Devil's Fruit (21+)

Ayo Kita Lakukan Hal Gila Lagi! (21+)



Ayo Kita Lakukan Hal Gila Lagi! (21+)

1Fruit 1228: Ayo Kita Lakukan Hal Gila Lagi!     

Di saat Serafima merasa dia bisa mengelabui Jovano dengan taktiknya, tidak pernah dalam benak gadis itu terlintas bahwa kakinya terikat benang tipis yang tidak ia sadari sejak tadi. Kapan pemuda nakal itu mengikatkan kaki padanya?     

Namun, semua sudah terlambat untuk disadari, bahkan untuk disesali, karena Serafima langsung terjatuh di rerumputan tak jauh dari kolam misterius itu.     

"Apa kau kira bisa lolos begitu saja setelah membangkitkan birahi seorang keturunan Incubus?" Jovano muncul dan menyeringai sambil menerjang ke Serafima.     

Sial! Serafima menjerit dalam hatinya dan menatap ngeri ke Jovano yang sudah terbang menerjang ke arahnya. "A-aku ... oughh!" Ia dipaksa berbaring telungkup di rumput sementara Jovano berada di atasnya, dan kedua tangannya sudah ditahan satu tangan Jovano di atas kepalanya.     

"Ayo kita lanjutkan yang tadi tertunda, Tuan Putri," desis Jovano bagai seekor ular berbahaya di telinga Serafima.      

"Jo, kau-aarghhh!" Mata Serafima terbelalak lebar dengan mulut melongo ketika dia merasakan celah di selatan miliknya ditembus sesuatu yang tegang, keras dan berurat liat. "J-Jo!" Ia menoleh ke belakang hanya untuk menemukan lelaki muda itu menyeringai padanya. "Argh! Hargh! Harkh!"      

Jovano tidak ingin berlama-lama lagi, bahkan sebagai penghukuman pada Serafima atas kelicikan gadis itu tadi, Jovano menghentakkan kuat-kuat miliknya ke liang sempit Serafima.      

Meski ini bisa disebut tindakan tidak gentleman, Jovano sudah tidak perduli. Toh, Serafima bukan manusia. Gadis itu kuat dan pasti bisa menahan serangan hujaman khusus dari Jovano, terlepas ia masih perawan atau tidak.      

"Arkh! Jo! Pelan! Sialan kau! Arghh!" Serafima memang tidak akan merasakan sakit yang terlalu menyengat seperti halnya perawan manusia saat pertama kali 'ditembus', namun tetap saja rasa tak nyaman itu muncul di selatan sana.      

"Tenang dan rileks saja, Tuan Putri ... ini akan segera berujung pada rasa nikmat kalau kau mau menunggu beberapa saat lagi. Urghh! Mrghh!" Jovano terus hentakkan miliknya pada liang intim si gadis Nephilim.     

Tidak ada yang bisa diperbuat Serafima selain mengumpat dan mengerang secara bergantian. Tubuh telungkupnya terhentak dan terlonjak-lonjak ketika dihantam hujaman tegas Jovano dari belakang, dan kedua kakinya dipaksa membuka sehingga memberikan akses lebih muda untuk si pangeran muda itu.      

"Sepertinya tadi aku merasakan aroma Kak Serafima!" Muncul suara tak jauh dari rerumputan itu. Serafima terbelalak ketika mendengarnya. Tidak! Itu suara Ciara, salah satu anak Noir generasi kedua! Liger bocah itu ternyata sedang mencari dirinya.     

"Jangan! Jangan ke sini!" teriak Serafima, namun itu sudah terlambat.      

Ciara mematung di tempatnya ketika matanya menyaksikan pemandangan aneh di rerumputan depannya. Serafima ditindih oleh Jovano dan keduanya tidak memakai baju sama sekali. Meski liger juga tidak membutuhkan baju, namun berbeda dengan penghuni lain seperti Jovano dan rekan-rekannya.      

"Oh, tidak!" Kini suara Noria, liger generasi pertama, terdengar dan dia sudah berada di belakang adiknya. Lekas saja Noria menutup mata Ciara. "Jangan dilihat, Dik! Aduh duh, kalian berdua!" Ia memutar bola matanya pada Jovano dan Serafima.      

"Kak!" Ciara ingin berontak dari tangan kakaknya, namun akhirnya dia malah diangkut paksa oleh sang kakak dan dilarikan menjauh dari rerumputan itu. Kedua liger itu pun sudah tak ada di area tersebut.      

"Lihat hasil ulahmu!" teriak Serafima sambil menoleh ke belakang. "Kau mengotori mata suci Ciara!" semburnya.     

Namun, Jovano terkekeh. "Tak apa, Tuan Putri, anggap saja itu pelajaran awal untuk bocah liger itu." Jovano secara enteng menjawab.      

Namun, kemudian tangan Jovano bergerak mengeluarkan beberapa batu dari cincin penyimpanan ruang yang dia pakai dan menggunakan tenaga telekinesis, dia arahkan beberapa batu tadi ke 4 penjuru di sekitar mereka.      

Segera saja ... terdengar bunyi 'weng' dan seakan Serafima bisa merasakan tembok energi mengelilingi mereka, seperti mengurung keberadaan mereka berdua. "I-ini ... formasi array." Ya, dilihat dari tekanan berbeda energi yang mengurung mereka dan lonjakan energi itu hanya berada di sekitar mereka saja, ia bisa langsung mengetahui bahwa Jovano telah membuat sebuah formasi array.     

Dengan terkurungnya mereka dalam lingkup formasi array, maka takkan ada orang bisa melihat mereka atau mendengar mereka.     

Bocah ini juga bisa membuat formasi array? Serafima terkejut di hatinya.     

"He he he, ternyata kau berwawasan juga, Tuan Putri." Jovano mengapresiasi pengetahuan Serafima mengenai formasi. "Dengan begini, kita tidak perlu khawatir keasikan kita terganggu lagi, ya kan?" bisiknya di belakang telinga Serafima.     

Gadis itu melotot tajam, ingin mencabik mulut nakal Jovano. Namun, belum sempat dia membalas ucapan pemuda itu, dia sudah dihentak kuat lagi dan terus begitu, hingga mulut yang tadinya hendak memaki Jovano, kini malah dia gunakan untuk mengerang dan melenguh erotis.     

Ya, seperti yang sudah Jovano sampaikan tadi, bahwa ini akan berujung pada rasa nikmat. Sekarang Serafima telah menuai sendiri apa itu yang dinamakan kenikmatan bercinta.      

"Annghh ... Jo! Hangghh!" Pandangan Serafima semakin buram dan mulutnya sibuk menyuarakan desah sensual.     

Menyadari apabila gadis di bawahnya telah takluk sepenuhnya, Jovano tidak ragu-ragu lagi untuk melepaskan dua tangan Serafima dan memutar tubuh gadis itu sehingga kini Serafima bisa menautkan tatapannya pada Jovano.      

"Jo ... Jo-mmghhh ... haanghh ...." Pandangan sayu Serafima semakin membakar libido Jovano, membuat birahinya semakin bergolak.      

"Iya, Tuan Putri, aku ada di sini ... aku di sini untuk memberikan hukuman atas kenakalanmu." Seringai itu masih terlihat meski sesekali Jovano memunculkan geraman nikmat saat batang arogannya dijepit kuat-kuat otot area khusus gadis itu.      

Serafima melakukannya tidak dengan sengaja. Dia hanya merespon apa adanya atas desakan batang angkuh Jovano yang terus saja memompa liangnya tanpa jeda. Semakin lama, semakin intens, membuat Serafima pening dan merasa kosong.      

Gadis itu sudah tidak perduli tubuhnya diperlakukan seperti apapun oleh Jovano. Entah dua kakinya diangkat dan ditaruh di bahu Jovano, atau dirinya diposisikan miring dengan satu kakinya diangkat tangan Jovano, ataupun saat mereka berbaring miring dan Jovano di belakangnya dan ia terus merasakan tusukan erotis itu semakin dalam dan semakin tegas.     

Dan puncaknya, ketika dalam posisi demikian, saat satu kakinya ditaruh pada pinggul Jovano, tangan pemuda itu meraih mutiara imut miliknya untuk dibelai kasar dan cepat.      

Serafima merasa gila. Dia mendapatkan dua serangan seksual sekaligus. Dan ini tak bisa dia tahan lagi ketika dia menjerit-jerit saat dirinya 'meledak' dalam eforia oragasme.      

Meski begitu, Jovano belum ingin berhenti walau Serafima sudah berteriak dan memohon. "Sebentar lagi, Tuan Putri sayank ... sebentar lagi! Urrghh! Yeaahh, ini hampir! Bertahan, yah!" Jovano memang merasakan limitnya hampir tiba.     

Dengan satu gerakan, Jovano memindah posisi mereka menjadikan Serafima pihak yang berada di bawah dan dia di atas, sehingga dia akan lebih mudah mencapai limitnya. Dia semakin gencar memompa liang gadis Nephilim itu kuat-kuat sambil menggeram.     

Serafima bagai menggila, merintih, mengerang keras, dan mencengkeram bahu Jovano, hingga akhirnya pangeran muda itu pun meraung berbarengan dengan menyemburnya benih cair memenuhi rongga intim si gadis Nephilim.      

"Orrrghhhhh! Haaarrrkkhh!" Jovano telah menyelesaikan hasratnya. Ia dan Serafima sama-sama terengah, saling berpandangan, dan ia terkekeh.      

Serafima menampar bahu Jovano disertai tatapan cemberut. "Kau bocah gila!" ucapnya sambil semburat merah muda melintasi wajahnya.      

"Khe he he, iya, aku memang gila. Ayo, kita lakukan hal gila lagi!" Jovano tidak memberikan kesempatan Serafima untuk menolak karena dia sudah memeluk gadis itu dan mereka terbang masuk ke dalam kolam.      

Sepertinya pangeran muda ingin menggila lagi dan kali ini kolam sebagai tempatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.