Divine_Gate

Chapter 32



Chapter 32

0"Baiklah, aku dan perempuan yang lain akan berganti pakaian dulu. Kalian bisa berganti pakaian juga di tempat lain. " ucap Rose sembari mengajak anggota perempuan yang lain dan pergi menuju ruang ganti wanita.     

"Baiklah kalau begitu, aku dan Enzo akan pergi duluan." ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun berpisah dengan para wanita, dan menuju ruang ganti pria. Sesampainya mereka di sana, Ryouichi dan Enzo pun berganti pakaian.     

"Ketua, sepertinya saya melupakan sesuatu yang penting. Apakah ketua juga merasa seperti itu?" tanya Enzo.     

"Mungkin hanya perasaanmu saja, cepatlah ganti bajumu dan keluar." Ucap Ryouichi.     

"Hmm… Baiklah" ucap Enzo.     

Setelah mereka berganti pakaian, Ryouichi dan Enzo pun langsung menuju pantai. Disana mereka dimanjakan oleh pemandangan indah.     

"Ketua lihatlah, sungguh banyak sekali orang." ucap Enzo sembari melihat kesana-kemari.     

"Kau benar, aku tidak pernah melihat hal seperti ini ketika berada di provinsi timur. Bukankah begitu, Reina?" ucap Ryouichi.     

"~kyuuu"     

"Maaf membuat kalian menunggu" ucap Rose yang menghampiri Ryouichi dan Enzo.     

Terlihat Ryouichi terdiam ketika melihat Rose yang dibalut oleh pakaian renang.     

"Ba-bagaimana? Apakah aku terlihat semakin cantik? " tanya Rose.     

"Kau sangat cantik sekali, tubuhmu terlihat begitu indah." ucap Ryouichi dengan kagum.     

"Be-begitukah? Terima kasih " ucap Rose dengan malu.     

"Dimana yang lain, Kolonel Rose? " tanya Enzo sembari terlihat mencari keberadaan Akari.     

"Mereka akan segera kesini. Ah, itu mereka" ucap Rose.     

Terlihat Akari berlari menuju mereka dengan melambaikan tangan. Seluruh pria yang berada di pantai itu pun melihat Akari dengan tatapan mesum, terlihat payudara Akari bergoyang memantul ke atas dan ke bawah ketika berlari.     

"Enzo,hidungmu berdarah ! " teriak Ryouichi.     

"Maaf lama, nampaknya ukuran dari pakaian dalam ini terlalu kecil untuk dadaku. " ucap Akari sembari melihat dadanya.     

"Kau terlalu menarik perhatian pria lainnya, Akari." ucap Natsumi yang juga menghampiri mereka dengan menyilangkan tangannya berusaha untuk menutupi dadanya yang besar.     

Terlihat pakaian renang milik Natsumi berwarna jingga, meskipun pakaian dalamnya lebih tertutup dibanding Akari namun justru memperlihatkan bentuk payudaranya yang besar dengan jelas.     

"Ketua, saya sungguh senang mengikuti anda. Saya mendapat banyak pemandangan indah hari ini." ucap Enzo.     

"Ha? Apa maksudmu?" tanya Ryouichi dengan wajah penasaran.     

"Natsumi, dimana Tiara dan Chloe?" tanya Rose.     

"Maaf, saya agak lama karena membantu Chloe untuk berganti pakaian" ucap Tiara yang datang bersama dengan Chloe.     

Terlihat Tiara memakai pakaian renang berwarna biru, paha serta kakinya yang mulus dan indah menambah daya tarik Tiara.     

"Chloe?! Pakaian apa yang kau pakai itu? " teriak Ryouichi.     

Terlihat Chloe memakai pakaian renang untuk perempuan, ditambah dengan wajah imut dan polosnya membuat daya tarik Chloe tidak kalah dengan wanita lain. Terlihat para pria lain yang berada di pantai itu juga melihat Chloe dengan tatapan mesum.     

"Master, apa anda suka dengan pakaian yang Chloe pakai? " tanya Chloe dengan wajah polosnya.     

"Siapa yang menyarankan Chloe untuk memakai pakaian ini ?" tanya Ryouichi kepada anggota wanitanya.     

"I-itu, Natsumi yang menyarankan pakaian renang perempuan untuk Chloe." ucap Tiara.     

"Apa ada yang ingin kau katakan, Natsumi ?" tanya Ryouichi.     

"Chloe bertambah imut jika memakai pakaian renang perempuan dan saya tidak menyesali keputusan saya." ucap Natsumi dengan wajah serius.     

"Be-begitu kah? Baiklah, mari kita nikmati hari ini " ucap Ryouichi.     

"Baik, ketua ! " teriak yang lain.     

"~kyuuu ! " terlihat Reina bersemangat.     

Ryouichi dan yang lain pun bermain dengan bahagia di pantai itu .     

"Enzo, bisakah kau membantu mengoleskan krim anti-matahari ini di punggungku ? " ucap Akari sembari memberikan sesuatu kepada Enzo.     

"Me-mengoleskan?! Apa kau yakin ? " tanya Enzo terkejut.     

Terlihat Akari membuka ikatan bra miliknya dan berbaring menunjukkan punggung indahnya     

"Kenapa kau terkejut seperti itu? Cepatlah oleskan krim itu di punggungku." Ucap Akari.     

Terlihat Enzo menelan ludah dan ragu-ragu ketika hendak mengoleskan krim itu kepunggung Akari.     

"Cepatlah, Enzo" ucap Akari.     

"Ba-baik, aku oleskan sekarang." ucap Enzo.     

Terlihat Enzo mulai mengoleskan krim itu dan memijat Akari dengan pelan dan lembut.     

"Ahhhh… nikmat sekali" desah Akari.     

"Bisakah kau tidak mengeluarkan suara aneh seperti itu? " ucap Enzo.     

Terlihat Enzo yang mengalihkan pandangannnya ke arah lain. Tiba-tiba Enzo merasakan suatu sensasi yang aneh di genggaman tangannya.     

"Sensasi lembut apa ini? Ubur-ubur? " ucap Enzo.     

Enzo pun terus meremas benda itu sembari berusaha mengenali benda itu.     

"En-enzo, aku tahu kita sudah menjadi kekasih. Namun bisakah kau tidak melakukan hal ini di depan orang banyak? " ucap Akari dengan ekspresi malu.     

Enzo pun menyadari bahwa benda lembut yang dia remas sedaritadi bukanlah ubur-ubur atau benda aneh lainnya, namun benda lembut itu adalah payudara Akari.     

"Maaf, Akari! " teriak Enzo ketakutan.     

Akari pun bangkit dan memasang kembali bra miliknya     

"Tidak apa-apa, aku tidak keberatan. Hanya saja kalau kau mau, kita bisa melakukannya di tempat lain yang lebih sepi." ucap Akari.     

"Akari…" ucap Enzo.     

"Ehem… Bisakah kalian tidak bermesraan seperti itu? Apa kalian sudah lupa denganku yang sudah berada disini daritadi?" ucap Natsumi dengan ekspresi kesal.     

"Nat-Natsumi ?! Sejak kapan kau berada disini?" tanya Enzo.     

"Sejak Akari menyuruhmu mengoleskan krim ke punggungnya" ucap Natsumi.     

"Kau juga sebaiknya mencari kekasih, Natsumi." ucap Akari.     

"Lebih baik aku merawat adikku hingga dewasa daripada harus memiliki kekasih yang merepotkan." ucap Natsumi.     

"Omong-omong dimana ketua dan yang lain?" tanya Enzo.     

"Entahlah, mungkin ketua sedang bermesraan dengan Kolonel Rose dan Tiara sedang bermain bersama Chloe." ucap Natsumi.     

Sementara disisi lain, Tiara dan Chloe sedang bermain pasir.     

"Tiara, lihatlah istana pasir yang Chloe buat!" teriak Chloe.     

"Wah, indah sekali. Chloe hebat" ucap Tiara tersenyum.     

Tiba-tiba sekumpulan pemuda datang dan merayu Tiara.     

"Halo kakak cantik, bagaimana kalau bermain bersama kami ? " ucap salah satu pemuda itu.     

"Ah, maaf aku sedang bermain dengan temanku" ucap Tiara.     

"Ayolah, jangan bersikap dingin seperti itu kepada kami."ucap salah satu pemuda itu.     

Tiara pun mengajak Chloe untuk pergi meninggalkan tempat itu. Namun salah satu pemuda itu menarik lengan dari Tiara.     

"Kakak cantik mau kemana? Ayolah, jangan menjual mahal seperti itu kepada kami." ucap salah satu pemuda itu.     

Chloe pun maju dan melindungi Tiara.     

"Jangan berbuat jahat kepada Tiara!" teriak Chloe.     

"Wah, nampaknya ada gadis kecil yang cantik juga disini. Mengapa kau tidak bergabung dengan kami juga?" ucap salah satu pemuda itu sembari tertawa.     

Chloe pun menjadi kesal dan menendang kemaluan dari pemuda itu dengan keras.     

"Ahhhhh…" pemuda itu pun langsung jatuh pingsan setelah menerima tendangan dari Chloe.     

"Rasakan itu, weee" ucap Chloe sembari mengejek kumpulan pemuda itu.     

"Dasar gadis kecil sialan!" ucap salah satu pemuda dan ingin memukul Chloe.     

Tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pundak dari salah satu pemuda itu.     

"Ada urusan apa kalian semua dengan teman saya?" ucap sesosok pria asing.     

"Siapa kau?" tanya salah satu pemuda itu dengan ketus.     

"Mereka adalah teman dari Kolonel Rose, apakah kalian tahu siapa Kolonel Rose itu?"ucap sosok pria asing itu.     

"Ko-kolonel Rose? Pemimpin provinsi ini? Ja-jangan bercanda kau, aku tidak ingin mencari masalah dengan orang itu. Ayo kita pergi!" ucap pemuda itu.     

Akhirnya para pemuda itu pun pergi meninggalkan Tiara dan juga Chloe.     

"Te-terima kasih atas bantuan anda" ucap Tiara.     

"Tidak masalah, seluruh teman dari Kolonel Rose adalah teman saya. Kalau begitu saya pergi dulu." ucap sosok pria asing itu sembari meninggalkan Tiara dan juga Chloe.     

"Ada apa Chloe?"tanya Tiara kepada Chloe.     

"Chloe tidak suka dengan orang itu, tatapan matanya seperti orang jahat." ucap Chloe.     

"Benarkah? Itu mungkin perasaanmu saja. Dia sepertinya orang yang baik." ucap Tiara.     

Tiba-tiba terdengar suara Enzo yang memanggil Tiara dan Chloe. Enzo berlari kearah mereka berdua.     

"Tiara, apa kau dan Chloe baik-baik saja?" tanya Enzo.     

"Aku dan Chloe tidak apa-apa." ucap Tiara.     

"Syukurlah, lalu siapa pria yang menolongmu tadi?" tanya Enzo.     

"Pria itu berkata bahwa dia adalah teman dari Kolonel Rose." ucap Tiara.     

"Teman dari Kolonel Rose? Lalu apakah kau tahu dimana ketua dan juga Kolonel Rose?"tanya Enzo.     

"Kami tidak tahu dimana keberadaan tuan Ryouichi dan Kolonel Rose." ucap Tiara sembari menggelengkan kepalanya.     

"Kemana perginya ketua?" gumam Enzo.     

Sementara di satu sisi, Ryouichi sedang duduk berbincang dengan Rose di ujung pantai.     

"Ryouichi, aku penasaran dengan rubah kecil yang selalu berada di atas kepalamu itu." tanya Rose.     

"Ah, Reina adalah [Elemental Beast]." Ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.     

"~kyuu"     

"[Elemental Beast]?! Apakah kau serius Ryouichi ? " tanya Rose terkejut.     

"Aku serius dan aku sudah membuat kontrak dengan Reina. Lihatlah …" ucap Ryouichi sembari menunjukkan tanda kontrak yang berada tempurung tangannya.     

"Apa kau sudah tahu konsekuensi jika kau membuat kontrak dengan [Elemental Beast]?" tanya Rose .     

"Kurang lebih aku sudah tahu tentang kontrak yang aku jalin dengan Reina. Apakah kau juga memiliki [Elemental Beast] juga, Rose?" ucap Ryouichi.     

"Aku tidak akan mau memiliki [Elemental Beast], aku memiliki pengalaman buruk dengan [Elemental Beast]" ucap Rose.     

"Apakah kau ingin menyentuh Reina, Rose? Aku melihat kau sangat ingin menyentuhnya." ucap Ryouichi.     

"Bi-bisakah aku menyentuhnya? Walaupun aku bukan pemiliknya?" tanya Rose ragu-ragu.     

"Tentu saja, silahkan" ucap Ryouichi sembari menyodorkan Reina kepada Rose.     

Terlihat Rose hendak membelai Reina, namun Reina menggigit jari Rose.     

"Aduh, sakit."desah Rose.     

"Reina, mengapa kau menggigit tangan Rose?" tanya Ryouichi.     

"~kyuu!" terlihat Reina yang menjadi agresif.     

"Tidak apa-apa Ryouichi, aku memang tidak bisa akur dengan [Elemental Beast]"ucap Rose.     

Ryouichi pun melihat Rose memasang ekspresi sedih.     

"Apakah kau ingin bertemu dengan Asuka lagi? Aku bisa meminta Ro-chan untuk mengirim kita ke dimensi pedang lagi." ucap Ryouichi yang berusaha menghibur Rose.     

"Benarkah? Aku ingin bertemu dengan Asuka lagi" ucap Rose bersemangat.     

"Baiklah, aku akan meminta Ro-chan untuk mengirim kita ke dimensi pedang ketika kita kembali ke markas provinsi barat." ucap Ryouichi sembari bangkit dari duduknya.     

"Baiklah, mari kita bertemu dengan yang lain dan kembali ke markas provinsi barat." ucap Rose.     

Tiba-tiba terlihat Ryouichi kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh.     

"Ryouichi, kau baik-baik saja?" tanya Rose sembari menahan tubuh Ryouichi agar tidak jatuh.     

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing." Ryouichi pun tumbang setelah mengatakan hal itu.     

"Ryouichi !" teriak Rose.     

"~kyuuu" terlihat Reina menjilati wajah Ryouichi yang sedang pingsan.     

Rose pun membopong tubuh Ryouichi dan berusaha mencari anggota lain.     

"Bertahanlah Ryouichi, kumohon jangan sampai kau mati" ucap Rose panik.     

"Kolonel Rose? Mengapa anda membopong ketua seperti itu?" tanya Akari yang tiba-tiba muncul.     

"Akari, tolong Ryouichi. Dia tiba-tiba pingsan ketika sedang bersamaku." ucap Rose.     

"Ketua pingsan? Apa yang anda lakukan dengan ketua? Berapa ronde anda melakukan hal itu dengannya?" tanya Akari.     

"Aku sedang tidak ingin bercanda. Bisakah kau memanggil yang lainnya?" ucap Rose.     

"Ba-baiklah" ucap Akari lalu berlari untuk mencari yang lainnya.     

Setelah beberapa saat, muncullah Enzo dan yang lain ke tempat Rose dan Ryouichi berada.     

"Ada apa dengan ketua? Mengapa dia bisa menjadi seperti ini?" tanya Enzo panik.     

Enzo pun langsung mengecek kondisi dari Ryouichi.     

"Kristal hitam apa ini? Mengapa kristal ini melekat di dada ketua?" ucap Enzo.     

Rose pun terkejut setelah melihat dada Ryouichi.     

"Kristal hitam itu tidak ada sebelumnya, mungkin kristal hitam itu baru saja muncul" ucap Rose.     

"Ja-jangan kristal hitam ini muncul karena kejadian waktu itu." ucap Enzo.     

"Kejadian apa? Kejadian apa yang Ryouichi sembunyikan dariku?" tanya Rose.     

"I-itu…" ucap Enzo ragu-ragu.     

"Cepat beritahu aku, aku tidak ingin kehilangan Ryouichi untuk yang kedua kalinya ! " teriak Rose.     

"Ketika kami sedang bertarung dengan half-demon, ketua menelan sebuah kristal hitam yang diberikan oleh seorang Demon. Aku menduga ini adalah efek samping dari kristal hitam itu." ucap Enzo.     

"Half-demon? Kristal hitam? Mau berapa banyak lagi yang dirahasiakan oleh Ryouichi dariku? Mengapa dia tidak mengatakan semua hal itu kepadaku?" ucap Rose dengan ekspresi kecewa dan sedih.     

"Lebih baik kita bawa ketua ke markas anda, untuk dirawat lebih lanjut" ucap Natsumi.     

"Baiklah, aku pergi mencari prajurit penjaga terdekat untuk meminta pertolongan." ucap Rose sembari berlari mencari pertolongan.     

Tidak lama Rose datang membawa pertolongan dan akhirnya membawa Ryouichi ke markas provinsi barat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.