Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Uh ... Mereka Semua Kelihatannya Sangat Kuat



Uh ... Mereka Semua Kelihatannya Sangat Kuat

1"Nenek?" Hao Ren terkejut. "Kau pulang sendiri? Apa aku sebaiknya menjemputmu?"     

"Jangan khawatir dan perhatikan saja pelajaranmu. Aku kembali bersama seorang teman dari kota asalku yang datang ke Kota Lautan Timur untuk melakukan pekerjaan; dia bisa menemaniku pulang," kata Nenek di sisi lain telepon.     

"Jam berapa kira-kira nenek akan kembali?" Hao Ren merasa gembira.     

Dia memiliki hubungan yang baik dengan Neneknya, jadi dia sangat merindukannya setelah sekian lama.     

Kereta akan tiba jam 5 sore dan temanku akan pergi mengerjakan pekerjaannya setelah mengantarku. Kau tidak perlu datang dan menjemputku," katanya dengan suara ramah. Kelihatannya dia bersenang-senang di Zhejiang.     

"Oke! Aku akan datang untuk menghabiskan waktu bersama nenek malam ini!" Hao Ren menutup telepon dengan gembira.     

Zhao Yanzi mendekat setelah dia menutup pintunya. "Nenek pulang?"     

"Ya … " Hao Ren mengangguk.     

Teleponnya berdering lagi.     

Itu masih Nenek, "Aku lupa memberitahumu untuk mengajak Zi ke sini. Aku membawakan beberapa makanan khas setempat."     

"Oke." sebelum Hao Ren menutup telepon, Nenek menambahkan, "Undang Yujia juga! Aku juga membawa beberapa untuknya!"     

"Uhm …. Nenek … apa kau berusaha memulai perang?" pikir Hao Ren pada dirinya sendiri.     

Nenek menutup telepon dengan ceria sebelum Hao Ren bisa bereaksi.     

Zhao Yanzi semakin mendekat setelah telepon itu. "Apa yang Nenek katakan? Apa dia bawa hadiah?"     

"Beberapa makanan lokal." Hao Ren menjawab.     

"Ah? Apa benar?" dia menjadi sangat senang matanya bersinar. "Apa dia bawa ubi?"     

Hao Ren melihatnya dan mengangkat bahu, "Kau hanya tahu ubi …. "     

"Tuan Hao, Nona Zi, silakan masuk ke dalam mobil," Lu Qing membuka pintu di depan mereka.     

Zhao Yanzi cemberut dan sedikit menarik ujung kaus Hao Ren, "Paman, bisakah kau meminta nenek untuk membawa beberapa ubi …. "     

"Aku akan mengirimkan satu truk jika kau mendapatkan peringkat pertama di ujian akhir!" Hao Ren duduk dalam mobil dan berbalik padanya.     

"Huh!" Zhao Yanzi menggigit bibirnya dan cemberut.     

Lu Qing mengemudi dengan mantap, tidak mempedulikan perdebatan di antara mereka berdua.     

Sedikit dingin di pagi hari di pantai.     

Langit di atas Kota Lautan Timur kembali cerah, dan Istana Sembilan Naga yang muncul selama seminggu telah menghilang. Hao Ren sedikit tidak terbiasa dengan hal itu.     

Mobil itu tiba di gerbang Sekolah Menengah LingZhao, dan Zhao Yanzi turun dari mobil. Dia berbalik pada Hao Ren dan mendengus tiga kali kepadanya.     

Dia tidak membawa ranselnya hari ini. Entah bagaimana dia bisa belajar hari ini.     

Lu Qing menyalakan mobil dan dengan lancar melaju ke arah Universitas Lautan Timur.     

"Tetua Lu, apa ada hal baru tentang serangan pada Istana Naga kemarin malam?" Hao Ren bertanya dengan serius.     

"Tidak sampai saat ini, tetapi kami mengira itu adalah serangan percobaan Lautan Barat," Lu Qing menjawab dengan tatapan serius di wajahnya. "Mereka mengirimkan sosok yang kuat kali ini."     

"Sosok yang kuat seperti apa?" Hao Ren langsung bertanya.     

"Nama panggilannya Serigala Hitam, dan dia level Qian tingkat menengah. Meski dia belum mencapai tingkat tinggi, Master Qian tingkat menengah lainnya tidak akan bisa mengalahkannya," kata Lu Qing.     

"Serigala Hitam … " Hao Ren mengulang namanya dengan perlahan.     

"Dia muncul di Kota Lautan Timur di bawah misi melindungi Zeng Yitao. Namun, dia sebenarnya pembunuh dan agen intelijen yang sangat ahli. Sangat jelas apa tujuan Lautan Timur dengan mengirimkannya kemari," lanjut Lu Qing.     

"Apa Zi akan baik-baik saja?" Hao Ren sedikit khawatir.     

"Mereka tidak akan berani melakukan apa-apa pada Nona Zi. Ditambah lagi kami telah mengatur beberapa master untuk melindungi di sekolah," jawab Lu Qing.     

Hao Ren masih khawatir walau jawaban Lu Qing. Meski, itu mungkin terlalu dramatis untuk menyembunyikan Zi di Istana Naga hanya karena langkah sederhana dari Lautan Barat.     

Tangannya mendarat di kalung di dadanya dan merasakan Tombak Emas Naga Melingkar berbaring diam di dalam. Itu adalah Harta Dharma Natal milik Zeng Yitao dan masih berada di tangan Hao Ren.     

Bahkan tanpa berpikir keras, dia bisa menyimpulkan, Zeng Yitao pasti akan mencari kesempatan untuk merebut kembali harta itu. Terutama sekarang acara Istana Sembilan Naga telah selesai, bagaimana mungkin Zeng Yitao akan membiarkan Harta Dharma Natalnya tetap berada di tangan orang lain?     

"Kau sendiri berhati-hatilah. Apa pun yang terjadi, Anda adalah anggota inti dari Istana Naga Lautan Timur. Dan teknik Anda yang paling lemah," kata Lu Qing.     

"Aku tahu," Hao Ren memutar Teknik Pedang Cahaya Pemecah Bayangan dengan lancar ke seluruh tubuhnya saat Inti Sari Naga diam-diam menjadi aktif juga.     

Ketiga puluh sembilan bukaan telah diterobos, dan satu lagi akan membawanya ke level-Zhen.     

"Walau Su Han bermaksud melindungimu saat memintamu menjadi Inspektur Pembantunya," kata Lu Qing tiba-tiba.     

Dia melanjutkan sambil menyetir, "Itu adalah kejahatan yang serius untuk menyerang seorang Inspektur Pembantu, meski hanya Inspektur Pembantu. Lautan Barat tidak akan mengambil resiko itu kecuali terpaksa. Ditambah lagi, Zi adalah seorang putri, dan Lautan Timur akan bertempur sampai mati jika Lautan Barat melukainya. Sehingga, mereka tidak akan bertindak gegabah.     

"Um … " Hao Ren mengangguk. Bergabung kembali dengan Neneknya adalah hal paling penting yang dia pikirkan saat ini.     

Mobil itu memasuki Universitas Lautan Timur. Jika para mahasiswa melihat Lu Qing, sang Wakil kepala sekolah mengemudikan Hao Ren ke sekolah, mereka akan sangat terkejut hingga mata mereka akan keluar!     

"Terima kasih … Kepala Sekolah Lu," Hao Ren ragu-ragu saat dia keluar dari mobil. Lebih baik memanggil Lu Qing sebagai Kepala Sekolah di universitas.     

"Um, pergilah ke kelasmu. Aku telah memberi tahu jurusan mengenai hal ini. Tetapi pastikan nilai-nilaimu tidak terlalu buruk," kata Lu Qing.     

"Oke, aku tahu!" Hao Ren menuju gedung akademik dengan tergesa-gesa.     

Bukan maksudnya untuk bolos perkuliahan, tetapi ada masalah demi masalah dengan Lautan Timur. Seharusnya tidak banyak hal yang terjadi lagi setelah kejadian Istana Sembilan Naga kali ini.     

Semua teman sekelasnya sudah berada di ruang kelas saat dia masuk.     

Xie Yujia sedang merapikan catatannya di baris depan. Dia tersenyum pada Hao Ren saat melihatnya masuk.     

"Sialan, Hao Ren, kau bolos perkuliahan satu hari lagi!" Huang Jianfeng berteriak dari belakang.     

Hao Ren mendekat, "Apa semuanya baik-baik saja?"     

Zhou Liren berdiri dari duduknya, "Aku punya dua berita, satu kecil dan satu besar. Kau ingin dengar yang mana dulu?"     

"Hentikan omong kosongmu!" Hao Ren mengacak-acak rambut Zhou Liren, "Katakan keduanya!"     

Meski Zhou Liren kelihatannya tinggi, sebenarnya dia paling rendah dalam rangkaian kekuasaan di asrama mereka. Dia berkata sambil merapikan rambutnya dengan jari-jarinya, "Berita besarnya adalah Xie Wanjun pergi ke Amerika!"     

"Ah?" Meski Hao Ren sudah mendengar gosipnya, dia masih terkejut.     

"Aku belum selesai!" Zhou Liren bersemangat, "Dia mengumumkan Zhao Jiayi sebagai kapten tim basket tepat sebelum dia berangkat! Zhao Jiayi sekarang kapten tim meski dia baru menjadi anggota kurang dari satu bulan!"     

"Zhao Jiayi akan memimpin tim basket sekolah melalui sisa dari Liga Basket Perguruan Tinggi Nasional?" Hao Ren terkejut.     

"Ya, dan dia sedang memimpin pelatihan di pusat olahraga sekarang! Keren, kan!" Kapten tim basket! Dia masih bermain dengan kami beberapa minggu yang lalu!" kata Zhou Liren dengan bersemangat seolah-olah dia kaptennya.     

"Dan berita kecilnya?" tanya Hao Ren.     

"Berita kecilnya adalah … " Zhou Liren melihat ke depan, "Xie Yujia mundur dari posisinya sebagai Ketua Kelas!"     

"Oh … " Hao Ren melihat pada Xie Yujia dari belakang dengan terkejut. Dia bertanya, "Siapa Ketua Kelas yang baru?"     

Zhou Liren menunjuk ke samping Hao Ren, "Dia tepat di sampingmu!"     

Hao Ren berbalik, "Yu Rong?"     

Yu Rong tersenyum menyeringai, "Hehehehe, kau tidak mengira aku jadi ketua kelas, khan?"     

"Gawat! Kelas kita hancur." Hao Ren mendesah.     

"Perhatian, semuanya! Duduk dan bersiap untuk perkuliahan! Ayo duduk!" Yu Rong menunjuk ke depan sambil berteriak, berdiri di kursinya.     

Tidak nampak di dirinya seperti seorang Ketua Kelas. Dia malah terlihat seperti seorang seorang gangster!     

Xie Yujia sedang menunduk, melihat catatannya; tidak peduli apa pun. Dia merasa lebih ringan tanpa jabatan ketua kelas.     

Satu hari berlalu dengan cepat. Sebagai ketua kelas 'yang baru dipromosikan' , Yu Rong sering menyalahgunakan kekuasaannya. Dia bahkan berjalan dengan badan yang lebih tegak.     

Xie Yujia jauh lebih tidak menarik perhatian jika dibandingkan dengannya. Dia memperhatikan di kelas, pergi ke kantin dengan Ma Lina, dan meminjam buku-buku dari perpustakaan … hidupnya setenang bunga kecil putih di kampus.     

Dia memang sedih kakaknya baru saja pergi ke Amerika sehari sebelumnya. Kakak yang selama ini merawatnya meninggalkan Universitas Lautan Timur dan Kota Lautan Timur.     

Hao Ren mengirimkan teks pada Xie Yujia selama dua kelas terakhir di sore hari, "Nenek kembali dari Zhejiang, dan dia mengundangmu ke sana malam ini."     

Xie Yujia langsung berbalik dengan pandangan terkejut di wajahnya.     

Dia kemudian berbalik untuk mengetik di teleponnya.     

Tidak lama, Hao Ren menerima pesannya, "Oke, mari pergi bersama setelah kuliah."     

"Wah! Pacaran memang bisa mengubah seseorang! Kau mengetik jauh lebih cepat di teleponmu sekarang!" Zhou Liren menyelinap ke sana.     

"Pergi sana!" Hao Ren menghalanginya dengan tangannya.     

"Kalian berdua! Berhenti bicara selama kuliah!" Yu Rong mengingatkan mereka dari belakang.     

Hao Ren berbalik padanya dan berpikir, "Ayolah, kau selalu yang berbicara paling banyak di kelas."     

"Dan kau! Berhenti main telepon!" Yu Rong mengingatkan murid lainnya.     

Hao Ren menarik napas panjang- dia sangat merindukan hari-hari saat Xie Yujia masih menjadi Ketua Kelas ….     

Setelah dua kelas, Yu Rong berlari ke atas podium, "Aku akan membuat pengumuman sekarang …. "     

"Oh … " semua mahasiswa mengabaikannya dan pergi.     

"Apa yang nanti malam kita makan?"     

Bihun?"     

"Mungkin ada film yang main di gedung J."     

Mereka mengobrol sambil keluar dari ruang kelas.     

Yu Rong tertegun di podium. "Sialan! Apa aku benar-benar kurang berwibawa?"     

Hao Ren diam-diam menertawakannya. Dia menepuk bahu Xie Yujia dan meninggalkan kelas bersamanya.     

"Aku sudah lama tidak bertemu Nenek," dia berkata dengan senang.     

Hao Ren tidak yakin apakah itu kesalahpahaman untuk berpikir bahwa Xie Yujia lebih seperti teman tanpa gelar Ketua Kelas.     

"Yah, dia memaksa kau ke sana. Ayo pergi." Hao Ren memegang tangan Xie Yujia sambil berjalan menuruni tangga.     

Yu Rong masih berteriak di dalam kelas, "Semuanya, kembali! Ada pengumuman!"     

Tetapi semua sudah pergi.     

Senja kampus sangat menyenangkan. Xie Yujia berjalan diam-diam di samping Hao Ren.     

"Kakakmu pergi ke Amerika kemarin?" Hao Ren bertanya.     

"Um, dia bisa pergi sebelum itu, tetapi dia khawatir tentang pertandingan tahun ini. Namun, dia mengatakan kepadaku bahwa dia bisa tenang setelah pertandingan terakhir," kata Xie Yujia.     

Hao Ren menatapnya dan berpikir, "'Ketenangan' yang Xie Wanju rasakan mungkin tidak hanya tentang pertandingan."     

Karena ini bukan akhir pekan, tidak banyak siswa yang menunggu di halte bus di gerbang sekolah.     

"Um … Hao Ren," kata Xie Yujia ringan setelah ragu-ragu di kursinya di samping Hao Ren selama beberapa detik.     

ya."Um?" Hao Ren berbalik padan     

"Aku mundur dari posisi Ketua Kelas tidak hanya karena aku lelah. Tapi juga … aku punya banyak hal yang harus dilakukan," kata Xie Yujia.     

"Lebih banyak hal?" Hao Ren melihat kepadanya, bingung.     

"Um, Xie Yujia mengangguk. "Sesuatu di luar imajinasiku."     

"Apakah … nenek tua mengatakan sesuatu padamu?" Hao Ren bertanya dengan takut-takut.     

Um … "Xie Yujia mengangkat bahu pada Hao Ren dengan tangan menghadap ke atas.     

Di tengah telapak tangannya yang putih di mana titik akupuntur Laogong berada, sebuah catatan emas perlahan bergerak!     

"Apakah kamu menyembunyikan banyak hal dariku?" Xie Yujia menarik tangannya kembali dan bertanya Hao Ren.     

Hao Ren menatapnya dengan heran, "Kapan kamu … memiliki ini?"     

"Setelah kamu meninggalkan tempatnya hari itu, dia mengajariku mantra Dharma, dan aku berlatih selama sehari …" Suara Xie Yujia semakin kecil, sepertinya dia sendiri bahkan tidak percayainya.     

Hao Ren mengerti perasaannya karena dia merasa seolah-olah dia gila ketika pertama kali memasuki kehidupan Zhao Yanzi.     

Tapi … Xie Yujia meraih catatan emas dewata seperti ini dalam sehari … Mungkin bakatnya bahkan lebih kuat dari Su Han!     

"Aku bertanya padamu apakah kamu percaya pada kultivasi karena itu yang dia tanyakan padaku dengan menulis di atas kertas," kata Xie Yujia.     

"Apakah kau pikir Nenek tua itu tidak waras saat itu?" Hao Ren bertanya     

Xie Yujia mengangguk, "Kupikir dia bukan dirinya sendiri karena usianya. Tapi aku merasa itu tidak normal ketika sampai di rumah. Itulah sebabnya aku meneleponmu."     

Dia menatap Hao Ren lagi, "Apakah itu berarti … kamu juga berkultivasi?"     

"Milikku … milikku mungkin sedikit berbeda dari milikmu," Hao Ren menggelengkan kepalanya segera, "Sulit untuk dijelaskan!"     

Xie Yujia terlihat betul-betul kebingungan. Hal ini benar-benar di luar pemahamannya     

"Disebut apa milikmu?" Hao Ren berpikir sebentar sebelum bertanya.     

"Catatan Kehidupan dan Kematian Lima Elemen," Xie Yujia menggigit bibirnya saat dia melihat ke langit di luar. Dia menarik telapak tangannya. Seluruh gerakan terlihat sangat melelahkan.     

Di luar masih sepi. Cahaya matahari terbenam tampak sangat indah di bawah sinar senja.     

Hao Ren baru saja akan mengalihkan matanya kembali dengan lega ketika suara keras datang dari langit!     

Bus itu bahkan bergetar tiga kali saat melaju ke depan!     

Xie Yujia pemalu. "Aku tidak tahu ini sekuat ini …"     

Dia menggertakkan giginya. "Apakah bus ini langsung menuju ke tempatmu?"     

"Kita masih harus …" Hao Ren mendapati dirinya tergagap, "Menjemput … Zhao Yanzi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.