Devil's Fruit (21+)

Petualangan Dimulai



Petualangan Dimulai

0Fruit 1237: Petualangan Dimulai     

Sesuai dengan keputusan Jovano, dia sudah membagi para anggota Blanche ke tugas masing-masing.     

Dia, Serafima, Shona, Pangeran Zaghar, Gavin, dan Zivena akan pergi mencari pecahan energi jiwa Andrea dengan bantuan pelacakan dari si burung Vermilion, Hong Wang.      

Sedangkan Shelly, Kenzo, Kyuna dan Rogard mengatur Tropiza. Kuro dan Shiro serta Zevo akan mengatur Joglo Fiesta. Dan yang terakhir, Vargana, Pangeran Abvru dan Voindra akan mengurus Adora dibantu Myren.     

Mereka semua saling berpisah menurut kelompok masing-masing ketika tiba di mansion Andrea. Kemudian, Jovano mengantarkan Danang ke salah satu rumah rekan bisnisnya yang dia kenal baik.      

"Om, sampai jumpa kapan-kapan, yah!" Jovano melambaikan tangannya ke Danang.     

"Yo'i, boi! Jangan lupa kasi tau aku kalo mamak kau sudah siuman, yak!" Danang balas melambai juga.     

"Oke, Om. Tapi kalo daddy duluan yang siuman, gimana?" goda Jovano.     

"Beuh! Ngapain aku ketemu bapak kau? Bisa-bisa kita maen ular tangga, ntar!" jawab Danang seenaknya.      

"Ha ha ha, oke deh Om, bye!"     

"Kagak peluk cium dulu, nih?"     

"Dih, Om, jangan jadi gadun, napa?"      

Lalu, Jovano pun menghilang di sebuah sudut area tersembunyi. Danang tidak lagi kaget melihat itu di depan matanya. Setidaknya masih jauh lebih bagus melihat Jovano menghilang begitu ketimbang pocong dan kawan-kawannya yang melakukan itu, bisa-bisa Danang jejeritan heboh.     

Ketika Danang melangkah ke pintu workshop rekannya, tak disangka-sangka ada salah satu pekerja dia di sana. Melihat kedatangan Danang, pekerjanya berteriak heboh dan memeluk sang bos.     

"Bos! Bos! Ya ampun, Bos! Akhirnya kamu muncul! Hu hu huuu ...." Pekerja itu sampai menangis saking senang dan lega karena bosnya sudah kembali.      

"Lah, ngapain ada adegan teletabis gini? Lu Lala ato Po? Gue mah Dipsi, dong!" celoteh Danang sambil melepaskan pelukan itu. Risih, khawatir dibilang 'eljibiti'.      

"Danang-san! Kau benar-benar kembali!" Rekan Danang keluar dengan wajah senang. "Slamet-san sudah hampir dua minggu di sini sambil terus mencarimu!"      

"Iya kah?" Danang langsung menepuk-nepuk kepala Slamet-san. "Anak baek ...."      

"Hu hu huu ... Bos kemana saja, sih? Aku sampai tempelin muka bos ke tiang listrik!"     

"Wassem, lu kira muka gue udah mirip sedot WC?" Muka Danang suram seketika.     

.     

.     

Di tempat lain, tepatnya di mansion keluarganya, Jovano sudah bersiap-siap dengan kelompoknya. Ia mengeluarkan Hong Wang yang akan menjadi penunjuk arah.      

"Skriii! Udara di sini tak enak!" Hong Wang, si burung api Vermilion, menjerit protes ketika dia dimunculkan di mansion oleh Jovano.      

"Sshhh, jangan keras-keras, Om Ver!" desis Jovano. "Nanti kalau ada tetangga yang dengar, bisa repot menjelaskannya!"      

Jeritan Hong Wang memang cukup mengganggu telinga. Meski jarak hunian mereka dengan tetangga lainnya jauh, siapa tahu jeritan Hong Wang masih akan terdengar hingga puluhan kilometer saking kerasnya.      

"Huh! Jika mereka mendengar suaraku, maka mereka harus bersujud di hadapanku! Karena aku ini burung surga, simbol terhebat dari empat mata angin!" Hong Wang menaikkan paruhnya dengan kesombongan tiada tara.     

"Lama-lama dia mirip ras iblis kita, yah!" Pangeran Zaghar terkekeh melihat tingkah arogan Hong Wang.     

"Skriiii! Enak saja kau menyamakan paduka ini dengan ras rendah kalian!" Hong Wang melotot kesal ke Pangeran Zaghar.     

"Sudah, sudah, sekarang coba Om Ver melacak mana jiwa mommy yang terdekat." Jovano melerai.     

"Om Ver?" tanya Hong Wang, mulai terusik dengan panggilan aneh itu.     

"Ya, Om Vermilion. Supaya lebih praktis, Om Ver saja, yah!" Jovano menjelaskan.     

"Skriiiii! Kau bocah busuk! Panggil aku Paduka Hong!" Hong Wang makin protes, diwakilkan dengan jeritan kerasnya.     

Jovano dan yang lainnya sampai harus menutup telinga mereka. "Hati-hati, jangan menjerit terlalu keras, Om Ver, nanti ketahuan Opa, bisa berabe, loh Om!"     

Segera, Hong Wang teringat akan Baginda King Zardakh, ia pun bungkam dengan terpaksa. "Huh! Karena aku ini orang yang murah hati dan penuh kebajikan dari surga, maka aku akan menuntun kalian semua! Ingat, alam yang akan kita datangi ini mungkin bukan alam seperti ini, jadi persiapkan diri kalian."     

Jovano dan yang lain mengangguk. Mereka sudah memiliki banyak peralatan tempur di cincin ruang mereka masing-masing, selalu siap jika berada di kondisi dan alam macam apapun.     

"Alam terdekat yang memiliki pecahan jiwa ibumu ... Alam Hybrid."      

"Alam Hybrid, apa itu?" tanya Serafima.      

"Itu alam tempat hewan-hewan hibrida, seperti sphinx, manticore, kraken, dan sebangsa itu." Hong Wang menjelaskan secara singkat.     

"Itu ... bukankah itu seperti hewan-hewan mitologi?" Shona mengerutkan dahinya.      

"Ya, itu sering disebut alam monster juga karena mereka yang di sana adalah buangan dari Bumi karena terlalu membahayakan makhluk Bumi," jelas Hong Wang.     

"Bagaimana cara kita ke sana? Sepertinya itu tidak berada di Bumi. Bahkan aku curiga itu tidak ada di galaksi ini." Pangeran Zaghar bertanya.     

"Suruh kakekmu keluar, bocah!" Hong Wang menatap Jovano.     

"Hm, baiklah." Kemudian, Jovano mengirimkan pesan kepada kakeknya melalui cincin khusus yang diberikan sang kakek.     

Tak sampai 5 menit berikutnya, King Zardakh muncul. "Ya, Jo?"     

Jovano menjelaskan kenapa sang kakek dipanggil.      

Lalu, King Zardakh mengangguk paham. "Ada di alam Hybrid, yah?" Sebenarnya dia bisa saja langsung ke sana dan mencari dengan lebih cepat, namun mendadak dia membiarkan saja cucunya yang pergi. Dia ingin menempa Jovano dan yang lainnya. "Aku akan berikan sebuah kristal khusus. Kalian harus bergandengan tangan membentuk lingkaran dan Jo memegang kristal itu di tangannya, fokus satu pikiran ke alam tersebut, dan kalian akan melesat ke sana."     

"Bagaimana dengan Hong Wang?" Jovano menanyakan mengenai burung Vermilion. Ia tak yakin Hong Wang sudi bergandengan dengan rekan-rekannya.     

"Hm, taruh saja dia di tengah lingkaran, itu sudah akan membawa dia juga." King Zardakh melempar pandangan remeh ke Hong Wang. Si Vermilion tak berani bertindak sembrono ketika ada Beliau.     

Kemudian, King Zardakh mengeluarkan sebuah kristal berwarna emas ke Jovano. "Ini saja yang Opa kasi ke kamu, yah Jo! Kamu sanggup mencari sendiri dengan kawan-kawanmu, kan?"     

"Sanggup, Opa. Akan aku perjuangkan!" Jovano menerima kristal emas itu dan mengangguk tegas.     

"Bagus. Jaga pula adik nakalmu itu. Di mana dia?" King Zardakh tidak melihat Zivena.     

"Zizi masih aku taruh di Cosmo dulu, Opa. Akan aku keluarkan jika sudah tiba di tujuan." Jovano memaparkan.     

Setelah pamit dengan sang kakek, King Zardakh pun menghilang di udara tipis.      

"Nah, ayo kita berangkat sekarang." Jovano menggenggam kristal seukuran telur puyuh itu di tangan kirinya dan bergandengan dengan semua anggota kelompoknya. "Ayo kita pusatkan konsentrasi kita ke alam Hybrid. Ucapkan itu di benak kalian agar kita bisa ke sana meski belum pernah ke sana."     

Yang lain mengangguk dan mulai saling memejamkan mata, berkonsentrasi penuh sambil menyebut alam Hybrid di benak masing-masing. Hong Wang sudah berada di tengah lingkaran kecil itu.     

Tak berapa lama, muncul pendar cahaya keemasan dari kaki mereka, cahaya itu semakin terang dan membentuk lingkaran dengan simbol-simbol rune kuno aneh di sekelilingnya. Udara menghembus dari lingkaran cahaya di tanah, sehingga rambut dan baju mereka berkibar-kibar.      

Tapi mereka tetap memejamkan mata dan terus berkonsentrasi, karena ini adalah momen krusial mereka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.