Pertempuran Dahsyat
Pertempuran Dahsyat
Itu adalah fisik emas Kaisar Buddha.
Biksu Lidi telah memiliki pemahaman yang mendalam mengenai fisik emas, hingga ia dapat mengendalikan kekuatannya dengan baik. Oleh karena itu, Xue Wuye terasa sedikit lemah daripada dirinya.
Tentu saja, meski tanpa fisik emas Kaisar Buddha, namun Biksu Lidi sama-sama masih punya talenta dan pemahaman bela diri yang mendalam.
"Kau adalah pertapa manusia terkuat, kan? Aku sudah menanti pertempuran ini sejak lama. Sekarang, karena kau sudah berada di sini, maka aku akan membunuhmu terlebih dahulu. Setelah itu, aku akan menangani Zhang Ruochen."
Sky-swallowing Demonic Dragon terbang di balik awan, dengan panjang mencapai puluhan mil. Setiap sisiknya seakan terbuat dari besi, dan sangat destruktif. Naga itu terlihat seperti seekor naga dewa yang sedang berenang di laut, sama halnya seperti yang terjadi di era lampau.
Para Setengah-Biksu normal pasti akan ketakutan ketika mereka melihat sebagian kecil tubuh Sky-swallowing Demonic Dragon.
Biksu Lidi mendorong tangannya ke arah depan, dan bayangan Buddha raksasa – yang lebih besar daripada sebuah gunung – muncul di belakangnya.
Suara-suara Buddha terdengar di angkasa, seperti ribuan biksu yang sedang merapalkan mantra bersamaan.
Biksu Lidi sedang bertempur melawan cakar sang naga.
Bayangan Buddha itu juga merentangkan tangannya, dengan tangan emas raksasa yang menerjang cakar naga tersebut.
Peng.
Dua kekuatan besar saling bertemu di satu titik, sampai berhasil mengguncang bumi. Di atas langit, gugusan awan mulai terpecah, seakan langit hendak runtuh.
Biksu Lidi dan Sky-swallowing Demonic Dragon sama-sama melepaskan kekuatan penuh. Mereka jauh lebih kuat daripada para pertapa kelas atas, hingga membuat struktur ruang di sekitarnya mengalami keretakan.
Semua orang – termasuk pertapa manusia dan binatang buas – telah berada di jarak ratusan mil jauhnya dari mereka berdua. Tidak ada satupun di antara mereka yang berani mendekat.
"Naga Berenang di Langit."
Biksu Lidi menggunakan gerakan kesepuluh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna. Ia berteriak dan berubah menjadi seekor naga emas sepanjang puluhan mil, lalu terbang ke angkasa dan bertempur melawan Sky-swallowing Demonic Dragon.
Chi Buddha dan Chi demonic telah tercampur, hingga mengguncang langit dan bumi.
Semua makhluk hidup yang berada di daratan bisa merasakan bahaya yang besar. Kalau mereka sampai mendekati medan pertempuran Biksu Lidi dan Sky-swallowing Demonic Dragon, maka mereka akan terbunuh.
Oleh karena itu, semua orang telah mundur sampai berada di jarak ratusan mil jauhnya.
Para penduduk pribumi di ibu kota Dinasti Blue Dragon juga mengamati pertempuran di Gunung Top Dragon.
Ketika mereka melihat dua ekor naga raksasa yang sedang terbang di langit, maka mereka semua langsung merasa ketakutan. Kalau formasi pertahanan kota sampai berhasil dihancurkan, maka tidak ada satupun yang mampu mengimbangi kedua sosok naga dari luar wilayah tersebut.
Baik Chi Wansui dan Pangeran Kerajaan Kun sama-sama bangsawan, dan mereka sangat ahli dalam menggunakan teknik tombak. Mereka bertempur di hutan – sejauh 7 mil dari Gunung Top Dragon – dan menghancurkan gunung demi gunung.
Senjata yang digunakan oleh Chi Wansui berupa Tombak Kylin – yang telah diberkati oleh sang Permaisuri – sementara senjata Pangeran Kerajaan Kun adalah Tombak Red Ocean Vajra. Keduanya sama-sama merupakan senjata saint seribu inskripsi.
Dua tombak itu saling berbenturan, hingga menciptakan suara yang memekakkan telinga, seperti dua gunung yang dibenturkan.
"Aku tidak menyangka bahwa masih ada manusia yang ahli menggunakan tombak seperti dirimu. Kau sangat mengesankan." Cibir Pangeran Kerajaan Kun.
Tombak Red Ocean Vajra terbuat dari material khusus, yang hanya bisa ditemukan di kedalaman laut, dengan berat mencapai ratusan ribu pon, bahkan sebelum inskripsinya diaktifkan.
Tentu saja, Pangeran Kerajaan Kun masih belum cukup kuat untuk mengaktifkan semua inskripsi di Tombak Red Ocean Vajra.
Meski begitu, tombak tersebut masih sangat berat, sehingga dapat menghancurkan tubuh para pertapa di tahapan menjelang Alam Biksu dengan mudah. Bahkan, para Biksu di level rendah pasti akan kesulitan untuk menghindari satu serangan Pangeran Kerajaan Kun.
"Mari kita lihat siapa yang lebih baik."
Energi yang dilepaskan oleh Chi Wansui sama kuatnya dengan Pangeran Kerajaan Kun, karena Tombak Kylin yang digunakan berasal dari Kaisar Darah, dan sama kuatnya seperti Tombak Red Ocean Vajra.
"Sun and Moon in the Sky, Shining upon the Earth."
Cahaya hijau memancar dari tubuh Chi Wansui, lalu terkondensasi menjadi puluhan bayangan naga hijau. Tiba-tiba, Chi kaisar masuk ke dalam tubuhnya, dan membuat kekuatannya berkembang beberapa kali lipat.
Chi Wansui melatih teknik yang sama seperti Permaisuri Chi Yao, yang disebut sebagai "Qing Zhao Divine Technique," sebuah teknik andalan Pusat Kekaisaran Pertama.
Hanya kurang dari 10 pertapa di Daratan Kunlun yang mempelajari teknik tersebut, dan mereka semua adalah anggota inti kerajaan.
Setelah beberapa lama, Chi Wansui berhasil melukai Pangeran Kerajaan Kun dan membuatnya berdarah. Sehingga, ia membuat lawannya terus bergerak mundur dan bertahan.
"Chi Wansui berada di peringkat sembilan, tapi dia mampu mengalahkan Pangeran Kun yang berada di peringkat enam Ranking Setengah-Biksu?"
"Tampaknya, Lady Saint sedikit meremehkan Chi Wansui."
...
Sebenarnya, banyak orang yang tidak tahu bahwa ketika Lady Saint membuat Ranking Setengah-Biksu, saat itu semua ahli waris – kecuali Huang Yanchen – baru saja berada di Alam Setengah-Biksu level kesembilan.
Sebaliknya, banyak makhluk hidup lain di ranking tersebut sudah berhasil menembus tahapan pertama, kedua, atau bahkan ketiga menjelang Alam Biksu.
Oleh karena itu, para ahli waris tidak berada di ranking teratas.
Sebab, mustahil bahwa para ahli waris yang dilatih oleh sang Permaisuri akan menjadi begitu lemah.
Apalagi, sembilan Ahli Waris telah berlatih di dalam Tianlun Mark selama 15 tahun, dan menstabilkan kekuatan masing-masing selama periode tersebut. Jadi, setelah ribuan kali latihan dan percobaan, maka pondasi mereka sudah sangat dekat dengan Fisik Chaotic Lima Elemen-nya Zhang Ruochen. Selain itu, mereka juga memiliki Kekuatan Batin yang tinggi.
Setelah tiba di Dunia Primitif Blue Dragon, maka tingkat kultivasi mereka langsung berkembang pesat, sehingga Ranking Setengah-Biksu tidak lagi cukup akurat seperti yang sudah-sudah.
Le tidak punya sumber daya berkualitas tinggi seperti sembilan Ahli Waris, sehingga pria itu relatif lebih lemah. Jadi, ketika ia bertempur melawan Pangeran Kerajaan Kun, maka ia sempat terluka.
Pada saat ini, ia sedang bertempur melawan Heavenly King Bi'an. Pria itu sedang tertekan dan terluka di sekujur tubuhnya. Rasa-rasanya, sebentar lagi ia akan tumbang.
Akan tetapi, Le masih terlihat sangat beringas. Meski ia lebih lemah daripada musuhnya dan sedang terluka parah, namun ia masih bertekad untuk terus berjuang, sehingga membuatnya jauh lebih agresif.
Hal itu benar-benar sangat mengintimidasi Heavenly King Bi'an, sebab ia masih belum berhasil membunuh Le.
"Kau berani memanggil dirimu sebagai Heavenly King sebelum bertempur melawan seorang Biksu. Kurasa sebaiknya aku menjadikan dirimu sebagai tungganganku"
Terdengar suara teriakan kencang dan kuat.
Semua makhluk hidup yang hadir langsung merasa ketakutan, seakan mereka tidak percaya bahwa salah satu pertapa berani mengklaim dirinya sebagai sosok penakluk sisa-sisa Taigu tangguh.
Heavenly King Bi'an merasa geram. Kemudian, ia berteriak, "Siapa itu? Tunjukkan dirimu!"
Chi Chi.
Lautan api mulai membumbung dari arah barat daya dan keluar melalui celah di antara dua gunung, lalu mulai menutupi tanah selebar ratusan mil persegi, dengan gumpalan-gumpalan api yang terus berjatuhan.
Ketika lautan api itu berada semakin dekat dengan Heavenly King Bi'an, maka ia segera turun dan langsung berubah menjadi sebuah tangan raksasa yang menamparnya.
Peng!
Cetakan tangan besar langsung membuat Heavenly King Bi'an tersungkur ke tanah dan menggetarkan bumi.
Akhirnya, seseorang melihat sosok raksasa sedang berdiri di tengah cetakan tangan api. Sosok itu seperti patung dengan otot yang besar dan terlihat mengerikan bagaikan seekor binatang buas.
Para pertapa dari Sekte Yin Yang langsung merasa bersemangat. Seketika itu juga, mereka mulai berteriak bersamaan, "Kakak perempuran berada di sini!"
"Kakak perempuan masih sama kuatnya seperti dulu! Tidak ada yang berubah darinya!"
Sosok raksasa yang sedang berdiri di tengah cetakan tangan api itu adalah seorang wanita cantik yang berasal dari Sekte Yin Yang, yakni Gai Tianjiao. Wanita itu dilahirkan dengan Fisik Extreme Yang.
Ia telah dilatih oleh Permaisuri Chi Yao dan pernah memurnikan diri di dalam Tianlun Mark selama 15 tahun, sehingga Fisik Extreme Yang-nya pun mengalami perkembangan pesat. Yang jelas, fisik itu tidak lebih lemah daripada Fisik Chaotic Lima Elemen-nya Zhang Ruochen.
Tubuhnya menjadi jauh lebih berotot setelah dimurnikan, dan Chi Yang di dalam tubuhnya sampai tumpah-tumpah. Semua ototnya seakan mendidih, hingga dapat melelehkan besi. Wanita itu terlihat seperti sisa-sisa Taigu berbentuk manusia.
Belum lama ini, Gai Tianjiao telah melewati tahapan kedua menjelang Alam Biksu, dan membuat kemampuannya berkembang pesat. Meski begitu, ia belum mampu mengendalikan kekuatannya dengan baik. Sehingga, kemanapun ia pergi,, maka area di sekitarnya pasti akan terbakar.
Ada satu lagi sosok Ahli Waris di belakangnya, Sui Han.
Sui Han berasal dari Klan Zither di Sekte Confucius, dan menempati ranking pertama tahun ini di Kekaisaran Pusat Pertama. Yang jelas, baik Kekuatan Batin, pemahaman pedang, dan teknik sitarnya sama-sama berada di level atas.
Sui Han dan Gai Tianjiao saling bertolak belakang.
Sui Han sedang mengenakan jubah hijau dan memiliki rambut yang cantik. Pria itu sedang menggenggam sitar di tangannya. Wajahnya sangat menarik dengan bulu mata yang panjang. Selain itu, kulitnya juga sangat mulus seperti batu giok.
Sui Han sama tampannya seperti Xue Wuye.
Akan tetapi, Sui Han terlihat lebih feminim. Jadi, kalau ia mengenakan pakaian perempuan, maka ia pasti akan terlihat sangat cantik.
Sui Han juga telah memilih musuhnya sendiri, yakni Pangeran Mahkota Jingtian.
Pangeran Mahkota Jingtian sedang berusaha menekan kekuatan Bunga Suci Karnivora dengan menggunakan Inch Holy Staff-nya, namun tiba-tiba ia melihat sosok pria feminim dengan jubah Confucius hijau sedang berjalan ke arahnya.
"Aku sudah lama mendengar bahwa kau adalah sosok jenius Kekuatan Batin di antara ras Immortal Vampir, dan juga sang Pangeran Mahkota Ras Jingtian. Bukankah itu dirimu?"
Sui Han berjalan ke sisi Gunung Top Dragon dengan elegan. Kemudian, ia meletakkan sitar di lututnya dan jarinya pada senar. Setelah itu, ia tersenyum dan berkata, "Dengarkan musik ku, 'Fallen Geese and Autumn Wind', yang akan membuatmu pergi ke neraka."
"Sombong sekali dirimu. Kau pikir dirimu mampu mengirimku ke neraka? Kau terlalu percaya diri." Pangeran Mahkota Jingtian benar-benar kesal dengan cara Sui Han memandang dirinya. Jadi, ia langsung mengernyitkan dahi.
Mata Sui Han langsung bercahaya, dengan sudut bibirnya yang terangkat naik. Pria itu terlihat menggoda.
"Ayo bertempur."
Pangeran Mahkota Jingtian benar-benar tidak senang dengan pria semacam ini. Jadi, ia mulai melancarkan serangan dengan Inch Holy Staff dan mengarahkannya kepada Sui Han.
Segaris cahaya biru mulai terlepas dari tengah tongkat suci dan mengguncang ruang di sekitarnya, dengan suara bergemeretak.
"Kenapa kau sangat kasar. Kau harus bersikap lebih elegan."
Sui Han tersenyum dan mulai memetik senar musiknya. Tiba-tiba, gelombang suara memancar dari alat musik tersebut, sebelum akhirnya berbenturan dengan pilar cahaya biru.