Darah Buruk
Darah Buruk
Jovano mengangguk, tidak berusaha menutupi, karena memang nyatanya sang adik sedang bermasalah di Jepang ini. "Ya, dia memang sedang membuat masalah, dan entah kapan ini reda."
"Sepertinya akan agak alot untuk bisa reda dalam waktu singkat, Jo, kecuali adikmu bisa mengembalikan suara Deandra." Naru berbicara santai dengan suara tak begitu keras.
Karena Jovano sudah tau bahwa Naru adalah seorang Onmyouji muda, maka dia tidak heran jika Naru bisa mengetahui apa yang terjadi dengan Deandra. "Ternyata kau juga sudah mengetahui mengenai hal itu sampai sejauh itu, Naru."
"Aku diberitahu salah satu Shikigami-ku." Naru memaksudkan salah satu familiar dia alias prewangan jika dalam bahasa Jawa.
"Ohh, bahkan apapun sepertinya susah disembunyikan dari Shikigami kamu, Naru." Jovano cukup takjub juga pada kemampuan 'prewangan' milik Naru. "Sepertinya kau banyak memiliki Shikigami kuat."
"Ya, aku diberikan dua lagi Shikigami oleh keluargaku karena aku berhasil memusnahkan iblis Kyuubi yang waktu itu. Padahal itu adalah jasa kamu dan Zevo, juga keluargamu. Aku sebenarnya malu jika membicarakan ini padamu." Naru tidak merahasiakan mengenai itu dari Jovano.
"Santai saja, Naru. Hal seperti itu tidak perlu dianggap besar. Itu juga ada kerja keras kamu dan Shikigami kamu saat itu." Jovano tidak ingin Naru merasa rendah diri karena hal penangkapan Kyuubi yang sebenarnya makhluk itu masih ada, hanya ... sudah dibawa ke dimensi lain yang tidak diketahui Naru.
"Jadi, benarkah adikmu benar-benar bisa mengambil suara Deandra?" Naru ingin memastikan.
"Yah, seperti yang dikatakan oleh Shikigami milikmu." Jovano agak mendesah ketika mengatakan itu.
"Jadi apakah benar bahwa dia ... adalah vampir?" tanya Naru secara hati-hati, takut menyinggung perasaan Jovano.
Ini tidak bisa dielakkan. Jovano pun mengangguk. Percuma jika dia sok-sokan menutupi karena pasti akan diketahui Shikigami Naru. "Ya, dia memang ... vampir, karena ayah keduaku adalah seorang vampir, dan dia ikut genetik dari ayahku yang itu."
"Jadi ... maksudmu ... kau punya 2 ayah?" Naru agak terkejut juga. Kini terjawab sudah kenapa dia merasakan hawa berbeda dari Ivy ketika dulu dia bertemu si gadis vampir.
"Ya, tapi ayahku yang vampir itu sudah meninggal ketika terjadi perang dengan kerajaan vampir di Kutub Selatan." Jovano bicara blak-blakan saja dengan Naru. Dia percaya pada pemuda itu.
Naru sempat melongo kaget mengetahui bahwa Jovano yang masih muda begitu sudah mengalami namanya peperangan, bahkan dengan kerajaan vampir. "Kau berusia berapa waktu itu?"
"Hm, sekitar ... itu aku masih elementary ketika perang di Kutub Selatan ... dan ketika perang di Rumania ... aku di junior high school." Jovano sambil mengingat-ingat.
Kali ini Naru benar-benar menganga lebar. "Jo, tidak kusangka ... kau yang masih di elementary school ... ya ampun, berperang?"
"Ha ha ha, yeah!" Jovano tertawa ringan mengingat jaman itu memang agak gila juga jika membayangkan anak SD sudah berperang besar-besaran. "Hm, itu suatu pengalaman yang ... menegangkan sekaligus mengasikkan. Sungguh hal bagus untuk menempa diriku."
"Pantas saja kau setangguh itu ketika di SMA. Shikigami-ku berkata bahwa kau sosok yang tangguh dan memiliki kekuatan luar biasa yang belum sempurna terasah." Naru tidak menyembunyikan perihal yang pernah dikatakan salah satu Shikigami dia.
"Wow! Iya kah?" Jovano kaget. Jadi, dia masih memiliki kekuatan yang belum seratus persen keluar?Padahal kekuatan yang sekarang saja sudah membuat banyak iblis dan siluman tunggang langgang apabila dia mulai keluarkan api hitam dia saja, belum jika dia munculkan cahaya surgawi.
Naru mengangguk. "Jadi, apakah menurutmu mungkin jika Ivy bisa mengembalikan suara milik Deandra?"
"Sepertinya itu adalah hal yang sangat mustahil dilakukan, bro." Jovano sambil melihat sekitar agar tidak ada siapapun yang menguping percakapan mereka berdua. "Ibuku mendapatkan informasi dari ayahnya Zevo, bahwa jika suara yang sudah diambil Ivy dipaksakan keluar dari dia, maka itu akan membahayakan jiwa Ivy, dan kami tidak mau itu terjadi."
"Ohh, oleh karena itulah alasan kenapa Deandra kini mulai aktif menjadi artis drama di televisi?" Naru mulai melihat benang merahnya.
"Ya. Hanya itu yang bisa dilakukan oleh ayahnya Zevo sebagai solusi untuk karir Deandra."
"Lalu, apakah adikmu kuat menghadapi hujatan orang-orang?"
"Entah. Biasanya dia jenis orang yang cuek, tapi kemarin dia sampai kabur dari rumah, ke Osaka hanya dengan mengandalkan kekuatan berpindah tempat ala vampir dia saja."
"Osaka? Dari sini?"
"Ya. Bahkan dia sempat-sempatnya mengecoh kami yang melacak dia dengan menyebarkan banyak aroma dia di sekeliling Tokyo, dan itu membuat aku dan mamaku bertemu salah satu siluman laba-laba dan babi."
"Siluman laba-laba? Tsuchigumo?" Naru terperanjat.
"Ya. Itu. Dia pertamanya mengaku sebagai Bishamonten, tapi kemudian dia mulai meminta tangan kami setelah memerangkap kami di dimensi dia, dan datanglah siluman babi yang membantu kami membujuk Tsuchigumo untuk menyerah saja sejak aku mengeluarkan api hitam."
"Wow, menyamar jadi Bishamonten! Berani sekali dia. Hm, padahal kau harus tau, Tsuchigumo itu tergolong siluman yang kuat, meski masih jauh di bawah Kyuubi ataupun Yamata no Orochi ... tapi dia tetap tidak boleh disepelekan."
Akhirnya, dua orang itu justru memperbincangkan mengenai siluman-siluman yang diketahui oleh Naru.
"Nah, ini sudah hampir jam kuliahku." Naru menepuk pahanya. "Senang sekali bisa mengobrol banyak dan akrab seperti ini, Jo." Ia bangun dari duduknya dan mengulurkan tangan ke Jovano.
"Tentu saja." Jovano menerima uluran tangan Naru dan mereka saling berjabat tangan. Naru kadang kaku seperti itu meski mereka sudah menjadi teman akrab. "Aku juga terima kasih padamu karena mendapatkan banyak informasi dan wawasan mengenai makhluk-makhluk yang belum aku ketahui."
Setelah Naru pergi ke gedung fakultas dia sendiri, tinggallah Jovano sendirian saja di meja itu dan dia kembali pada kesibukan tak jelas dia dengan laptop-nya sambil menunggu jam mata kuliah dia sendiri.
Saat ini, dia merenungkan ucapan Naru tadi. "Keluarga dan saudara memang sebuah hubungan yang penting dan bisa dikatakan darah lebih kental dari air. Namun, apabila darah itu buruk, maka dia memang harus dibuang untuk menyelamatkan darah lainnya yang masih sehat."
Astaga, bukankah itu berarti Naru memberi saran untuk 'membuang' Ivy yang dianalogikan sebagai darah buruk?
Tapi apakah Jovano dan keluarganya sanggup membuang Ivy hanya karena bocah itu terkadang bertindak tidak terkendali? Sang ibu pasti tidak akan setuju mengenai itu.
Namun, ucapan satu lagi dari Naru mengusik Jovano. "Aku tidak melihat adanya terang dari Ivy dibandingkan seperti padamu."
Ohh, ini sungguh membingungkan Jovano. Itu jelas merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Ini seperti kita mengamputasi anggota tubuh kita sendiri. Mampukah?
Ya sudah, daripada dia terus saja pusing memikirkan masalah Ivy, mungkin ada baiknya dia rilekskan otak dia dengan menonton film atau anime dulu.
Ketika dia sedang asik streaming film, tiba-tiba anting komunikasi dia memberikan sinyal tanda. Dia pun diam-diam menyentuh anting itu dan bertanya, "Ada apa?"
"Kak Jo! Ada sekelompok iblis yang ingin mencelakai Ivy!" Suara Gavin terdengar panik di sana.