Divine_Gate

Chapter 40



Chapter 40

2Rose pun berlari mendekati Ryouichi.     

"Ryouichi!" teriak Rose.     

"Jangan mendekat!" teriak Ryouichi.     

Rose pun berhenti dan terlihat ekspresi sedih dari wajahnya.     

"Ada apa denganmu Ryouichi?" ucap Rose.     

Ryouichi hanya terdiam dan Rose pun berjalan pelan mendekati Ryouichi, hingga akhirnya Rose berada tepat dibelakang Rose.     

"Ryouichi, kumohon bicaralah denganku. Aku tidak bisa melihat dirimu sedih seperti ini" ucap Rose lirih.     

"Rose, apakah aku sudah berubah menjadi monster ?" tanya Ryouichi lirih.     

"Apa maksudmu ? Kau adalah Ryouichi, dan akan tetap menjadi Ryouichi yang ku kenal" ucap Rose.     

"Benarkah seperti itu ? Bahkan Enzo menatapku dengan tatapan kecewa. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa menjadi seperti ini" ucap Ryouichi.     

Rose pun mendekati Ryouichi dan duduk disampingnya.     

"Kau bukanlah monster, kau adalah orang yang sangat kucintai. Dan perasaanku padamu tidak akan pernah berubah sedikitpun apapun yang terjadi" ucap Rose sembari tersenyum manis.     

"Aku bahkan tidak berani untuk melihat wajah Enzo lagi, bahkan aku juga takut teman-temanku yang lain akan membenci diriku yang seperti ini." ucap Ryouichi dengan kesedihan yang mendalam.     

"Ryouichi…" ucap Rose lirih.     

"Rasanya sungguh menyenangkan sekali ketika aku menyiksa Phillips, aku bahkan senang ketika melihat darah dimana-mana" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun menyentuh kepalanya dan mulai menangis.     

Tangisan Ryouichi pun pecah, Rose yang melihat hal itu pun langsung memeluk Ryouichi. Ryouichi pun tersentak setelah menerima pelukan hangat itu. Matahari pun terbenam dan menunjukkan warna yang sangat indah.     

"Aku tidak ingin menjadi seperti ini, apa yang harus ku lakukan Rose ? Aku hanya marah ketika orang yang kucintai disakiti, namun tanpa kusadari aku malah menjadi tidak terkendali dan berubah menjadi seperti tadi" ucap Ryouichi sembari menangis terisak.     

Rose pun menidurkan Ryouichi di pangkuannya dan membelai rambut Ryouichi dengan lembut.     

"Kau tahu bahwa sebelumnya aku tidak pernah peduli terhadap siapapun kecuali pada diriku. Namun semua itu berubah semenjak aku mengenalmu, Ryouichi. Kau adalah cahaya yang menerangi hidupku yang sedang berada dalam kegelapan, oleh karena itu jangan pernah berkata bahwa kau adalah monster. Kau adalah pahlawan dalam hidupku, dan aku sangat bersyukur telah bertemu denganmu" ucap Rose sembari tersenyum dengan lembut.     

Terpaan angin lembut berhembus kearah mereka berdua, Ryouichi masih menangis di pangkuan Rose.     

"Ryouichi, aku akan selalu berada disampingmu mulai dari sekarang. Tidak peduli jika seluruh dunia membencimu, aku akan selalu ada untukmu. Aku akan selalu menggenggam tanganmu dengan erat dalam kondisi apapun." ucap Rose sembari masih tetap membelai kepala Ryouichi dan akhirnya mencium pipi Ryouichi.     

"Apakah yang kau katakan itu benar ? " ucap Ryouichi lirih.     

"Tentu saja, aku tidak akan pernah berbohong pada orang yang sangat kucintai" ucap Rose dengan lembut.     

Ryouichi pun bangkit dari pangkuan Rose, dan menggenggam tangan Rose dengan lembut. Ryouichi dan Rose saling bertukar pandang satu sama lain.     

"Rose, menikahlah denganku" ucap Ryouichi dengan tatapan yakin.     

Rose pun tersenyum bahagia dan meneteskan air matanya ketika mendengar perkataan Ryouichi. Rose pun menganggukkan kepalanya sebagai sebuah tanda bahwa Rose menerima lamaran dari Ryouichi.     

"Aku sangat senang sekali, Ryouichi." ucap Rose bahagia.     

Ryouichi pun perlahan mendekatkan wajahnya kearah Rose, Rose pun memejamkan matanya. Akhirnya Ryouichi mencium bibir Rose dengan lembut, momen itu dihiasi oleh indahnya matahari terbenam.     

Mereka berdua tidak sadar bahwa ada sesosok pria bertopeng misterius yang melihat mereka dari kejauhan.     

"Terima kasih Ryouichi, kau telah menepati janjimu untuk membahagiakan Rose. Aku turut senang atas kalian" ucap pria bertopeng itu sembari tersenyum di balik topeng yang dia kenakan.     

Setelah Ryouichi mencium Rose, keduanya pun saling tersenyum satu sama lain. Rose pun berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Ryouichi.     

Ryouichi yang melihat itu langsung tersenyum dan menerima uluran tangan Rose.     

"Baiklah, sudah saatnya kita kembali. Ayo kita pergi, Ryouichi" ucap Rose.     

Ryouichi dan Rose pun bergandengan tangan menuju markas kembali. Di depan gerbang markas, mereka telah ditunggu oleh pasukan [Saint Wolf].     

Terlihat Enzo melihat Ryouichi dengan wajah datar. Ryouichi pun dengan lembut melepas genggaman tangannya dari Rose dan berjalan pelan menuju Enzo.     

"Enzo, maaf. Aku sudah membuatmu kecewa dengan memperlihatkan diriku yang tadi kepadamu." ucap Ryouichi sembari menundukkan kepalanya.     

Enzo pun tersenyum kecil.     

"Buat apa anda meminta maaf seperti itu, ketua ? " ucap Enzo.     

Ryouichi pun berdiri dengan tegap dan menatap Enzo. Keduanya pun akhirnya tertawa bersama-sama. Rose yang melihat hal itu pun ikut tersenyum bahagia.     

"Kau benar-benar orang yang hebat Ryouichi…" gumam Rose.     

Anggota pasukan [Saint Wolf] yang lain pun ikut tertawa bahagia bersama Ryouichi dan juga Enzo.     

"Ketua, anda darimana saja? Kami sampai khawatir kepada anda" ucap Akari.     

"Maaf sudah membuat kalian semua khawatir" ucap Ryouichi.     

"Dan apa yang sudah anda lakukan bersama dengan Kolonel Rose?" tanya Akari penasaran.     

"Ah, soal itu..." ucap Ryouichi.     

"Apa jangan-jangan anda sudah…" ucap Akari namun mulutnya ditutup oleh Natsumi.     

"Bisakah kau membaca situasi saat ini?" ucap Natsumi.     

Ryouichi pun berjalan pelan kearah Natsumi. Mereka pun saling berpandangan satu sama lain.     

"Maafkan atas tindakanku kali ini, Natsumi. Aku malah membuatmu khawatir dan tidak memikirkan perasaan Rose." ucap Ryouichi.     

"Apa yang anda katakan, ketua ? Sudah menjadi kewajiban bawahan untuk selalu mengingatkan atasannya" ucap Natsumi sembari tersenyum kecil.     

"Jadi, apa yang sudah kami lewatkan? Apa ketua diam-diam melamar Kolonel Rose? Hahaha" ucap Akari dengan nada bercanda.     

Ryouichi dan Rose menjadi salah tingkah setelah mendengar ucapan dari Akari.     

"Eh?! Ternyata ketua memang sudah melamar Kolonel Rose? Dan Kolonel Rose menerimanya? " tanya Akari terkejut.     

"Ya itu benar, maaf jika mengagetkan kalian seperti ini." ucap Ryouichi.     

"Selamat, ketua. Anda memang sungguh hebat, berani melamar seorang perempuan seperti itu. Saya sungguh harus mencontoh anda." ucap Enzo.     

Akari pun langsung berjalan pelan kearah Enzo dan mencengkram pundaknya.     

"E-N-Z-O… kapan kau mau melamarku seperti yang dilakukan ketua kepada Kolonel Rose ? " ucap Akari.     

Enzo pun tersentak kaget setelah mendengar hal itu.     

"A-Akari, kita tidak bisa menikah secepat itu. Bukankah itu tampak terlalu terburu-buru ? Ah lihatlah itu, ada burung besar sedang terbang! " ucap Enzo.     

"Burung besar?! Dimana? Tidak ada apa-apa..." tanya Akari sembari melihat ke angkasa.     

Akari pun menyadari Enzo yang sudah melarikan diri darinya dan mencoba mengejarnya.     

"Enzo, tunggu aku!" teriak Akari.     

"Tolong jangan kejar aku!" teriak Enzo.     

Seluruh anggota pasukan [Saint Wolf] lainnya pun tertawa melihat tingkah Akari dan Enzo. Sementara Rose dan Ryouichi kembali bergandengan tangan dan masuk kedalam markas. Di sisi lain, kondisi politik di Markas Central semakin tidak stabil dan berpotensi memicu pemberontakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.