Chapter 139 : Jormungand
Chapter 139 : Jormungand
"Paman, apa kita perlu bantuan Sersan Violet lagi? Bukankah hanya dia yang bisa menggunakan sihir teleportasi?" tanya Akari.
Hayate tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Maaf, kali ini kita tidak memerlukan bantuan dari Sersan Violet. Kita sudah mempunyai orang yang bisa memakai sihir teleportasi selain dirinya" ucap Hayate sembari melihat kearah Brigadir Jendral Havif.
"Huh? Ada yang bisa memakai sihir teleportasi juga? Akari tidak pernah tahu ada yang bisa menggunakan sihir itu, bukankah sihir teleportasi tergolong kedalam [Lost Magic]?" tanya Akari heran.
"Ekhem, apa yang diucapkan oleh Hayate benar. Kalian tidak perlu khawatir dengan sihir teleportasi karena aku sendiri bisa menggunakannya" ucap Brigadir Jendral Havif dengan bangga.
"Oleh karena itu, aku minta maaf kepada Sersan Violet karena sepertinya kita tidak perlu dirinya" ucap Hayate.
"Paman! Bisakah paman memilih kata-kata yang tidak menyinggung Sersan Violet?" seru Akari.
"Apa maksudmu? Aku ti—" ucapan Hayate terhenti setelah melihat raut sedih dari Sersan Violet.
Seluruh orang dalam ruangan itu melihat Hayate dengan tatapan datar dan tajam.
"Baiklah! Aku mengerti, aku minta maaf jika aku berkata yang tidak perlu. Sebagai permintaan maaf, aku akan mengabulkan seluruh permintaan dari Sersan Violet tanpa terkecuali. Bagaimana dengan itu? Aku akan mendengarkan permintaan dari Sersan Violet nanti ketika kita sudah menyelesaikan misi ini. Oi, Havif cepat mulai sihir teleportasinya" ucap Hayate.
"Baiklah, aku mulai. [Skill : Greater Teleportation] !"
Seketika Brigadir Jendral Havif merapal mantera, 5 lapis lingkaran sihir mengelilingi seluruh orang.
"Kalian tidak perlu khawatir dengan efek samping yang biasa terjadi pada sihir teleportasi, karena sihir yang kupakai ini adalah sihir lima lapis yang merupakan sihir tingkat menengah. Kalian hanya perlu menikmati perjalanan kita saja, meskipun kita akan sampai disana kurang dari 30 detik" ucap Brigadir Jendral Havif.
Didalam lingkaran sihir itu, Ryouichi sedang memikirkan sesuatu dan tidak mendengarkan ucapan dari Brigadir Jendral Havif.
"Master… Master… Master!" seru Reina yang melihat Ryouichi tidak menjawab ketika dia memanggilnya.
Ryouichi yang mendengar seruan dari Reina pun tersadar dan tersenyum kearah Reina.
"A-ada apa Reina? Apakah kau memanggilku?" tanya Ryouichi.
"Apakah master khawatir dengan Kolonel Rose?" tanya Reina.
Ryouichi menghela nafas setelah mendengar ucapan dari Reina dan mengelus kepalanya dengan lembut.
"Tidak, aku tidak khawatir. Hanya saja aku takut jika aku tidak bisa kembali dari misi ini dan bertemu dengan Rose lagi…" ucap Ryouichi.
Reina tidak merespon ucapan dari Ryouichi dan hanya diam.
"Enzo, apakah kau bisa berjanji kepada Akari tentang suatu hal?" tanya Akari dengan wajah serius.
"Ada apa Akari? Mengapa kau tiba-tiba memasang wajah serius seperti itu?" tanya Enzo bingung.
"Tentang hal yang dikatakan oleh paman Hayate sebelumnya, bahwa tempat yang akan kita investigasi adalah tempat yang berbahaya. Jika sesuatu yang buruk terjadi, Akari minta kepadamu untuk mementingkan keselamatan dirimu sendiri" ucap Akari dengan wajah serius.
"Bodoh, mana mungkin aku melakukan hal itu. Bahkan jika sesuatu yang buruk terjadi, aku akan tetap memprioritaskan dirimu, Akari" ucap Enzo dengan senyuman.
Akari diam-diam tersenyum namun masih terlihat sorot kekhawatiran di matanya.
Tanpa mereka sadari, seluruh orang sudah sampai di wilayah dekat reruntuhan kuno tempat dimana Kolonel Erik dulunya mendapatkan pecahan relik kuno.
"Baiklah, kita sudah sampai. Erik, bisa kau jelaskan kepada kami tempat seperti apa ini? Dan bagaimana cara kita masuk kedalam reruntuhan kuno?" tanya Hayate sembari membakar rokoknya.
Erik pun memasang wajah serius dan mulai menjelaskan dengan detail.
"Sekarang kita berada tidak jauh dari reruntuhan kuno, dan kita sekarang juga berada di wilayah yang jauh dari [Empire]. Bisa dikatakan bahwa kita berada hampir diujung dunia, kita sekarang berada di tempat yang bernama padang kematian. Alasan mengapa kita tidak langsung berteleportasi ke reruntuhan kuno adalah karena disana terdapat mekanisme anti-sihir yang akan mengirim kita kembali jika kita memakai sihir teleportasi langsung kesana. Aku sudah pernah kemari dan aku tahu jalan pintas cepat menuju ke reruntuhan kuno itu, jadi aku harap kalian bisa mengikuti semua panduanku" ucap Erik.
Hayate melihat ke sekelilingnya, dan hanya melihat hamparan pasir luas yang tidak berujung.
"Oi, Erik. Apakah kau benar masih ingat dengan jalan menuju reruntuhan kuno itu? Aku sama sekali tidak melihat apa-apa sejauh 2 kilometer. Kita sekarang benar-benar berada di tempat terpencil" ucap Hayate.
Erik menggelengkan kepalanya dan menunjuk ketanah.
"Reruntuhan kuno yang akan kita kunjungi ada berada di bawah tanah, Letnan Jendral Hayate"
"Di-di bawah tanah?!" seru Akari terkejut.
Ryouichi terlihat memeriksa tanah dengan mengusap tangannya.
"Dia benar, aku merasakan ada energi sihir yang besar tepat dibawah kita" ucap Ryouichi.
"Kalau begitu apa yang kita tunggu? Ayo kita langsung menggali dan masuk kebawah" ucap Enzo.
"Tidak, bukan begitu cara kita masuk. Dulu aku juga berpikiran sama sepertimu, aku memerintahkan anak buahku untuk menggali pasir ini dan kemudian sesuatu yang buruk terjadi… Sesuatu makhluk dengan energi sihir yang kuat dan jahat keluar dari dalam pasir dan memakan beberapa anak buahku" ucap Erik.
"Kalau begitu, bagaimana cara kita masuk?" tanya Enzo.
"Pintu rahasia menuju ke reruntuhan kuno akan terbuka ketika mentari kembali tidur dan sang bulan terbangun" ucap Erik.
"Jadi kita hanya bisa masuk ketika matahari terbenam?" tanya Enzo.
Ryouichi melihat jam tangan miliknya dan melihat ke langit.
"Jika memang benar seperti itu, maka kita masih harus menunggu selama 30 menit"
"Heee? Kita masih harus menunggu lagi?" keluh Akari.
Tiba-tiba Hayate dan Ryouichi merasakan sesuatu secara bersamaan.
"Tampaknya kita kedatangan tamu. Ryouichi, kau juga merasakannya bukan?" tanya Hayate dengan tersenyum menyeringai.
"Ya, aku merasakannya. Erik, kau tadi mengatakan ada makhluk yang hidup di bawah pasir ini, bukan?" tanya Ryouichi.
"Benar… Jangan-jangan, apakah makhluk itu terbangun dan akan menyerang kita?"
"Hahaha, menarik. Ryouichi, ikutlah bersamaku untuk menyapa makhluk itu. Aku ingin melihat sekuat apa makhluk-makhluk yang berada di tempat ini dengan mata kepalaku sendiri" ucap Hayate.
"Enzo, kau dan yang lainnya tetap bersiaga dan bersiap dengan kemungkinan adanya serangan makhluk lain. Aku akan membereskan yang satu ini" ucap Ryouichi.
"Siap, laksanakan!" seru Enzo.
Tiba-tiba tanah tempat mereka berpijak bergetar dengan hebat, dan muncul sesuatu yang besar dari dalam tanah.
"Oi, oi, oi. Kau bercanda, bukan? Makhluk ini bukanlah makhluk sembarangan. Makhluk ini adalah Jormungand! Bagaimana bisa dia ada disini?" seru Brigadir Jendral Havif.
"Oi, Erik. Apakah itu makhluk yang kau lawan dulu?" tanya Hayate.
"Bu-bukan, yang kulawan pada waktu itu hanyalah cacing tanah raksasa! Aku bahkan tidak akan berpikiran untuk melawan makhluk ini" ucap Erik dengan ekspresi terkejut.
Makhluk yang mereka lihat adalah makhluk yang biasanya dapat dilihat didalam cerita mitologi Nordik. Jormungand adalah ular raksasa dan kepalanya menyerupai naga dengan sisik tajam sekeras baja di seluruh tubuhnya. Jormungand adalah makhluk agresif dan suka menyerang siapapun yang berada di wilayahnya, dan nafas racun yang dia punya bisa dengan mudah melelehkan baja terkeras sekalipun.
"Let-letnan Satu Chloe, makhluk apa itu sebenarnya?" ucap Sersan Violet dengan wajah ketakutan.
"Tenanglah, Sersan Violet. Chloe yakin bahwa master Ryouichi bisa mengalahkan makhluk itu" ucap Chloe.
Reina hanya terpaku melihat sosok makhluk itu. Seluruh tubuhnya merasakan ketakutan yang luar biasa, bahkan dirinya tidak bisa bergerak.
Ryouichi menatap makhluk itu dengan wajah serius dan memanggil senjata rohnya.
"Ryouichi, ada yang aneh dengan makhluk itu. Jormungand bukanlah makhluk yang hidup di tempat seperti ini, dia sebenarnya adalah makhluk penguasa lautan" ucap Ro-chan.
"Aku tidak perduli darimana dia berasal. Yang aku ingin tanyakan apa kau bisa membantuku mengalahkannya?" tanya Ryouichi.
"Aku tidak yakin, tidak banyak catatan pertarungan dari Jormungand di dunia roh. Tapi aku ingat bahwa dulu raja roh pernah bertarung dengannya ketika Jormungand mengobrak-abrik dunia roh" ucap Ro-chan.
"Jadi, siapa yang lebih kuat? Raja roh atau ular jelek itu?" tanya Ryouichi.
"Aku… Tidak tahu, tidak ada yang melihat secara langsung pertarungan itu. Dan tanpa kami ketahui, ular itu sudah tidak berada di dunia roh lagi setelah pertarungannya melawan raja roh" ucap Ro-chan.
Ryouichi mendecikkan lidahnya dan terlihat kesal.
"Oi! Ular jelek! Apa maumu? Kenapa kau menyerang kami seperti ini?" seru Ryouichi dengan suara lantang.
Jormungand yang mendengar ucapan dari Ryouichi langsung mengalihkan pandangannya pada Ryouichi.
"Aku tidak pernah melihat manusia seperti dirimu sebelumnya. Baru pertama kalinya ada manusia yang berani memanggilku dengan sebutan ular jelek"
Suara dari Jormungand sendiri sangat keras dan bergemuruh. Dengan satu kalimat saja, suaranya mampu menggetarkan tanah dan udara.
"Enzo…" terlihat Akari yang menggenggam erat tangan dari Enzo dengan raut wajah yang sangat ketakutan.
Enzo yang menyadari itu langsung menenangkan Akari dengan mengelus tangannya dengan lembut.
Brigadir Jendral Havif berjalan menuju Hayate dan menepuk pundaknya.
"Oi, apa kau yakin ingin bertarung dengan makhluk itu? Aku bahkan tidak yakin kita bisa menang melawannya"
"Aku sudah memperkirakan kita akan bertemu dengan makhluk kuat di tempat ini, tapi aku tidak pernah menyangka bahwa makhluk seperti itu yang akan muncul" ucap Hayate.
Ryouichi masih berhadapan dengan makhluk itu dan masih mengobrol dengannya.
"Aku beri kau kesempatan untuk kembali ke tempatmu dan tinggalkan tempat ini. Jika kau masih memaksa, maka aku sendiri yang akan membunuhmu" ucap Ryouichi dengan percaya diri.
Jormungand yang mendengar ucapan Ryouichi terlihat marah dan mengibaskan ekornya kearah Ryouichi.
"Manusia lancang! Kau berani memerintahku? Ketahuilah tempatmu! Aku adalah Jormungand, salah satu dari [9 Dragon Force]. Hanya satu entitas yang bisa memerintahku, dan aku sudah berjanji untuk selalu setia kepadanya"
Setelah mendengar ucapan dari Jormundgand, Ryouichi mengeluarkan aura besar berwarna hitam dan melayang di langit.
"Jika itu maumu, maka aku akan dengan senang hati menendangmu kembali ke alammu!" teriak Ryouichi.
"Dasar manusia hina!" teriak Jormungand.
Ryouichi dan Jormungand pun saling bertarung sama lain dengan sangat serius. Melihat hal itu, Hayate berlari dan ikut bertarung dengan Jormungand.