Devil's Fruit (21+)

Kematian Gadis Muda



Kematian Gadis Muda

1Fruit 1205: Kematian Gadis Muda     

Semua anggota tim Blanche terkejut bukan kepalang ketika melihat apa yang diperbuat Ivy terhadap Kiran dan Voindra.     

Namun, Shiro melesat cepat memisahkan Ivy dan Kiran serta Voindra.      

Mendapatkan sergapan mendadak dari Shiro, Ivy segera mundur meski tongkat sihirnya belum sepenuhnya terisi. Melotot penuh benci pada Shiro karena mengintervensi tindakannya, ia terpaksa mundur jauh, khawatir kalau Shiro melukai dia yang masih tidak berdaya.     

Tapi, ternyata Shiro tidak memerdulikan Ivy lebih jauh selain dia hanya ingin menyelamatkan Kiran dan Voindra saja dari bahaya yang bisa mengancam nyawa dua gadis itu.     

Pangeran Abvru segera mengibaskan pedang besarnya dan mengakibatkan Gavin terkejut dan membuat dia lengah dan Vargana segera terbebas dari blokiran Gavin dan dia bisa melesat ke adiknya yang terluka. "Voi!"     

Vargana segera menjangkau adiknya, sedangkan Shiro sudah membawa Kiran ke sudut aman. Jovano segera menghubungi ibunya dan Shona untuk lekas datang dan menyembuhkan dua gadis muda tersebut.      

Andrea dan Shona lekas melesat ke tempat Voindra, tapi kemudian Voindra berkata, "Ran, Kiran ... dia lebih parah, tolong dia ...." Voindra sedikit kesusahan bicara, tangannya memegangi dada kanannya yang berdarah-darah.     

Sementara itu, di area di mana Shiro mengamankan Kiran, dia menopang tubuh Kiran di lengannya sembari mereka terduduk di tanah bersalju. Wajah Kiran sudah seputih kertas, ditambah hawa luar biasa dingin dari kutub selatan.     

Gadis lemah itu terkulai di pelukan Shiro yang menopangnya sambil duduk. "Kak Shiro ... Ran ... Ran minta maaf. Ran ... nggak ... becus ... uhuk!" Lagi-lagi, Kiran memuntahkan darah ketika terbatuk.      

"Ran! Bertahan! Kau harus bertahan! Jangan berani meninggalkan aku, Ran!" seru Shiro penuh emosional pada Kiran.      

"Terima kasih ... dan sampaikan ... maaf ke ... papa ... mama ... semuanya ... ju-" Belum sempat Kiran menuntaskan ucapannya, napasnya telah terhenti, tepat ketika Andrea tiba di depan mereka.      

"Raannn! Raaann! RAAANNN!" raung Shiro dengan gusar dan kalut ketika melihat Kiran tidak lagi bergerak dan terkulai tanpa daya di pelukannya. Mata Kiran juga sudah terpejam.     

Kiran ... tewas dengan luka tusukan pada jantungnya.     

Andrea menatap kosong ke arah Kiran. Tubuhnya gemetar tak bisa menguasai diri. Dia padahal sudah berjanji pada Shelly untuk menjaga Kiran di sini. Dia tak sanggup membayangkan seperti apa runtuhnya jiwa Shelly jika mengetahui kenyataan mengenai Kiran.      

Kepala Andrea berkali-kali menggeleng, seolah tidak bisa menerima adegan apapun yang tersaji di depan matanya. Mulutnya bergerak-gerak meski tak tahu akan mengucapkan apa.      

Dan saat sedang mematung begitu, ada vampir iblis yang mendekati mereka karena mengira akan mendapatkan peluang untuk menyerang lawan yang sedang lengah dan syok.      

Craasss!     

Namun, Andrea segera menebas tubuh vampir iblis itu tanpa ampun, bahkan tanpa menoleh, membiarkan vampir iblis terbelah menjadi dua dan kemudian meledak.      

Darah Andrea seakan mendidih. Dia tak terima. Dia marah, dia kecewa mendalam pada Ivy. Dari telepati dari Jovano, dia akhirnya mengetahui kronologi kejadian itu. Bagaimana Kiran dan Voindra bisa celaka begitu.     

Ivy ... lagi-lagi itu adalah ulah dari putrinya sendiri. Berapa kali lagi Ivy harus berulah yang mengakibatkan celaka bagi tim dan keluarganya?     

Kemarahan Andrea mulai memuncak, tubuhnya berubah ke mode iblis dan segera melesat mengejar Ivy. Rasanya dia sudah menyingkirkan rasa keibuan dia dan memutuskan untuk memberikan eksekusi pada Ivy setelah sekian lama dia menahan diri.     

Jovano melihat ibunya mulai kalap dan mengejar Ivy yang kabur menjauh dari medan perang, hendak mencari tambahan energi agar bisa masuk ke alam pribadinya sendiri.     

Sedangkan Voindra sedang diobati Shona dan Jovano memindahkan mereka ke alam pribadinya agar lebih nyaman dan aman.      

Shiro meraung sejadi-jadinya penuh akan kemurkaan sambil dia masih memeluk tubuh kaku dan dingin Kiran. Khawatir terjadi sesuatu, Jovano pun mendekat ke kakak angkatnya dan berkata, "Kak Shiro, boleh aku pindahkan Ran ke alamku?"     

Shiro menoleh ke Jovano dan mengangguk. Sementara itu, penampilan Shiro sudah mulai berubah menjadi lebih menyeramkan, lengannya menampilkan sisik putih bersinar dan cakar tumbuh di setiap jari-jarinya. Kemudian, keluar tanduk putih kecil di dahinya dan rambut perak pendek dia tiba-tiba berubah panjang.      

Jovano yang baru saja memindahkan mayat Kiran ke alam Wadidaw, menatap kaget ke Shiro yang berubah penampilan. Dalam pemahaman cepatnya, dia segera mengerti kalau Shiro sedang dalam mode demon beast. Mengerikan sekaligus rupawan.     

Wuushh!     

Shiro sudah melesat cepat ke arah Ivy, rupanya dia juga ingin mengejar dan memberikan eksekusi pula pada Ivy.      

Dua orang itu seakan sudah menaruh dendam kesumat kepada Ivy.      

Sedangkan Myren, akhirnya dia memunculkan serdadu dia yang sudah dia persiapkan di alam pribadinya. "Keluarlah kalian dan bantai semua iblis pengkhianat itu!" serunya saat dia mengeluarkan seluruh pasukan dari alam pribadinya.     

Anak buah Ivy tidak mengira bahwa akan ada lonjakan besar nominal pasukan bantuan dari pihak musuh. Padahal meski jumlah mereka unggul, mereka kalah kuat dibandingkan tim Blanche yang jauh lebih sedikit.     

Apalagi ketika melihat bagaimana Pangeran Djanh membantai pasukan Ivy seperti seorang maniak saja.     

Kini, ditambah dengan adanya ratusan prajurit iblis milik Myren, para vampir iblis tentu saja kian surut mentalnya. Bantuan dari makhluk asap hitam saat ini seolah tidak ada artinya. Bahkan banyak makhluk asap hitam yang akhirnya keluar dari tubuh vampir iblis dan kabur begitu saja meninggalkan medan perang karena mengerti kekuatan pihak Andrea.     

Sementara itu, Gavin masih melongo terdiam ketika dia mendapatkan kabar kematian adiknya. Sang adik tidak sempat tertolong oleh Andrea ataupun Shona karena jantungnya terlalu parah koyaknya, apalagi tenaga Kiran juga lebih banyak dihisap tongkat sihir Ivy dibandingkan Voindra.     

"Mana adikmu, Gav?" tanya Kenzo usai dia membantai ratusan musuh di area agak jauh dari sana.      

Gavin menatap sang ayah. Bagaimana dia mengatakan berita ini pada ayahnya? Dia mendapatkan pemikiran bahwa kematian adiknya adalah karena dia juga yang terlalu payah dan tidak sempat menahan Ivy.     

"Gav!" bentak ayahnya karena putranya masih saja bungkam dengan wajah bingung.      

"Ran ... Ran ... terluka ...." Gavin lirih menuturkannya.     

"Apa?! Terluka?!" Kenzo berteriak kaget. "Mana dia? Mana? Aku ingin lihat dia!" Kenzo mulai panik mengetahui anak gadisnya terluka. Bagaimana dia bertanggung jawab pada sang istri jika putrinya terluka?     

Gavin menggeleng berkali-kali dan menundukkan kepala, tak sanggup menjawab. "Jangan tanya ... jangan tanya, Pa ... jangan tanya ...."     

"Gav!" sentak Kenzo ke putranya yang bersikap aneh.      

"Gara-gara dia, Ran ditusuk Ivy dan kini ada di alam Jo!" Tiba-tiba, Kuro sudah berteriak di dekat Kenzo sambil sengit menuding Gavin.     

Mata Kenzo terbelalak. Dia mengulang ucapan Kuro di otaknya. Kiran terluka karena ditusuk Ivy? Dan kini putrinya berada di alam pribadi Jovano?     

Gavin menatap kalut pada Kuro, berharap ayahnya tidak menghajar dia karena keteledoran dia menjaga sang adik.     

Kenzo terbang cepat ke Jovano yang sedang bertarung. "Pangeran! Bawa aku ke alam pribadimu! Sekarang!"      

Jovano mendengar permintaan Kenzo dan bingung, haruskah sang panglima mengetahui kondisi sebenarnya dari Kiran?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.