Kaisar Dewa

King Kong Savage Beasts\' Body



King Kong Savage Beasts\' Body

0King Kong Savage Beasts' Body adalah teknik bela diri kelas rendah dari Tingkatan Ruh, dimana teknik tersebut cukup terkenal di kalangan para ksatria. Dengan secara konstan menenggak darah dari para binatang buas, maka seorang ksatria bisa memurnikan tubuh mereka guna meningkatkan teknik bela dirinya.     

Dan ketika telah berhasil sampai pada pemahaman puncak, maka seorang ksatria bisa mendapatkan kekuatan yang melebihi kelas medium dari Tingkatan Ruh.     

Komandan Putri Zhenling telah mencapai puncak dari "King Kong Savage Beast' Body". Oleh karena itulah, kekuatan fisiknya seolah telah melampau seekor binatang buas level empat.     

"Boom!"     

Sekujur tubuh Komandan Putri Zhenling berubah menjadi berwarna emas. Kemudian, sebuah titik cahaya berwarna emas – mulai memancar dari Lautan Chi miliknya – yang terdapat diantara kedua alis.     

Sementara itu, sensasi mengerikan datang dari kekuatan bela diri yang dipancarkan oleh tubuh wanita tersebut. Kemudian, ia melesat ke arah depan dalam waktu yang cukup singkat, dimana hal tersebut berhasil menciptakan lubang-lubang di tanah seiring dengan gerakan kakinya.     

"Golden Flame Fist."     

Komandan Putri Zhenling meninju Pedang Kuno Abyss, dimana hal tersebut membuat Zhang Ruochen terlempar jauh ke belakang.     

Kemudian, lelaki itu merasa bahwa Tenaga Chi di dalam tubuhnya berubah menjadi tidak stabil. Sementara itu, kedua lengannya seolah hancur dengan rasa sakit yang luar biasa, sebagaimana dirinya baru saja dihantam oleh sebuah gunung yang terbuat dari besi. Lelaki itu tergelincir sampai puluhan meter jauhnya, sebelum akhirnya berhasil mendapatkan pijakannya kembali. "Seorang wanita sanggup menguasai sampai pada pemahaman puncak dari King Kong Savage Beast' Body. Sungguh menakjubkan!"     

Kekuatan di balik satu serangan yang dilepaskan telah cukup membuat Zhang Ruochen mendapatkan luka dalam.     

Saat itu, Komandan Putri Zhenling kembali meninju wajah Zhang Ruochen dengan menggunakan tinju emas raksasanya, bahkan sebelum Zhang Ruochen sempat bersiap-siap.     

Tinjunya kali ini adalah lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.     

Rasa sakit dari angin yang sedang menyelimuti serangan tinju tersebut mulai menampar-nampar wajah Zhang Ruochen. Kemudian, ia merasa bahwa kulitnya akan segera mengelupas.     

Lalu, Zhang Ruochen segera menggunakan kekuatan distorsi ruang, guna menghindari serangan tinju emas tersebut. Sementara itu, ia menundukkan badannya agar bisa menusuk Komandan Putri Zhenling dengan serangan dadakan.     

"SWISH!"     

Dengan satu buah gerakan, maka Zhang Ruochen mulai melepaskan serangan dadakan secepat kilat. Dalam satu kedipan mata, ia telah berhasil menancapkan pedangnya ke dalam tubuh Komandan Putri Zhenling.     

Komandan Putri Zhenling adalah orang yang sangat sensitif; apalagi, ia adalah seorang ksatria tangguh dari Alam Surga. Oleh karena itulah, ia segera melangkah mundur saat Zhang Ruochen menusuknya.     

Lalu, Komandan Putri Zhenling terbang sejauh 100 meter dari tempat Zhang Ruochen berdiru, sebelum akhirnya ia mendapatkan pijakannya kembali.     

Sementara itu, ia mulai merasakan sedikit sakit di area dadanya.     

Tidak lama kemudian, tetes-tetes darah mulai mengalir dari kulit emasnya, yang mana hal tersebut mulai mewarnai bajunya hingga berubah menjadi merah.     

Beruntungnya, reflek dari Komandan Putri Zhenling cukup cepat, sehingga ia berhasil terlepas dari serangan pedang Zhang Ruochen, yang mana pedang tersebut telah berhasil menusuk tubuhnya sedalam satu inci. Jika ia tidak bisa merespon dalam satu kedipan mata, maka ia pasti akan mati oleh karena serangan pedang tersebut.     

Saat mengalami hal itu, maka Komandan Putri Zhenling mulai mengeluarkan keringat dingin. Kemudian, ia tidak lagi memandang Zhang Ruochen dengan remeh. Sebaliknya, ia menatap lelaki tersebut dengan tatapan waspada, sebelum akhirnya berkata: "Aku telah mendengar bahwa teknik pedangmu cukup unggul. Hari ini, akhirnya aku bisa mempercayai itu. Tidak heran bila kau bisa mengalahkan murid dari seorang Setengah-Biksu. Aku penasaran; bagaimana mungkin kau bisa menghindari tinjuku? Sepertinya ada ruang yang terdistorsi..."     

Jika bukan karena distorsi ruang, maka wanita itu pasti telah berhasil membunuh Zhang Ruochen dengan serangan tinjunya.     

"Karena aku bisa mengendalikan ruang." Jawab Zhang Ruochen dengan santai.     

"Apa? Bahkan para Biksu agung tidak sanggup mengendalikan ruang."     

Komandan Putri Zhenling sama sekali tidak percaya dengan perkataan Zhang Ruochen. Kemudian, ia mulai mengepalkan tinjunya erat-erat dan bersiap untuk kembali menyerang Zhang Ruochen.     

"Ahh... Tolong..."     

Itu adalah karena rasa sakit di dadanya, sehingga Tenaga Chi miliknya menjadi tidak beraturan. Kemudian, darah semakin deras menyemprot dari balik lukanya.     

Zhang Ruochen sepertinya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan Komandan Putri Zhenling. "Aku telah menghancurkan pelindungmu dengan menggunakan pedangku," katanya. "Aku menyarankan agar kau berhenti menggunakan King Kong Savage Beast' Body dan menyerah sekarang juga. Jika tidak, maka tubuhmu bisa meledak."     

"Omong kosong! Apa kau kira bisa menakutiku?"     

Tubuhnya adalah seperti balon yang baru saja diletuskan oleh sebuah jarum. Sehingga, luka kecil yang berada di dadanya berubah menjadi lebih dan semakin besar saat wanita tersebut mengalirkan Tenaga Chi, dimana hal itu menyebabkan darahnya semakin menyemprot deras.     

Sebagaimana Komandan Putri Zhenling mulai menarik kembali Tenaga Chi karena rasa sakit yang dideritanya, seketika itu pula Zhang Ruochen langsung melepaskan serangan. Tidak lama kemudian, sebuah kilatan cahaya mulai tampak di depan mata wanita tersebut.     

Semburan Pedang yang tajam mulai menghunus ke arah tenggorokannya.     

Sementara itu, ekspresi wajah Komandan Putri Zhenling mulai berkedut. Lalu, ia mengalirkan semua energi dari setiap meridian yang terdapat di dalam tubuhnya, sebelum akhirnya merentangkan lengan guna meninju tubuh Pedang Kuno Abyss.     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen menjentikkan lengannya, dan mengubah arah dari tubuh Pedang Kuno Abyss menjadi ke sisi tajam pedang tersebut.     

Pedang Kuno Abyss itu sangat tajam sehingga tinju milik Komandan Putri Zhenling langsung terbelah, dari jari telunjuk sampai ke jari tengah, ketika tinju wanita tersebut bertemu dengan sisi tajam pedang.     

"Tanganku!"     

Sebuah pekik suara memilukan mulai terdengar dari mulutnya. Seketika itu juga, Komandan Putri Zhenling segera menyegel aliran darah yang berada di lengan kanannya guna menghindari pendarahan yang berlebih.     

Lengan kanannya benar-benar lumpuh.     

Zhang Ruochen pasti tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Oleh karena itulah, sekali lagi ia menebas pedangnya dengan cara mematikan, sehingga berhasil menciptakan gelombang Semburan Pedang.     

"CRASH!"     

Semburan Pedang itu terlepas dan melepaskan suara gemuruh.     

Komandan Putri Zhenling menggunakan tangan kiri, dengan cakar besi yang digunakan untuk menangkis serangan teknik pedang Zhang Ruochen.     

Di waktu yang sama, wanita tersebut terus melangkah mundur, sambik mencoba menemukan cara agar bisa melarikan diri.     

Dengan luka-luka dan salah satu tangan yang telah dilumpuhkan oleh Zhang Ruochen, maka Komandan Putri Zhenling telah kehilangkan setengah dari kekuatan sekaligus kemampuan bertarungnya.     

Dan jika wanita tersebut tidak melarikan diri tepat waktu, maka ia akan terbunuh oleh Zhang Ruochen.     

Selain itu, Komandan Putri Zhenling akan berada di posisi yang menguntungkan bila dirinya bertarung jarak jauh dengan menggunakan Cakar Besi-nya.     

Tapi sekarang, mereka bertarung hanya dalam jarak tiga kaki, yang mana hal tersebut berhasil membuat kekuatan dari Cakar Besi-nya menjadi kurang optimal, sehingga ia tidak mampu mengimbangi teknik pedang Zhang Ruochen yang sangat terampil.     

"Bang!"     

Pedang Kuno Abyss berhasil membelah Cakar Besi tersebut menjadi dua bagian hanya dalam satu kali serangan. Kemudian, dua Cakar Besi milik Komandan Putri Zhenling terlepas, dan terjatuh di atas ladang salju.     

"Brengs*k! Aku adalah seorang legenda Seni Bela Diri yang telah mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Surga. Bagaimana mungkin aku bisa dikalahkan olehmu, seorang junior dari Alam Bumi?"     

Komandan Putri Zhenling mengaum karena marah, lalu ia menghempas tanah dengan satu kali hentakan. Sebuah pilar Gelombang Tenaga Chi mulai meledak dari tempat dimana kaki itu mendarat, yang mana hal demikian berhasil membuat Zhang Ruochen terhuyung.     

Tanah yang berada di sekitar sana akhirnya terguncang hebat.     

Zhang Ruochen hanya bisa merasakan bahwa tanah yang berada di bawah kakinya mulai mengeluarkan kekuatan yang besar; saat menyadari hal tersebut, maka ia mulai melompat ke udara.     

Saat itu, ia segera menggunakan Hati yang Terhubung dengan Pedang guna mengayunkan Pedang Kuno Abyss miliknya.     

"Whoosh!"     

Seperti sinar cahaya, Pedang Kuno Abyss terbang sejauh 33 meter, sebelum akhirnya terbenam pada dada Komandan Putri Zhenlin.     

Semburan Pedang yang terlampau kuat mulai dilepaskan dari tubuh pedang tersebut, hingga sesaat kemudian, tubuh Komandan Putri Zhenling telah terbelah menjadi dua, dan terhempas di dua arah yang berbeda.     

Kemudian, Pedang Kuno Abyss melayang kembali di udara, lalu kembali di tangan Zhang Ruochen.     

"Ugh!"     

Zhang Ruochen menancapkan pedangnya, sebuah garis darah mulai mengucur dari mulutnya. Sepertinya memang ia sedang mengalami luka dalam yang cukup serius.     

Sesungguhnya, lelaki tersebut memang telah mendapatkan kekalahan telak, ketika ia menerima serangan tinju pertama milik Komandan Putri Zhenling, pada saat wanita tersebut masih menggunakan teknik King Kong Savage Beast' Body.     

Untungnya, Zhang Ruochen berhasil menghancurkan King Kong Savage Beast' Body milik Komandan Putri Zhenling dengan menggunakan kekuatan distorsi ruang, ditunjang dengan teknik pedang yang elegan. Sebab bila tanpa situasi yang menguntungkan semacam demikian, maka kesempatan untuk bisa bertahan hidup adalah terlampau kecil baginya.     

"Para master dari Alam Surga bukan orang-orang yang mudah ditangani. Jika aku tidak menguasai Pola Ruang, maka aku tidak akan sanggup mengalahkan seorang ksatria tangguh dari Alam Surga seperti wanita itu."     

Meski demikian, itu adalah sesuatu yang menakjubkan bagi seorang ksatria Tingkatan Fajar dari Alam Bumi, untuk bisa membunuh seorang legenda Seni Bela Diri yang telah mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Surga, semenjak jarak diantara tingkat pengolahan mereka terlampau jauh. Tapi Zhang Ruochen berhasil melakukan itu!     

200 mil jauhnya dari tempat dimana Zhang Ruochen bertarung dengan Komandan Putri Zhenling, di sana Huo Jingcheng telah berhasil menangkap Han Qiu.     

Huo Jingcheng dan Komandan Putri Zhenling telah memilih lawan mereka masing-masing sebelum melakukan pengejaran. Sementara itu, Huo Jingcheng memilih Han Qiu, sedangkan Komandan Putri Zhenling memilih Zhang Ruochen.     

Setelah mengalahkan Han Qiu dan Zhang Ruochen, maka mereka berdua berencana untuk bertemu di lokasi ini.     

"Mengapa Zhenling belum datang juga? Apa ada sesuatu yang salah?" kata Huo Jingcheng, sambil melayang di udara layaknya hantu yang menyeramkan, dengan matanya yang sedang menatap di arah kejauhan.     

Han Qiu, semua Jalur Aliran Chi miliknya telah disegel oleh Huo Jingcheng, sehingga ia diikat di sebuah pohon kuno dengan batangnya yang berdiameter 1m. Wanita itu bahkan tidak sanggup menggeliat.     

Di sampingnya, ada seekor Blue-scaled Snake yang berukuran panjang lebih dari 10 meter sedang melingkari batang pohon tersebut. Dengan sisik kehijauan dan setebal jemari, maka ular ini tampak seperti tumbuh-tumbuhan yang merambat, bila dilihat dari kejauhan.     

Han Qiu melirik ke arah Blue-scaled Snake dengan tatapan gelisah, sebelum akhirnya bicara dengan hati-hati: "Paman Huo, sebaiknya kau memeriksanya. Sebab, kawanku mungkin telah berhasil membunuh Tante Zhenling."     

"Tidak mungkin."     

Huo Jingcheng membalikkan badan, lalu menatap wanita itu dengan tajam. "Zhenling adalah jauh lebih kuat dibandingkan aku," katanya dengan mendengus. "Bagaimana mungkin Zhang Ruochen bisa mengalahkannya?"     

"Apa kau yakin bahwa dia adalah Zhang Ruochen?" kata Han Qiu sambil tertawa.     

"Kau sama sekali tidak tahu tentang identitasnya?"     

"Aku tidak cukup mengenal Zhang Ruochen; tentu saja, aku tidak tahu siapa dia sebenarnya."     

Huo Jingcheng menatap Han Qiu dengan ragu. "Zhang Ruochen telah membunuh Hua Minggong dan Master Muda dari Poisonous Spider, tepat di tengah-tengah benteng Kelompok Poisonous Spider yang berada di Kota Lin'an," katanya. "Dia juga mencuri sebuah Kapal Red Spider dan membunuh Mu Qing. Dia membunuh tiga legenda Seni Bela Diri dalam kurun waktu satu hari, dan setiap mereka adalah para top master. Setelah meninggalkan Kota Lin'an, maka dia bergegas menuju ke Kota Hugestone, dimana kalian berdua akhirnya membunuh Army-guarding Marquis dan mencuri buku akuntansi dari Kediaman Mu Qing. Apa dari semua ini ada yang salah?"     

"Tidak heran bila lelaki itu mengerti perihal buku akuntansi yang berada di Ruang Rahasia milik Kediaman Mu Qing. Sebab, dia telah membunuh Mu Qing sebelumnya."     

Sementara itu, cahaya mulai terbenam dari ekspresi wajah Han Qiu, sebagaimana ia menyembunyikan rasa terkejutnya di balik ekspresi yang terlihat tenang. "Semenjak kau telah mengerti bahwa dia sanggup membunuh tiga legenda Seni Bela Diri dalam kurun waktu satu hari, maka apakah semua itu masih tidak mungkin baginya untuk bisa membunuh Komandan Putri Zhenling?" kata wanita itu sambil tertawa.     

Setelah mendengarkan perkataan Han Qiu, maka ekspresi wajah Huo Jingcheng berubah menjadi sedikit lebih muram. Apakah Zhang Ruochen benar-benar mampu mengimbangi Zhenling?     

Han Qiu menambahkan, "Aku benar-benar tidak menyimpan buku akuntansi itu, Paman Huo. Jika Zhang Ruochen telah membunuh Komandan Putri Zhenling dan bergegas menuju ke Kota Iblis Bela Diri, maka kau telah terlambat untuk bisa melakukan apapun terkait dengan itu!"     

"Pah! Gadis kecil, apa kau pikir dirimu bisa melarikan diri saat menyuruhku untuk mengejar seekor kambing liar? Jangan bodoh! Bahkan jika aku pergi, namun Blue-scaled Snake milikku masih akan tetap mengawasimu."     

Huo Jingcheng memberikan sebuah perintah pada Blue-scaled Snake miliknya. "Jika dia mencoba untuk kabur, maka jangan ragu untuk membunuhnya," katanya dengan intonasi serius.     

Blue-scaled Snake yang sedang melingkari batang pohon itu mendesis, kemudian lidah ungunya mulai keluar dari bibir. Lalu, kepala yang berbentuk segitiga mulai mengangguk pelan.     

Sementara itu, Huo Jingcheng bergegas menuju ke tempat dimana Komandan Putri Zhenling melakukan pertarungan dengan Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.