Kaisar Dewa

Gold Light Ribbon



Gold Light Ribbon

1Para pertapa tangguh dari Dinasti Blue Dragon pergi ke luar kota untuk bertarung atau berusaha melindungi altar di puncak gunung suci. Sehingga, istana emas yang memancarkan cahaya cemerlang itu tidak dijaga dengan ketat.     

Akibatnya, kelompok Zhang Ruochen berhasil menyelinap masuk ke dalamnya, tanpa perlu menarik perhatian para penjaga.     

Sebagai sebuah istana, maka tempat itu pasti menyimpan banyak harta karun berharga. Bagi para pertapa bela diri biasa, maka semua barang yang ada di sana pasti cukup berharga dan bisa membuat mereka hidup berkecukupan.     

Akan tetapi, para Setengah-Biksu tidak akan pernah mempedulikan barang-barang tersebut.     

Sun Dadi dan Sikong One sama-sama masuk ke dalam istana dan menghilang di baliknya. Tampaknya, mereka ingin menangkap beberapa selir dan putri.     

"Amitabha!" kata Sikong Two. "Saya akan menghentikan Kakak Senior. Saya tidak boleh membiarkan dia berbuat seperti ini."     

Kemudian, ia menangkupkan kedua tangannya ke depan dan terlihat khawatir.     

"Cepat susul dia!" kata Zhang Ruochen.     

Setelah Sikong Two pergi, maka Zhang Ruochen segera menangkap seorang jendral yang telah berhasil memurnikan empat bayangan naga. Dari sang jendral, maka ia telah menemukan lokasi harta karun nasional dan bergegas mencarinya bersama Murong Yue.     

Para Biksu di Dinasti Blue Dragon pasti telah membawa semua harta karun itu ketika mereka pergi meninggalkan Dunia Primitif Blue Dragon. Akan tetapi, masih banyak harta karun lain yang kembali diproduksi akhir-akhir ini. Jadi, semua harta karun itu masih disimpan di sana, dan belum dibawa keluar dari Dunia Primitif Blue Dragon.     

Harta karun itu berada di Gunung Suci. Tempat itu hanya terpisah satu dinding dari istana tersebut. Akan tetapi, terdapat formasi pertahanan yang sangat kuat di luar tempat tersebut. Beberapa lapis formasi memang sengaja diciptakan di sana, hingga membuat seorang Biksu kesulitan untuk menembusnya.     

Murong Yue berjalan bersisian dengan Zhang Ruochen. Kemudian, sambil menatap ke arah gerbang batunya, maka ia berkata, "Pemimpin sekte, apa saya perlu menguji kekuatan formasi ini?"     

Zhang Ruochen menggenggam lengannya dan menarik wanita itu ke belakang. "Tidak perlu melakukannya dengan kekerasan. Aku punya cara tersendiri."     

Dengan sedikit guncangan, maka penampilan dan tubuh Zhang Ruochen langsung berubah drastis. Bahkan, baik temperamen maupun kedua matanya juga berubah. Lalu, sambil membuka tangannya, maka garis-garis Chi Suci memancar keluar dari tubuhnya. Garis-garis itu membentuk delapan naga raksasa yang memancarkan Chi Naga kental.     

Setelah itu, ia melesat masuk ke dalam gerbang ruang harta karun.     

Para penjaga di sana langsung berlutut. "Salam, Biksu Bela Diri Qingkong."     

"Buka gerbangnya sekarang juga," Zhang Ruochen berkata dengan suara seraknya.     

"Tapi... bukankah Anda sedang bertempur di luar melawan para iblis?" seorang Raja Bela Diri Six-dragon bertanya dengan hati-hati. "Kenapa Anda datang ke ruang harta karun?"     

Zhang Ruochen memiliki temperamen yang luar biasa. Aura penuh otoritas segera memancar dari tubuhnya, hingga membuat semua penjaga terpesona. "Apa aku masih perlu menjelaskan alasanku kepada kalian semua?"     

Seorang Biksu Bela Diri Eight-dragon adalah sosok pelindung Dunia Primitif Blue Dragon, sekaligus pertapa yang sangat dihormati. Apalagi, dalam situasi-situasi tertentu semacam ini, maka mereka juga punya otoritas yang tinggi. Sehingga, tidak ada satupun yang berani menolak perintah mereka.     

Jadi, para penjaga itu tidak berani membangkang Biksu Bela Diri Qingkong dan segera membuka formasi pertahanannya.     

Setelah masuk ke dalam formasi, Zhang Ruochen berhenti dan mulai mengamati situasi di sekitarnya. Diam-diam, ia segera melepaskan pola ruangnya.     

Hum.     

Struktur ruang di sekitarnya bergetar hebat, hingga membuat darah keluar dari pori-pori para penjaga, sampai akhirnya mereka jatuh pingsan. Zhang Ruochen mengendalikan kekuatannya dengan sangat baik, sehingga mereka hanya tak sadarkan diri, bukan mati.     

Raja Bela Diri Six-dragon tidak pingsan. Tingkat kultivasinya yang tinggi mampu bertahan dari kekuatan ruang. Sehingga, ia masih berdiri di sana.     

"Siapa... siapa kau..." ia menuding Zhang Ruochen dengan ketakutan dan cepat-cepat mundur ke belakang dan ingin melarikan diri.     

Whoosh.     

Zhang Ruochen bergegas melesat dengan kecepatan tinggi dan langsung meninju kepala pria tersebut. Tinju itu melepaskan sambaran petir dan langsung merangsek ke tubuh lawannnya.     

Akibatnya, pandangan mata sang raja bela diri langsung berubah menjadi gelap. Ia terjatuh ke tanah dengan suara "thud".     

"Aku bertanya-tanya berapa banyak harta karun yang disimpan di dalam ruang harta karun Dinasti Blue Dragon."     

Zhang Ruochen tersenyum. Lelaki itu mengambil Pedang Kuno Abyss dan menebaskannya ke depan. Kemudian, ia membuka gerbang batu dan berhasil masuk ke dalam ruang harta karun.     

Ruang harta karun itu sedalam ratusan kaki di bawah tanah. Bagian dalamnya luas dan terbuka. Jadi, seseorang bisa membayangkan berapa banyak harta karun yang bisa ditampung di dalamnya.     

Tapi sekarang, ruang harta karun itu kosong. Tidak ada apa-apa di sana. Tempat itu sudah dikosongkan sejak lama.     

Zhang Ruochen tersenyum getir. "Sepertinya aku sudah terlambat," gumamnya pada diri sendiri.     

Tiba-tiba, ia merasa gelisah. Ada bahaya di dekatnya. Kemudian, ia langsung menggunakan Ruang Pergerakan dan berpindah sejauh ratusan kaki. Setelah itu, ia berada di sudut ruang harta karun, sambil menyandarkan punggung di dinding yang dingin.     

Boom!     

Ledakan yang mengguncang tanah berasal dari tempatnya berdiri. Samar-samar, ia bisa melihat delapan bayangan naga muncul dan menghilang dengan cepat.     

Ruang harta karun itu merupakan tempat yang sepenuhnya tertutup. Tapi kini, gelombang kekuatan besar sedang bergulung-gulung di seluruh penjuru. Mereka terus bergerak dan menimbulkan suara-suara benturan logam, hingga berhasil menggetarkan ruangannya.     

"Rupanya ada seorang Biksu Bela Diri Eight-dragon yang masih bersembunyi di ruang harta karun. Ini menarik." Zhang Ruochen merasa terkejut sekaligus gembira.     

Karena di sana ada seorang Biksu Bela Diri Eight-dragon, maka tempat itu pasti masih menyimpan harta karun berharga. Yang jelas, harta karun itu belum sepenuhnya dikosongkan.     

Ketika gelombang kekuatan itu telah berangsur menjadi tenang, maka sosok tinggi dan kurus tiba-tiba muncul di sana. Pria ini adalah Wang Shidao. Ia merupakan seorang Biksu Bela Diri di Dunia Primitif Blue Dragon. Pria itu terlihat tua dengan rambut keperakan dan topi baja perunggu. Akan tetapi, ia tidak terlihat seperti orang tua. Yang jelas, pria itu masih penuh dengan vitalitas.     

Dengan satu tangan di belakang punggung, maka ia menatap Zhang Ruochen. "Kau bukan Biksu Bela Diri Qingkong," katanya dingin. "Siapa kau sebenarnya?"     

"Seperti yang sudah kau duga," kata Zhang Ruochen sambil tertawa. "Rupanya penglihatanmu cukup tajam."     

Wang Shidao mencibirnya, "Delapan nagamu bukan terbuat dari naga suci di Dunia Primitif Blue Dragon. Sebaliknya, naga itu menyimpan aura dari Daratan Kunlun. Jadi, tidak sulit bagiku untuk membongkar penyamaranmu."     

Zhang Ruochen menggetarkan tubuhnya. Setelah mengeluarkan beberapa bunyi tertentu, maka ia kembali berubah wujud ke penampilan aslinya. Matanya sedang menatap sesuatu di bagian punggung Wang Shidao dengan penuh ketertarikan.     

Terdapat pita emas di punggung Wang Shidao. Bahannya sangat unik, seperti sutra emas atau cairan suci emas di atas sutra. Benda itu bergerak lambat.     

"Benda itu punya riak-riak kekuatan ruang." Zhang Ruochen sangat yakin bahwa benda itu merupakan harta karun ruang.     

Dinasti Blue Dragon memiliki Space Transfer Formation, dan kini telah memproduksi banyak harta karun ruang. Hal ini membuat Zhang Ruochen merasa penasaran. "Dari mana kau mendapatkan pita emas itu?" tanyanya.     

Ekspresi Wang Shidao langsung berubah menjadi serius, hingga membuatnya semakin waspada. "Ini adalah harta karun nasional Dunia Primitif Blue Dragon – Gold Light Ribbon. Benda ini tidak akan pernah jatuh ke tangan iblis seperti kalian."     

"Eight Dimension Collapse."     

Wang Shidao menggambar lingkaran dengan tangannya. Delapan ekor naga hitam muncul di tengah dan berubah menjadi delapan sambaran petir, sebelum akhirnya terbang ke arah Zhang Ruochen.     

"Tungku Naga dan Gajah."     

Ketika Zhang Ruochen melepaskan pukulan, maka api keemasan langsung melonjak keluar dari punggungnya. Api itu langsung memenuhi seluruh ruang harta karun.     

Seluruh ruang itu pun berubah menjadi tungku yang menyala. Jika pertapa Setengah-Biksu masuk ke tempat ini, maka ia akan langsung terbakar sampai mati.     

Kaboom.     

Mereka berdua mulai berbenturan. Gelombang kekuatannya menyebar ke segala arah.     

Keempat dinding ruang harta karun telah dilapisi oleh formasi pertahanan. Sehingga, semua formasi pertahanannya mampu meredam kekuatan mereka. Jika tidak, maka separuh dari Gunung Suci ini mungkin sudah runtuh.     

Keduanya terus bertarung, bahkan sampai menukar puluhan gerakan. Mereka melepaskan teknik terkuat masing-masing. Tinju dan pukulan itu saling berbenturan. Mereka melawan kekerasan dengan kekerasan, dan berusaha membuktikan siapa yang lebih kuat.     

Beberapa saat kemudian, keduanya terpisahkan.     

Wang Shidao telah berkeringat. Pria itu terengah-engah. Kulit tangannya telah robek dan mengeluarkan darah. Ia menatap pemuda ini dengan terkejut. "Bagaimana kau... kau hanya seorang Setengah-Biksu di level kesembilan. Bagaimana mungkin kau mampu menangkis seranganku?"     

Pria itu sudah berusia 300 tahun dengan tingkat kultivasi yang tinggi. Sehingga, teknik bela dirinya juga telah berkembang pesat. Namun, ia sudah tua, dengan Chi Darah yang semakin melemah. Jadi, daya destruktif dan daya tahannya sama-sama sudah menurun.     

Setelah belasan pukulan setelahnya, maka pria itu sudah benar-benar lelah. Sebaliknya, Zhang Ruochen masih penuh energi.     

Lelaki itu berdiri tegak di hadapan Wang Shidao. "Berdasarkan pada usiamu yang sekarang, maka kau sudah cukup luar biasa karena berhasil bertahan dari beberapa seranganku."     

Wang Shidao tidak merasa bangga mendengar kata-kata itu. Sebaliknya, ia merasa terhina. Sosok Setengah-Biksu di level sembilan berani-berani bicara seperti itu di hadapan seorang Biksu Bela Diri.     

Yang jelas, Wang Shidao langsung merasa geram, "Nak," teriaknya. "Jangan bersikap arogan. Aku pasti akan segera membunuhmu. Demon-Defeating Print Technique!"     

Tubuh Wang Shidao langsung membengkak. Tangannya menciptakan jejak-jejak bayangan aneh. Lingkaran cahaya hitam raksasa muncul di bawah kakinya. Delapan ekor naga tampak menari-nari di dalam lingkaran, sambil mengaum-ngaum.     

Gelombang energi yang dilepaskan oleh Wang Shidao terasa jauh lebih kuat, hingga membuat Zhang Ruochen tertekan.     

"Teknik pukulanmu tidak akan mampu mengalahkan iblis." Ekspresi Zhang Ruochen masih terlihat tenang. Kemudian, ia melepaskan pukulan sambil bergumam, "Pukulan Darah Seven-Apertures."     

Bayangan iblis dengan 12 sayap tiba-tiba muncul di punggung Zhang Ruochen. Iblis itu sangat besar dengan penampilan yang mengerikan, seraya memancarkan Chi kematian.     

Itu adalah bayangan Pluto.     

Kaboom.     

Zhang Ruochen mendorong tangannya ke depan, dan membentuk jejak pukulan raksasa. Iblis merah darahnya juga merentangkan tangannya. Alhasil, serangan itu berbenturan dengan teknik Wang Shidao dan langsung menghancurkannya.     

Setelah memuntahkan darah, maka Wang Shidao pun langsung terhempas ke belakang dan membentur dinding besi. Kemudian, ia tergelincir seperti secarik kertas. Hanya jejak darah yang tercetak jelas pada dinding tersebut.     

Zhang Ruochen menyimpan kembali energi pukulannya dan berjalan mendekati Wang Shidao. Sekarang ini, Jiwa Suci lawannya sudah hancur. Separuh tengkorak kepalanya telah hilang, dengan tubuhnya yang ambles. Darah sainly tampak mengalir tanpa henti.     

Beberapa saat kemudian, vitalitasnya benar-benar menghilang.     

Zhang Ruochen tidak merasa menyesal ataupun bahagia setelah berhasil membunuh seorang Biksu Bela Diri. Lelaki itu masih bersikap sangat tenang.     

Setelah mengambil Gold Light Ribbon dari mayat Wang Shidao, maka Zhang Ruochen mulai mengamatinya dengan ekspresi penasaran. "Akhirnya aku bisa menemukan harta karun ruang lainnya. Aku bertanya-tanya, apa isi di dalamnya? Selain itu, kekuatan macam apa yang dimiliki oleh benda ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.