Kaisar Dewa

Setengah-Biksu



Setengah-Biksu

1Meski begitu, tidak ada satupun yang dapat melihat perwujudan sang Permaisuri dengan jelas, sebagaimana token itu terlihat sedikit blur.     

Namun, dengan sang Permaisuri yang berdiri di sana, maka segaris kekuatan mengerikan mulai terlepas dan menerjang permukaan tanah sampai bermil-mil jauhnya, sambil melepaskan Kehendak Imperial.     

Beberapa Setengah-Biksu di level rendah – yang bersembunyi di balik kegelapan – sama sekali tidak mampu bertahan dari Kehendak Imperial tersebut, hingga mereka semua langsung berlutut di tanah.     

Zhang Ruochen sedang berdiri di hadapan bayangan ilusi sang Permaisuri. Secara natural, lelaki itu benar-benar merasa tertekan. Sehingga, baik rambut dan pakaiannya sama-sama terlihat berkibar, dengan kakinya yang gemetar hebat. Meski begitu, Zhang Ruochen tidak berlutut. Sebaliknya, ia mulai berteriak kencang, "Serang."     

Terdapat beberapa Tanda Dewa yang keluar dari dalam tubuh Zhang Ruochen dan mulai melayang-layang di sekitar sana – untuk menanggulangi tekanan yang dilepaskan oleh Imperial Might tersebut.     

Saat itu, kedua matanya membelalak lebar. Kemudian, ia menarik Pedang Taotian dan melompat di udara. Lalu, ia menggenggam pedangnya erat-erat untuk menebas bayangan ilusi sang Permaisuri sepanjang 1.000 meter tersebut.     

Pada saat ini, kebanyakan dari mereka yang bersembunyi di balik kegelapan merasa ketakutan atas hal tersebut.     

Bahkan, jika seseorang menyebut nama sang Permaisuri, maka hal itu akan dianggap tabu di Daratan Kunlun.     

Tapi, siapa yang pernah membayangkan kalau ternyata seorang pertapa dari Alam Fish-dragon berani menebaskan pedangnya ke arah bayangan ilusi Permaisuri?     

Apa dia tidak tahu kalau tingkat kultivasi sang Permaisuri telah jauh lebih tinggi daripada surga dan neraka itu sendiri? Bahkan, bayangan ini juga mengandung Kehendak Imperial dan Kekuatan Batin-nya.     

Maka dari itu, bisa jadi tubuh asli sang Permaisuri dapat melihat Zhang Ruochen, dan menemukan kalau lelaki tersebut sedang menentangnya.     

"Kau benar-benar cari mati karena berani bertindak seperti ini di hadapan sang Permaisuri."     

Jian Kongzi mencibirnya. Kemudian, perlahan-lahan ia mulai mengangkat satu tangan dan mendorong Killing Token di hadapannya.     

Di waktu yang bersamaan, bayangan sang Permaisuri mendongakkan kepala dan mulai mengangkat tangannya untuk menjangkau kepala Zhang Ruochen.     

 "Tiga Pedang." Zhang Ruochen menyuntikkan Chi Suci-nya ke dalam Pedang Taotian secara konstan. Seketika itu juga, ribuan inskripsi mulai bermunculan pada bilah pedangnya.     

Thousand Lines of Destruction kembali terlepas pada saat pedang itu ditebaskan.     

Pedang Taotian mengenai tangan sang Permaisuri dan menciptakan suara yang memekakkan telinga.     

Puff!     

Zhang Ruochen memuntahkan darah dan terjatuh dari udara. Lalu, dengan suara dentuman yang kencang, maka ia pun akhirnya terjatuh ke tanah.     

Terdapat lubang tangan raksasa yang terbentuk di permukaan tanah, yang luasnya hampir mencapai 100 meter, disertai dengan suara gemuruh. Pada akhirnya, lumpur-lumpur dan debu-debu yang berada di sekitar lubang tersebut mulai beterbangan ke segala penjuru.     

Zhang Ruochen hampir berlutut di dasar lubang tersebut, namun ia masih mampu menopang dirinya dengan menancapkan pedang. Saat itu, sekujur tubuhnya telah diselimuti oleh darah, dengan kulitnya yang hampir meledak. Di waktu yang bersamaan, darahnya telah bercampur dengan lumpur di bawahnya, hingga membuatnya menjadi lumpur darah.     

Semua orang mulai menyeringai dan bukannya merasa kasihan terhadap Zhang Ruochen.     

Mereka semua berpikir kalau Zhang Ruochen benar-benar ceroboh karena berani menentang sang Permaisuri. Lelaki itu bertindak terlalu berani dan sama sekali tidak sopan, bagaikan seekor semut yang ingin menentang dewa.     

"Setelah terkena serangan sang Permaisuri, kalau sampai dia masih berhasil hidup, nanum setidaknya dia akan lumpuh. Yang jelas, dia sama sekali tidak akan mampu melanjutkan pertarungan," Zhuang Xuankong tertawa.     

Jadi, ia segera berjalan menuju ke lubang tangan tersebut dan mendahului yang lainnya.     

Namun, setelah hanya berjalan sejauh lima langkah, saat itu ia merasakan gelombang Chi yang dahsyat dan memancar dari dalam lubang tersebut.     

"Apa itu?"     

Seketika itu juga, ekspresi wajah Zhuang Xuankong langsung berubah, sambil mengalirkan Chi Suci ke dalam tangannya. Kemudian, ia mendorong kedua tangannya ke arah depan, dan melepaskan Chi Suci berbentuk dinding.     

Gelombang Chi tersebut masih terus menghantam dinding Chi Suci-nya, sebelum akhirnya berhasil menghempaskan Zhuang Xuankong dari sana.     

Setelah itu, Zhang Ruochen terlihat sedang berjalan keluar dari dalam lubang tersebut, sambil membawa pedang berdarah di tangannya.     

Di waktu yang bersamaan, Jiwa Bela Diri Zhang Ruochen sedang melayang-layang di atas kepalanya, sambil memancarkan aura dewa yang brilian. Di tengah-tengah Jiwa Bela Diri tersebut, di sana terdapat sebuah prinsip tebal yang perlahan-lahan mulai terbentuk.     

Prinsip yang ini benar-benar terlihat sangat tebal, yang menghubungkan bagian kepala dan kakinya – seperti halnya sebuah pilar. Inilah yang disebut sebagai prinsip ruang Ancient Way.     

Sementara itu, prinsip baru yang terbentuk di sana juga sama tebalnya seperti prinsip ruang tersebut. Ternyata, itu adalah prinsip Ancient Way lainnya, yakni prinsip ruang.     

Dengan bantuan Api Dewa Jingmie dan Mutiara Naga, bersamaan dengan stimulasi yang didapatkannya dari serangan bayangan sang Permaisuri, maka Zhang Ruochen pun akhirnya mampu mengurai kebenaran di balik misteri prinsip waktu, dan berhasil menguasainya hanya dalam satu kali hentakan.     

Sekarang ini, jumlah prinsip Saintly Way di dalam Jiwa Bela Diri-nya telah mencapai angka 300.     

Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya dan menatap tajam ke arah bayangan sang Permaisuri. Kemudian, ia memperlihatkan tatapan penuh dendam dan kebencian. "Sekarang, karena aku telah menguasai prinsip waktu, maka ini adalah waktu yang tepat untuk menembus ke Alam Setengah-Biksu."     

Setetes Darah Raja Naga terlihat berada di genggaman Zhang Ruochen, yang cepat-cepat dimurnikan oleh lelaki tersebut.     

A drop of Dragon King's Blood appeared on his palm, and was quickly taken by him.     

Boom!     

Darah Raja Naga itu meledak di dalam perutnya, dan terdengar seperti suara bom, sambil melepaskan gumpalan Chi Suci dan mengalir menuju lima Holy Meridian dan 36 Saintly Meridian.     

Pada saat ini, energi Chi di dalam tubuh Zhang Ruochen mulai terakumulasi dengan sangat cepat. Bahkan, setiap menitnya energi-energi tersebut selalu mengalami perubahan drastis.     

"Energi yang dilepaskan oleh Zhang Ruochen terasa semakin intens. Seharusnya dia akan segera menembus alam," Feng Qin berkata murung.     

"Karena dia ingin menembus Alam Setengah-Biksu, maka kita harus segera menghentikannya, sebelum dia berhasil melakukannya."     

Jian Kongzi memasang ekspresi dingin dan menyuntikkan semua Chi Suci ke dalam Killing Token-nya.     

Kemudian, bayangan Permaisuri kembali melayangkan sebuah pukulan. Di waktu yang bersamaan, pukulan itu melesat kencang ke arah Zhang Ruochen.     

Pukulan raksasa itu terlihat seperti awan putih yang melingkupi langit dan bumi, hingga Zhang Ruochen sama sekali tidak mampu melarikan diri.     

Pada saat ini, beberapa Tanda Dewa kembali keluar dari perut bagian bawah Zhang Ruochen.     

Namun, kali ini, beberapa Tanda Dewa itu bergegas menuju ke dalam Jiwa Bela Diri dan bergabung bersamanya. Lalu, saat setiap Tanda Dewa berhasil menyatu dengan Jiwa Bela Diri-nya, maka Zhang Ruochen akan menjadi jauh lebih kuat.     

Setelah Jiwa Bela Diri-nya selesai menyatu dengan Tanda Dewa tersebut, akhirnya Jiwa Bela Diri itu mengeluarkan suara-suara yang khas, sebelum akhirnya bertransformasi menjadi Jiwa Suci.     

Proses perubahan tersebut adalah proses seorang pertapa dari Alam Fish-dragon, yang hendak menembus ke Alam Setengah-Biksu.     

Mungkin hal itu sangat sulit bagi orang lain saat mereka hendak menembus Alam Setengah-Biksu, namun karena Zhang Ruochen telah mempersiapkannya sejak lama, maka ia dapat dengan mudah melakukannya.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen telah berada di Alam Setengah-Biksu level pertama.     

Prosesi penembusan alamnya pun akhirnya membuat semua Energi Chi di sekitar mulai berkumpul ke dalam tubuhnya, sebelum akhirnya masuk ke dalam Lautan Chi di dalam dahinya. Di waktu yang bersamaan, terdapat pusaran Energi Chi yang terbentuk, sebagaimana tubuh lelaki itu yang menjadi titik pusatnya.     

Pada saat Energi Chi itu masuk ke dalam tubuhnya, maka seketika itu pula semua energi tersebut langsung berubah menjadi Chi Suci.     

Apa yang mengalir di dalam meridian Setengah-Biksu masih disebut sebagai Chi Suci, bedanya hanya menjadi lebih padat dan murni.     

Sebagai perbandingan, ketika seorang pertapa dari Alam Fish-dragon menyerap Energi Chi dalam radius 300 meter di sekitar, saat itu mereka dapat melepaskan 10 kali serangan. Namun, saat ia telah menjadi seorang Setengah-Biksu dan menyerap Energi Chi dalam radius yang sama, maka ia hanya dapat menggunakannya untuk satu kali serangan.     

Meskipun Setengah-Biksu jauh lebih sulit dalam menyerap Chi Suci, namun ketika ia melepaskan serangan, maka daya ledak yang terkandung di dalamnya benar-benar mengerikan.     

Selain itu, daya ledak di dalam teknik-teknik bela diri yang dilepaskan oleh sang Setengah-Biksu juga akan menjadi sepuluh kali lipat lebih kuat daripada saat ia masih berada di Alam Fish-dragon.     

Akibatnya, para Setengah-Biksu hampir selalu kehabisan Energi Chi. Maka dari itu, mereka akan melakukan segala cara agar dapat membeli Batu Suci dan mengisi kembali Chi Suci-nya, kapanpun dan dimanapun mereka berada..     

Pada saat ini, pukulan sang Permaisuri sedang menerjang dari langit dan hampir mengenai kepala Zhang Ruochen.     

Namun, tiba-tiba, terdapat cahaya brilian yang memancar dari kedua matanya. Zhang Ruochen sedang mengalirkan semua Energi Chi – dalam radius ribuan kilometer – dan menyuntikkannya ke dalam Pedang Taotian secara konstan.     

"Chi Yao, aku tahu kau bahwa bisa mendengar suaraku. Dengarkan ini: suatu hari nanti, aku sendiri yang akan datang ke Istana dan membantai dirimu."     

Zhang Ruochen berteriak kencang, sebagaimana ia juga hendak melompat.     

Pedang Taotian yang brilian itu, tiba-tiba langsung menyatu dengan tubuhnya, sehingga mereka berdua berubah menjadi Human Sword. Di waktu yang bersamaan, hentakan kaki Zhang Ruochen pun langsung membuat tanah di bawahnya berubah menjadi ambles.     

Banyak orang berpikir kalau Zhang Ruochen akan melarikan diri. Selain itu, tidak ada satupun dari mereka yang pernah menyangka bahwa ternyata lelaki itu bukan hanya berani bertarung melawan bayangan sang Permaisuri, melainkan juga menyebut nama sang Permaisuri tanpa gelar apa-apa. Bahkan, lelaki itu juga berani mengklaim kalau ia akan membantai sang Permaisuri.     

Bahkan Elder Sekte Death Zen atau Pemimpin Sekte Setan sama sekali tidak berani bicara seperti itu.     

"Karena dia telah mencapai Alam Setengah-Biksu, seharusnya dia cukup melarikan diri dan menemukan tempat yang ideal untuk memulihkan diri. Setelah dia benar-benar pulih, maka dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Kenapa dia malah menentang sang Permaisuri?"     

"Dengan kata-katanya hari ini, Zhang Ruochen pasti akan membuat semua membuat sang Permaisuri merasa kesal. Meskipun sang Permaisuri tidak datang langsung untuk menanganinya, namun orang-orang dari istana kekaisaran pasti akan memburu dan membunuhnya atas nama sang Permaisuri."     

"Dasar pria ceroboh! Ceroboh sekali!"     

…     

Terdapat lebih banyak inskripsi yang aktif pada Pedang Taotian.     

Thousand Lines of Destruction yang mengerikan kembali terlepas dan berbenturan dengan pukulan bayangan Permaisuri. Setelah itu, serangan tersebut berhasil menembus bayangan tersebut dan menusuknya.     

Zhang Ruochen terbang melewati bayangan tersebut, dan terus terbang semakin tinggi sampai berada setara dengan kepala Permaisuri. Setelah itu, ia menebaskan pedangnya ke arah depan.     

Zoom!     

Cahaya pedang yang brilian melepaskan energi pedang sepanjang 1 kilometer, sebagaimana pedang itu sedang menebas leher sang Permaisuri.     

Setelah itu, bayangan sang Permaisuri pun akhirnya tumbang dengan suara yang kencang.     

Sementara itu, selain Jian Kongzi, maka tiga orang figur tangguh yang juga turut serta dalam mengendalikan bayangan tersebut – Feng Qin, Queen Yin Eagle dan Zhuang Xuankong – sama-sama memuntahkan darah dan langsung setengah berlutut di tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.