Kebaikan Nona Sophia Terkenal di Mana-Mana
Kebaikan Nona Sophia Terkenal di Mana-Mana
Dalam tiga hari ini, selain terkadang mengamati orang lain, Yin Wushuang selalu berada di tendanya untuk meramu obat dan jarang muncul di hadapan banyak orang. Sebelumnya orang-orang yang ada di sekitarnya itu sudah memperhatikannya saat dia mengeluarkan ramuan tingkat sembilan.
Tetapi, tidak semua orang bisa menerima adanya orang China di sini. Bagaimanapun juga ini adalah wilayah Liga Utara, dan sebentar lagi senjata magis Liga Utara akan segera muncul.
"Tidak ada gelombang pertarungan dan sihir di tubuh orang China ini! Dia hanya orang biasa!"
"Dia adalah ahli peramu level sembilan. Sebelumnya aku melihatnya memberikan banyak sekali ramuan tingkat sembilan kepada Putri, Perdana Menteri, dan yang lainnya!"
"Aku bertaruh orang China ini akan tewas mengenaskan!"
"Putri dan Perdana Menteri satu tim dengannya! Dia pasti hanya akan menjadi beban bagi timnya!"
Ada beberapa orang yang mencemooh, ada yang meremehkan, dan ada juga yang bersikap tidak peduli.
Kemudian Sophia berjalan mendekati Yin Wushuang dan berkata dengan lembut, "Aku harap Nona Yin tidak merasa rendah diri. Aku juga sangat terkejut ketika melihatmu di sini. Tapi, siapa saja bisa memperebutkan senjata magis itu, tidak peduli apa rasnya. Dan kamu juga bukan beban, kamu adalah penolong terkuat kami."
"Sophia, kamu selalu begitu baik hati." Rasa cinta muncul di mata John.
Saat John berkata seperti itu, seketika wajah Sophia langsung memerah.
Kemudian Louis menganggukkan kepalanya dengan perlahan sembari berkata, "Kebaikan dan kelembutan Nona Sophia terkenal di mana-mana."
"Tuan Perdana Menteri terlalu memujiku." Wajah Sophia semakin tersipu malu.
Arya pun tersenyum kecil dan berkata, "Bukan terlalu memuji, tapi ini adalah kenyataan."
"Kak Arya, kamu juga mengolok-olokku!" Sophia menghentak-hentakkan kakinya bagaikan gadis kecil yang naif.
Dari tatapan matanya, cinta yang dimiliki John terlihat semakin dalam.
Saat itu Yin Wushuang hanya menjawab singkat, dan setelah itu ia tidak menghiraukan Sophia lagi. Raut wajah Sophia tampak sedikit menegang, kemudian berubah menjadi senyuman yang semakin lembut.
"Ayo mulai maju." Sorot mata Panther tampak serius, kemudian ia pun mulai berjalan ke depan.
-
Adanya peringatan dari Yin Wushuang membuat semua orang mengenakan masker mereka dan menjauhi bunga dan pohon yang ada di dalam oasis.
Ketika kaki Yin Wushuang menginjak jalanan berbatu, ia merasa seakan ia melangkah ke dalam sebuah ruang lain dan memasuki sebuah teritori yang berdiri sendiri.
"Aku merasakan hawa Tongkat Kebangkitan ada di depan jalan berbatu." Arya berkata, "Hawa yang sangat kental yang datang dari dalam."
Orang-orang yang lain di belakangnya mengikuti satu per satu. Karena baru memasuki oasis, semua orang sangat waspada. Karena mereka juga baru mulai perjalanan, sehingga masih belum ada orang yang mulai bertarung. Sepertinya mereka semua ingin melewati jalanan berbatu ini dulu.
Tindakan orang-orang dari gereja Tian Sheng membuat Yin Wushuang sedikit mengerutkan alisnya. Orang-orang yang berasal dari gereja Tian Shen memilih berada di posisi di tengah.
Orang-orang yang ada di depan sebagai pembuka jalanan, dan orang-orang yang ada di belakang akan dijadikan tumbal. Strategi mereka sangat pintar. Entah apakah itu disengaja atau tidak.
-
Perjalanan ini akan memakan waktu tiga jam. Jalanan di depan mereka masih panjang dan berliku tanpa terlihat ujungnya. Semua orang masih berjalan dengan waspada, di sepanjang perjalanan ada tujuh hingga delapan orang yang tewas, setiap orang tewas dengan cara yang berbeda-beda. Mereka semua tidak akan pernah tahu akan berubah menjadi seperti apa hutan itu pada detik berikutnya.
Bunga merah muda mungil bisa berubah menjadi bunga merah raksasa pemakan manusia. Sulur yang tiba-tiba jatuh dari pepohonan dan melemparkan orang atau mencekiknya sampai mati. Dan kunang-kunang cantik yang mendekat tiba-tiba akan berubah menjadi ular berbisa yang akan membunuh manusia dalam sekali gigitan. Kini mereka lagi-lagi tiba di tikungan.
"Kapan jalanan ini akan sampai pada ujungnya?" Arya mengerutkan alisnya, "Sudah tiga jam kita berjalan, bagaimanapun juga seharusnya kita sudah memasuki bagian dalam oasis."
"Harusnya sudah hampir sampai, kan?" Sophia bertanya sambil menyeka keringatnya, "Kak Arya, apa kamu bisa merasakan hawa Tongkat Kebangkitan?"
"Masih ada." Arya menganggukkan kepalanya.
Perjalanan ini tidak bisa dibilang melelahkan, tetapi terus berada dalam kondisi gugup dan waspada sehingga membuat saraf terlalu tegang.
Yin Wushuang melihat sekelilingnya. Di dalam hutan ini hanya ada bunga, pohon, serangga dan binatang. Baginya pemandangan ini sama sekali tidak istimewa.
Kemudian Yin Wushuang menundukkan kepalanya dan ia diam-diam merobek lengan bajunya dan membuangnya ke batu yang ada di tepi jalan. Saat itu Louis melirik tindakan yang dilakukan Yin Wushuang dari sudut matanya.