Kaisar Dewa

Perasaan



Perasaan

1Zhang Ruochen menyentuh pipinya sendiri, lalu berkata, "Ada sebuah cara lain. Saudari senior seperguruan, kau bisa mengambil inisiatif untuk memutuskan pertunangan kita... saudari senior seperguran... kau..."     

Huang Yanchen tiba-tiba berdiri, sekujur tubuhnya menjadi gemetar karena marah. Kemudian, sebuah ledakan Tenaga Chi diri mulai menyeruak dari dalam tubuhnya, sehingga berhasil menciptakan kristal-kristal es di sekitar ruangan tersebut.     

"Apakah aku... mengatakan sesuatu yang salah... lagi?" Zhang Ruochen bisa melihat bahwa Huang Yanchen menjadi sangat marah, sehingga ia menjadi kebingungan.     

Huang Yanchen melepaskan tinju ke arah dada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen duduk di atas kursi, ia merentangkan tangannya untuk menangkap pergelangan tangan Huang Yanchen, lalu berkata, "Saudari senior seperguruan, kau sungguh punya perangai yang mengerikan! Bahkan jika kau ingin bertarung, maka kau harus mengatakan padaku apa alasannya. Saudari senior seperguruan, kau... mengapa kau menangis?"     

Huang Yanchen menghempaskan tubuhnya ke pelukan Zhang Ruochen dengan bibirnya yang terkatup rapat. Kemudian, lengannya yang seputih bunga teratai, sedang memeluk Zhang Ruochen, sehingga ia mulai membenamkan wajahnya di dada lelaki tersebut. Sementara itu, sambil tetap terisak, maka air matanya mulai mengalir deras.     

Zhang Ruochen hanya bisa mematung dan merasakan sesuatu yang hangat di lengannya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa Huang Yanchen yang dingin bisa berubah menjadi seorang gadis kecil – yang menghempaskan tubuhnya sendiri ke dalam pelukan lelaki tersebut – sambil menangis dan memukul-mukul dadanya.     

Perasaan ini... adalah tidak benar!     

Apakah ini adalah iblis istana Kampus Barat, Huang Yanchen?     

Apakah ini adalah Putri dari Qianshui Commandery yang congkak dan arogan, Huang Yanchen?     

"Saudari senior seperguruan, kau..."     

Zhang Ruochen hanya duduk di kursinya tanpa berani bergerak sedikitpun. Sementara itu, kepalanya benar-benar kosong.     

Zhang Ruochen masih berusia 18 tahun. Sementara itu, seorang wanita tidak pernah sampai menghempaskan dirinya ke dalam pelukan lelaki tersebut sebelumnya.     

Itu sungguh terasa aneh. Zhang Ruochen benar-benar menjadi tercengang.     

Huang Yanchen menangis sendu. Ia terisak, "Zhang Ruochen, aku tidak ingin membatalkan pertunangan ini... aku tidak mau..."     

"Aku tidak tahu kapan itu terjadi. Mungkin di Bumi No.1, saat berada di kolam pemandian, ketika kau membuatku terluka parah hanya dengan satu tinju, dan semenjak itulah kita telah diikat oleh takdir. Atau mungkin, ketika kita sedang mempelajari Bayangan Naga Kerajaan Angin di Lembah Iblis Angin, atau ketika kau menyelamatkanku dari Kelompok Poisonous Spider. Aku tidak tahu mengapa... mengapa aku jatuh cinta padamu."     

"Ketika aku mendengar bahwa kau telah diburu oleh para master dari Kelompok Poisonous Spider dan Square Commandery, maka aku sangat ketakutan jika aku tidak bisa melihatmu lagi. Apalagi, kau masih terlampau muda! Bagaimana mungkin kau bisa mengalahkan para master jahat tersebut? Itu adalah sampai waktu dimana akhirnya aku menyadari dan memastikan kembali perasaan di hatiku."     

"Tapi... mengapa.... mengapa kau sangat brutal dengan menolakku? Mengapa? Mengapa kau harus membatalkan pertunangan? Mengapa?"     

Huang Yanchen menarik-narik baju Zhang Ruochen dan tetap menyodori lelaki itu dengan serentetan pertanyaan. Ia sedang merasa kalut dan bermandikan air mata.     

Sebagaimana ia mendengar pengakuan Huang Yanchen, maka tatapan mata Zhang Ruochen perlahan-lahan mulai berubah menjadi sayu.     

Kal ini, Huang Yanchen bukan menjadi seorang yang meledak-ledak dengan hati sebeku es, melainkan ia menjadi seorang wanita yang sedang ingin diperhatikan.     

Dengan tingkat arogansinya, maka hal tersebut adalah sangat sulit baginya ketika sampai menjadi rapuh saat sedang mengutarakan perasaan yang sesungguhnya.     

Itu semua adalah karena lelaki tersebut kurang memahami hal-hal mengenai ketertarikan, sehingga belum sanggup membaca perasaan cinta Huang Yanchen. Jika lelaki itu adalah seorang casanova, maka ia pasti bisa menyadari apa yang dirasakan Huang Yanchen sejak lama. Sehingga, wanita tersebut sama sekali tidak perlu menjadi terang-terangan semacam itu.     

Saat ia bicara, maka tidak ada lagi jalan untuk kembali.     

Apakah lelaki tersebut akan menolak atau menerima?     

Jika ia menolak wanita tersebut, akankah wanita itu menjadi lebih sedih? Akankah mereka berdua menjadi asing satu sama lain?     

Jika ia menerima, apakah ia benar-benar akan menikahi wanita tersebut?     

Zhang Ruochen sama sekali tidak pernah mempersiapkan hal ini. Apalagi, ia masih berusia 18 tahun. Sehingga, ia tidak pernah menyangka bahwa segala sesuatu yang pernah diperbuat olehnya telah berubah menjadi kisah percintaan.     

Zhang Ruochen tidak mengerti bagaimana harus merespon, sehingga ia menjadi ragu dalam kurun waktu yang lama. Kemudian, ia hanya bisa berkata, "Saudari senior seperguruan, sesungguhnya, aku mencintai orang lain, dan aku tidak akan pernah bisa mencintai wanita lain dalam waktu dekat."     

Huang Yanchen mengangkat kepala, dan memperlihatkan cetak tanda air mata, sebelum akhirnya berkata, "Siapa dia? Chen Xier? Duanmu Xingling? Atau Han Qiu?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, lalu berkata. "Tidak ada satupun dari mereka. Saudari senior seperguruan, kau tidak perlu khawatir! Aku tidak akan lagi mengatakan bahwa diriku ingin membatalkan tali pertunangan di masa depan. Seperti katamu, semenjak aku terlibat dengan pertunangan ini, maka aku tidal akan menghancurkannya."     

"Apa kau baru saja mengasihaniku?"     

"Aku..."     

Tatapan mata Huang Yanchen menjadi dingin. Kemudian, ia berdiri, sambil mulai merapikan bajunya yang berantakan, sebelum akhirnya mengusap air matanya sendiri. Lalu, ia membalikkan badan dan tidak lagi berani menatap mata Zhang Ruochen.     

"Maaf!" Zhang Ruochen menghela nafas.     

Ia tahu bahwa Huang Yanchen mempunyai perasaan padanya, dan ia juga mempunyai perasaan positif pada wanita tersebut. Tapi, bagaimana mungkin ia bisa melupakan seorang wanita yang pernah dicintainya?     

Baik cinta dan dendam adalah sesuatu yang sama-sama kuat.     

Sebelum Zhang Ruochen menemukan alasan tentang apa yang sesungguhnya terjadi pada 800 tahun silam, maka ia hanya bisa fokus pada Seni Bela Diri, dan tidak akan membiarkan dirinya sendiri tenggelam dalam kisah asmara.     

Jika ia benar-benar sanggup melupakan Chi Yao di kemudian hari, maka mungkin ia akan menemukan seorang gadis yang bisa dijadikan sebagai kekasih. Kemudian, mereka bisa bersama layaknya sepasang kekasih yang telah digariskan oleh langit, dimana hal tersebut bukanlah sesuatu yang buruk.     

"Zhang Ruochen, jangan pernah bercerita pada Duanmu Xingling dan Chen Xier tentang apa yang baru saja terjadi. Tidak, kau tidak boleh mengatakannya pada siapapun. Sebab, kau pasti tahu bahwa aku tidak pernah menangis sebelumnya." Huang Yanchen berkata dingin, dengan kedua mata berwarna merah.     

"Baiklah! Sebaiknya aku segera pergi!"     

Zhang Ruochen mengucapkan selamat tinggal pada Huang Yanchen.     

Perasaannya sangat membingungkan, sehingga ia menjadi teringat kembali tentang banyak hal yang pernah terjadi di kehidupan sebelumnya. Sepertinya, ia butuh sebuah tempat untuk mengosongkan pikirannya.     

Huang Yanchen membiarkan Zhang Ruochen beranjak pergi. Ia bahkan tidak menoleh ke arahnya.     

Ketika Zhang Ruochen telah pergi dari kediaman latihan, maka Huang Yanchen menghentakkan kaki dan memukul kepalanya sendiri. "Apa yang terjadi denganku? Mengapa aku memeluk Zhang Ruochen sambil menangis dan mengatakan hal-hal yang demikian padanya? Apakah dia mengira bahwa aku sedang memohon padanya? Sekarang ini, dia pasti sedang menertawakanku."     

"Sial! Wanita mana yang ada di hatinya?"     

Huang Yanchen mempunyai karakter yang kuat, sehingga ia tidak akan mudah menyerah. Sementara itu, ia meyakini bahwa jika dirinya bekerja lebih keras, maka ia bisa menempati hati Zhang Ruochen, cepat atau lambat.     

Huang Yanchen tidak benar-benar peduli pada wanita lain yang ada di hati Zhang Ruochen. Sebab, pria tangguh manapun bisa mempunyai banyak istri dan selir.     

Sebagaimana misal, ayah Huang Yanchen, Komandan Pangeran Qianshui, telah menikahi ibu Huang Yanchen, tapi ia mempunyai beberapa selir lain, lalu mempunyai puluhan putra dan putri. itu adalah sesuatu yang normal!     

Tujuan utama dari Huang Yanchen adalah bagaimana menempatkan dirinya ke dalam hati lelaki tersebut. Sehingga, para wanita lain tidak akan kebagian tempat di hati Zhang Ruochen.     

"Sejak dia berjanji bahwa dirinya tidak akan lagi membatalkan pertunangan, maka sejak saat itu pula terdapat banyak kesempatan yang masih terbuka."     

Huang Yanchen mengepalkan tinjunya kuat-kuat, lalu berkata, "Tidak peduli siapa sosok wanita tersebut, aku menolak percaya bahwa dia terlalu tangguh untuk bisa dikalahkan. Sekarang ini, setidaknya aku adalah tunangan resmi Zhang Ruochen, dimana hal tersebut adalah peluang terbesarku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.