Devil's Fruit (21+)

Menjanjikan Membantu Melacak



Menjanjikan Membantu Melacak

1Fruit 1213: Menjanjikan Membantu Melacak      

Ketika Hong Wang, si burung api Vermilion didesak oleh King Zardakh, dia segera berseru, "Aku ... aku bisa membantu mencarikan pecahan energi jiwa putrimu!"      

King Zardakh dan yang ada di sana pun terdiam dan menatap tak begitu yakin pada Hong Wang.     

"Kenapa?" Hong Wang yang menyadari dirinya disangsikan pun kesal. Dia termasuk karakter yang tidak sabaran dan juga mudah tersulut. "Apa kalian pikir aku tidak bisa melakukan apa-apa, heh? Apa kalian merendahkan kemampuanku, heh?"     

"Hm, kau bisa mencari pecahan jiwa anakku?" Sang raja Orbth masih menatap tak percaya kepada burung yang dianggap makhluk mitos biasa saja.     

Disangsikan begitu, burung Vermilion jelas kesal. Dagunya terangkat ke King Zardakh sambil dia berujar sombong, "Huh! Mencari energi jiwa seseorang? Itu hanya seujung sayapku saja bagiku!"      

"Hei, burung, aku harap kau tidak hanya sedang belajar pongah di hadapanku, tapi kau harus mempertanggungjawabkan kepongahanmu itu, kau mengerti?" King Zardakh menebarkan aura iblisnya.     

Hong Wang langsung saja menjauh tak ingin bersentuhan dengan aura iblis raja Orbth. "Ehem! Aku ... aku ini terkenal hebat dan pantang menelan kata-kata yang sudah kuludahkan! Memangnya apa susahnya mencari energi jiwa bocah nakal itu, hm? Kami sudah bersama cukup lama, maka dari itu, bukan hal sulit bagiku untuk melacak keberadaan energi jiwanya."     

Jovano diam, merenungkan ucapan Hong Wang baru saja. "Benar juga, yah!" ucapnya lalu berkata, "Kalau memang kau sudah cukup lama mendiami kepala Mom, harusnya sudah terjalin koneksi di antara kalian, kan?" Ia mengetuk-ketukkan ujung telunjuknya ke dagu sambil berpikir.     

"Jadi ... kita pakai burung ini untuk mencari energi jiwa tuan putri, ya kan?" Druana mulai sedikit muncul keyakinan pada Hong Wang. Jika memang benar Hong Wang sudah bersarang di dalam kepala Andrea sejak gadis itu masih remaja, bukankah burung itu ada kemungkinan besar bisa merasakan keberadaan energi jiwa Andrea?     

Memikirkan hal ini, maka Druana pun menaruh kepercayaan pada ucapan Hong Wang, berharap burung ini tidak sekedar pepesan kosong dari sesumbar pongahnya saja.     

Hong Wang tidak menanggapi ucapan Jovano dan Druana dan justru semakin mendongakkan dagunya sambil busungkan dada sambil masih melayang di udara. Lidah api masih terus menjilat-jilat seluruh tubuh Hong Wang sebagai penanda dia sebagai burung Vermilion.     

Setelah itu, King Zardakh pun menyetujui dan sepakat memakai Hong Wang seperti anjing pelacak untuk mencari pecahan jiwa putri kesayangannya. Meski Hong Wang agak kesal dianggap sebagai anjing pelacak, dia tidak berani meributkan lebih jauh karena sadar siapa sosok di hadapannya itu.     

Kedudukan King Zardakh hampir setara dengan kedudukan Raja Langit di alam khayangan tinggi sana. Lebih baik tidak terlalu mencari amarah sang raja iblis supaya dirinya tidak celaka.     

"Opa, sekarang kita sudah bisa menutup lagi peti Mom, ya kan?" tanya Jovano pada kakeknya.     

King Zardakh memandang ranjang es abadi tempat Andrea direbahkan. "Tunggu sebentar." Dengan hanya mengangkat sedikit jarinya, King Zardakh bisa membuat cincin di jari Andrea terlepas. Lalu, cincin itu melayang sampai ke hadapan Jovano. "Terima itu, Jo."     

"Ini ... cincin ruangnya Mom, kan?" Jovano mengenali itu adalah RingGo, cincin ruang milik ibunya.     

"Ya, simpan itu, karena aku yakin di dalamnya berisi banyak hal yang bisa saja kau gunakan untuk mencari jiwa ibumu." King Zardakh mengangguk seraya menatap cucunya yang mengambil cincin itu di udara dan kemudian meneteskan darah di atasnya sehingga kini cincin tersebut berganti pemilik.     

"Nanti kalau Mom sudah sadar, aku akan kembalikan semuanya ke dia." Jovano berkata, "Oke, jadi sekarang kita bisa peti es-kan Mom."     

Kakeknya mengangguk dan detik berikutnya, sang raja cukup melambaikan tangan dan ranjang itu kembali berubah menjadi peti dan mengurung tubuh Andrea di dalamnya bagai seorang putri tidur.      

"Ayo, sekarang kita keluar." King Zardakh mengajak tim Blanche untuk segera keluar dari alam Cosmo yang kini menjadi milik Jovano sebagai pemilik sementara saja.      

Mereka mengangguk dan keluar dari alam Cosmo, kembali ke medan peperangan di kutub selatan. Terlihat pasukan vampir milik Ivy mulai kocar kacir dikejar pasukan iblis milik kerajaan Orbth yang dipimpin Myren.     

Karena ratu mereka sudah tumbang dan entah sekarang berada di mana, maka tidak mungkin itu tidak membuat mental pasukan vampir melemah dan akhirnya mudah dihancurkan. Ditambah lagi dengan pengkhianatan pihak makhluk asap hitam yang menghilang begitu saja, para vampir iblis hanya bisa pasrah dimusnahkan.     

Tim Blanche bahkan tidak perlu melakukan apa-apa lagi karena semua sudah ditangani oleh serdadu Myren. Mereka menoleh bersamaan ketika Jovano dan yang lainnya keluar dari Cosmo.     

"Bagaimana Mama dan Papa?" tanya Kuro dengan wajah khawatir menyertainya. Shiro ada di belakangnya tanpa kata meski dia juga menampilkan kecemasan di wajahnya pula.      

"Mom dan Dad sudah di Cosmo ...." Lalu Jovano menjelaskan secara singkat mengenai perlakuan darurat yang dilakukan King Zardakh kepada Andrea dan Dante.     

"Ya ampun! Aku ingin melihat Mama!" Mata Kuro basah sambil menatap memohon kepada Jovano.      

"Iya, nanti pasti akan aku ajak kalian melihat Mom dan Dad." Jovano mengangguk. "Jadi, sekarang bagaimana?" Ia melabuhkan tatapan pada medan perang yang menghampar luas.     

Salju sudah dipenuhi warna hitam dan merah kehitaman pekat yang berasal dari para vampir iblis yang berhasil dimusnahkan. Tidak lama nantinya, darah mereka akan menghilang tanpa jejak setelah beberapa menit berselang.     

"Sudah pasti pasukan Ivy kalah!" tutur Kuro dengan nada sengit. Dia masih belum bisa terima dengan tindakan kejam Ivy pada mereka, terutama pada Andrea. Tidak termaafkan!     

"Ohh, ya sudah kalau memang kemenangan ada di tangan kita." Jovano lega akhirnya mereka bisa membasmi semua pasukan musuh. "Sekarang, kita punya misi lain."     

"Misi?"     

"Ya, misi mencari pecahan energi jiwa Mom dan mencari ramuan obat untuk Dad."     

Sementara itu, di dalam alam Cosmo, Shelly meraung sedih ketika melihat Andrea di dalam peti es di pondok es buatan King Zardakh. Tadi dia sempat ingin tahu kenapa ada rombongan masuk ke Cosmo, tapi suaminya segera membuatnya tak sadar dan dibangunkan setelah Jovano dan lainnya keluar dari Cosmo.     

Kenzo yang masih menemani Shelly di Cosmo, wajahnya menampilkan dilema. Jika Shelly saja sehisteris itu menangisi Andrea yang padahal masih bisa diselamatkan, lalu bagaimana jadinya apabila sang istri mengetahui nasib putri mereka?     

Bagaimana cara Kenzo menyampaikan berita duka mengenai Kiran ke Shelly? Sepertinya sang panglima harus bersiap menghadapi raungan histeris istrinya lagi ketika dia mengabarkan tentang Kiran.     

Sementara ini, biarlah dia menenangkan dulu Shelly yang diajak paksa ke kamar mereka meski Shelly masih sesenggukan belum berhenti menangis.     

Di luar, tim Blanche bersiap untuk meninggalkan kutub selatan. Namun, sepupu Revka, Serafima, nampak masih sangat bersemangat ketika sedang membantai para vampir iblis yang tersisa.     

Gadis tomboy itu dengan riangnya menembakkan pistol berpeluru energi Zephoro ke banyak vampir iblis yang berusaha melarikan diri. Tubuhnya berlumuran darah, namun tentu saja itu bukan darah miliknya, melainkan milik lawannya. "Ha ha ha! Ayo, siapa lagi yang ingin merasakan nikmatnya tembakanku?" serunya riang sambil berloncatan gesit mengejar vampir iblis.     

Anggota tim Blanche di sana hanya bisa geleng-geleng melihat semangat Serafima. Revka tak bisa bersabar lagi dan terbang ke sepupunya, "Heh! Sudah, hentikan, dasar maniak!" Ia memukul kepala Serafima.     

Tapi, pukulan itu meleset dan Serafima terkekeh memberikan wajah mengejek ke Revka. Lalu, si tomboy itu pun mengikuti Revka ke kerumunan tim Blanche.     

"Sekarang, kita berkumpul dulu di Cosmo, oke?" tawar Jovano.     

"Lalu mayat Ivy?" tanya King Zardakh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.