Permaisuri Kembali ke Sekolah

Aku Sangat Suka pada Adikmu



Aku Sangat Suka pada Adikmu

1Mendengar ejekan Yin Wushuang, Yin Tianji merasa malu, dengan reflek ia memegang lehernya bagian belakang. Karena lupa ia tidak sengaja menyentuh luka yang ada di lehernya, lalu ia berteriak, "Ahhh!!"     

Mendengar teriakan Yin Tianji, A Zi langsung melepaskan adiknya. Nada suara sedikit merasa bersalah, "Tuan Muda sekte, luka yang ada di tubuhmu sangat banyak. Jika kamu banyak bergerak lukamu yang akan mulai sembuh itu akan robek dan itu pasti akan terasa semakin sakit."     

"Hehehe, A Zi bantu aku membalut luka dan bantu aku meniupnya maka aku tidak akan sakit lagi!" Yin Tianji mengulurkan tangan menarik tangan A Zi, ia mengedipkan matanya dan tatapannya sangat tulus.     

A Zi merasakan tangan Yin Tianji yang lembut, lalu ia menarik tangannya dan mundur, "Jika Tuan Muda ada masalah silakan panggil saja aku."     

Sikap A Zi saat ini, membuat hati Yin Tianji merasa ingin pecah rasanya. Ekspresi wajahnya seketika langsung berubah menjadi sedih, seperti seekor anjing yang akan ditinggalkan.     

Yin Wushuang tertawa dan menatap Yin Tianji, "Sikapnya seperti ini saja kamu tidak mampu menahan perasaanmu?"     

"Adik sepupu yang baik, sikap A Zi masih seperti yang dulu. Dia tidak jatuh hati padaku!" Yin Tianji berkata seperti ia telah disalahkan.     

"Kalau kamu hanya punya kesabaran seperti ini saja, lebih baik kamu tidak perlu mengejarnya lagi." Yin Wushuang mengangkat bahunya, kemudian ia pun pergi.     

 -     

Beberapa hari kemudian pikiran Yin Tianji mulai terbuka, ia mulai menggunakan trik-trik memberikan hadiah untuk A Zi.     

Hari senin, rabu dan jumat mengirimkan bunga, hari selasa dan kamis mengirimkan baju, hari minggu mengirim bunga dan baju. Cara yang ia lakukan ini benar-benar rendahan sekali.     

[Tuan, aku tiba-tiba merasa kemungkinan pandangan kamu salah, Yin Tianji sepertinya tidak bisa diandalkan.] Mo Range mengelap keringatnya [Baju yang dikirim dari Yin Tianji semuanya diberikan pada A Lan.]     

"Belum tentu." Yin Wushuang tersenyum, "Setidaknya A Zi mulai merawat bunga."     

A Zi tidak suka pakaian yang bagus dan rapi, ia lebih suka bunga.     

Setidaknya ia sudah menerima bunganya, kadang-kadang ia suka bengong sambil melihat bunganya, itu artinya… hatinya sudah tersentuh.     

Meskipun Yin Tianji bodoh, tapi hatinya sangat tulus. Cintanya sangat tulus dan murni, ini barulah sebuah hal yang berharga.     

[Yin Tianji sore hari ini menembaknya, entah bisa berhasil atau tidak.]     

"A Lan." Yin Wushuang tiba-tiba mengeluarkan suara, memanggil A Lan yang sudah terbengong sejak lama.     

Seketika A Lan langsung sadar, lalu ia pun berlari mendekat pada Yin Wushuang, "Nona Besar, ada apa memanggilku?"     

"Temani aku pergi ke puncak murid luar untuk jalan-jalan, aku ingin melihat bagaimana kondisi saat Sun Lili ini." Yin Wushuang sengaja mencari sebuah alasan agar bisa memberikan A Zi dan Yin Tianji waktu luang.     

"Baiklah!" A Lan sangat senang, ia merasa seperti masih diperhatikan dan dikasihi!     

Mereka berdua berjalan menuju puncak murid luar.     

 -     

Saat Yin Wushuang dan A Lan baru saja pergi, Yin Tianji sudah siap-siap, ia membawa satu buket bunga dan pergi ke kamar utama mencari orang yang ia cintai.     

Ternyata saat itu A Zi sedang bermain dengan adiknya, Yin Tianji tiba-tiba muncul sehingga A Zi pun kaget.     

"Hormat pada Tuan Muda sekte!" A Zi bersama dengan adiknya langsung memberi salam hormat pada Yin Tianji.     

"Tidak perlu bersikap hormat seperti itu." Yin Tianji memapah tangan A Zi dan membantunya berdiri.     

Hari ini menjadi hari yang lebih spesial daripada sebelumnya, karena saat ini Yin Wushuang tidak ada. Xiao Shitou juga anak yang pintar, saat itu tiba-tiba ia teringat pesan Yin Wushuang, lalu ia membuka mulutnya dan menepuk-nepuk mulutnya, "Ngantuk sekali!"     

Setelah itu ia sendiri naik ke atas ranjang dan tidur.     

Akhirnya kini di ruangan itu hanya tinggal mereka berdua.     

Suhu di sekeliling ruangan terasa semakin dingin, leher Yin Tianji sudah merah, tangannya sambil memegang satu buket bunga mawar dan hatinya sangat karuan.     

Padahal kemarin malam ia sudah menghafal kata-katanya, kenapa sekarang tiba-tiba ia tidak bisa mengatakannya…      

"A Zi, aku, aku sangat suka, suka… suka Adikmu, Adikmu benar-benar sangat lucu." Setelah itu, Yin Tianji dengan kesal menampar wajahnya.     

A Zi terbengong dan masih berdiri di tempat, "Adik… Adik aku seharusnya tidak menyukai lelaki!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.