The Alchemists: Cinta Abadi

Insting Primitif **



Insting Primitif **

2Marie terpana saat ia menyadari betapa kuatnya pengendalian diri Nicolae semalaman ini sehingga pemuda itu sama sekali tidak melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya. Pemuda itu hanya memeluknya, sesuai permintaan Marie sendiri. Ia sungguh kagum kepada laki-laki yang dua hari lalu menikahinya di depan ibunya ini.     

Sepasang mata cokelat gadis itu tampak berkilauan ketika ia beringsut maju dan mendekati wajah Nicolae, kemudian mencium bibirnya. Nicolae kaget dan sama sekali tidak mengira Marie akan menciumnya.     

Namun demikian, pria itu tidak menolak ciuman dari gadis yang semalaman ini telah membuatnya hampir gila karena menahan diri, bibirnya justru sigap membuka dan menyambut ciuman Marie.     

Semalaman ini ia tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana rasanya jika tubuh indah gadis dalam pelukannya ini menjadi miliknya. Sebagai lelaki normal ia harus berjuang mengendalikan nafsu primitifnya saat tubuh dengan aroma citrus segar ini bergerak lembut dalam dekapannya, dan bunyi desahan napas sang empunya menghembus ke telinganya bagaikan panggilan mesra yang mengundangnya untuk menjelajahi tubuh lembut itu.     

Sepanjang malam, Nicolae berhati-hati memeluk pinggang Marie dan melingkari perutnya, menghindari bagian dadanya yang lunak dan sintal, tidak jauh dari lengannya. Namun, ketika Marie bergerak dalam tidurnya dan bahkan memutar tubuhnya hingga bagian depan dadanya menempel ke dada Nicolae yang telanjang, sontak kepala pemuda itu terasa berdenyut-denyut oleh perasaan tersiksa.     

Sungguh ini adalah peperangan batin yang luar biasa bagi seorang pria normal yang sudah sangat lama tidak menyentuh wanita. Nicolae memejamkan matanya dan berusaha bermeditasi untuk mengosongkan pikirannya, tetapi tidak berhasil. Bagian depan celananya mulai terasa sesak dan suhu tubuhnya naik beberapa derajat.     

Sungguh menyiksa!     

Ia bertekad akan bertahan hingga pagi dan segera meninggalkan tempat ini. Ia hanya perlu menunggu Marie bangun.     

Namun, ketika gadis itu terbangun, gadis cantik itu justru menatapnya dengan penuh cinta dan bahkan mencium bibirnya dengan mesra. Pada saat itu, seluruh tubuh Nicolae seakan sudah disiapkan semalaman untuk menerima curahan cinta gadis itu. Tanpa dapat ditahan lagi ia pun membalas ciuman Marie dengan sama mesranya.     

Nicolae menyadari bahwa Marie sudah kembali sadar sepenuhnya, dan pagi ini gadis itu dengan terang-terangan menunjukkan bahwa ia menginginkan Nicolae, maka pria itu pun mengambil keputusan untuk mengikuti insting primitifnya dan menyerang Marie dengan ciuman-ciuman yang telah ia tahan semalaman.     

Dengan sedikit buas ia membalikkan tubuh Marie dan menindihnya lalu menyerbu bibir gadis itu dengan ciuman panas. Lidahnya menyelusup ke dalam celah bibir Marie yang sedikit membuka dan menjelajahi mulut gadis itu, mencari lidahnya, membelit dan mengisap dengan penuh nafsu.     

Ciuman-ciumannya lalu turun ke dagu, leher, ceruk leher Marie sementara tangannya dengan cekatan membuka kancing demi kancing pakaian gadis itu. Desahan Marie yang menikmati ciumannya membuat Nicolae tersenyum sendiri. Entah kenapa mendengar Marie seperti ini, alih-alih menangis, dua hari setelah kematian ibunya, membuat Nicolae lega.      

Mungkin Marie memang membutuhkan dihibur seperti ini...     

Pemuda itu kemudian membuka kemeja Marie dan melepaskannya perlahan-lahan, ia telah melihat pemandangan indah di depannya yang membuatnya terpesona. Tubuh Marie yang langsing terlihat kurus dari luar, tetapi saat kini tubuh atasnya terpampang polos, hanya ditutupi selembar bra berenda hitam, Nicolae bisa melihat bahwa semua lekuk tubuhnya sangatlah indah dan memiliki porsi yang sempurna.     

Marie menggigit bibirnya dan menatap Nicolae dengan sepasang mata yang dipenuhi nafsu. Ia menarik pria yang sedang terkesima itu dan kembali menghujaninya dengan ciuman. Kali ini, Marie yang bertindak agak agresif dengan menciumi Nicolae dan meraba seluruh tubuhnya.     

"Aku... aku tidak akan menyesal..." bisik gadis itu ke telinga Nicolae. "Aku menginginkan ini..."     

Nicolae mengangguk dan balas mencium Marie. Kalau memang gadis itu ingin bercinta dengannya.. maka ia akan memberikan apa yang mereka sama-sama inginkan.     

Ia menarik tangan Marie ke celananya dan mengarahkan gadis itu untuk membukanya, sementara ia melepaskan bra Marie dari pengaitnya.      

Mereka berdua segera menjadi tim yang baik dalam melucuti pakaian masing-masing dan tidak lama kemudian, keduanya sudah berpagutan di tempat tidur dengan tubuh polos mereka yang indah dan bergerak saling memuaskan.     

Nicolae tidak mengatakan apa-apa di sepanjang kegiatan bercinta mereka, tetapi dari ekspresinya yang dipenuhi kekaguman dan kepuasan, Marie tahu pemuda itu sangat menyukai tubuhnya.     

Nicolae tak henti-hentinya memanjakan setiap inci permukaan tubuh gadis itu dengan sentuhan, ciuman, serta hisapan dari tangan, bibir dan lidahnya. Marie berkali-kali mengejangkan tubuhnya saat merasakan kenikmatan yang asing dan sangat memabukkan ini.     

Ketika Nicolae memposisikan kejantanannya di depan liang kewanitaan Marie dan siap untuk masuk, gadis itu tengah menikmati orgasme ketiganya akibat stimulasi tanpa henti pada payudaranya.     

Sepasang matanya terpejam dan bibirnya sedikit terbuka. Ketika kejantanan pria itu mendorong masuk pelan-pelan, Marie hanya merasakan sedikit rasa sakit yang membuatnya membuka mata dengan kaget.     

Suara lenguhan kesakitan dari bibirnya segera menghilang ketika Nicolae menciumnya dan memasukkan lidahnya untuk menahan suara dari bibirnya. Pemuda itu mendorong kejantanannya masuk hingga sampai ke mulut rahim dan segera memompa berulang kali untuk menghilangkan rasa sakit yang dialami Marie.     

Benar saja, tidak sampai satu menit kemudian, kernyitan di wajah gadis itu telah berubah menjadi senyuman bodoh saat bibirnya terbuka sedikit dan matanya kembali terpejam karena hormon dopamin yang memenuhi kepalanya.     

Marie menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar ia tidak menjerit karena kenikmatan yang dirasakannya di bagian intinya ternyata jauh lebih hebat dibandingkan saat payudaranya distimulasi seperti tadi.     

Ketika Nicolae menggabungkan keduanya, memompa dalam-dalam secara teratur, sambil menciumi dan menghisap payudaranya dan meremas secara bergantian, gadis itu akhirnya tak dapat lagi menahan diri. Ia menjerit sekuat-kuatnya... melepaskan banyak cairan dari liang kewanitaannya yang basah dan terasa begitu penuh.     

Nicolae tersenyum tipis melihat Marie tampak begitu bahagia.     

Ah.. bukan hanya gadis itu saja, Nicolae pun sangat bahagia. Saat ini, ia merasa seolah lepas dari sebuah kutukan penyihir yang membuatnya selama ini hanya memikirkan Aleksis. Ia belum pernah tidur dengan Aleksis atau bahkan menyentuhnya secara seksual. Ia baru mencium gadis itu setelah menjalin hubungan selama empat tahun dan hampir menikah.     

Dulu ia sering membayangkan bagaimana rasanya bercinta dengan wanita yang dicintainya itu.. tetapi ia sangat bersabar dan mau menunggu hingga mereka menikah.     

Tetapi kini ia tidak akan pernah tahu, karena Aleksis sudah menikah dengan saudaranya.      

Nicolae belum pernah tertarik secara seksual kepada wanita mana pun selama sepuluh tahun terakhir ini, dan ia sudah hampir putus asa karena mengira akan perlu waktu puluhan tahun.. atau malah seratus tahun baginya untuk bisa tertarik kepada wanita lain.     

Tetapi kini, saat ia mencurahkan semua nafsu primitifnya kepada wanita yang sekarang sedang ditindihnya, Nicolae merasa bebas.     

Ia dapat menikmati aroma tubuh Marie, ia sangat menyukai kulitnya yang halus; ia tergila-gila mencium bibir Marie yang penuh dan seksi; dan liang kewanitaannya yang sempit, hangat dan basah... terasa begitu nikmat dan menyenangkan.     

Semuanya membuat Nicolae merasa sangat nyaman. Ia juga senang melihat Marie berkali-kali mengalami orgasme akibat kerja kerasnya. Melihat ekspresi bahagia dan agak bodoh pada wajah gadis itu membuat dada Nicolae berdebar penuh semangat.     

Mereka bercinta dengan sangat alami. Nicolae mengganti-ganti posisi untuk membuat kegiatan bercinta mereka menjadi sangat dinamis dan menyenangkan. Marie sendiri bersikap sebagai partner yang baik dan dengan cepat ia belajar untuk segera mengimbangi permainan cinta pria itu.     

Tanpa sadar keduanya pindah dari tempat tidur menuju sofa, lalu berlanjut ke meja dapur, lalu menggunakan Lilith sebagai tumpuan, kemudian masuk ke bathtub...     

"Ahh... ahh..." hanya terdengar suara desahan dan rintihan Marie selama berjam-jam mereka bercinta.     

Nicolae bukan tipe laki-laki yang membuat suara ketika sedang berhubungan seksual, tetapi ia sangat menikmati suara desahan Marie yang seksi di telinganya, dan itu akan membuatnya semakin bersemangat untuk terus menyerang dan memuaskan gadis itu.     

Setelah mencapai puncak berkali-kali dan ia tak sanggup lagi bersuara.. Marie akhirnya menyerah. Ia menatap Nicolae untuk menyudahi kegiatan bercinta mereka.     

"Aku sudah selesai..." Ia merengek pelan. Suaranya terdengar begitu lelah, "Keluarkan saja di dalam. Aku... sedang tidak subur."     

Nicolae mengangguk mengerti. Ia tersenyum tipis dan memompa dengan cepat selama beberapa menit lalu mengeluarkan benihnya di dalam rahim Marie. Tubuhnya bergetar selama beberapa saat, sebelum kemudian ia merebahkan diri ke atas tubuh Marie yang berada di bawahnya dan memeluk gadis itu dengan erat.     

Mereka berbaring dengan berpelukan selama beberapa menit, menikmati after glow, rasa puas yang mengisi penuh dada dan kepala mereka setelah bercinta cukup intens selama beberapa jam.     

"Sekarang sudah pagi..." bisik Nicolae ke telinga Marie, lima menit kemudian. "Aku harus pergi menemui anak-anak..."     

Marie tampak sedikit kecewa mendengarnya, tetapi ia tidak membantah. Ia hanya mengangguk dan menunjuk keran air di dalam bathtub, memberi tanda agar Nicolae menyiapkan air mandi untuk mereka berdua.     

Pria itu mengangguk. Ia menyalakan air panas dan dingin untuk mengisi bathtub dan mereka pun mandi bersama.     

"Aku tidak punya tenaga lagi untuk mandi..." keluh Marie dengan suara agak manja. "Ini salahmu!"     

Nicolae hanya tersenyum mendengarnya. Ia mengambil sabun dan spons mandi lalu membasuh tubuh Marie sebagai bentuk pertanggungjawabannya. "Lain kali aku akan menyelesaikannya dalam waktu lima menit saja biar kau tidak capek. Apakah kau lebih memilih begitu?"     

Marie hanya cemberut mendengar kata-kata pria itu. Tentu saja semua wanita normal akan memilih laki-laki yang bisa memberinya kepuasan dengan bercinta untuk waktu yang lama - walaupun mereka akan mengeluh kelelahan, daripada laki-laki yang hanya bercinta sebentar.     

"Dasar kau... " omel Marie. Namun demikian bibirnya yang tadi cemberut kini berubah tersenyum. Wajahnya bersemu merah ketika mengingat apa yang baru saja terjadi di antara mereka.     

Tadi.. ia dan Nicolae.. ah, ia dan suaminya, melakukan hubungan suami istri pertama mereka. Marie tahu hubungan seksual itu sangat menyenangkan tetapi ia tidak pernah mengalaminya sendiri...     

Sekarang ia sudah tahu rasanya.     

Gadis itu tidak dapat menyembunyikan senyum kebahagiaannya ketika ia mengambil spons dan sabun dari tangan Nicolae dan ganti membasuh punggung lelaki itu.     

Kegiatan mandi bersama ini akhirnya kembali berujung pada kegiatan bercinta sekali lagi, sebelum kemudian mereka membasuh diri dengan air hangat dan mengeringkan tubuh dengan handuk.     

"Aku mengantuk sekali..." keluh Marie. "Aku mau tidur lagi.."     

Nicolae yang sudah mengambil kemejanya dari mesin pengering hanya mengangguk. Ia mengenakan pakaiannya dengan lengkap lalu menghampiri Marie yang masih duduk di tepi pembaringan dengan mengenakan handuk.     

"Tidurlah dengan baik. Aku pulang dulu, Nanti siang aku akan menanyakan kabarmu." Ia mencium bibir gadis itu sekali lagi dan kemudian mendorong tubuhnya untuk berbaring di tempat tidur.     

Marie mengangguk. Ia melepaskan handuknya ke lantai dan menutupi tubuhnya dengan selimut dan tidur meringkuk. Nicolae sesaat terkesima melihat tubuh indah itu terpampang di depannya tanpa ditutupi sehelai benang pun, sebelum kemudian Marie menutupinya dengan selimut.     

Gadis ini memang sangat cantik.. dan tubuhnya begitu nikmat. Nicolae menelan ludah saat ia mengacak rambut Marie dan membiarkannya tidur dengan damai.     

Ia keluar tanpa suara dari apartemen Marie dan berjalan menuju apartemennya sendiri. Ia harus berkemas dengan anak-anaknya. Besok mereka sudah harus berangkat ke Italia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.