Permaisuri Kembali ke Sekolah

Master Kartu, Habis Manis Sepah Dibuang



Master Kartu, Habis Manis Sepah Dibuang

2Karena perkataan Tuan Putri ke-10 itu, semua orang langsung melihat ke arah Tuan Putri ke-11 yang sejak tadi tidak bicara dan raut wajah Tuan Putri ke-11 juga terlihat pucat.     

Di Negara Feng, semua orang tahu hubungan Tuan Putri ke-11 dan Tuan Putri ke-10.     

Tuan Putri ke-10 ingin membuat Tuan Putri ke-11 membantunya, jadi semua orang sudah bisa memperkirakan apa yang akan dikatakan oleh Tuan Putri ke-11.     

Sorot mata Yin Wushuang terlihat tajam, dingin dan sangat buruk.     

Sejak masuk ke dalam aula, Tuan Putri ke-11 tidak berhenti bertanya kepada Yin Wushuang kapan ia harus menunjukkan batu bayangan miliknya itu, karena racun phoenix di dalam tubuhnya, ia menjadi semakin gelisah.     

Tuan Putri ke-11 pertama kali menunjukkan batu bayangan, agar bisa meminta obat penawar dari racun phoenix, sehingga bisa mengurangi rasa sakitnya tapi jawaban Yin Wushuang hanyalah menyuruhnya untuk menunggu.     

Pertarungan antara Yin Wushuang dan Tuan Putri ke-10 bukanlah sebuah pertarungan fisik yang kejam, tapi lebih seperti permainan kartu di mana kedua sisi sama-sama tidak tahu batas satu sama lain.     

Tidak ada orang yang melemparkan kartu AS mereka di awal permainan, kecuali jika orang itu sudah percaya diri bahwa ia sudah berhasil mengendalikan kartu lawan.     

Karena jika tidak memahami kartu milik lawan, tapi membuang kartu terbesar yang dipunya, itu hanya akan menjadi gerakan 'konyol dan bodoh'.     

Ini adalah pertarungan kepintaran. Yin Wushuang akan mengeluarkan setiap 'kartu' yang ia miliki secara maksimal untuk memberikan keuntungan kepada dirinya, karena ia tidak mau kalah dalam pertarungan ini!     

Untuk melindungi dirinya sendiri, Tuan Putri ke-10 menendang Lei Jin keluar dan Yin Wushuang memungut kembali Lei Jin untuk dijadikan sebagai kartunya sendiri.     

Tidak bisa dipungkiri bahwa kegunaan Lei Jin di dalam pertarungan ini jauh di luar ekspektasi kedua orang itu, tapi meskipun Lei Jin tidak berhasil menjatuhkan Tuan Putri ke-10, tapi ini sudah cukup bagi Yin Wushuang.     

Saat ini Tuan Putri ke-10 mau Tuan Putri ke-11 membelanya, tapi ia tidak tahu bahwa ia hanya menggali kuburannya sendiri.     

Karena Yin Wushuang mau menyuruh Tuan Putri ke-11 untuk mengeluarkan batu bayangan itu.     

[Yin Wushuang, apa sekarang sudah saatnya aku mengeluarkan batu bayangan?]Tuan Putri ke-11 melihat ke arah Yin Wushuang dan bertanya dengan sangat sopan.     

Yin Wushuang menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

Saat melihat hal itu, sorot mata Tuan Putri ke-11 terlihat penuh dengan tekad, ia tahu bahwa sekarang semuanya ada di tangannya.     

Tuan Putri ke-11 melihat ke arah Tuan Putri ke-10 yang penuh dengan harapan itu menggunakan sorot mata dingin, lalu dengan suara santai ia berkata, "Kakak ke-10 aku tidak bisa menjadi saksi."     

Suasana seketika seolah membeku. Para menteri Negara feng saling bertukar pandang dan terlihat kebingungan.     

Tuan Putri ke-8 tersenyum dan ia semakin kagum kepada Yin Wushuang, 'Trik yang dilakukan Yin Wushuang ini benar-benar lebih berbahaya daripada Tuan Putri ke-10!'     

Tuan Putri ke-10 mengira hanya Tuan Putri ke-8 yang sudah mengkhianatinya, tapi ia tidak menyangka bahwa Tuan Putri ke-10 juga ikut mengkhianatinya!     

"Lao, Lao Shiyi, apa maksudmu?" Tuan Putri ke-10 melihat ke arah Tuan Putri ke-11 dengan kesulitan dan mencoba untuk bicara kepada Tuan Putri ke-11.     

Tapi suaranya seperti tidak masuk ke dalam telinga Tuan Putri ke-11 sama sekali, seolah Tuan Putri ke-11 menolak untuk mendengarnya.     

Perasaan sesak kembali memenuhi tubuh Tuan Putri ke-10.     

Feng Wushuang langsung bertanya, "Bibi ke-11, Ibuku biasanya begitu baik kepada Bibi. Setiap mendapatkan hadiah, Ibu pasti berbagi dengan Bibi, beberapa hari yang lalu bahkan Ibu membantu untuk memohon kepada Nenek agar melepaskan Feng Hanli. Saat ini Bibi mau mengatakan kepada Ibu bahwa Bibi dan Tuan Putri ke-8 serta Yin Wushuang adalah satu tim kan?!'     

'Pengkhianatan' Tuan Putri ke-8 itu membuat Feng Wushuang merasa sangat marah dan merasa bahwa semua sikap 'baik' Ibunya kepada orang-orang itu sama sekali tidak ada gunanya.     

Feng Wushuang yang melihat bahwa di antara banyaknya tuan putri, Tuan Putri ke-8 dan Tuan Putri ke-11 adalah orang yang memiliki hubungan paling baik dengan Ibunya, dan juga mendapatkan banyak 'perhatian' dari Ibunya. Karena itu, saat ini ia hanya berpikir bahwa sikap kedua orang itu tidak berbeda dengan peribahasa 'Habis manis sepah dibuang'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.