Devil's Fruit (21+)

Pengobatan Dari Druana



Pengobatan Dari Druana

0Fruit 1230: Pengobatan Dari Druana     

Serafima baru saja selesai makan ketika dia melihat Jovano memasukkan Druana ke dalam alam Cosmo ini. Hatinya seolah terbakar saat menyaksikan kegenitan Druana pada Jovano, apalagi mencubit dagu lelaki itu.     

'Hrrghh! Aku bisa menebas dan mencincangmu, Iblis!' rutuk Serafima dalam hati. Namun, sejenak berikutnya, dia tertegun mendapati dirinya mendadak marah dan gusar melihat tingkah Druana terhadap Jovano.     

'Kenapa aku harus marah, sih?' gumam Serafima.     

.     

.     

Sesuai dengan janji Druana, malam itu, dia sudah bersiap-siap untuk memberikan pengobatan kepada semua beast dan roh pedang yang dikontrak oleh Andrea dan Dante.      

Mendadak, area dekat pondok Cosmo sudah dipenuhi sesak oleh banyak beast, terutama koloni kingkong. Karena rasanya kurang nyaman, Jovano mengusulkan agar mereka pindah di lembah lapang dekat pondok saja.      

Semua setuju dan berbondong-bondong ke area itu.      

Dikarenakan memang luas dan lapang, lembah itu memang cocok dipakai untuk kegiatan ini. Biasanya tempat itu dipergunakan Jovano dan tim Blanche lainnya untuk berlatih tanding.      

"Nah, sekarang, tolong kalian yang sakit, berbaris dengan rapi dan tertib, buat dua lajur dan maju ke arahku!" seru Druana sambil dia berdiri menyilangkan dua tangan di depan dada montoknya.      

Segera, para anggota tim Blanche yang sakit yang mendapatkan kesempatan pertama untuk maju.     

Ada Rogard dan Kyuna, kini berdiri di depan Druana. Iblis medis itu menggerakkan tangannya sehingga keluarlah dua butir pil warna emas cerah yang diberikan pada kedua suami istri itu. "Buka mulut kalian."     

Kyuna dan Rogard patuh, membuka mulut mereka dan kedua pil itu terbang ke dalam mulut masing-masing. Kemudian, Druana masih menggerakkan dua tangannya, memunculkan energi hijau keemasan yang diyakini Shona sebagai energi Healer tingkat tinggi. Energi itu dimasukkan ke dalam dada Kyuna dan Rogard, sehingga beberapa detik berikutnya, suami istri itu langsung merasakan manfaatnya.      

"Ehh? Tubuhku sudah lebih enakan! Ini ... tenagaku mulai kembali!" Kyuna merasakan vitalitas hidupnya mulai muncul dan dia tidak selemas sebelumnya. Rogard mengangguk setuju.     

Kemudian, giliran Kuro dan Shiro. Druana juga memberikan pil yang sama kepada duo hybrid itu dan juga memberikan energi Healer tingkat tinggi pada keduanya yang kemudian membuat Kuro berseru senang ketika dia kini memiliki tenaga, tidak selunglai biasanya.     

"Wah, sayank! Kamu sudah pulih!" Zevo seger memeluk istrinya, penuh kelegaan.      

"Humph! Karena aku sudah pulih, jangan kira kau bisa menindasku! Aku tidak akan ragu-ragu pukul kau meski aku tak bisa memunculkan sihirku kalau kau seenaknya padaku, mengerti?" Kuro mendelik ke suaminya sambil kepalkan tangannya dengan galak.     

"Ehe he he ... iya, sayank ... mana berani aku menindasmu? Aku kan selalu menyayangimu, siang dan malam ...." Zevo meringis, agak gentar juga jika istrinya sudah memunculkan aura galaknya.     

Dan dengan datang dua pasien sekaligus, Druana akan memberikan mereka pil emas hasil buatannya dan kemudian memberikan energi healer tingkat tinggi yang akan menambahkan efek baik untuk pil tadi.      

Druana harus menghabiskan semalaman untuk mengobati semuanya, bahkan duo pedang kuno juga, Bara dan Froze. Meski begitu, iblis medis itu tidak mengeluh dan tetap tersenyum genit ke siapa saja yang dia inginkan, terutama pada Jovano.      

Beberapa kali dia menampilkan wajah genit beserta sikap tubuh penuh menggoda pada Jovano ketika pria itu menoleh ke arahnya. Karena Jovano bertanggung jawab pada kegiatan ini, tentu saja dia harus berdiri di dekat Druana.      

Ini jelas membuat Serafima jengkel bukan main. Sejak tadi dia terus menahan kepalan tangannya agar tidak melesat ke wajah Druana atau Jovano. Yah, dia tahu kalau Jovano memang tidak menggubris atau meladeni Druana, tapi tetap saja dia kesal juga ke Jovano. Pokoknya kesal! Titik!     

Bahkan pada akhir kegiatan pengobatan itu, Druana mengecup pipi Jovano sebelum dipindahkan keluar dari alam Cosmo. Mata Serafima terbelalak melihat adegan itu. Apalagi Jovano malah meringis seakan menikmati kecupan itu sambil tersipu. Huh! Tersipu pantatmu! Serafima emosi.     

Gadis itu pun berjalan tegas menghentakkan kaki dengan membawa kejengkelannya masuk ke pondok hunian.      

Tepp!      

"Tuan Putri, hei, tunggu." Jovano sudah meraih pergelangan tangan Serafima.     

Namun, gadis itu mengibaskan tangannya agar terlepas dari cekalan Jovano seraya menjawab dengan sengit, "Mau apa kau!"     

"Hah? Um, mau ... mengucapkan terima kasih karena kau menemaniku dari tadi sampai usai." Jovano memamerkan senyum terima kasih dia.     

"Huh! Ya, ya, ya, menemani kau yang sibuk saling menggoda dengan iblis murahan itu, ya kan?!" Lalu Serafima lekas balik badan dan melanjutkan langkah besarnya memasuki pondok.     

Tapi sebelum itu terjadi, Jovano sudah memeluk pinggang Serafima dari belakang. "Sepertinya ada yang cemburu," bisik Jovano di belakang telinga Serafima.     

Gadis itu mendelik kejam sambil berusaha melepaskan belitan lengan Jovano pada pinggangnya. "Cemburu? Enah saja! Puih!" Ia berlagak meludah. "Aku hanya jijik pada iblis seperti kalian yang seenaknya mengobral kegenitan dimana-mana tanpa rasa malu!"     

"Fu fu fu ... aku senang." Jovano malah menyahut demikian.      

Betapa tambah geramnya Serafima mendengar sahutan Jovano baru saja. "Apa kau bilang? U-ughh! Dasar semua iblis memang rendahan!"      

"Sshhh ... jangan terlalu keras mengatakan itu." Jovano membisik.     

Serafima segera tersadar, dia berada di wilayah kekuasaan para iblis, dan bahkan sekitar dia penuh berisi iblis pula. Ia segera mengatupkan mulut, namun menit berikutnya, dia memukul punggung tangan Jovano. "Ma-maksudku ... kau dan si iblis tadi yang rendahan!"      

Jovano tidak bergeming, tetap memeluk Serafima sambil berkata, "Yuk, kita tidur sekarang. Aku gendong, yah!"     

"Tidak mau!" Serafima merespon ganas dengan sodokan siku pada Jovano di belakangnya.      

Sodokan itu berhasil sampai di tubuh Jovano, dan pangeran muda itu mengaduh pelan, tapi menolak melepas pelukannya dan malah membawa terbang Serafima ke arah danau terdekat. "Sepertinya kamu butuh mendinginkan kepalamu dulu, sayank. Yuk, aku bantu!"     

"Tidak mau! Aku tidak mau! Lepaskan, iblis sialan!" Serafima berusaha memberontak, tapi dia tahu, energi dia masih berada di bawah Jovano. Dan dia paham, apa tujuan Jovano membawa dia ke tempat lain.     

Dasar iblis! rutuk keras Serafima di hatinya.      

Sementara Jovano membawa terbang Serafima ke arah danau tempat dulu Kiran biasa berlatih, beberapa anggota Blanche yang belum memejamkan mata hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah dua insan beda ras tadi.      

"Sayank, kita juga jangan kalah dengan Jo, oke?" Suara Zevo terdengar di balkon kamar mereka.      

"Tidak mau! Aku ingin tidur nyenyak malam ini!" Kuro segera bergelung di kasurnya. Ketika suaminya menyusul dan hendak menyentuh, Kuro mengubah kakinya menjadi ekor ular besar, siap mengibas ke arah Zevo.     

Tak memiliki kesempatan bermesraan dengan sang istri, Zevo pun tersenyum pahit, hatinya menangis.     

Aku sudah 'puasa' beberapa hari, kan? Kenapa saat kamu sudah sembuh, aku tak boleh mendapatkan jatah biasaku? tangis Zevo dalam benaknya.     

Tapi mana Kuro perduli. Dia memang terkadang seenaknya begitu. Yah, namanya juga bocah. Ehem!     

Sementara di kamar lainnya, Kyuna dan Rogard sedang melaksanakan bulan madu kesekian mereka dengan penuh semangat setelah 'berpuasa' berhari-hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.