Devil's Fruit (21+)

2V



2V

1Fruit 912: 2V     

Vargana dan Voindra sudah sama-sama sepakat dan malah Vargana tertular antusiasme dari sang adik dan mulai bersemangat akan grup duo mereka nanti. Mereka secara khusus berunding mengenai nama duo untuk grup mereka.      

Setelah melalui perdebatan yang panjang, mereka malah mendapatkan nama yang tepat dari sang ibu yang secara iseng berujar ketika sedang lewat di depan kamar Voindra, tempat yang digunakan kedua bocah remaja itu untuk berunding.      

"Kenapa nggak 2V aja biar gampang?" Begitu yang diceletukkan sang ibu, Myren.      

"Apa, Ma?" tanya Voindra ketika mendengar ibunya bicara sambil lalu tadi.      

Myren pun mau tak mau berhenti berjalan dan melongok ke dalam kamar yang terbuka tersebut. "2V, nama grup kalian. 2V alias 2 Victory. 2 Kemenangan, sekaligus 2 inisial nama kalian."     

Vargana dan Voindra saling berpandangan. Kenapa mereka tidak memikirkan itu dari tadi? Padahal sebelum ini, mereka mencari nama yang rumit dan aneh agar terkesan berbeda. Namun, sang ibu dengan entengnya memberikan usul sebuah nama yang sederhana namun maknanya tidak sesederhana yang dilihat.      

"Iya, Voi! 2V itu keren, tau!" Mata Vargana berbinar.      

"Iya juga, Kak! 2V itu simple tapi dalam banget maknanya! Selain victory, juga inisial nama kita!" Voindra juga membalas dengan binar yang sama.      

Mereka berdua, kakak dan adik, jarang sekali bertengkar. Vargana benar-benar bisa menjadi seorang kakak yang telaten dan mengayomi sang adik. Dia belajar dari Jovano, oleh karena itu dia bisa lebih sabar dan mengalah pada Voindra.     

Sang adik juga sangat memuja kakaknya yang hebat serta sering bergantung ini dan itu pada sang kakak, menjadikan dia tidak mungkin bisa bertengkar menentang kakaknya.      

Seperti itulah kerukunan hubungan mereka.      

"Atau VV?" Myren mencoba mengguncang keyakinan mereka dengan menyebutkan ide lain untuk nama grup. "Bisa dibaca vivi, dan tau sendiri kan kalau dua huruf V digabung, membentuk huruf W dan itu bisa bermakna WOW. Grup kalian ... VV alias W alias Wow."      

Vargana dan Voindra saling tatap. "No! Ha ha ha!" Mereka kompak menolak dan tertawa.      

"Ehh, tapi VV bagus juga sih kak untuk nama fanbase kita nanti." Voindra malah menyeletuk demikian.      

"Lah Voi, ini kita nanti bakalan jadi grup idol beneran ampe udah ngerancang nama fanbase kita segala, nih? Ha ha ha!" Vargana malah tergelak geli.      

"Tak apalah, Kak ... kalau memang kita nanti jadi hits, kenapa enggak, sih? Kayaknya asik kok jadi idol. He he ..." Voindra membalas dengan kekehan dia.      

"Padahal Kakak kira ini cuma iseng doang, loh!"     

"Yah, kita lakuin secara iseng aja, Kak! Bayangin, fans bakalan bertanya-tanya sambil nunggu kapan kita akan comeback stage. Mereka harap-harap cemas, gitu! Hi hi hi!"     

"Dasar kamu, Voi! Ha ha ha!"     

-0-0-0-0-     

Apa yang telah didiskusikan antara Vargana dan Voindra kini disampaikan ke Andrea oleh kedua gadis itu sendiri.      

"Super good, dah!" Andrea langsung bersemangat begitu mendengar keputusan dari duo gadis. Ia tidak menyangka bahwa Voindra berminat besar menjadi seorang idol, meski itu didasari oleh rasa persaingan gadis itu dengan Ivy.      

"Jadi, ini nanti gimana, Aunty?" tanya Voindra. "Kapan kita mulai?" Ia tampak bersemangat ingin segera dimulai.      

"Ha ha ha, sabar, Voivoi sayank." Andrea sebenarnya menyukai semangat masa muda mereka. "Ini kan harus bikinin lagu dulu untuk kalian."     

"Gimana kalo kita nyanyikan ulang lagu-lagu Vocaloid?" usul Vargana.      

"Lagu-lagu Vocaloid? Kenapa gitu, Vava?" tanya Andrea, ingin tau apa pemikiran dari si sulung dari Myren.      

"Lagu-lagunya Vocaloid itu banyak yang bagus-bagus, Aunty. Tapi kan suara mereka itu suara robot, suara aplikasi software, nah sudah banyak juga para utaite dari Jepang dan Korea yang sering meng-cover lagu-lagu Vocaloid di Yutub dan berbagai kanal pengunggahan lagu di internet. Lalu, kenapa kita nggak bikin lagu itu diunggah di TV aja?" Vargana memberikan penjelasan mengenai apa yang dia pikirkan.      

"Utaite?" tanya Andrea, agak asing dengan istilah yang disebut oleh sang keponakan tadi.     

"Utaite itu sebutan untuk penyanyi yang biasa menyanyikan ulang lagu beken dan dipostingnya di kanal Yutub atau Nico Nico Douga. Dan yang menjadi ciri khas utaite itu biasanya mereka tidak pernah menampilkan wajah asli atau biodata lengkap mereka." Vargana menjelaskan mengenai istilah utaite yang marak di Jepang dan berkembang ke negara lainnya.      

"Jadi kayak ... penyanyi rahasia? Penyanyi misterius, gitu yak? Cuma ada suaranya doang, tapi muka ama biodata asli penyanyinya kagak dimunculin. Gitu?" Andrea menyimpulkan.      

"Yup! Seperti itu, Aunty!" Vargana mengangguk setuju.      

"Banyak loh anak muda ingin jadi utaite, Aunty." Voindra menyambung. "Teman-temanku banyak yang membuat grup utaite, tapi mereka saling merahasiakan identitas ... jadinya kita cuma bisa nebak-nebak saja ini suara yang siapa, itu suara siapa. Gitu, Aunty."     

Andrea manggut-manggut paham. Begitu banyak hal di internet yang tidak dia ketahui semuanya. Bahkan dia baru mengetahui tentang fenomena utaite. Apakah dia sudah mulai tidak update akan hal-hal anak muda masa kini?     

Project mengenai 2V pun mulai diperbincangkan di Adora. Itu menuai pro dan kontra. Yang pro, tentu saja mengatakan bahwa Vargana dan Voindra pantas mendapatkan promosi akan skill mereka. Dan yang kontra menyebutkan dua gadis itu hanya menggunakan koneksi orang tua mereka saja.      

Yah, di dunia ini, tidak akan ada yang namanya seluruh orang setuju semua padamu. Hidupmu ... tindakanmu ... keputusanmu ... selalu akan menimbulkan pro dan kontra untuk orang-orang di sekitarmu.      

Andrea juga tidak terlalu banyak menanggapi akan hal itu. Dia hanya bisa berkata ke banyak kelas yang dia singgahi, "Kami di Adora ini selalu mengevaluasi dan mengamati talenta kalian. Jika kalian kami lihat berprestasi dan ada sesuatu dari kalian yang membuat kalian spesial, maka kami pasti akan memberikan spotlight untuk kalian. Jadi, tidak perlu saling iri, bersaing saja secara sehat dan adil."      

Bahkan kalimat Andrea yang begitu pun juga masih menimbulkan pro dan kontra di antara anak-anak divisi suara dan dance.      

"Yah, sesuatu dari kami itu bisa berupa uang, atau koneksi yang hebat."     

"Hei, kalau memang Nyonya Andrea hanya memuluskan yang punya uang, untuk apa dia membangun Adora ini? Kau ini berpikir, dong!"     

"Lah, jaman sekarang ini kalau tak punya uang, jangan harap bisa terkenal!"     

"Apa kau pikir aku dan teman-temanku di genk 6 dancers bisa muncul di televisi karena kami membayar lebih pada Andrea-san?" Tiba-tiba saja muncul Kaneki Ryuji bersama kelompok dia. "Apa kau masih kurang yakin seberapa miskinnya aku ini, hah?"      

Orang yang tadi memojokkan Andrea dan Adora, langsung ciut.      

"Kalau kalian beranggapan Adora hanya menampung yang berduit atau yang memiliki koneksi dan kalian merasa tidak mampu bersaing dengan mereka, kalian jangan terlalu lama di sini." Han Byulhae menambahkan. "Di sini adalah tempat untuk menempa bakat dan kemampuan, bukan untuk tempat nyinyir tak berujung."     

Maka, beberapa orang yang berhasil dihasut oleh pihak kontra pun keluar dari Adora karena marah dan merasa tidak diperlakukan adil. Tentu saja, slot kuota mereka langsung diisi orang lain yang masih ada dalam waiting list.      

Dan ketika orang-orang itu sadar mereka telah termakan hasutan, mereka hanya bisa menangis kecewa karena sudah tidak ada tempat tersisa di Adora ketika mereka hendak mendaftar ulang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.