Kaisar Dewa

Bagaimana Kabarmu?



Bagaimana Kabarmu?

2Mu Lingxi mengepalkan tangan dan mulai memukul-mukul dada Zhang Ruochen. "Mengapa kau berbohong padaku? Mengapa kau tidak berkata padaku bila kau masih hidup? Mengapa ketika kau melihatku di Kota Liyuan, tapi saat itu kau berpura-pura tak mengenaliku. Dasar pria jahat – kau pria yang paling buruk di dunia ini!"     

Zhang Ruochen masih berdiri di sana – seperti batang kayu – sambil membiarkan Mu Lingxi memukulinya.     

Kedua mata lelaki tersebut juga sedikit basah.     

Kala itu, ia tidak pernah menyangka bila Mu Lingxi benar-benar mencintainya sampai begitu dalam. Jauh di dalam hatinya, diam-diam lelaki itu merasa tergerak. Semenjak ia sudah terluka oleh pengkhianatan Chi Yao, namun baru kali ini akhirnya ia bisa merasa kembali hangat. Di dunia ini, setidaknya masih ada seseorang yang peduli dan mencintainya, yang menangis dan tertawa demi dirinya.     

Betapa berharganya suatu hubungan yang seperti itu!     

Setelah sekian lama, Zhang Ruochen akhirnya meminta maaf dengan suara yang parau. "Aku minta maaf."     

Mu Lingxi sedang menggigit bibirnya sendiri dan berkata dengan ekspresi kesal, "Minta maaf tidak akan membuat perbedaan apa-apa. Kau berhutang pada begitu banyak orang, tidak hanya kepadaku..."     

Tiba-tiba, ia langsung berhenti bicara, sebagaimana ia baru saja terpikirkan tentang sesuatu. Lalu, sebagaimana ia baru saja menyadari bahwa sikapnya salah, maka ia cepat-cepat melepaskan diri dari pelukan Zhang Ruochen, lalu mengambil tiga langkah mundur guna menjaga jaraknya sendiri.     

Alih-alih merasa terkejut, saat itu Zhang Ruochen malah menatapnya dengan tampang kebingungan.     

Saat itu, Mu Lingxi terlihat seperti sedang menanggung rasa sakit yang teramat dalam. Wanita itu mengerahkan segala tenaga hanya untuk bertahan, sebelum akhirnya memberanikan diri sambil bertanya ragu-ragu, "Apa Saudari Chen tahu bila kau masih hidup?'     

Zhang Ruochen menatap ke arahnya dan tiba-tiba mulai menyadari sesuatu. Setelah itu, ia menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Aku tidak memberitahunya. Hanya tiga orang, salah satunya adalah kau, yang tahu bila aku masih hidup."     

"Mengapa kau tidak memberitahunya? Apa kau tidak tahu bila dia sangat peduli terhadapmu? Dia hanya tidak pandai mengekspresikan dirinya. Mengapa kau sampai harus menyembunyikan kebenaran itu? Apa kau pernah berpikir seperti apa rasa sedihnya?" tanya Mu Lingxi, sambil merasa benar-benar sangat kebingungan.     

Kedua mata Zhang Ruochen sedang terpaku dan menatap sesuatu nun jauh. Kala itu, ia sedang menatap ke arah pegunungan berwarna biru – yang sedang diterangi rembulan – di tempat yang sangat jauh, sebelum akhirnya berkata, "Aku adalah orang yang tidak bisa dikenal oleh dunia. Aku hanya bisa hidup di balik kegelapan. Dia adalah seorang Ahli Waris Keluarga Chen dan hidup di bawah cahaya. Dia punya kedua orang tua dan keluarga besar di belakangnya. Yang jelas, selama Permaisuri masih hidup, maka kita tidak akan pernah bisa bersama."     

"Tapi... tidakkah kau sudah bersikap terlampau keji terhadapnya?" tanya Mu Lingxi.     

"Memberitahunya terkait bahwa aku masih hidup bahkan jauh lebih keji lagi."     

Zhang Ruochen menambahkan, "Ada begitu banyak orang di Daratan Kunlun yang menghendaki sang Keturunan Ruang dan Waktu untuk mati. Sejak awal, mereka sudah berharap agar aku cepat-cepat mati. Jadi, bila berita tentang diriku yang masih hidup sampai tersebar luas, maka mereka pasti akan membunuh Yanchen, ibuku, dan teman-temanku. Jadi, mereka hanya bisa hidup aman ketika aku benar-benar menghilang sepenuhnya."     

Saat itu, kedua mata cantik Mu Lingxi sedang menatap Zhang Ruochen lekat-lekat.     

Pada saat ini, wanita itu akhirnya menyadari seperti apa rasa sakit – yang tak bertepi – yang sedang dihadapi oleh Zhang Ruochen. Lelaki itu tidak bisa pulang ke rumah, melihat tunangannya, atau bertemu dengan teman-temannya.     

Itu semua karena ada begitu banyak orang yang ingin agar sang Keturunan Ruang dan Waktu meregang nyawa. Bahkan, itu juga berlaku pada sosok tak tertandingi, yakni Permaisuri Chi Yao.     

Permaisuri Chi Yao seperti sebuah gunung raksasa yang sedang menghimpitnya, hingga ia sama sekali tidak bisa bernafas.     

Kecuali bila ia sanggup menyingkirkan gunung tersebut, jika tidak, maka ia tidak akan bisa melihat cahaya.     

Setidaknya, Huang Yanchen dan Selir Lin masih memiliki orang-orang yang bisa menenangkan mereka, dan peduli kepada mereka, hingga membantu mereka berdua untuk keluar dari perasaan berduka.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen bahkan jauh lebih menyedihkan. Sebab, selama sang Permaisuri masih hidup, maka ia harus hidup dalam pengasingan, tanpa bantuan dan kepedulian dari orang lain. Yang jelas, lelaki itu tidak bisa percaya pada siapa-siapa, hingga ia harus mampu menjalani hidupnya yang tak menentu, sambil terus menerus berkawan dengan sepi, kegelapan, dan kegetiran.     

Jika bukan karena sedang dilemahkan oleh keadaan, bagaimana mungkin ia rela hidup dalam persembunyian?     

Mu Lingxi pun akhirnya bisa memahami, alasan mengapa Zhang Ruochen harus berpura-pura tak mengenalnya. Ternyata, lelaki itu hanya tidak ingin membuat wanita tersebut terluka atau bahkan terlibat dalam kehidupan yang semacam itu.     

Ia pun merentangkan tangannya dan berusaha mengelus lengan Zhang Ruochen dengan kedua jarinya. "Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Aku tahu jika kau sedang berada di situasi yang sulit. Bagaimana bila kau pergi ke Sekte Bulan Penyembah Setan bersamaku? Aku akan menjadikanmu sebagai sang Great Guardian-ku. Bagaimana menurutmu?"     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen mulai menatapnya lekat-lekat. "Mengapa semua wanita selalu menginginkan seorang Great Guardian?"     

"Siapa lagi yang ingin menjadikanmu seperti itu? Wanita mana yang sedang kau bicarakan? Siapa yang berani-beraninya mencuri Great Guardian-ku?"     

Sambil berkacak pinggang, maka wanita itu tidak lagi terlihat seperti sang dewi immortal. Sebaliknya, ia terlihat seperti peri – yang menggemaskan – dan sedang melampiaskan kemarahannya.     

Meski demikian, Zhang Ruochen sendiri juga paham bila wanita itu tidak benar-benar sedang merasa marah, namun hanya berniat untuk menghiburnya.     

"Aku hanya bercanda."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, sambil mengambil topeng logamnya yang tergeletak di tanah. Kemudian, ia berkata, "Meskipun Sekte-mu sangat tangguh dan diam-diam kalian juga sanggup menandingi istana kekaisaran, namun di dalam sana mungkin tidak ada tempat bagiku. Sebab, urusanku dengan Permaisuri Chi Yao tidaklah sesederhana seperti yang kau kira.     

"Permaisuri Chi Yao terlampau kuat dan tangguh – hingga mampu membuat semua orang ketakutan. Sebelum aku punya kekuatan untuk bertarung melawannya, maka aku tidak bisa berada terlalu dekat dengan orang lain, supaya aku tidak membahayakan mereka. Apa kau sudah paham, saudari senior seperguruan Duanmu?"     

Saat itu, kedua mata bulat Mu Lingxi sedang menatap Zhang Ruochen lekat-lekat. Tampaknya, ia merasa seperti bisa memahami gejolak emosi di dalam diri lelaki tersebut. Kemudian, ia cepat-cepat bertanya, "Apa ada rahasia yang tidak berani kau katakan pada orang lain? Sebenarnya, masalah apa yang sedang terjadi antara dirimu dan sang Permaisuri?"     

"Tolong berhenti bertanya. Meskipun kau terus bertanya, tapi aku tidak akan pernah mengatakan apa-apa." Balas Zhang Ruochen.     

Mu Lingxi menggigit bibirnya sendiri dan berhenti memaksa Zhang Ruochen untuk mengatakan sesuatu. Namun, tiba-tiba, ia mulai memeluknya dari belakang – erat sekali – sambil berkata, "Aku tidak peduli terhadap urusanmu dengan sang Permaisuri. Sekarang, karena aku sudah tahu bila ternyata kau belum mati, maka kau tidak boleh sampai meninggalkanku lagi."     

Zhang Ruochen kembali mengenakan topeng logamnya. Setelah itu, ia hanya bisa merasa pasrah dan berkata, "Lepaskan aku terlebih dahulu."     

"Tidak, aku tidak mau. Kau sudah bilang padaku bila seorang pria yang paling cuek di dunia ini pasti masih akan tertarik kepadaku. Bahkan, dia juga rela berlutut di bawah kakiku. Apa kau tahu betapa bahagianya diriku saat pertama kali mendengarnya? Sekarang, aku berikan kesempatan ini kepadamu, hanya kepadamu," kata Mu Lingxi.     

Di waktu lalu, Zhang Ruochen sudah bertunangan dengan Huang Yanchen. Sehingga, Mu Lingxi tidak berani terlampau menggoda atau berada terlalu dekat dengannya.     

Namun, Zhang Ruochen sudah pernah mati. Jadi, ia sudah tidak sama lagi seperti Zhang Ruochen di waktu itu. Jadi, mengapa tidak menggodanya sekarang?     

Huang Yanchen mungkin akan marah dan memaki-maki dirinya di masa depan, namun untuk sekarang ini, setidaknya ia bisa memeluk lelaki tersebut erat-erat dan tidak ingin lagi melepasnya.     

Pada saat ini, terdapat gelombang Kekuatan Batin yang mulai mendekati Zhang Ruochen dan Mu Lingxi dari kejauhan, yang melesat dengan cepat ke arah mereka.     

Zhang Ruochen dan Mu Lingxi sendiri adalah sama-sama para master, secara natural, maka mereka juga bisa merasakan hadirnya Kekuatan Batin tersebut.     

"SWOOSH!"     

Zhang Ruochen menggerakkan tangannya dan mendorong ke arah depan. Saat itu, ia melepaskan sebuah gelombang Kekuatan Batin untuk menghancurkan gelombang lain yang sedang mendekatinya.     

Yang jelas, itu pasti Kekuatan Batin milik Ice Demon.     

"Sial. Dari semua waktu yang terlewati, mengapa dia harus datang di saat-saat yang seperti ini!" Mu Lingxi langsung menggerutu kesal.     

Zhang Ruochen bertanya, "Kita akan melawan mereka atau tidak?"     

"Tentu saja kita harus melawan mereka. Jika tidak, maka mereka pasti akan berpikir bila aku takut dengan mereka."     

Mu Lingxi pun mulai mengalirkan Tenaga Chi dari dalam tubuhnya. Setelah itu, terdapat nuansa dingin yang memancar dari kedua matanya. Kala itu, ia berkata, "Aku hanya ingin memancingmu datang kemari, jadi terakhir kalinya, aku memang sengaja menyerahkan diri pada mereka. Namun, karena mereka baru saja menghancurkan momen-momen bahagiaku, maka aku sama sekali tidak akan pernah memberikan ampun!"     

Zhang Ruochen pun mengeluarkan Bola Petir dan menggenggamnya erat-erat.     

Mu Lingxi melirik ke arah Zhang Ruochen, sambil merasa terkejut. Setelah itu, ia mengedipkan matanya dan berkata, "Ice Demon sudah melatih Kekuatan Batin-nya selama lebih dari 100 tahun. Dia sungguh tangguh. Apa kau yakin bisa mengalahkannya hanya dengan mengandalkan Kekuatan Batin?"     

Mu Lingxi tahu bila Zhang Ruochen sangat berbakat dalam hal Kekuatan Batin, namun lawan yang sedang dihadapi sekarang ini adalah seorang iblis tua dengan Kekuatan Batin yang tinggi.     

Jadi, tidak peduli seberapa bertalentanya Zhang Ruochen, namun bagaimana mungkin ia mampu mengalahkan Ice Demon yang sudah berlatih selama satu abad?     

Apalagi, Zhang Ruochen sendiri jauh lebih unggul dalam hal Seni Bela Diri, dan bukannya Kekuatan Batin.     

Saat itu, Zhang Ruochen terlihat tenang dan berkata, "Jangan khawatirkan aku. Sebab, aku sendiri juga yakin mampu mengalahkannya."     

Sebelum ia sempat menyelesaikan perkataannya, namun Mu Lingxi telah lebih dulu menemukan bila Zhang Ruochen sudah tidak ada di tempatnya berdiri. Bahkan, tidak ada aura yang bisa dideteksi.     

"Huaa!"     

Udara di sekitar sana tiba-tiba menurun drastis, hingga semakin lama menjadi semakin dingin.     

Dari ujung horizon, di sana Ice Demon terbang dengan kecepatan tinggi, sebelum akhirnya berputar-putar di udara setinggi 300 meter.     

Dalam kegelapan tersebut, maka suara membelah angin terdengar di udara, sebagaimana para Ksatria Jahat mulai berlari cepat dari segala penjuru. Jumlah mereka terlampau banyak, hingga kesulitan untuk dihitung. Sekarang ini, mereka sedang mengepung Mu Lingxi.     

Ice Demon menatap Mu Lingxi yang berada di bawah. Setelah itu, ia tertawa dengan suara serak dan penuh kemenangannya. "Yang Mulia, Biksuni, bagaimana kabarmu?"     

Mu Lingxi sedang melipat tangannya di depan dada, dengan wajah yang terlihat berseri-seri "Ice Demon, apa kau pikir anak buahmu bisa menangkapku? Aku sarankan agar kau cepat-cepat memanggil Cyan-robed Emissary dan Hunter untuk datang kemari terlebih dahulu. Sebab, hanya mereka berdua yang layak bertarung melawanku."     

Ice Demon mendengus. "Anak buah saya? Apa Anda pikir Pasar Gelap tidak punya master? Hari ini, saya akan memperlihatkan kepada Anda seberapa tangguhnya kekuatan kami. Cepat gunakan Powerful Phoenix-besieged Array! Siapa yang bisa menangkap sang Biksuni Sesat akan mendapatkan 10.000.000 Kristal Suci, ditambah dengan satu buah Pil Dragon Rising."     

Mereka yang datang kemari dan ingin menangkap Biksuni Sesat adalah para ksatria kelas top. Setidaknya, mereka sudah berada di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon.     

Semua Ksatria Jahat itu sedang bersembunyi di hutan gelap. Mereka sedang mengaktifkan Tenaga Chi ke dalam batu permata, dan mulai mengaktifkan Inskripsi Array.     

"SWOOSH!"     

Ada puluhan kolom cahaya yang tiba-tiba melesat ke arah langit. Setelah itu, mereka membentuk lingkaran cahaya raksasa dan saling terhubung satu sama lain. Tidak lama setelahnya, cahaya-cahaya itu berubah menjadi sebuah formasi Serangan Gabungan.     

Yang jelas, Mu Lingxi tidak akan diam saja dan menunggu kematiannya sendiri. Saat itu, ia langsung menggerakkan pergelangan tangannya, hingga kedua jari putihnya mulai mencubit sesuatu. Di waktu yang bersamaan, terdapat sebuah duri berwarna hijau yang berada di sela jarinya.     

Itu merupakan Senjata Suci Bela Diri kelas delapan, yakni Astral Wind Breaking Needle.     

Astral Wind Breaking Needle hijau itu pun melesat di dalam kegelapan. Setelah itu, seorang pertapa di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon pun langsung terkena serangan.     

"BOOM!"     

Astral Wind Breaking Needle itu pun langsung meledak, hingga menciptakan sebuah pusaran energi yang dahsyat. Kemudian, duri itu berhasil menghancurkan pertapa tersebut sampai berkeping-keping.     

Ledakan yang besar itu menciptakan kawah berukuran lima meter di atas permukaan tanah.     

Tempat itu akhirnya penuh dengan tulang-belulang dan darah berwarna merah.     

Di sisi lain, Mu Lingxi terus menerus melemparkan durinyanya. Sehingga, Astral Wind Breaking Needle-nya terlempar cepat seperti hujan, hingga berhasil memporak-porandakan para pertapa jahat dari Pasar Gelap.     

"BOOM!"     

"BOOM!"     

...     

Dalam sekejap, 17 atau 18 orang pertapa jahat dari Alam Fish-dragon akhirnya terbunuh oleh duri tersebut. Akibatnya, tubuh mereka yang meledak akhirnya menciptakan suatu pemandangan yang mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.