Permaisuri Kembali ke Sekolah

Maaf karena Tidak Berhasil menjadi Beban!



Maaf karena Tidak Berhasil menjadi Beban!

1Saat ini semua orang sedang berada dalam posisi antara hidup dan mati, ada orang yang mempertahankan batasan mereka, ada orang yang goyah, dan juga ada orang yang kehilangan prinsipnya.     

Dewa kematian menonton dengan penuh minat sambil berkata, "Manusia, ckck, lemah dan tidak tahu apa-apa. Berpura-pura baik hati, tapi sebenarnya di balik kulitnya mereka sudah membusuk dan penuh belatung."     

Kemudian dewa kematian itu memandang ke arah Yin Wushuang lagi dan berkata dengan nada mempermainkan, "Ganti cara. Yin Wushuang, aku tidak akan membunuhmu. Tapi kamu boleh memilih salah satu dari mereka semua untuk menggantikanmu mati. Kamu tidak boleh memilih Jenny. Kamu hanya bisa memilih salah satu di antara Arthur, Ailun, Lilith, dan Andre. Pilih satu di antara empat, pilih siapa yang mati. Setelah dia mati, kalian semua boleh hidup."     

Dewa kematian tertawa parau sambil menggoyangkan sabit pencabut nyawa dengan santai. Sepertinya saat ini suasana hatinya sedang sangat gembira.     

"Ayo, pilih satu. Biar kulihat sekuat apa sebenarnya hubungan kalian. Lihat kalian bisa seberani apa."     

Dewa kematian itu merasa sangat senang saat bisa mempermainkan manusia seperti ini. Ia menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang munafik, menjijikan, dan penuh kebohongan. Mulutnya mengatakan sahabat dan saudara lebih berharga daripada emas, namun begitu malapetaka datang mereka akan menyelamatkan dirinya sendiri.     

"Tidak, tidak. Aku mau mengubah aturan mainnya. Kamu boleh memilih Jenny!" Dewa kematian sangat tenang, "Jenny sepertinya berkata kalau dia sangat tidak mementingkan dirinya sendiri."     

"Tunggu!" Punggung Jenny bergidik saat mendengar namanya disebut, "Mengapa aku?"     

"Kamu tidak ingin mati, ya? Itu mudah." Dewa kematian mengangkat bahu, "Kalau begitu begini saja. Jenny, kalau memilih antara kamu atau semua orang yang mati, kamu pilih siapa?"     

Jenny kaget saat mendengar Dewa kematian bertanya seperti itu kepadanya. Dalam benaknya ia bertanya-tanya, "Aku yang mati, atau mereka semua yang mati?'     

"Kamu hanya punya waktu lima detik untuk memikirkannya. Kalau setelah lima detik masih belum ada jawaban, aku anggap kamu bersedia mati." Dewa kematian mengayunkan sabitnya sembari berhitung, "Lima, empat, tiga…"     

Melihat waktunya sudah hampir habis, Jenny berteriak dengan keras, "Biar mereka yang mati! Biar mereka yang mati! Aku mau hidup! Bukankah mereka ingin menyelamatkan Yin Wushuang? Kalau begitu biarkan saja mereka mati sama-sama! Biar mereka ke neraka sambil bergandengan tangan seperti orang idiot!"     

Setelah selesai berbicara dengan nada tinggi, kini Jenny merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya.     

Benar saja, karena hak pilih ada di tangannya, maka sudah pasti ia memilih untuk tetap bisa hidup.     

'Bukankah kalian membenciku? Bukankah kalian menyukai Yin Wushuang? Bukankah kalian ingin putus dan mengeluarkan aku? Pergilah, pergi! Mati bersama saja!' Batin Jenny saat ini.     

Saat Jenny membuat keputusan seperti itu, seketika suasana menjadi sangat dingin dan udara seolah langsung membeku.     

Ini adalah sebuah pengkhianatan untuk memilih antara hidup dan mati yang pertama kalinya dalam hidup mereka. Padahal sebelumnya mereka bekerjasama untuk bertempur, namun saat ini siapapun diantara mereka bisa saja dibuang dengan sangat kejam.     

Jenny membuat para anggota timnya merasa bahwa ia adalah sampah yang tidak berguna. Semua orang dengan serempak tidak mau memandang Jenny. Bahkan mereka merasa mulut mereka sangat kotor saat menyebutkan namanya Jenny.      

Saat itu Jenny juga dapat merasakan perubahan sikap mereka padanya. Tetapi ia tidak keberatan akan hal itu, dalam benaknya ia berpikir bahwa para anggota timnya itu sebentar lagi akan menjadi setumpuk mayat.     

Kemudian Jenny pun memandang Yin Wushuang si biang keladi, kebencian di dalam hatinya berkembang menjadi penyakit, "Yin Wushuang, kalau bukan karena kamu yang menjadi beban, semua orang tidak akan menjadi seperti ini. Kamu adalah si bodoh yang tidak punya otak. Kamu mengira dirimu begitu hebat, tapi bukankah kamu malah mencelakai semua orang bahkan sampai membuat mereka hampir mati? Aku bisa tetap hidup, tapi apa kamu bisa? Kamu yang membunuh semua orang, bukan aku!"     

Melihat tindakan Jenny seperti itu, dewa kematian semakin merasa puas. Kemudian ia pun memalingkan pandangannya dan menatap Yin Wushuang sembari berkata, "Manusia benar-benar rapuh. Aku belum turun tangan tapi sudah membuat kalian ketakutan sampai hancur berantakan. Yin Wushuang, kamu… Uhhh!"     

Sebelum Dewa Kematian itu selesai berbicara, tiba-tiba Yin Wushuang sudah mengunci tenggorokannya.     

Mata phoenix Yin Wushuang penuh dengan ketidaksabaran, "Banyak sekali omong kosongnya. Apa kamu menganggap dirimu alat penyeranta? Mengira diri sendiri sangat cerdas karena bisa mempermainkan makhluk hidup, apa dirimu sendiri tidak tahu kalau kamu terlihat seperti orang idiot? Menguliti aku? Dengan memakai keberanianmu yang layak mendapat penghargaan itu atau dengan kebodohanmu yang menyedihkan? Kalau integritasmu hanyalah sebagai dewa kematian, sungguh aku sangat khawatir neraka akan menjadi pusat interaksi orang cacat mental seperti kamu."      

Tekanan energi tingkat Yuan Ying mulai menyebar, sehingga membuat semua orang tidak dapat bergerak sedikit pun. Senyum di wajah Jenny menjadi kaku, di sisi lain saat itu Dewa Kematian juga tidak dapat bereaksi lagi. Bahkan sabit yang ada di tangannya itu hanya bisa berdiri tegak di tanah.     

Dewa Kematian itu bahkan hanya bisa pasrah dan tidak punya kekuatan untuk membuat Yin Wushuang mengurungkan niatnya mencabut pedang phoenix.     

Amarahnya dan murka seorang raja tiba-tiba menyebar, bola mata Dewa Kematian tiba-tiba tampak menyusut, dan ekspresi wajahnya juga tampak sangat ketakutan.     

"Kamu punya waktu lima detik untuk mengatakan apa tujuanmu datang ke dunia yang fana ini dan membunuh orang. Kalau tidak mau mengatakannya, kamu akan aku bunuh! Aku tahu kelemahan Dewa Kematian!" Sorot mata Yin Wushuang tampak sangat kelam, "Lima, empat, tiga…"     

"Kebangkitan… Demi Tongkat Kebangkitan! Dewa neraka memberi perintah agar tidak menyentuh tongkatnya, aku melakukannya untuk benda magis ini!"     

Baru saja kata-kata itu diucapkan, tiba-tiba terdengar suara kertakan. Leher dewa kematian patah. Hantu api berwarna merah keluar dari dalam tubuhnya.     

Ketika kesadaran spiritual Yin Wushuang mulai bergerak, roh api itu menyelubunginya lalu menggerogoti hantu api itu. Setelah digerogoti, mayat Dewa Kematian dan sabit pencabut nyawanya menjadi abu secara bersamaan. Hawa neraka di gunung ini pun sepenuhnya menghilang.      

Angin malam berhembus seakan berkata, 'Sebenarnya siapa yang mempermainkan siapa?'     

Dengan kebencian dan keagungan samar yang tergantung di matanya, Yin Wushuang menatap Jenny yang tubuhnya kaku, kemudian ia berkata perlahan, "Maaf karena tidak berhasil menjadi beban!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.