Menaklukkan Suzaku
Menaklukkan Suzaku
Yin Wushuang terdiam selama beberapa saat, mata Phoenixnya menatap lurus ke arah Suzaku sembari berkata, "Sebaiknya kamu memilih satu cara untuk mati. Aku siap untuk mengantarmu ke surga kapan saja."
Suzaku hanya terdiam dan tidak berkata apapun, "..."
Kemudian ia pun melingkarkan kedua tangan di dadanya dengan marah, lalu ia duduk membelakangi Yin Wushuang.
'Tuan ini begitu lemah, tapi mengapa dia masih begitu sombong?! Kalau takluk dengan orang lemah seperti ini, bintang dewa juga bisa turun tingkat!' Batin Suzaku.
Melihat punggung Suzaku, Yin Wushuang menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Ini apanya yang binatang dewa, jelas-jelas dia adalah putri kecil yang manja.
Yin Huo memandang Suzaku, lalu memandang Tuannya. Saat ini ia juga merasa sangat tidak berdaya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba terdengar sebuah suara seruan yang memecahkan kecanggungan.
Yin Huo sambil memegangi perutnya ia berkata, "Aku mungkin sudah lapar."
Sebagai tubuh spiritual ia tidak perlu makan, tapi setelah berubah menjadi bentuk manusia, ia juga merasakan lapar.
Kruuk…
Perut Suzaku juga terdegar bergemuruh. Tuhan pun tahu sudah berapa lama ia kelaparan. Kemudian Yin Wushuang pun mengangkat alisnya, lalu ia mengeluarkan beberapa bahan dan peralatan untuk membuat beberapa mangkuk mie.
Roh Kayu tidak bisa merasakan lapar dan ia juga tidak punya keinginan untuk makan. Kemudian Mo Range dan Mo Baobao pun mengambil mangkuk dan mulai makan. Yin Wushuang memberikan satu mangkuk untuk Yin Huo, bahkan tikus berbulu terang pemburu harta karun pun kebagian satu mangkuk kecil. Aroma makanan yang sedap perlahan mulai menyebar.
Punggung Suzaku tampak tidak tegak seperti sebelumnya, hal itu jelas membuktikan bahwa ia tidak begitu percaya diri lagi. Punggungnya melengkung dan terlihat sangat lapar.
Mata besar Tikus berbulu terang pemburu harta karun itu tampak berputar, kemudian ia pun menghisap mie dengan kuat dan ia tampak sangat menikmatinya.
Suzaku sudah terlihat sangat lemas, kepalanya miring dan bertumpu pada pundaknya sendiri. Dia merasa dirinya bagaikan 'sayur putih' yang menyedihkan.
Sebagai binatang dewa, kemanapun Suzaku pergi, maka orang lain akan menyediakan kebutuhannya. Bahkan ada orang fanatik yang akan melakukan segalanya hanya demi mendapatkan sehelai bulunya.
'Mengapa aku bisa sampai di sini? Betapa sengsaranya…' Batin Suzaku.
Kruk… Suara perutnya yang bergemuruh mulai terdengar lagi. Suzaku merasa dirinya hampir mati. Di saat pikirannya berkelana kemana-mana itu, tiba-tiba sebuah mangkuk yang berisi mie muncul di depannya. Di atas mie ada tiga potong daging dan sebuah telur yang memancarkan aroma menggoda.
Saat Suzaku mengangkat wajahnya, ia melihat mata Phoenix Yin Wushuang yang tersenyum, "Makanlah."
Seketika mata Suzaku pun berkaca-kaca. Tuhan sungguh baik, akhirnya Tuan menemukan hati nuraninya! Batin Suzaku.
Akhirnya Suzaku menerima mangkuk itu, kemudian di telinganya terdengar suara Yin Wushuang dengan nada yang dingin, "Setelah kenyang baru bisa memulai perjalanan."
"..." Seketika Suzaku langsung terdiam, dalam hati ia terasa sangat tidak nyaman.
Melihat Suzaku yang bengong seperti itu, Yin Wushuang pun berjongkok lalu menatapnya sembari berkata, "Dilihat dari kekuatanmu sebagai binatang dewa, wajar kalau kamu meremehkanku. Aku juga tidak mengira kalau lapisan keempat cincin Phoenix ungu kuno adalah empat binatang dewa. Kalau kamu bersedia ikut denganku, aku akan membuatmu melihatku yang menjadi semakin kuat sampai layak menjadi Tuanmu. Kalau kamu benar-benar tidak mau ikut denganku, kamu juga boleh pergi sendiri. Aku tidak akan meminta apapun darimu, kamu bebas."
Dengan empati, pemikiran Suzaku sangat mudah dipahami. Bagi binatang dewa, Tuannya adalah rekan seumur hidup. Maka kontrak antara Tuan dan pengikutnya ini sangatlah penting baginya.
Suzaku bagaikan orang yang sangat kaya raya. Jika dibandingkan dengan kekuatan Yin Wushuang, Yin Wushuang mungkin hanyalah seorang penduduk desa yang tidak dikenal. Membuat kontrak dengan Yin Wushuang bagaikan menyerahkan kemewahan dan pergi ke gunung untuk hidup menderita.
'Dalam waktu yang begitu singkat, siapa yang bisa menerimaku? Siapa yang tidak akan merasa kecewa? Dan ini juga bukanlah kisah cinta yang melodramatis.' Batin Suzaku.
"Aku…" Mata Suzaku tampak berkaca-kaca. Kemudian ia pun mengangkat mangkuknya yang berisi mie lalu menghabiskannya dengan cepat. Setelah itu ia menyerahkan mangkuk kosong itu kepada Yin Wushuang, "Tuan! Beri aku semangkuk lagi, maka aku akan berjuang bersamamu!"
"Kamu sudah tidak mau kehormatan lagi?" Yin Wushuang bertanya sambil mengangkat alisnya.
"Tidak mau!" Suzaku sedikit mengangkat dagunya dan berkata, "Selama ada Tuan, itu lebih baik daripada menunggu ribuan tahu di dunia kehampaan, karena saat itu aku bagaikan hantu yang kesepian!"