Maharaja Perang Menguasai Langit

Aku Tidak Akan Ikut



Aku Tidak Akan Ikut

0Selama tahun itu, reputasi Duan Ling Tian di Kerajaan Langit Merah dapat dikatakan seperti matahari yang menjulang tinggi di langit.     

Mungkin tidak banyak orang di Kekaisaran yang hebat itu pernah mendengar tentang Duan Ling Tian, ​​tetapi legenda tentang Duan Ling Tian menyebar ke beberapa Kerajaan di sekitar Kerajaan Langit Merah.     

Duan Ling Tian tidak diragukan lagi adalah legenda di Kerajaan Langit Merah.     

Sejauh pengetahuan Nie Fen, dengan kultivasi Duan Ling Tian saat ini, jenius muda Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat pertama yang dibawa oleh Duta Besar Kerajaan Matahari Terbit itu sama sekali bukan ancaman.     

Mungkin, Duan Ling Tian hanya perlu satu jari untuk mengalahkan jenius muda itu.     

"Tidak... Kakak Nie, aku tidak akan ikut berpartisipasi dalam kompetisi bela diri persahabatan antara Kerajaan Langit Merah dan Kerajaan Matahari Terbit." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya, karena ia tidak tertarik sedikitpun terhadap kompetisi bela diri persahabatan antar jenius muda dari kedua kerajaan itu.     

Sejauh yang ia ketahui, berpartisipasi dalam kompetisi bela diri persahabatan dengan kultivasinya saat ini sama saja menindas orang lain.     

"Tidak ikut?" Nie Fen tertegun, lalu ia tertawa getir dan berkata, "Tian kecil, jika kau tidak berpartisipasi, maka Kerajaan Langit Merah kita pasti akan kalah kali ini... Begitu kita kalah, Kerajaan Langit Merah harus membayar pajak tiga tahun karena ini!"     

Pajak Kerajaan Langit Merah selama tiga tahun jelas adalah angka yang sangat tinggi.     

Siapa pun akan merasa sakit hati karenanya.     

"Tian Kecil... Aku tahu kau telah bergabung dengan sekte di Kekaisaran Rimba Biru dan posisimu berbeda dengan kami, jadi kau tidak menganggap serius orang-orang yang dibawa oleh Duta Besar Kerajaan Matahari Terbit itu. Tapi, kompetisi bela diri persahabatan kali ini tidak hanya terkait dengan kehormatan Kerajaan Langit Merah, tapi juga terkait dengan pajak tiga tahun Kerajaan Langit Merah..." Nie Yuan memandang Duan Ling Tian dan menghela napas. "Kali ini, Paman Nie berharap kau dapat membantu Kerajaan Langit Merah keluar dari kesulitan ini. Jika kerajaan kita menyerahkan pajak tiga tahun kepada Kerajaan Matahari Terbit, maka mereka kemungkinan besar akan menggunakan pajak ini untuk memperkuat pasukan mereka dengan tujuan menyerang kerajaan kita... Nantinya, akan ada banyak rakyat jelata yang hidup sengsara."     

"Aku rasa kau tidak mau melihat ribuan rakyat jelata dari Kerajaan Langit Merah terperangkap dalam api peperangan dan terpaksa meninggalkan rumah mereka, kan?" Saat ia selesai berbicara, ekspresi Nie Yuan sangat serius.     

"Paman Nie." Duan Ling Tian langsung tidak tahan mendengar pidato panjang lebar Nie Yuan. "Aku rasa Paman salah paham... Aku hanya bilang aku tidak akan ikut kompetisi bela diri persahabatan, tapi aku tidak mengatakan aku tidak akan membantu Kerajaan Langit Merah memenangkan taruhan kali ini." Saat ia selesai berbicara, Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya tak berdaya.     

"Tian, ​​apa maksud perkataanmu ini? Kau tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi bela diri persahabatan, lalu bagaimana kita akan memenangkan taruhan kali ini?" Raut wajah Nie Yuan dan Nie Fen terlihat bingung.     

"Kalian berdua akan tahu nanti... Ngomong-ngomong, Paman Nie, Kakak Nie, kapan kompetisi bela diri persahabatan diadakan?" Duan Ling Tian tersenyum misterius dan bertanya kepada Nie Yuan dan Nie Fen.     

"Kebetulan, besok." Nie Yuan menjawab, "Besok, kompetisi bela diri persahabatan akan diadakan di Istana Kerajaan... Yang Mulia dan Duta Besar Kerajaan Matahari Terbit akan hadir. Bukan hanya itu, para jenius muda dari Keluarga Kerajaan dan tiga klan besar akan hadir juga."     

"Besok? Ini benar-benar kebetulan... Hmmm, aku akan datang lagi ke Kediaman Marquis Yang Agung besok, dan kita akan pergi ke Istana Kerajaan bersama-sama." Duan Ling Tian mengangguk.     

"Paman Nie, apakah Kakek Nie ada di sini?" Duan Ling Tian memandang Nie Yuan dan bertanya. Karena saat ini ia sudah ada di Kediaman Marquis yang Agung, tentu saja ia harus menemui Marquis Senior untuk menunjukkan penghormatan.     

"Ayah pergi ke suatu tempat yang jauh beberapa waktu yang lalu." Nie Yuan menggelengkan kepalanya, dan merasa sangat senang di dalam hatinya karena Duan Ling Tian masih ingat dengan ayahnya.     

"Tian Kecil, bagaimana tepatnya kau akan membantu Kerajaan Langit Merah memenangkan pertaruhan dengan Kerajaan Matahari Terbit?" Nie Fen menatapnya dengan penasaran dan bertanya dengan tidak sabar.     

"Kakak Nie, kau akan tahu besok..." Duan Ling Tian mengedikkan bahu dan sengaja membuatnya menebak-nebak.     

Meskipun hati Nie Fen sangat penasaran, Duan Ling Tian tetap tidak mau mengatakannya, jadi ia tidak punya cara lain dan hanya bisa menunggu kompetisi bela diri persahabatan besok.     

"Tian Kecil, aku dengar lingkungan kultivasi di sekte Kekaisaran Rimba Biru sangat bagus... Apa benar?"     

"Tian Kecil, ​​apakah kau pernah bertemu dengan ahli Tahap Pengenal Ruang ketika berada di Kekaisaran Rimba Biru selama beberapa tahun terakhir ini?"     

"Tian Kecil, kau…"     

Selanjutnya, Nie Fen tanpa henti bertanya kepada Duan Ling Tian tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kekaisaran Rimba Biru, seolah-olah tak kenal lelah dan letih.     

Akhirnya, Duan Ling Tian benar-benar tidak tahan lagi dan buru-buru mengucapkan selamat tinggal lalu pergi.     

Ia pergi seolah melarikan diri.     

Nie Yuan dan Nie Fen mengantar Duan Ling Tian keluar, dan ketika sosok Duan Ling Tian menghilang dari pandangannya, Nie Fen merasa sedikit tidak puas dan bergumam. "Aku belum selesai bertanya padanya..."     

"Cukup, kau masih ingin bertanya padanya? Tian Kecil sampai pergi karena pertanyaanmu." Nie Yuan melotot marah kepada Nie Fen.     

Nie Fen tersenyum dengan sedikit malu, lalu bola matanya berputar dan ia menggerutu. "Sebelumnya, ketika aku mengajukan pertanyaan kepada Tian Kecil... Ayah juga tampaknya sangat tertarik, kan? Mengapa sekarang Ayah menyalahkan aku?"     

Nie Yuan masih memiliki pendengaran yang kuat, ia samar-samar mendengar Nie Fen menggerutu pelan, lalu ia melotot marah sambil bertanya dengan meninggikan suaranya. "Apa katamu?"     

"Tidak... Tidak... Tidak ada! Tidak ada!" Nie Fen langsung ketakutan.     

Di luar, ia adalah Sang Marquis Junior dari Kediaman Marquis Yang Agung, seorang jenderal dengan keberanian tiada tara dan dihormati oleh ribuan tentara.     

Tapi di rumah, di hadapan ayahnya Marquis Yang Agung, ia akan selalu menjadi anak kecil.     

Setelah Duan Ling Tian meninggalkan Kediaman Marquis Yang Agung, ia tidak pergi ke tempat lain dan langsung kembali ke rumahnya.     

Duan Ling Tian baru saja sampai di rumah dan berjalan masuk ketika ia mendengar derai tawa ringan yang terdengar merdu di telinga.     

"Xiao Lan?" Duan Ling Tian mengenali pemilik suara itu dan alisnya terangkat.     

Di dalam pergola di halaman belakang, duduk berhadapan dengan Li Rou seorang wanita yang memiliki rambut panjang yang lembut dan lurus seperti air terjun, dan rambutnya berkibar ditiup angin.     

Wajahnya yang cantik menawan seolah diukir dengan penuh perhatian dan ketelitian oleh seorang seniman.     

Xiao Lan duduk di sana dengan pembawaannya yang halus, seolah bidadari yang turun ke dunia fana...     

Duan Ling Tian baru saja memasuki halaman belakang ketika Xiao Lan menyadari kedatangannya dan menoleh ke arahnya. Secercah kegembiraan muncul di wajahnya yang teramat cantik, dan ia berdiri dengan sedikit panik. "Kau... kau sudah kembali!?"     

Xiao Lan melirik Duan Ling Tian lalu menundukkan kepalanya karena malu, seolah-olah anak kecil yang tertangkap basah diam-diam makan permen.     

"Xiao Lan, sudah lama tidak bertemu." Duan Ling Tian tersenyum ringan kepada Xiao Lan. Ia dapat menebak bahwa ibunya tidak memberi tahu Xiao Lan sebelumnya bahwa ia telah kembali.     

"Ya, sudah lama sekali. Senang kau kembali... Bibi Rou sangat merindukanmu beberapa tahun belakangan ini..." Xiao Lan mengangguk pelan, dan ia baru duduk lagi setelah Duan Ling Tian menghampirinya lalu duduk.     

Mata indahnya yang berkabut dan seperti air sesekali mencuri pandang pada lelaki di depannya itu...     

Mereka sudah tidak bertemu selama beberapa tahun, dan lelaki ini telah semakin dewasa dan semakin menawan.     

Tanpa sadar, rona kemerahan muncul di wajah Xiao Lan yang cantik, membuatnya terlihat lembut dan menarik.     

"Tian, ​​kau sudah pergi menemui Paman Nie?" Li Rou memperhatikan perubahan halus pada sikap Xiao Lan ketika Duan Ling Tian muncul, dan ia menghela napas lalu menatap Duan Ling Tian dan mengalihkan topik pembicaraan.     

"Sudah." Duan Ling Tian tersenyum ringan dan mengangguk. "Aku sudah menemuinya. Setelah bertahun-tahun, Paman Nie masih sehat seperti biasa."     

"Kapan kau berencana untuk pergi ke Klan Duan dan Istana Kerajaan?" Li Rou bertanya.     

"Aku akan pergi ke Klan Duan dalam dua hari lagi... Aku akan beristirahat hari ini karena aku masih harus pergi ke Kediaman Marquis Yang Agung besok pagi, lalu pergi bersama Paman Nie dan Kakak Nie ke Istana Kerajaan, untuk menemui Yang Mulia." Duan Ling Tian berbicara perlahan.     

"Apakah ini terkait masalah kompetisi bela diri persahabatan dengan para jenius muda Kerajaan Matahari Terbit?" Jelas, Li Rou juga mengetahui tentang hal ini.     

"Benar." Duan Ling Tian mengangguk.     

Setelah beberapa saat, Li Rou menatap Duan Ling Tian, ​​lalu menoleh ke arah Xiao Lan yang duduk di dekatnya sebelum berdiri. "Kalian berdua sudah lama tidak bertemu, silakan mengobrol... Aku akan kembali ke kamarku dulu untuk berkultivasi." Saat ia selesai berbicara, Li Rou menghela napas panjang lalu meninggalkan halaman belakang.     

Saat ini, hanya tinggal Duan Ling Tian dan Xiao Lan yang duduk berhadapan satu sama lain di pergola di halaman belakang.     

Duan Ling Tian merasa sedikit malu dan tidak tahu harus berkata apa.     

Akhirnya, Xiao Lan memulai pembicaraan. "Ke Er dan Li Fei juga kembali bersamamu?"     

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya. "Tidak. Mereka sedang pergi ke suatu tempat yang jauh dengan seorang senior dari sekte, dan mungkin masih lama baru akan kembali."     

"Mmm." Xiao Lan mengangguk ringan.     

"Apakah kau baik-baik saja selama beberapa tahun terakhir ini?" Setelah Xiao Lan melihat Duan Ling Tian lama tidak bereaksi setelah menjawabnya, ia diam-diam mengutuk 'balok kayu yang menghalangi' sebelum mengambil inisiatif untuk memulai percakapan.     

"Tidak buruk." Duan Ling Tian mengangguk.     

Ia tidak pernah merasa dirinya adalah seseorang yang canggung, tetapi sekarang ketika menghadapi Xiao Lan, perasaannya sangat rumit...     

Jika dikatakan bahwa ia tidak memiliki kesan yang baik tentang Xiao Lan, itu tidak mungkin.     

Sejak zaman kuno, para pahlawan mencintai keindahan. Meskipun ia tidak menganggap dirinya adalah seorang pahlawan, ia tidak terlalu kuat menahan diri menghadapi keindahan seperti Xiao Lan.     

Bahkan ketika mereka masih di Kota Aurora dan saat ia melihat Xiao Lan untuk pertama kalinya dalam pertemuan Daftar Naga Tersembunyi yang diadakan oleh Klan Xiao, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memiliki perasaan terhadap wanita ini yang seperti bidadari yang turun ke bumi, dan ia memiliki kesan yang cukup baik padanya.     

Lagipula, semua orang menyukai keindahan.     

Jika ia tidak memiliki Ke Er dan Li Fei, mungkin ia akan mengambil inisiatif untuk mengejar Xiao Lan, dan perasaan bisa perlahan tumbuh...     

Seperti halnya Li Fei bertahun-tahun yang lalu.     

Namun, karena saat ini ia sudah memiliki Ke Er dan Li Fei di sisinya, Duan Ling Tian memikul tanggung jawab yang besar.     

Ia harus menjaga perasaan kedua wanita muda itu.     

Tentu saja, walaupun begitu, tidak berarti bahwa Duan Ling Tian tidak akan menikahi wanita ketiga sepanjang hidupnya. Ia hanya tidak ingin terkesan cabul seperti dulu.     

Jika mereka memang ditakdirkan bersama, maka ketika takdir datang, ia tidak akan melewatkannya.     

Tetapi sampai sekarang, takdir antara dirinya dan Xiao Lan tampaknya tidak sampai sejauh itu.     

Selanjutnya, Xiao Lan menanyakan banyak hal kepada Duan Ling Tian tentang Kekaisaran Rimba Biru, dan pada saat yang sama, ia mendambakan dapat berada di Kekaisaran Rimba Biru.     

"Aku benar-benar iri pada Ke Er dan Li Fei, karena mereka bisa selalu ada di sisimu, dan menemanimu berkelana di luar sana." Xiao Lan menunjukkan ekspresi iri.     

Selalu menemani di sisiku?     

Kata-kata Xiao Lan menyebabkan Duan Ling Tian merasa sangat malu.     

Selama beberapa tahun terakhir ini, waktu yang dihabiskannya bersama Ke Er dan Li Fei totalnya kurang dari sebulan.     

Sisa waktunya ia habiskan sendirian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.