Devil's Fruit (21+)

Gazum Sekarat



Gazum Sekarat

2Fruit 1197: Gazum Sekarat     

Andrea muncul di Cosmo sendirian saja dan segera mendekat ke Gazum. "Bagaimana keadaan dia?"      

Shona memandang Andrea dengan tatapan putus asa. "Lukanya terlalu parah, Aunty."     

Andrea mendekat ke Gazum yang diletakkan di rumput pendek depan pondok hunian Cosmo. "Gazum, buruan makan ini dulu!" Andrea segera mengeluarkan pil buatannya dan meminta Gazum membuka paruh.      

Tapi, sang Rajawali Angin tidak juga merespon Andrea. Dia masih tergeletak di sisa kesadaran dirinya. Napasnya seolah bisa sewaktu-waktu putus tanpa bisa diduga.      

Tidak adanya respon dari Gazum membuat Andrea sedih dan kalut. Sembari menahan air matanya, Andrea membelai paruh Gazum, mencoba membuka paruh itu menggunakan kelembutan. Tapi sayang sekali, paruh itu bagai terkunci kuat.     

"Ayo, Gaz! Buka dong paruh kamu. Makan ini, Gaz!" Suara Andrea bergetar karena menahan tangis. "Kamu harus bertahan, Gaz!"      

Namun, tidak ada reaksi apapun dari si Rajawali Angin. Gazum masih saja memejamkan mata dan paruhnya terkunci dengan napas pendek-pendek dan berjarak panjang.      

Melihat itu, Andrea mau tak mau harus menggunakan kekuatan telepati untuk berkomunikasi dengan Gazum karena demon beast itu masih bisa dikatakan hewan terkontraknya juga. 'Gaz, ayo dong buka paruh kamu. Pil ini harus masuk ke tubuh kamu.'     

Gazum di sisa-sisa kesadarannya, menyahut lemah telepati Andrea, 'Nyonya, kurasa percuma meski kau memberiku ribuan pil seperti itu. Sebentar lagi nyawaku putus, Nyonya.'     

Andrea menunduk sambil menangis, tak bisa lagi membendung kesedihannya. 'Gak! Gak boleh! Kamu gak boleh mati, Gaz! Kagak aku ijinkan kamu untuk mati, Gaz!' seru Andrea di telepatinya. Dia sudah kehilangan Sabrina, dan tidak ingin kehilangan lagi.     

'Nyonya, aku sangat berterima kasih padamu yang telah mengangkatku menjadi beast-mu. Bahkan kau juga membuatku naik tingkat dari beast biasa menjadi demon beast. Mungkin aku takkan bisa mencapai itu jika tidak mengikutimu. Aku sungguh berterima kasih atas semua pengalaman dan kenangan indah aku bersama kalian. Sungguh merupakan kenangan istimewa tak ada duanya yang tidak mungkin bisa aku tukarkan dengan apapun.'      

'Gaz! Stop! Kamu pasti hidup! Kamu pasti selamat!'     

Shona dan yang mengerubungi Gazum saling bertatapan melihat Andrea menangis sesenggukan sambil menundukkan kepalanya. Mereka tidak mengetahui bahwa Andrea sedang melakukan telepati dengan Gazum.      

Meski tidak mengetahui itu, mereka sama sekali tidak berani berkomentar apapun meski hanya sebuah gumaman.      

Mereka juga sama sedih dan kalutnya seperti Andrea. Walaupun kenangan pribadi mereka bersama Gazum tidaklah banyak, namun si Rajawali Angin itu tetaplah seorang rekan yang berharga bagi mereka.      

Kehilangan Gazum seperti kehilangan anggota keluarga. Begitulah yang dirasakan mereka semua di situ.      

Mau tak mau, Shona menyentuh lengan Andrea yang masih terisak-isak. "Aunty ...." Satu tangannya masih menyalurkan tenaga Healing-nya.     

Gazum lekas memberikan telepati ke Andrea, 'Nyonya, katakan pada Nona Shona kalau dia tidak perlu susah payah mengeluarkan tenaga spesialnya untukku. Aku tidak mungkin selamat. Dia harus menghemat kekuatannya.'     

Andrea menaikkan kepalanya untuk menoleh ke Shona, dia berkata, "Gazum gak bisa buka paruh. Tenaganya sudah habis. Dia ... dia beneran sekarat, Shosho, hiks! Gazum sekarat, hiks!"      

'Nyonya, minta Nona Shona hentikan Healer dia padaku. Jangan buang-buang energi berharga dia!' Gazum mengingatkan Andrea. 'Nyonya, waktuku tidak lama lagi. Tolong jangan lupakan aku. Salam untuk semua anggota tim Blanche, terutama kakek sialan Heilong dan si malang Noir.'     

"Shosho ... Gazum ... Gazum bilang dia gak ingin kamu menyia-nyiakan kekuatanmu karena dia sebentar lagi ... sebentar lagi ...." Andrea tak bisa melanjutkan ucapannya. Dia tak tega mengucapkan itu. Ia pun menangis lagi sambil tertunduk dan memeluk kepala besar Gazum dan menaruh dalam pangkuannya.      

Shona menggeleng. "Aku belum ingin menyerah, Aunty." Rupanya dia keras kepala dan meyakini kekuatannya bisa menyelamatkan Gazum.      

Dahulu pun dia sudah beberapa kali berhadapan dengan rekan yang di ambang maut dan mereka semua berhasil dia seret kembali ke dunia kehidupan. Maka dari itu, dia pun yakin kali ini tidak ada bedanya.     

Dia pasti bisa!     

Shona semakin mengerahkan energi healing dia lebih besar ke luka Gazum agar luka itu lekas menutup dan robekan di tepi jantung Gazum bisa lekas merekat sembuh.      

Sayangnya, luka itu tidak sederhana. Meski hanya tertembus belati, namun belati itu sebenarnya bukanlah belati biasa. Energi hitam yang melingkupi belati itu sungguh energi berbahaya dan fatal apabila berhasil melukai targetnya.     

Andrea mendengar semangat Shona dan timbul pula harapan di dalam benaknya. Dia pun lekas melakukan hubungan jarak jauh untuk mencapai Druana, iblis medis terkenal di Underworld. Semoga saja Druana lekas menyahut seruannya.      

Shona melihat Andrea sedang berkonsentrasi dengan satu tangan menempel pada kening sampingnya. Sedang apa kira-kira dia? "Aunty? Kau sedang ...."     

"Aku lagi manggil Druana." Andrea menjawab pendek tanpa membuka matanya, masih terus berkonsentrasi mencari keberadaan Druana melalui kekuatan pelacakannya.      

Shona pun terdiam dan membiarkan Andrea menuntaskan misinya itu. Druana adalah sosok yang familiar bagi tim Blanche. Dia pun amat mengenal si iblis medis tersebut. Dia banyak belajar dari Druana sehubungan dengan kekuatan Healer yang dia miliki.      

Di hati Shona, dia merasa girang andaikan benar Druana akan bisa muncul di sini. Dengan begitu, proses penyelamatan Gazum akan lebih besar dan prosentase Gazum tetap hidup juga lebih tinggi. Shona sungguh berharap Druana bisa dihadirkan sekarang juga.     

Druana bisa dikatakan guru medis bagi Shona.     

"Dapat!" Andrea berseru. Kemudian, dia kembali berkonsentrasi, dan tak lama kemudian, muncullah Druana di hadapan mereka.      

"Halo, Tuan Putri cantik. Sepertinya aku sangat dibutuhkan di sini kalau menilik dari panggilan panik yang kau serukan padaku, hi hi hi!"     

"Dru, please buruan tolong demon beast aku." Andrea berdiri dan menarik Druana mendekat ke Gazum.      

Druana pun bersimpuh di sebelah Gazum dan mulai menjulurkan dua tangannya di atas dada Gazum untuk memeriksa kondisi pasti si rajawali. "Hmm ...."     

"Gimana, Dru?" Andrea tak sabar ingin lekas mendapatkan kepastian. Dia berharap Druana memberikan kabar baik.     

"Sebentar, Tuan Putri." Druana melirik singkat ke Andrea di dekatnya dan kemudian bicara pada Shona, "Putri kecil, tolong minggir dulu tanganmu."     

Shona sedikit bingung ketika Druana menyuruh dia menyingkirkan tangan yang masih menyalurkan tenaga Healer bagi Gazum. Tapi karena dia memercayai sang guru, maka Shona pun melaksanakan apa yang diminta Druana.     

Usai tangan Shona turun, giliran tangan Druana yang ditempatkan di atas dada Gazum yang terluka. Ia tampak fokus dan berkonsentrasi penuh sambil mengeluarkan kekuatannya.      

Mendadak, muncul sebuah belati yang berselubung energi hitam dari dalam dada Gazum. Andrea dan semua yang di situ membelalakkan mata mereka, tak percaya ternyata alat itu masih berada di tubuh Gazum.      

Druana menarik belati itu menggunakan kekuatannya dan dia seolah bersusah payah melakukannya. Nampaknya belati itu tidak mudah dikeluarkan.      

Zlepp!     

Belati itu tiba-tiba bagai terhisap masuk lagi ke dada Gazum dan si rajawali terhentak kesakitan meski tidak banyak bersuara.      

"Ohh, sial! Susah sekali!" Druana mengumpat pelan. "Maaf, justru membuatmu tertikam dua kali." Ia tersenyum canggung ke Gazum.     

Secara tak terduga, Andrea mendapatkan telepati dari putra sulungnya, "Ma, Pangeran Djanh ingin masuk ke sana untuk melihat paman Gazum."     

Andrea mengangguk dan menghadirkan si pangeran Incubus yang segera menghampiri Gazum.      

"Sudah tak ada harapan lagi, yah?" tanya Pangeran Djanh.     

Druana menoleh ke Pangeran Djanh dan mengangguk. "Aku rasa, jika belati itu diambil, maka nyawanya langsung hilang."     

"Aku punya cara final dan mutakhir agar Gazum tidak mati sia-sia." Pangeran Djanh berkata. "Satukan dia dengan si singa petir."     

"APA?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.