'Hantu' yang Sial!
'Hantu' yang Sial!
"Aneh sekali?" Duan Ling Tian tertegun ketika mendengar pesan suara dari tikus emas kecil itu, lalu ia melangkah cepat untuk mendekati lempeng batu yang patah itu.
"Lempeng batu ini..." Duan Ling Tian berjongkok, ingin mengangkat lempeng batu itu, tetapi tampaknya lempeng batu itu menyatu dengan seluruh ruangan itu.
Namun, Kekuatan Spiritual Duan Ling Tian mengatakan bahwa lempeng batu patah itu terpisah dari ruangan itu.
Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam, otot di seluruh tubuhnya menegang saat ia mencoba mengangkat lempeng batu itu dengan kedua tangannya.
Saat berikutnya, seluruh kekuatan di dalam tubuhnya meledak!
Namun, meski demikian, kekuatan 1.011 mammoth kuno yang ia miliki masih tidak bisa membuat lempeng batu itu bergerak sedikitpun.
"Berapa berat lempeng batu ini sebenarnya?" Duan Ling Tian tercengang, lalu ia mengulurkan tangannya untuk mengetuk lempeng batu itu seraya mencari-cari informasi di ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, tapi pada akhirnya, ia tidak bisa menemukan petunjuk apapun yang berkaitan dengan bahan penyusun lempeng batu tersebut.
Dengan kata lain, sekalipun Maharaja Bela Diri Reinkarnasi masih hidup, ia juga tidak akan dapat mengenali bahan penyusun lempeng batu itu.
Berdasarkan kenangan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, bahkan batu terberat di Benua Awan jauh lebih ringan daripada lempeng batu patah di hadapannya itu.
Lempeng batu itu berukuran cukup kecil, tetapi sangat berat sampai-sampai Duan Ling Tian tidak dapat menggesernya sedikitpun.
"Emas Kecil, coba lihat apakah kau dapat membuat lempeng batu ini bergeser." Duan Ling Tian menatap ke arah tikus emas kecil di dekatnya.
Sejauh yang ia tahu, Emas Kecil adalah makhluk siluman Tahap Pembelah Ruang tingkat ketiga, dan juga lebih kuat.
Tikus emas kecil itu langsung berlari menghampiri lempeng batu itu, tetapi bahkan ketika tikus emas kecil itu mengerahkan segenap kekuatannya yang setara dengan kekuatan 4.000 mammoth kuno, ia juga tidak menggeser lempeng batu itu sedikitpun.
"Lempeng batu apa ini sebenarnya?" Duan Ling Tian tersentak melihat ini.
Bagaimanapun, kekuatan satu mammoth kuno setara dengan 10.000 pon.
Kekuatan 4.000 mammoth kuno setara dengan 40 juta pon!
Seberapa besar 40 juta pon itu?
Jika dikonversi ke satuan berat di masa hidupnya sebelumnya, itu setara dengan 20.000 ton...
"Berat lempeng batu ini lebih dari 20.000 ton?" Duan Ling Tian benar-benar tercengang menatap lempeng batu di hadapannya tersebut.
"Cit cit~" Tepat saat ini, Duan Ling Tian mendengar jeritan marah dari si tikus emas kecil.
Wiss!
Saat berikutnya, ia melihat cahaya pedang berkelebat dan menghantam lempeng batu itu.
Tikus emas kecil itu mengerahkan seluruh kekuatannya, senjata roh tingkat lima, dan Kekuatan Petir Lanjutan Setengah Langkah-nya untuk menghantam lempeng batu itu.
Trang!
Hantaman pedang yang mengandung kekuatan 6.500 mammoth kuno mendarat pada lempeng batu itu, dan gelombang kekuatan dahsyat menyapu seluruh debu di lantai ruangan itu.
"Cit cit~~" Tikus emas kecil itu mencicit tak berdaya saat debu mereda.
Duan Ling Tian memandangi lempeng batu itu dengan mata terbelalak seperti mangkuk karena ia sangat terkejut. "Ini... Lempengan batu ini sebenarnya terbuat dari apa? Sebuah hantaman pedang yang mengandung kekuatan 6.500 mammoth kuno tidak meninggalkan bekas sedikitpun!"
Lagi pula, sabetan pedang tikus emas kecil itu telah meninggalkan bekas putih yang sangat jelas pada sisik keras Armadillo Merah yang kekerasannya menentang langit itu.
Sekarang, tikus emas kecil itu telah mengerahkan kekuatan penuh tapi tidak ada bekas sedikitpun pada lempeng batu tersebut.
"Kakak Ling Tian, lempengan batu ini sangat keras... Aku tidak bisa berbuat apa-apa." Kepalanya yang kecil terkulai, lalu dengan sedih ia berdiri di pinggir setelah menyimpan pedang roh tingkat lima-nya.
"Aku mengerti." Duan Ling Tian tertawa getir, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk lempeng batu itu, dan ia tidak merasa ada yang salah dengannya.
Keseluruhan lempeng batu itu terasa dingin seperti es dan di atasnya terukir aksara yang sangat aneh, Duan Ling Tian tidak mengenali satu katapun. "Aksara apa ini? Sepertinya ini bukan aksara yang biasa digunakan di Benua Awan..."
Dengan tidak berdaya, Duan Ling Tian mencari-cari informasi di antara ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi.
Namun, menurut ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, bahkan Sang Maharaja Bela Diri Reinkarnasi sendiri yang telah melalui dua kehidupan tidak pernah melihat aksara semacam ini.
"Bahkan Sang Maharaja Bela Diri Reinkarnasi pun tidak pernah melihat aksara semacam ini sebelumnya..." Duan Ling Tian merasa takjub, dan ia bisa menyadari betapa tidak lazimnya lempeng batu ini.
"Berdasarkan celah pada lempeng batu ini, bagian yang hilang tidak sampai setengahnya..." Duan Ling Tian meletakkan tangannya di atas lempeng batu itu, dan tangannya terasa dingin seolah ia menyentuh es batu.
Akhirnya, Duan Ling Tian tidak tahan lagi, Kekuatan Spiritualnya menyapu keluar menyelimuti lempeng batu patah itu untuk mengetahui apa yang terkandung di dalam lempeng batu itu...
Tepat saat Kekuatan Spiritualnya menyentuh lempeng batu itu.
Sebuah hal tidak terduga terjadi!
Fyuh!
Duan Ling Tian merasakan angin dingin menyapunya, lalu Kekuatan Spiritualnya terguncang karena ada Kekuatan Spiritual lain yang melonjak keluar dari lempeng batu itu dan mengikuti Kekuatan Spiritualnya dan memaksa masuk ke dalam jiwanya, membuatnya merasa tercekik.
Rasa putus asa muncul di hati Duan Ling Tian tanpa sebab dan alasan.
Kedahsyatan Kekuatan Spiritual ini jauh melampaui apa yang bisa ia pahami...
Bahkan Kekuatan Spiritual Tetua Kong dari Kota Sarang Phoenix tidak ada apa-apanya dibandingkan Kekuatan Spiritual ini, perbedaannya seperti bumi dan langit.
"Bahkan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi di puncak kekuatannya mungkin tidak memiliki Kekuatan Spiritual sedahsyat ini!" Seketika, banyak pikiran terlintas di benak Duan Ling Tian.
"Siapa kau sebenarnya?" Kekuatan Spiritual Duan Ling Tian terguncang saat ia mencoba berkomunikasi dengan Kekuatan Spiritual dahsyat yang telah bersentuhan dengan Kekuatan Spiritualnya itu.
Lebih tepatnya, yang merasuki jiwanya melalui Kekuatan Spiritualnya saat ini pasti adalah sebuah 'jiwa' yang sangat kuat...
Duan Ling Tian sangat tidak asing dengan perasaan yang dimilikinya saat ini.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika ia baru datang ke dunia ini dari bumi dan menguasai tubuh Duan Ling Tian, jiwa Maharaja Bela Diri Reinkarnasi yang terpendam jauh di dalam jiwa Duan Ling Tian pernah membuatnya merasakan hal yang sama.
Namun, mendadak, ia memiliki firasat yang jelas.
Bahkan jiwa Maharaja Bela Diri Reinkarnasi saat itu jauh lebih lemah daripada kekuatan jiwa yang merasukinya saat ini.
"Maharaja Bela Diri Reinkarnasi adalah seseorang yang berdiri di puncak kekuasaan Benua Awan... Jiwanya telah menjalani dua kehidupan dan telah ditempa dengan sangat keras! Pada masa hidupnya yang kedua kali, bahkan tidak ada satu pun ahli Tahap Maharaja Bela Diri yang mampu menerima Serangan Kekuatan Spiritual dari Maharaja Bela Diri Reinkarnasi! Dapat dibayangkan betapa kuatnya jiwa Maharaja Bela Diri Reinkarnasi."
"Mungkinkah aku salah?" Pikiran ini baru terlintas di benak Duan Ling Tian ketika ia merasakan jiwa yang sangat kuat itu memasuki pikirannya.
Seketika, sebuah suara suram, nyaring, dan jelas memasuki jiwa Duan Ling Tian. "Nak! Kau hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena bernasib sial! Jika bukan karena jiwamu menyentuh Lempeng Belenggu Iblis, tidak mungkin bagi jiwa utamaku untuk lepas dari Lempeng Belenggu Iblis... Aku harus berterima kasih padamu."
"Kini, aku telah lepas dari Lempeng Belenggu Iblis, jika aku menghancurkan jiwamu dan menguasai tubuhmu... Aku akan dapat mencari sisa jiwaku. Nantinya, ketika jiwa utamaku bersatu dengan sisa jiwaku yang lain, aku akan mampu membinasakan orang bodoh itu! Hahahaha!" Diiringi suara arogan dan jahat itu, jiwa Duan Ling Tian gemetar hebat.
Pada saat yang sama, Kekuatan Spiritual yang dikerahkan Duan Ling Tian seketika buyar seiring jiwanya yang gemetar.
"Tidak!!" Duan Ling Tian berteriak dalam kesedihannya dan wajahnya berubah pucat pasi.
Begitu jiwanya hancur, itu berarti ia akan sepenuhnya menghilang dari dunia ini.
Meskipun tubuhnya masih hidup, itu hanya daging dan tulang, bukan lagi dirinya.
Semua yang terjadi saat ini berada di luar kendali Duan Ling Tian.
Duan Ling Tian merasakan jiwa yang merasukinya saat ini jauh lebih kuat daripada jiwa Maharaja Bela Diri Reinkarnasi tempo hari.
Dhuar!
Akhirnya, jiwa yang sangat kuat itu berbenturan dengan jiwa Duan Ling Tian.
Mendadak tubuh Duan Ling Tian tersentak dan ia merasa pusing.
Saat berikutnya, Duan Ling Tian yang mengira kesadarannya telah hancur menyadari dengan takjub bahwa jiwanya yang terguncang mulai stabil dan pulih...
Sampai akhirnya, perasaan kacau yang dirasakannya sebelumnya sepenuhnya menghilang.
"Eh?" Sementara itu, Duan Ling Tian menyadari bahwa jiwa yang kuat itu kini telah menghilang tanpa jejak.
Bagaikan badai petir yang diikuti hujan rintik-rintik.
"Mungkinkah...?" Yang dialami Duan Ling Tian barusan tidak asing.
"Mungkinkah ia mengalami apa yang dialami Maharaja Bela Diri Reinkarnasi saat itu... Jiwanya mengalami penolakan dari hukum alam dunia ini karena jiwaku tidak berasal dari dunia ini, sehingga ia gagal? Bukan hanya gagal, ia justru kehilangan jiwanya sendiri dalam prosesnya?" Ekspresi ganjil muncul di wajah Duan Ling Tian saat ia memikirkan ini.
"Sungguh 'hantu' yang sial!" Duan Ling Tian menghela napas lega dan tersenyum bangga. "Memangnya kenapa kalau jiwamu kuat? Mencoba menghancurkan jiwaku sama saja mencari mati! Sepertinya Maharaja Bela Diri Reinkarnasi memiliki teman senasib."
"Kakak Ling Tian, kau... Wajahmu saat ini terlihat sangat menjengkelkan." Tepat saat ini, tikus emas kecil itu mengiriminya pesan suara dan memandanginya dengan serius.
Senyum di wajah Duan Ling Tian seketika membeku karena malu mendengarnya.
Pada saat yang sama, di sebuah tempat yang sangat jauh, di dalam sebuah istana yang mewah dan megah di sebuah 'pulau terapung' yang menggantung di udara.
Tiba-tiba.
"Hahahaha! Hei Ming, aku benar-benar tidak menyangka nasibmu begitu sial, bahkan jiwa utamamu telah dihancurkan oleh seseorang." Derai tawa lepas terdengar dari dalam istana itu.
Saat berikutnya, aliran udara di langit mendadak kacau karena kehadiran sebuah sosok jangkung di atas istana megah itu.
Sosok itu adalah seorang lelaki muda.
Pemuda itu berpakaian biru, wajahnya luar biasa tampan dengan garis wajah tegas sempurna, dan sikap yang berwibawa.
Sepasang alisnya berbentuk menyerupai pedang dan memancarkan aura bermartabat.
Di dalam sepasang matanya yang teduh tampak angin biru bertiup kencang, dan tatapannya yang tajam seolah sanggup menembus apapun.
Saat ini, wajah pemuda itu dipenuhi kegembiraan.
Seolah ia belum pernah merasa segembira ini untuk waktu yang lama.
Tiba-tiba, udara di kejauhan bergejolak.
Wuss! Wuss!
Dua sosok melesat cepat dan muncul di hadapan pemuda itu pada saat yang hampir bersamaan.
Sosok-sosok itu adalah dua lelaki tua.
Yang satu mengenakan pakaian biru, yang lainnya berpakaian merah.
"Penguasa Istana!" Kedua lelaki tua itu memandang pemuda itu dengan sopan.
"Aku akan pergi untuk sementara waktu... Sementara aku pergi, kalian berdua akan bertanggung jawab sepenuhnya atas urusan Istana Awan Biru." Pemuda itu melirik sekilas ke arah dua lelaki tua itu, lalu mengangkat tangannya untuk melemparkan sebuah simbol pengenal.
Di atas simbol pengenal itu ada angin kencang berwarna biru yang saling melingkari, menyerupai sebuah naga biru.