Permaisuri Kembali ke Sekolah

A Zi, A Zi



A Zi, A Zi

0"A Zi! A Zi!" Suara Yin Tianji sangat lembut memanggil namanya, ia membelai pipi A Zi dan berkata, "Hatiku sangat sakit, tolong bantu aku tiup untuk meredakan rasa sakit ini ya."     

Seperti saat pertama kali tangan Yin Tianji yang terluka, A Zi meniupnya dengan lembut sampai pada akhirnya Yin Tianji lupa rasa sakitnya.     

Hush--- suara angin bertiup.     

Yin Tianji hanya mendapatkan jawaban dari angin malam yang berhembus dari hutan yang ada di gunung.     

Yin Tianji memejamkan matanya, ia merasakan air matanya menetes, terus mengalir hingga akhirnya terjatuh di atas wajah A Zi.     

Kemudian ia pun semakin menarik tubuh A Zi ke dalam pelukannya, ia merasakan kehangatan yang semakin hilang, merasakan kepeduliannya yang semakin jauh. Yin Tianji sekarang merasa ia seperti sampah yang tidak berguna, ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

Saat ia memeluk A Zi, ada sekuntum bunga terjatuh dari lengan bajunya.     

Bunga itu menggelinding sampai ke bawah kaki Yin Wushuang, Yin Wushuang tahu bunga itu adalah bunga Kamelia.     

Bunga Kamelia adalah bunga yang sangat disukai A Zi.      

"Kemarilah, Tianji!" Wajah Yin Cheng terlihat sangat suram, meskipun putranya selalu tidak bisa menjadi seorang yang hebat, tapi hatinya sangat hancur ketika melihat putranya menangis sambil memeluk mayat seperti itu.     

Apalagi saat itu Yin Wushuang masih berdiri di sampingnya.     

Ia dengan dingin mengulang ucapannya, "Ku minta kamu kemari! Mau jadi apa kamu seorang Tuan Muda sekte memeluk mayat seorang pelayan? Yin Wushuang yang berdiri di belakangmu tadi ingin membunuhku!"     

Yin Tianji perlahan membuka matanya, ia melihat ayahnya, memiringkan kepalanya dan bertanya dengan kesal, "Bukannya kamu bilang, seorang saudara akan lebih penting dari pada warisan keturunan?"     

----Tianji, kamu tidak boleh berpikir seperti itu, mereka adalah saudara kita!     

----Warisan keturunan tidak terlalu penting dari seorang saudara.     

Yin Tianji masih ingat kalimat itu, kalimat yang saat itu terdengar dengan jelas di telinganya.     

"Meskipun kamu selalu bilang aku bodoh, tapi aku selalu ingat kata-katamu. Tapi kini kamu sendiri sudah lupa dengan ucapan sendiri?" Suara Yin Tianji penuh dengan amarah.     

"Tianji!" Wajah Yin Cheng tampak muram, kemudian ia pun berkata, "Yin Wushuang duluan yang ingin membunuh Ayah!"     

Setelah mendengar ucapannya, Yin Tianji semakin tidak mengerti. Ia mengangkat kepala dan berkata, "Adik Sepupu adalah ketua sekte yang asli, kenapa dia ingin membunuh kamu seorang ketua sekte palsu?"     

Kata-kata 'ketua sekte palsu' membuat Yin Cheng sangat marah. Lalu ia pun berkata dengan sedikit sedih, "Kamu tidak percaya dengan Ayahmu?"     

Yin Tianji memeluk mayat A Zi semakin erat.     

Apa yang ia lakukan itu seolah bisa membuat A Zi bisa hidup kembali.     

"Ayah, setelah Ibu pergi tidak ada yang mengurusku. Aku setiap hari selalu berada di dalam tempat penyimpanan buku, aku selalu membaca setiap buku yang ada di sana."     

Yin Tianji tersenyum, kemudian bertanya, "Kenapa aku tidak ingat, keluarga Yin pernah memiliki dua orang warisan keturunan?"     

Sejak atasan Ma membantu ayahnya waktu itu, ia sudah tahu di antara ayah dan adik sepupunya pasti ada satu orang yang palsu.     

Ia tidak ingin memikirkan siapa sebenarnya yang palsu itu. Tapi tetap saja ia terus memikirkan hal itu, hingga pada akhirnya ia pergi ke Nan Shan dan bertemu dengan pelayan restoran.     

Setelah kembali dari Nan Shan, ia langsung mencari atasan Ma, dan dengan menggunakan identitas dirinya sebagai tuan muda sekte ia bisa memaksa atasan Ma berkata dengan jujur.     

Lalu, ia baru tahu bahwa setiap kali ayahnya mempraktekan Zhen, atasan Ma akan ada di samping dan menggunakan seni suara perutnya.     

Ia telah mencari-cari dan berhasil menemukan bukti bahwa ayahnya adalah ketua sekte palsu.     

Ayah Yin Cheng adalah ketua sekte palsu dan ia telah berbohong memiliki warisan keturunan.     

Sungguh fakta yang ironis.     

"Pantas saja, ketika aku memintamu memberikan warisan keturunan padaku, kamu selalu menolaknya. Ternyata karena kamu tidak memilikinya."     

"Wu wu wu! Wu wu wu!" Atasan Ma yang saat itu diikat di sana hanya bisa berteriak tapi tidak bisa melakukan apa-apa.     

Yin Cheng yang semula hanya terdiam kini ia mulai membuka mulutnya dan bicara, "Kamu sudah tahu."     

"Sebenarnya pasti kamu yang mengusir Adik Sepupu pergi kan, kamu juga yang membunuh Paman dan Bibi kan? Benar-benar memalukan…" Yin Tianji sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum sinis, ia benar-benar merasa sangat menyesal, "Bisa-bisanya aku menjadi putramu."     

"Yin Tianji!" Yin Cheng tampak sangat marah, ia dengan kesal berteriak, "Semua ini demi kamu! Apa kamu tidak ingin menjadi ketua sekte? Kamu kira apa yang kamu miliki sekarang itu semuanya karena turun dari langit? Apa kamu tahu jika saat itu bukan karena aku, kamu sampai saat ini masih tetap akan menjadi seorang murid inti saja!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.