Semuanya Berjaga
Semuanya Berjaga
Kekacauan malam ini segera diperbaiki oleh penghuni mansion. Semuanya dikembalikan ke keadaan semula, sehingga tidak perlu ada kerusakan apapun di sana. Segalanya tuntas dengan bantuan tenaga magis.
Andrea segera saja mengirim Zivena ke Alam Cosmo untuk istirahat karena dia merasa di sanalah bocah itu akan jauh lebih aman tanpa dia khawatir mengenai apapun. Ada Kyuna dan yang lainnya akan merawat Zivena di sana selama bocah itu tidur panjang untuk memulihkan diri.
Apalagi tadi Zivena sampai harus menguras tenaga seekstrim itu demi bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan kemudian membantu ibunya untuk bisa tenang dan kembali normal. Seberapa besar itu membutuhkan tenaga si bocah cilik? Sangat banyak.
"Kalian, berjaga dulu di sini, aku akan ke Cosmo." Andrea berkata ke semua penghuni mansion dan ia lekas masuk ke Alam Cosmo untuk menemani Zivena sembari memberikan berbagai obat serta apapun yang bisa mempercepat pemulihan sang gadis cilik.
Dante dan yang lainnya membiarkan Andrea untuk mengurus Zivena di Alam Cosmo. Mereka kini sudah selesai membenahi mansion dan segera duduk berkumpul di ruang tengah, termasuk Ivy karena khawatir jika bocah itu terpisah, akan mudah disergap iblis lain.
"Kita sekarang harus lebih sering bersama-sama, terutama Ivy, kau harus terus berada di antara kami, jangan memisahkan diri lagi, jangan sendirian lagi." Tuan Nephilim menatap anak tirinya. Meski Ivy berstatus demikian bagi Dante, namun gadis itu tidak pernah dibedakan sama sekali oleh si Nephilim. Hanya Ivy saja yang tidak ingin didekati Dante dan yang lainnya.
"Himechan, mulai sekarang harus terus berkelompok dengan kami, yah!" Gavin menoleh ke Ivy, berharap gadis itu tidak keras kepala dan patuh.
"Iya, Ivy dear, kau tidak boleh lagi sendirian, karena sepertinya mereka sedang mengincar kamu." Jovano menambahkan. Di antara mereka semua, yang paling lemah memang adalah Ivy. Kiran meskipun terlihat malu-malu dan introvert, tapi gadis itu tetaplah keturunan iblis dan tentu bisa menjaga dirinya lebih daripada Ivy.
Berbicara mengenai Kiran, anak bungsu Kenzo dan Shelly, dia agak berbeda dari sang kakak, Gavin. Jika Gavin sudah bisa mengeluarkan potensi kekuatan iblis dia semenjak kecil, Kiran tidak demikian. Kiran tidak sekuat kakaknya, namun dia tetap memiliki kemampuan teleportasi cepat layaknya iblis, namun ... dia sepertinya tidak memiliki bakat menjadi Cambion Hera seperti Andrea.
Kiran yang pemalu ini diperkirakan tidak berbakat sebagai Cambion Hera, tidak seperti sang kakak yang ada bakat besar sebagai Cambion Zeus. Tapi belakangan ini, kekuatan magis Kiran sudah mulai muncul karena Kiran telah memupuknya sedari kecil.
Ini berbeda dengan Andrea sebagai Cambion Hera yang memunculkan kekuatan sejati dia semenjak berumur 17 tahun, karena saat itu Andrea sama sekali tidak menyadari adanya darah iblis dalam dirinya, sehingga dia tidak begitu menyadari adanya kekuatan di dalam tubuh dia.
Satu-satunya kekuatan magis Andrea yang dia rasakan dan miliki semenjak kecil hanyalah senyum maut yang bisa membuat luluh siapapun yang ditargetkan, dan tingginya daya memori yang menjadikan Andrea sebagai murid terpintar di sekolahnya tanpa dia perlu susah payah belajar, cukup membaca sekali saja.
Maka, Kiran sebagai Cambion biasa, semenjak kecil dia sudah tau dirinya siapa, apa jati diri dia yang sebenarnya, maka dari itu dia bisa dengan lebih mudah memunculkan kekuatan iblis di tubuhnya, seperti teleportasi, membuat bola api meski masih berskala kecil, dan ketajaman daya ingat.
Mungkin jika Kiran dilatih lebih giat oleh sang ayah, kekuatan dia bisa lebih bertambah. Dan sepertinya bocah perempuan itu sudah meneguhkan keputusan yang dia buat, bahwa dia ingin mempertajam kemampuan dia untuk bisa menjaga Ivy.
Saat semua orang di ruangan tengah mansion membicarakan mengenai serangan iblis dan juga merundingkan pencegahan mengenai serangan berikutnya, Kiran menempel ke kakaknya dan berbisik, "Kak Gav, aku ingin diajari supaya kuat."
Gavin yang ada di sebelahnya langsung menoleh ke sang adik. "Kau serius? Mau berlatih?" Ia agak terkejut juga mendengar permintaan si adik. Dulunya, Kiran selalu saja menolak jika hendak dilatih. Kiran beralasan malulah, capeklah, atau tak percaya dirilah. Dan itu membuat Kenzo tidak memaksa anak gadisnya. Bagi Kenzo, nanti jika memang Kiran sudah siap, pasti dia sendiri yang akan meminta berlatih.
Dan itu memang terbukti sekarang.
Kenzo pernah berkata pada Gavin, "Keinginan berlatih dan memperkuat diri muncul ketika kau ingin melindungi seseorang yang penting bagi dirimu."
Dan yah, ini memang yang dirasakan Kiran saat ini. Sebagai orang yang diam-diam mengidolakan Ivy, dia ingin lebih kuat lagi untuk melindungi idolanya.
Malam itu, mereka semua terjaga. Ivy di tempatkan di kamarnya bersama dengan Kuro dan Kiran. Sementara itu, Gavin serta Jovano berjaga di depan pintu kamar si gadis vampir, sedangkan Kenzo, Shiro, Dante dan King Zardakh berdiri berjaga di balkon kamar Ivy.
Shelly sudah dikirim ke Alam Cosmo, untuk membantu Andrea merawat Zivena di sana. Lagipula, jika iblis menyerang kembali, itu akan membahayakan nyawa Shelly yang tidak memiliki kekuatan iblis.
"Dan, kalau mereka nyerang lagi, please banget kasi tau aku, yah!" pesan Andrea melalui anting komunikasi mereka.
"Baiklah, sayank. Jaga diri kalian di sana, titip cium sayang untuk Zizi." Tuan Nephilim menyahut.
Hingga pagi, tidak ada serangan lanjutan dari iblis lain. Ini melegakan mereka. Jovano pun mulai bersiap-siap hendak berangkat seperti biasanya. Sedangkan Gavin dan Kiran dirumahkan untuk membantu menjaga Ivy.
King Zardakh kembali ke Underworld untuk mencari informasi mengenai serangan tadi malam. "Nanti kalau ada apa-apa, lekas suruh Jo hubungi aku. Aku pasti akan datang sekedipan mata." Beliau berpesan demikian pada panglima perangnya, Kenzo.
"Baik, Yang Mulia." Kenzo menundukkan punggungnya dan King Zardakh pun kembali ke alam dia di Underworld.
"Kak, boleh sekarang?" tanya Kiran pada Gavin pagi itu. Karena mereka keturunan iblis, mereka tidak merasa lelah meski semalaman tidak tidur. Ivy pun demikian, apalagi dia makhluk ras vampir yang sama sekali tidak memerlukan tidur pada dasarnya.
"Sekarang? Kau yakin ingin sekarang?" tanya Gavin.
Kiran mengulum bibirnya sambil mengangguk. "Lebih cepat lebih baik. Aku juga ingin lebih kuat seperti kalian agar bisa berguna." Demikian tekad yang disampaikan olehnya.
"Bagus! Kakak senang kau sekarang sudah menyadari bahwa melatih diri itu penting untuk bangsa kita ini." Gavin mengangguk puas dan ia menyampaikan ini pada sang ayah. "Pa, Ran ingin berlatih."
Kenzo yang mengetahui itu tentu saja gembira. Akhirnya si putri bungsu sudah mau berlatih. "Baguslah kalau benar begitu. Kau latihlah adikmu di kebun belakang, tapi jangan terlalu jauh. Harus dalam jangkauan mata kami di sini."
"Kenapa tidak kita saja datang ke kebun belakang?" usul Dante mendengar mengenai Kiran ingin berlatih.
"Ahh, itu saran yang bagus, Uncle Dante!" Gavin menguraikan senyum lebar lalu berkata ke Ivy, "Himechan, ayo kita semua ke kebun belakang. Tentu akan bosan jika di sini terus sejak semalam, kan?"
"Ahh, ya benar!" Kuro menimpali. "Sambil duduk-duduk santai di bawah pohon sakura pasti akan sangat menyenangkan!"
Ivy tak punya pilihan lain selain mengangguk setuju.