Chapter 97 : Di tempat ini kita berdiri
Chapter 97 : Di tempat ini kita berdiri
"Yo, Ryouichi. Aku harap aku tidak terlambat datang kesini" ucap sosok itu.
Tatapan Beelzebub pun berubah menjadi terkejut lalu seketika tersenyum.
"Aku sudah menduga bahwa bantuan dari [The Saviour] akan tiba, namun aku tidak menyangka bantuan itu akan datang secepat ini. Terlebih lagi bantuan yang muncul adalah dirimu, Sang singa pemerintahan" ucap Beelzebub.
Hayate pun tersenyum dan membakar rokoknya.
"Aku sangat tersanjung, bahkan salah satu [Trinity Leader] yang terkenal sampai mengenal diriku" ucap Hayate.
"Kau terlalu merendah diri, kau sangat terkenal di kalangan para demon. Sejujurnya aku tidak ingin melawanmu saat ini, namun aku memiliki misi yang diberikan langsung oleh [Great Demon Emperor]" ucap Beelzebub.
Beelzebub pun melihat kearah Ryouichi, Ryouichi pun tertegun ketika melihat aura yang dikeluarkan oleh Beelzebub.
"Su-sungguh aura kekuatan yang luar biasa, dia jauh lebih kuat dibandingkan dengan Astaroth…" gumam Ryouichi.
Angin kencang pun bertiup dan membuat rambut panjang Hayate terurai.
"Aku pun tidak ingin bertarung denganmu saat ini, tapi aku juga harus melindungi anak bodoh dibelakangku ini" ucap Hayate.
Tiba-tiba sekumpulan prajurit demon datang menghampiri Beelzebub sembari menyeret seorang anak kecil yang sedang menangis.
"Tuan Beelzebub, apakah anda baik-baik saja? Kami merasakan ada aura kekuatan yang sangat kuat ketika kami membantai para manusia, jadi kami memutuskan untuk membantu anda" ucap salah satu demon.
Ryouichi yang melihat hal itupun menjadi marah dan hendak menyelamatkan anak kecil itu, namun Hayate menghalangi Ryouichi untuk bertindak.
Beelzebub pun melihat kearah para prajurit demon itu dan membuat tatapan tajam kearah mereka.
"Bukankah aku sudah mengatakan kepada kalian untuk tidak menyentuh dan membunuh anak kecil? Apakah perintahku kurang jelas untuk kalian?" ucap Beelzebub dengan nada marah.
"Ta-tapi tuan Beelzebub…" ucap demon itu ketakutan.
Dengan kedipan mata, kepala dari seluruh prajurit demon itupun jatuh. Seluruh orang ditempat itu pun terkejut dengan hal itu.
"Ce-cepat sekali, aku hampir tidak bisa melihat pergerakan darinya" gumam Hayate.
Terlihat Beelzebub pun menggendong anak kecil itu.
"Tenanglah, anak manusia. Aku tidak berniat untuk membunuhmu, sekarang pergilah kearah orang itu" ucap Beelzebub.
Beelzebub pun menurunkan anak kecil itu dari gendongannya, seketika anak kecil itupun berlari kearah Hayate. Hayate pun menyambut anak kecil itu dan menyuruhnya untuk berlindung dibelakang dirinya.
"Awalnya aku tidak percaya dengan rumor bahwa salah satu [Trinity Leader] berhati baik dan enggan untuk membunuh anak kecil, namun nampaknya rumor itu benar" ucap Hayate.
Beelzebub pun tersenyum.
"Aku tidak seperti Astaroth yang tega membunuh anak kecil dan perempuan hanya untuk memuaskan nafsu membunuhnya. Setidaknya hanya itulah yang bisa kujanjikan kepada orang itu…" ucap Beelzebub.
Tiba-tiba terdengar riuh langkah kaki yang mendekati tempat itu.
"Oh? Nampaknya sudah waktunya aku mundur dari tempat ini, aku harap kita bisa bertemu lagi dan bertarung dengan sepenuh hati. Aku sudah memastikan satu hal dan nampaknya benar bahwa pemuda yang bernama Ryouichi itu adalah orang yang kucari" ucap Beelzebub.
Beelzebub berbalik badan dan perlahan meninggalkan tempat itu.
Hayate pun menatap Beelzebub dengan wajah datar.
"Berhenti!" seru Hayate.
Beelzebub pun menghentikan langkahnya tanpa berbalik badan.
"Bukankah aku sudah berkata aku tidak ingin bertarung denganmu saat ini?" ucap Beelzebub.
"Mungkin agak aneh bagiku untuk bertanya seperti ini kepada musuh, namun apakah kau mengetahui sesuatu tentang [Nirvana Gate]?" ucap Hayate.
Beelzebub pun tertawa kecil.
"Sungguh mengesankan, manusia seperti dirimu bahkan mengetahui tentang [Nirvana Gate]. Aku tidak berniat untuk memberitahumu tentang hal itu, namun aku sarankan kau berhenti mencari tahu tentang [Nirvana Gate]" ucap Beelzebub.
Seketika Beelzebub pun menghilang tanpa jejak.
"Sialan, bahkan demon sombong itu tidak mau memberitahuku tentang [Nirvana Gate]" gumam Hayate.
Tiba-tiba teriakan Ryouichi membuyarkan pikiran Hayate.
"Natsumi! Natsumi! Bertahanlah!" seru Ryouichi.
"Tenanglah, Ryouichi. Dia hanya pingsan karena kehabisan sihir" ucap Hayate.
Beberapa saat kemudian, tempat itu sudah dikelilingi oleh prajurit [The Saviour]. Salah satu prajurit pun menghampiri Ryouichi.
"Anda yang ada disana, apakah perempuan itu baik-baik saja?" ucap prajurit itu.
"To-tolong selamatkan dia, karena kebodohanku dia menjadi seperti ini" ucap Ryouichi.
Terlihat prajurit itupun memeriksa kondisi Natsumi dan membawa nya dari tempat itu. Ryouichi pun hanya bisa melihat Natsumi yang dibawa oleh prajurit itu dengan tatapan menyesal.
Hayate pun menepuk pundak Ryouichi.
"Tidak perlu membuat tatapan seperti itu, semua ini bukanlah salahmu" ucap Hayate.
Salah satu prajurit pun mendekati Hayate.
"Permisi, warga sipil tidak boleh berada disini. Kami akan mengevakuasi seluruh orang yang selamat dan menunggu kedatangan prajurit spesialis serangan demon untuk datang" ucap prajurit itu.
"Ah, aku bukan warga sipil. Aku adalah prajurit [The Saviour] yang datang untuk memeriksa keadaan ditempat ini" ucap Hayate dengan wajah santai.
"Pra-prajurit? Anda tidak nampak sebagai prajurit dan anda tidak memakai seragam, bisakah saya melihat identitas anda?" tanya prajurit itu sembari melihat penampilan Hayate dari atas sampai bawah.
Hayate pun mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan menyerahkan sebuah kartu kepada prajurit itu, seketika setelah prajurit itu pun gemetaran ketika melihat kartu itu.
"Maafkan atas ketidaksopanan saya, Letnan Jendral Hayate. Saya tidak mengira bahwa petinggi atas seperti anda akan ada ditempat ini" ucap prajurit itu sembari memberi hormat kepada Hayate.
"Tidak apa-apa, kalian bisa melanjutkan untuk mengevakuasi tempat ini. Sisanya aku sendiri yang akan menanganinya" ucap Hayate.
"Baik, pak. Kalau begitu saya akan melanjutkan tugas saya, saya izin undur diri" ucap prajurit itu sembari memberi hormat.
Prajurit itupun pergi meninggalkan Hayate, terlihat Ryouichi yang masih diam tanpa berbicara sepatah kata apapun.
"Ryouichi, berhentilah bersikap seperti itu. Aku muak melihatnya" ucap Hayate.
"Beritahu aku, apakah selama ini aku salah? Aku hanya ingin hidup dengan damai tanpa gangguan apapun, tapi kenapa sepertinya selalu saja banyak masalah dalam hidupku. Apakah Tuhan membenci diriku dan ingin terus membuat hidupku menderita?" ucap Ryouichi.
Hayate pun menghela nafas dan hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing memanggil nama Ryouichi.
"Ryouichi! Ryouichi!"
Suara itu berasal dari Rose yang tengah berlari dan mencari keberadaan Ryouichi. Terlihat Rose yang bertanya ke satu demi satu prajurit yang ada ditempat itu tentang Ryouichi.
"Permisi, apakah anda melihat atau mengetahui tentang orang yang bernama Ryouichi?" tanya Rose.
Namun seluruh prajurit yang Rose temui tidak dapat memberi Rose jawaban yang memuaskan.
"Kolonel Rose, saya yakin bahwa dia baik-baik saja. Anda tidak perlu membuat wajah panik seperti itu, lagipula yang tengah kita cari disini adalah orang yang dengan mudah membantai ratusan demon seorang diri" ucap Akari berusaha untuk menenangkan Rose.
"Aku tahu, tapi…" ucap Rose lirih.
"Akari! Bukankah orang yang disana adalah pamanmu?" seru Tiara.
Pandangan Akari dan juga Rose pun langsung tertuju ke Hayate yang tengah berbincang dengan Ryouichi.
"Ah, kau benar! Paman Haya—" ucap Akari.
Seketika melihat wajah Ryouichi, Rose berlari dengan sangat cepat menuju Hayate dan juga Ryouichi dengan perasaan khawatir.