Divine_Gate

Chapter 69 : Kemunculan [Three Disaster]



Chapter 69 : Kemunculan [Three Disaster]

0Para pasukan Ryouichi pun terus melanjutkan perjalanan mereka, hingga akhirnya Enzo merasa ada sesuatu yang aneh.     

"Bukankah aku sudah menyetir melewati tempat ini? Aneh sekali…" gumam Enzo.     

Meskipun merasa ada yang aneh, Enzo tetap menyetir. Hingga akhirnya Enzo berniat untuk melakukan sesuatu.     

"Ketua, saya akan keluar sebentar untuk memastikan sesuatu" ucap Enzo.     

"Memastikan sesuatu?" tanya Ryouichi bingung.     

Enzo pun turun dari mobil jeepnya dan berjalan menuju pohon besar. Dia pun mengeluarkan belati miliknya dan membuat sebuah tanda silang besar di batang pohon itu. Setelah membuat tanda di pohon itu, Enzo pun kembali kedalam mobil.     

"Apa yang kau lakukan tadi?" tanya Ryouichi.     

"Ah, bukan masalah besar. Anda tenang saja, ketua" ucap Enzo.     

Enzo pun kembali menyetir diikuti oleh mobil jeep regu kedua dibelakangnya.     

"Sudah kuduga, ternyata ada yang aneh dari hutan ini. Ketua, sepertinya kita hanya berputar-putar ditempat ini" ucap Enzo.     

Ryouichi yang sedang memangku Aiko dan bermain bersamanya pun tersentak kaget.     

"Apa maksudmu?" tanya Ryouichi.     

Enzo pun menghentikan mobil jeepnya dan keluar dari mobil. Regu kedua yang berada di mobil jeep lain pun heran dengan tindakan Enzo dan memutuskan untuk ikut keluar dari mobil mereka.     

"Hoi, apa yang kau lakukan? Ini sudah kedua kalinya kau berhenti seperti ini, ada apa?" tanya salah satu prajurit divisi Dark Moon.     

"Lihatlah pohon ini" ucap Enzo.     

"Ada apa dengan pohon itu? Berhentilah membuang waktu, ayo cepat pergi dari hutan ini" ucap salah satu prajurit divisi Dark Moon.     

"Pasang matamu baik-baik, aku sudah menandai pohon ini sebelumnya. Dan aku menyadari bahwa kita hanya berputar-putar di tempat ini" ucap Enzo.     

Seluruh orang pun terkejut dan tidak percaya.     

"Ba-bagaimana bisa kita hanya berputar-putar di tempat ini? Apa kau salah membaca peta?" ucap salah satu prajurit divisi Dark Moon it.     

Enzo terlihat kesal.     

"Apa kau meragukan kemampuanku dalam membaca peta? Aku sudah berpengalaman dalam melakukan perjalanan seperti ini, aku tidak mungkin salah membaca peta" ucap Enzo.     

Ryouichi pun terlihat menganalisa situasi pada saat itu.     

"Kalian semua tenanglah. Aku percaya dengan Enzo, aku juga merasakan ada yang aneh di tempat ini. Chloe, apa kau bisa merasakan sesuatu yang aneh?" ucap Ryouichi.     

Chloe pun berlutut dan memeriksa tanah. Chloe pun memejamkan matanya, dan merasakan energi sihir yang berada di tempat itu.     

"Master, energi sihir di tempat ini tidak stabil. Chloe merasa bahwa ada alat sihir yang terpasang di suatu tempat" ucap Chloe.     

"Apa kau bisa mencari dimana alat itu?" tanya Ryouichi.     

"Chloe akan mencobanya" ucap Chloe.     

Chloe terlihat merapal sebuah mantera sembari memejamkan matanya.     

"[Skill : Sensoric sense]"     

Skill yang digunakan Chloe adalah skill yang dapat mendeteksi gelombang sihir sejauh 1 kilometer.     

Chloe pun tersentak dan membuka matanya.     

"Disana!" seru Chloe sembari menunjuk sebuah semak-semak.     

"Chronos!" seru Ryouichi.     

Dengan secepat kilat Ryouichi berlari dan menebas semak-semak itu.     

Sesaat setelah dirinya menebas semak-semak itu, muncul 3 prajurit yang memakai seragam provinsi utara dari arah belakang mereka.     

"Master, mundurlah" ucap Reina yang tiba-tiba sudah berada di depan Ryouichi.     

"Master, prajurit-prajurit itu sangat kuat. Mereke sangat berbeda dengan prajurit utara yang pernah kita lawan sebelumnya" ucap Chloe.     

Chloe pun mengeluarkan knuckle belati miliknya dan memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang.     

Tiga prajurit provinsi utara itu terdiri dari dua orang pria dan satu orang wanita.     

"Tampaknya kalian adalah prajurit dari central yang ditugaskan untuk menangkap Kolonel Erik. Aku tidak dapat membiarkan kalian lewat, terlebih lagi kalian sudah mengetahui tentang alat sihir yang membuat kalian tersesat itu" ucap seorang prajurit berbadan besar dan berjenggot panjang.     

"Rose, masuklah ke mobil dan jagalah Aiko" ucap Ryouichi.     

Rose pun menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam mobil jeep bersama Aiko.     

"Enzo, bagaimana menurutmu tentang prajurit itu? Apa kau bisa menang melawannya?" tanya Ryouichi.     

"Saya bisa mengatasinya… Itulah yang ingin saya katakan. Namun sepertinya prajurit itu lebih kuat dari saya, saya hanya punya kesempatan menang sebesar 20 persen" ucap Enzo.     

"Begitukah… Bagaimana jika kau menggunakan [insignia] milikmu?" tanya Ryouichi.     

"Kalau dengan menggunakan [insignia], kemungkinan saya menang adalah 50 persen" ucap Enzo.     

"Kalau begitu pakailah [insignia] mu, Enzo" ucap Ryouichi.     

Enzo pun menganggukkan kepalanya, dia pun melepas sarung tangan miliknya.     

"Takemikazuchi [Insignia] aktif!" seru Enzo.     

Seketika lambang [insignia] milik Enzo bersinar dengan terang.     

"Baiklah, kau yang berbadan besar. Kau adalah mangsaku" ucap Enzo dengan tatapan yakin.     

"Hahaha, baiklah. Aku harap kau bisa menghiburku!" seru prajurit utara berbadan besar itu.     

Enzo pun berhadapan dengan prajurit utara berbadan besar itu.     

"Natsumi, Akari. Apa kalian bisa melawan prajurit wanita itu?" ucap Ryouichi.     

Natsumi dan Akari pun melangkah bersama-sama dan berhadapan dengan prajurit wanita itu.     

"Serahkah saja kepada kami, ketua. Kami akan membuat wanita itu menangis" ucap Akari sembari mengepalkan kedua tangannya.     

"Baiklah, aku serahkan dia kepada kalian berdua" ucap Ryouichi.     

Salah satu dari prajurit divisi Dark Moon menghampiri Ryouichi.     

"Kapten Ryouichi, apa yang harus dilakukan oleh regu kedua?" tanya prajurit itu.     

Tiba-tiba salah satu dari tiga prajurit utara yang menyergap pasukan Ryouichi pun berjalan kearah Ryouichi. Prajurit itu memiliki ekspresi datar yang terlihat tidak membawa senjata apapun, dan prajurit itu memiliki postur tinggi dan tubuhnya di selimuti aura es.     

"Aku tidak peduli dengan pasukan lain, aku hanya ingin bertarung dengan orang yang kuat. Pergilah dari tempat ini, aku tidak ingin ada seseorang yang mengganggu pertarunganku" ucap prajurit utara itu.     

Tiba-tiba saja, pohon-pohon di tempat itu bergeser dan membuka sebuah jalan keluar. Para pasukan regu kedua pun hanya bisa diam menunggu perintah dari Ryouichi.     

"Kapten…" ucap prajurit divisi Dark Moon.     

"Semua orang kecuali Enzo, Akari, Natsumi, cepatlah pergi meninggalkan tempat ini. Aku akan menyusul kalian setelah aku mengalahkan prajurit utara ini" ucap Ryouichi sembari mengerutkan alisnya.     

Reina pun berlari kearah Ryouichi.     

"Master, Reina akan bertarung bersama dengan master" ucap Reina.     

Ryouichi pun mengangguk dan tersenyum.     

"Baiklah, Ryouichi. Cepatlah kau kalahkan prajurit utara itu dan susul kami" ucap Kolonel Ray.     

Pasukan dari regu kedua yang berisikan prajurit divisi Dark Moon, Kolonel Ray, serta ditambah anggota dari pasukan [Saint Wolf] yaitu Tiara, Chloe, Rose dan juga Aiko pun masuk kedalam mobil jeep dan bergegas pergi dari tempat itu menuju gedung markas provinsi utara.     

"Baiklah, semua pengganggu sudah pergi. Aku harap kau bukanlah lawan yang membosankan, dan juga aku akan memperkenalkan diriku. Namaku adalah Christopher, salah satu dari pasukan elit milik Kolonel Erik yang bernama [Three Disaster]"     

"Namaku adalah Ryouichi, ketua dari pasukan [Saint Wolf]. Aku akan mengalahkanmu dan secepatnya pergi dari tempat ini" ucap Ryouichi sembari menghunuskan pedangnya.     

"Aku suka dengan tatapan matamu yang indah itu. Baiklah, mari kita mulai pertarungan ini!" seru Christopher.     

Disisi lain, Enzo berhadapan dengan prajurit elit [Three Disaster] lainnya.     

"Namaku adalah Whis, orang terkuat kedua di pasukan elit [Three Disaster] milik Kolonel Erik. Ketika aku melihat tubuhmu yang kurus dan rapuh itu, aku jadi tidak yakin bahwa kau bisa mengalahkanku"     

"Aku adalah Enzo. Tidak perlu banyak berbicara, biarlah pedang kita yang membuktikan kemampuan kita masing-masing" ucap Enzo sembari memasang kuda-kuda menyerang.     

Whis pun tersenyum mengerikan.     

"Hahaha, aku ingin mendengar rintihan kesakitanmu ketika aku menghancurkan seluruh tubuhmu nantinya!" seru Whis.     

Sementara itu, Akari dan Natsumi melawan prajurit wanita dari pasukan elit [Three Disaster].     

"Dua melawan satu? Apakah kalian tidak kasihan melihat diriku ini?" ucap prajurit wanita itu.     

"Ini adalah perintah dari ketua Ryouichi, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Lagipula semakin cepat kami mengalahkanmu, maka akan semakin cepat pula kami bisa menyusul teman-teman kami yang lainnya" ucap Natsumi.     

"Apa boleh buat, namaku adalah Fortune. Meskipun aku adalah yang terlemah dari pasukan elit [Three Disaster], namun aku adalah yang paling lincah diantara mereka"     

"Lincah? Kau belum melihat Enzo ketika dia melarikan diri dariku, dia sangat cepat dan tidak dapat kutangkap" ucap Akari.     

Natsumi pun menatap Akari dengan tatapan aneh.     

"Akari, bisakah kau tidak menyebut tentang Enzo disaat seperti ini?" ucap Natsumi.     

Fortune pun tertawa.     

"Kalian sungguh lucu, kalian masih bisa bercanda disaat seperti ini. Aku sebenarnya tidak ingin melukai kalian, namun perintah Kolonel Erik adalah mutlak bagi pasukan elit [Three Disaster]. Persiapkanlah diri kalian" ucap Fortune.     

Akari dan Natsumi pun memasang kuda-kuda untuk bertahan.     

Di sisi lain, pasukan regu kedua dalam perjalannya menuju markas provinsi utara. Sementara itu Kolonel Erik sedang berada bersama dengan Letnan Satu Shizu di laboratorium bawah tanah miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.