Jangan Main-Main Dengan Keturunan Incubus (19+)
Jangan Main-Main Dengan Keturunan Incubus (19+)
Serafima meneguk ludahnya menatap tubuh telanjang Jovano. Bukan untuk berpikiran mesum, melainkan dia takjub dengan otot-otot maskulin di sekujur tubuh Jovano. Berapa umur bocah ini? Kenapa tubuhnya sudah sebagus ini!
Namun, Serafima tidak bisa berlama-lama mengagumi Jovano karena kini dia ditekan Jovano hingga berlutut dan di depannya sudah disajikan daging keras berotot tegang dan tegak menantang gravitasi.
"Nah, Tuan Putri, kau bisa membalas tindakanku tadi." Jovano menggerakkan batang pusaka tegak di depan wajah Serafima.
Gadis itu melongo menatap ke wajah Jovano. Apa dia bilang tadi? Membalas tindakannya? Tunggu! Apakah Jovano sudah menyadari rencana dia yang ini? Kenapa menyebut mengenai pembalasan?
Ohh, tapi sepertinya itu tentang tindakan membuat Serafima mengompol tadi. Yah, pasti itu! Ahh, kenapa dia terlalu paranoid?
"Kenapa ragu, Tuan Putri? Apakah sekarang justru Tuan Putri yang tidak ingin bertanggung jawab terhadapku? Duh, aku jadi sedih ...." Segera saja, wajah sedih Jovano dimunculkan.
Serafima ingin mengutuk Jovano hingga ke cicit-cicitnya. Sedih apanya?! Jelas-jelas kau sedang berakting saja, bocah sialan!
Tapi ... dia harus bagaimana? Harus melakukan apa? Serafima kebingungan. Seumur hidupnya, dia hanya melakukan latihan, bertarung, dan duel. Itu saja kegiatan dalam hidupnya selain makan, tidur dan bercanda dengan teman-temannya. Mana dia tahu apa yang harus dilakukan ketika dia disodori kejantanan lelaki begini?
Melihat raut kebingungan dari Serafima, Jovano meraih kepala Serafima dan berkata, "Buka mulutmu, Tuan Putri."
"Hah? Ammppghhh!" Serafima baru saja hendak bertanya kenapa harus membuka mulut, dan secepat kilat mulutnya sudah disumpal benda tegang di depan wajahnya. Sialan! Sialan! Ia ingin sekali mengumpat Jovano tapi tak bisa karena saat ini mulutnya penuh.
Dan, apa-apaan ini?! Kenapa benda sialan itu kini ada di dalam mulutnya?! Mendelik kaget dan bingung, Serafima berusaha mendorong paha Jovano serta membebaskan mulutnya, namun cekalan dua tangan Jovano pada belakang kepalanya menahan dia untuk mendapatkan kebebasan.
Sialan! Kalau begini, bukankah ini namanya aku yang dikerjai? Serafima meraungkan emosinya di hati. Dia tidak boleh dibuat tak berkutik begini! Dia harus menjadi pemenangnya!
"Ahhh, Tuan Putri, gunakan lidahmu untuk batang tercintaku, oke? Jangan kena gigi atau aku akan sedih. Aku yakin Tuan Putri adalah seorang penuh kasih sayang dan banyak memiliki welas asih di hatinya. Ayo, Tuan Putri, lakukan dengan benar agar aku merasa nyaman dan disayangi."
Serafima melotot ke Jovano saat dia mendongak ke atas memandang wajah sok tak berdosa pemuda itu. Tapi dia masih harus menahan diri ketika mulutnya dipompa oleh benda berurat sialan ini!
Ohh, tunggu, apa tadi pemuda itu bilang? Jovano minta dia untuk melakukannya dengan benar agar bocah sialan itu merasakan nikmat? Wah! Ini dia! Akhirnya Serafima mendapatkan petunjuk penting!
Baiklah, karena dengan cara demikian bisa membuat Jovano melayang ke langit ketiga belas, maka Serafima akan berikan!
Maka, dengan mengingat apa ucapan Jovano tadi, dia mulai mempelajari dengan cepat bagaimana gerakan yang sekiranya membuat Jovano bisa melenguh sambil memunculkan wajah mesumnya. Serafima akan mengamati itu dengan seksama sambil terus mencoba berbagai gerakan mulut.
Kalau dia mendapati respon Jovano seperti orang tolol, berarti itu tandanya gerakan dia sudah benar. Hm, baiklah! Dia akan meneruskan gerakan macam itu agar bocah ingusan sialan itu mencapai awang-awang sebelum nanti dia akan melarikan diri dengan tawa bahagia.
Bukankah itu hebat?
Serafima semakin mengasah gerakan mulutnya saat memanjakan batang pusaka Jovano. Dia patuh dengan cara yang dikatakan Jovano, menggunakan lidah dan hindarkan dari gigi. Dan kini, tanpa Jovano perlu memegangi kepalanya, gadis itu sudah bersedia memaju-mundurkan kepalanya sendiri.
"Aaghh, iya begitu, Tuan Putri ... itu sungguh enak, sungguh luar biasa nikmat, urrghh ... ternyata Tuan Putri sangat pandai dalam hal ini ... hamba sungguh beruntung memiliki majikan seperti Tuan Putri ... mmrrghh ...." Jovano terus saja meracaukan apa pun yang menempel di otaknya saat ini.
Lelaki mana yang tidak merasa bahagia ketika pusaka kebanggaan miliknya diperlakukan penuh sayang dan sekaligus diberikan kenikmatan pula. Bahkan pemandangan wajah Serafima yang terus mendongak mempertemukan tatapan dengannya, membuat Jovano semakin melambung.
Entah itu iblis ataupun manusia, kenikmatan adalah kenikmatan. Makhluk hidup pasti akan menginginan pemenuhan hasrat dalam aspek semacam ini. Dan karena Jovano masih memiliki secuil darah manusia dalam dirinya dan juga didikan ibunya untuk bersikap baik pada siapapun yang tidak menjajahnya, dia masih memiliki cara lembut dalam memperlakukan wanita.
Kelompok Blanche adalah kumpulan ibilis istimewa yang selalu diingatkan Andrea untuk bersikap baik dan menekan jiwa barbar iblis mereka, kecuali mereka dipancing marah hingga tak sanggup menahan, maka mereka berhak mengeluarkan jiwa iblis mereka.
Karena ini, Jovano mampu memperlakukan Serafima secara lembut. Mungkin jika gadis itu bertemu iblis lainnya di luar kelompok Andrea, Serafima takkan menemukan tindakan lembut saat bercinta seperti ini.
Serafima masih terus memanjakan batang jantan Jovano, hingga dia pun mulai menilai apakah sudah waktunya bagi dia untuk kabur melarikan diri dari lelaki itu? Saat ini Jovano sepertinya sudah terlihat di awang-awang.
Wajah lelaki muda itu terkadang menatap tajam ke arahnya, namun kadang melembut dan kadang pula meracau tak penting. Tapi, Jovano lebih sering memejamkan matanya ketika lidah Serafima berhasil menyentuh bagian paling peka dan menimbulkan rasa nikmat tinggi pada Jovano.
Hm, sedikit lagi, sedikit lagi! Serafima menimbang-nimbang sambil kepalanya terus maju dan mundur dan mulutnya terus melomoti dan memompa batang pusaka Jovano dengan sesekali lidahnya memainkan peran penting.
Ahh, lihat, Jovano sepertinya sudah sangat keenakan. Inikah waktunya?
Yosshh! Memang ini waktunya!
Serafima mengambil momen ketika Jovano sedang menutup mata untuk meresapi rasa nikmat yang menjalari pusaka arogannya.
Wuushh!
Gadis Nephilim itu segera melepaskan batang jantan Jovano dari dalam mulutnya dan ia lekas terbang untuk melarikan diri, kabur! "Ha ha ha!" Ia tertawa gembira ketika melihat Jovano membuka matanya. "Aku pergi dulu, yah!"
Serafima terbang cepat secepat kilat. Ia sungguh puas melihat paras kecewa dari Jovano. Tapi, benarkah? Apakah itu pandangan kecewa atau ... eh? Sepertinya tadi bocah itu menyeringai?
Sreettt!
Heh? Apa itu? Kenapa ada semacam benang tipis di kaki Serafima saat ini? Darimana benang itu? Kapan benang itu melilit di salah satu kakinya?!
"Aaghhh!" Gadis itu memekik terkejut sambil tubuhnya melorot ke bawah.
Brukkk!
Serafima tak menyangka tubuhnya sudah jatuh ke rerumputan. Jangan katakan ini ulah Jovano! Bukankah dia sudah terbang cukup jauh dari lelaki itu?
"Apa kau kira bisa lolos begitu saja setelah membangkitkan birahi seorang keturunan Incubus?" Jovano muncul dan menyeringai sambil menerjang ke Serafima.
Oh no!