bunga itu berwarna hitam pekat seperti tinta, dan karena warnanya itu, bunga itu benar-benar tersamarkan di dinding lubang raksasa itu. Duan Ling Tian tidak menyadarinya sebelumnya karena jarak yang cukup jauh.
Kini, setelah si tikus emas kecil berhenti bergerak turun, Duan Ling Tian berada pada ketinggian yang sama dengan mulut gua dan dapat melihat dengan jelas bentuk bunga hitam itu.
Setelah mencari-cari di dalam ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi, Duan Ling Tian mengenalinya.
"Wijaya Kusuma Penenang!" Mata Duan Ling Tian menyipit karena ia tidak menyangka bahwa ini adalah Wijaya Kusuma Penenang.
Meskipun ia belum pernah melihatnya, ia sudah pernah mendengarnya sebelumnya.
Bertahun-tahun yang lalu, ibunya bercerita bahwa lebih dari 20 tahun yang lalu, Wijaya Kusuma Penenang ini tidak lain adalah penyebab ayahnya memberanikan diri masuk ke dalam Rawa Kematian... dan tak terdengar lagi kabarnya sejak saat itu.
Kini, 20 tahun kemudian, ia menemukan sekuntum Wijaya Kusuma Penenang.
"Benar kata pepatah, tidak sengaja menancapkan ranting willow ke tanah, tumbuhlah willow yang rimbun..." Duan Ling Tian tersenyum getir, lalu ia memetik bunga Wijaya Kusuma Penenang itu.
Wijaya Kusuma Penenang adalah bahan obat yang sangat berharga.
Tidak ternilai harganya!
Bunga itu hampir selalu dibutuhkan untuk meracik banyak pil obat khusus.
Huf!
Duan Ling Tian sejenak memeriksa mulut gua dan tidak menemukan apa-apa lagi, lalu ia melesat masuk ke dalam lorong gua itu.
Sementara itu, si tikus emas kecil sudah kembali ke ukurannya semula dan mengikutinya masuk ke dalam lorong gua dan hinggap di bahu Duan Ling Tian.
"Tempat apa ini?" Duan Ling Tian berjalan menyusuri lorong gua, semakin jauh ke dalam keadaan semakin gelap, sampai akhirnya menjadi gelap gulita.
Sss!
Dengan mengangkat tangannya, Api Senjata menyala dan berkobar di tangan Duan Ling Tian, menerangi seluruh gua itu.
Duan Ling Tian terus berjalan menyusuri lorong gua, dan setelah satu jam berlalu, kesabarannya mulai habis. "Tempat terkutuk apa ini sebenarnya?"
Di sepanjang jalan yang telah ia lalui, Duan Ling Tian dapat merasakan tanah yang diinjaknya semakin menurun.
Secara kasar ia memperkirakan bahwa ia berada 1.000 meter di bawah tanah.
"Kakak Ling Tian, aura itu semakin dekat..." Terdengar suara si tikus emas kecil, membuat Duan Ling Tian menghela napas lega karena akan ada sesuatu di ujung jalan.
Akhirnya, ketika Duan Ling Tian melewati sebuah kelokan gua setengah jam kemudian, ia melihat setitik cahaya.
"Apakah itu jalan keluarnya?" Duan Ling Tian berpikir dalam hati sembari mempercepat langkahnya.
Lama-kelamaan, titik cahaya putih itu berangsur-angsur membesar dan Duan Ling Tian akhirnya keluar dari lorong gua dan memasuki sebuah ruangan yang terang benderang.
Lebih tepatnya, ruangan ini mirip seperti aula di istana.
Aula itu megah dan mewah, seperti sebuah istana bawah tanah.
Di langit-langitnya terpasang sembilan Mutiara Kemilau besar, dan dari sanalah cahaya di ruangan itu berasal.
"Masing-masing dari Mutiara Kemilau ini berukuran dua kali lipat lebih besar daripada Mutiara Kemilau yang diberikan oleh Sang Ketua Klan Chang dari Kota Sarang Phoenix tempo hari! Setiap butirnya sangat berharga." Mulut Duan Ling Tian menganga dan matanya berbinar di saat yang bersamaan.
Akhirnya, Duan Ling Tian mengalihkan pandangannya dari sembilan Mutiara Kemilau itu dan memandangi ruangan itu.
Sebuah kerangka manusia tergeletak di sebuah sisi ruangan, dan menarik perhatian Duan Ling Tian.
Ada pakaian pada kerangka itu, tetapi sudah hancur dimakan zaman.
Dari struktur kerangka, Duan Ling Tian dapat mengetahui bahwa itu adalah kerangka laki-laki. "Siapa dia? Kenapa dia di sini?" Rasa ingin tahu muncul di hati Duan Ling Tian dan ia memeriksa kerangka itu dengan hati-hati.
Sesaat kemudian, ia memperhatikan tulang rusuk kerangka itu telah hancur, seperti terkena pukulan dari seseorang...
"Kakak Ling Tian, apa ini?" Pesan suara si tikus emas kecil memasuki telinga Dua Ling Tian.
Duan Ling Tian baru menyadari bahwa tikus emas kecil itu telah meninggalkan bahunya tanpa ia sadari dan mendarat di samping kerangka itu. Saat ini, ia sedang memegang sebuah simbol pengenal yang tertutup debu di bagian pinggang kerangka itu.
Wajah Duan Ling Tian berubah pucat saat melihat simbol pengenal itu.
Sebuah tulisan 'Duan' tercetak jelas di bagian depan simbol pengenal itu.
"Ini simbol pengenal milik Klan Duan!" Duan Ling Tian mengambil simbol pengenal itu, menarik napas dalam-dalam, dan membaliknya.
Di atasnya, kata 'langsung' terlihat sangat mencolok.
Keturunan langsung Klan Duan!
Duan Ling Tian sudah pernah melihat simbol pengenal semacam ini, Sang Ketua Klan Duan, Duan Ru Huo, Tetua Agung, Duan Zhen, dan Tuan Keempat Klan Duan, Duan Ru Ming; mereka semua selalu mengenakannya.
Simbol pengenal itu dibuat secara seragam untuk semua keturunan langsung Klan Duan!
"Mungkinkah...?" Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan jantungnya mendadak berdegup kencang, pandangannya tertuju sekali lagi pada kerangka tersebut.
Mungkinkah ini ayahnya yang hilang, Duan Ru Feng?
Untuk sesaat, senyum getir tersungging dari sudut mulut Duan Ling Tian.
Jika benar kerangka itu milik ayahnya, meskipun ia tidak akan merasa sedih, ia tidak bisa tidak merasa sedikit kehilangan...
Apalagi, ibunya selalu yakin bahwa ayahnya itu masih hidup.
"Cit cit~" Tepat saat ini, tikus emas kecil itu lagi-lagi mencicit keras.
"Kakak Ling Tian, Cincin Ruang... Itu cincin ruang." Pandangan Duan Ling Tian langsung tertuju pada tangan kanan kerangka itu begitu ia mendengar pesan suara dari tikus emas kecil itu dan di tangan kanan itu ada sebuah Cincin Ruang berwarna perunggu gelap.
Duan Ling Tian melepas Cincin Ruang itu dan mengubah kepemilikannya dengan meneteskan darahnya ke atasnya.
"Ku harap ada sesuatu yang dapat membuktikan identitas kerangka itu di dalam Cincin Ruang ini..." Duan Ling Tian berkata dalam hati, dan suasana hatinya semakin tak menentu.
Hal yang paling dikhawatirkannya saat ini adalah kerangka ini memang milik ayahnya yang hilang, dan jika terbukti benar, ia tidak tahu ibunya akan sesedih apa.
"Kalaupun terbukti bahwa dia adalah ayahku yang hilang itu, aku harus menyimpannya sendiri!" Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam dan berkata pada dirinya sendiri.
Ia tidak ingin membuat ibunya bersedih.
Setidaknya, ibunya masih memiliki harapan di dalam hatinya, dan membiarkan ibunya menyimpan harapan sepanjang hidupnya mungkin adalah pilihan terbaik.
Dengan pikirannya, Duan Ling Tian mencari-cari di antara barang-barang yang ada di dalam Cincin Ruang itu.
Sesaat kemudian, mata Duan Ling Tian berbinar. "Surat! Ada sebuah surat di dalam Cincin Ruang ini... Terlepas dari apakah surat ini ditulis oleh orang lain dan ditujukan kepada pemilik Cincin Ruang ini atau pemilik Cincin Ruang ini yang menulisnya untuk orang lain, pasti ada tanda tangan di dalamnya!"
Sebuah surat muncul saat ia mengangkat tangannya.
Surat itu sudah tidak bersegel.
"Seharusnya ini adalah surat yang ditulis oleh seseorang untuk pemilik Cincin Ruang ini sebelumnya." Duan Ling Tian berpikir di dalam hati, lalu membuka surat itu dan membacanya.
Pembuka surat itu berisi sapaan dari si penulis surat kepada pemilik Cincin Ruang ini sebelumnya...
"Duan You?" Tatapan Duan Ling Tian tertuju pada kata-kata 'Tuan Duan You' di bagian awal surat, dan matanya terpicing.
Duan You!
Keturunan langsung Klan Duan.
"Mungkinkah dia ahli bela diri Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah dari Klan Duan yang datang ke Rawa Kematian bertahun-tahun yang lalu untuk mencari ayahku?" Pikiran ini langsung terlintas di benak Duan Ling Tian.
Setelah memikirkannya, ia semakin yakin.
"Apakah benar dia atau bukan... Yang pasti kerangka ini bukan kerangka ayahku yang hilang itu." Duan Ling Tian menghela napas lega dan merasa sedikit beruntung.
Meskipun ia tidak tahu apa yang dihadapi ayahnya bertahun-tahun yang lalu, karena ia belum melihat langsung jasad ayahnya, berarti masih ada kemungkinan ayahnya itu masih hidup.
Tentu saja, juga ada kemungkinan bahwa ayahnya telah ditelan rawa.
Akan tetapi itu semua hanya kemungkinan.
"Emas Kecil, aura yang kau sebutkan sebelumnya, yang membuatmu ketakutan, berasal dari sini?" Tiba-tiba, Duan Ling Tian teringat alasan ia masuk ke lorong gua itu, dan ia bertanya sambil menatap si tikus emas kecil.